Kini septyan dan Anastasya tengah berjalan menghampiri ayah Anastasya yang sedang menemui beberapa tamu undangan.
"Ayah." Panggil Anastasya.
Ayah anastasya yang mendengar putrinya memanggil langsung meminta izin kepada tamu undangan.
"Tasya, ada apa sayang." Ucapnya sambil menghampiri putrinya itu.
"Enggak ayah. Tasya cuman mau izin untuk ke kamar." Ucap anastasya.
"Tentu sayang." Jawab ayahnya. Lalu matanya melihat pria yang ada di samping putrinya itu. "Dan ini siapa?"
"Saya septyan. Om." Ucap septyan.
"Septyan? Ah, yang pernah menolong tasya?" Ucap ayah tasya.
"Iyah, om." Jawab septyan.
"Maaf saya tidak mengenalimu karena kau sangat berbeda." Ucapnya. Dan septyan hanya tersenyum sebagai jawaban.
"Ayah, tasya pamit ke kamar dulu." Ucap anastasya.
"Iyah sayang." Jawab ayahnya.
"Septyan, aku pamit dulu yah. Makasih untuk hari ini, dan semoga kau menikmati pestanya." Ucap Anastasya.
"Iyah." Jawab septyan.
Lalu Anastasya pergi ke kamarnya di tuntun oleh simbok, sebenarnya anastasya ingin berlama-lama di pesta tapi dia sudah mulai mengantuk jadi dia memutuskan untuk segera pergi ke kamarnya.
Kini hanya ada septyan dan ayah anastasya.
"Khem, septyan."
"Iyah. Om."
"Sekarang kau kerja apa?"
"Saya hanya menjadi pengamen jalanan om."
"Hem, sangat sayangkan sekali, kau punya wajah tampan tapi hanya menjadi pengamen jalanan."
"Mau bagaimana lagi om, modal tampan saja sekarang tak cukup untuk cari pekerjaan."
"Hem, aku dengar dari tasya. Kau memiliki suara yang bagus."
"Hehehe, tidak terlalu bagus."
"Gimana kalau begini saja. Saya memiliki sebuah caffe di dekat sini. Tapi caffe itu kurang ramai."
"Jadi?"
"Saya ingin kau menjadi penyanyi di caffe milik saya. Karena kau memiliki wajah yang tampan dan suara yang bagus. Mungkin saja caffe itu bisa banyak pengunjungnya."
"Om, serius."
"Kapan saya bercanda."
"Terimakasih om."
"Sama-sama, dan ini alamat caffenya besok kau bisa ke sana."
"Baik, om. Saya akan ke sana."
"Kalau begitu, saya tinggal dulu yah." Ucap ayah anastasya sambil berjalan meninggalkan septyan.
Rasa senang tak dapat di tutupi lagi dari wajah septyan, lalu septyan langsung pergi meninggalkan rumah anastasya. Karena untuk apa dia berlama-lama di tempat itu. Toh, anastasya juga sudah kembali ke kamarnya.
Di sepanjang jalan menuju rumahnya, tak henti-hentinya septyan senyum-senyum sendiri. Dan tak sedikit orang menatapnya aneh karena tersenyum sendiri layaknya orang gila.
Entah mimpi apa semalam, dia tak menyangka jika dirinya akan mendapatkan pekerjaan meski hanya penyanyi caffe setidaknya dia memiliki pekerjaan yang tak perlu membuat dirinya di hina oleh orang lain.
Tak terasa kini septyan sudah sampai di rumah miliknya, sambil membuka pintu. Terlihat ihsan teman septyan tengah tertidur pulas di atas karpet yang sudah usang.
"Woy, bangun woy." Teriak septyan yang membuat ihsan langsung terbangun.
"Apaan sih sep, ganggu orang lagi tidur aja." Omelnya.
"Hehehe."
"Kamu dari mana pake baju rapih kaya gitu." Tanya ihsan heran tak kala melihat sahabatnya itu memakai pakaian yang sangat bagus.
"Gak perlu aku jelasin, intinya aku mau ngomong sesuatu."
"Ngomong apa?"
Lalu septyan mendekatkan dirinya pada ihsan.
"Stop woy, stop. Kalau kamu mau ngomong kamu itu suka sama aku. Sorry sep aku nolak. Aku masih normal." Ucap ihsan sambil menjauhkan tubuhnya dari septyan. Lalu sebuah jitakan melayang tepat ke atas kepala ihsan.
"Pikiranmu itu san-san. Aku cuman mau ngomong kalau aku udah dapet kerjaan."
"Yang bener sep, kerjaan apa?"
"Jadi penyanyi caffe."
"Bos caffe mana yang mau nerima kamu sep?"
"Itu ayahnya Anastasya."
"Oh, pantesan."
Dan septyan hanya tersenyum menanggapi ucapan ihsan. Lalu tak beberapa lama septyan mengajak ihsan untuk segera tidur karena besok merupakan hari baru baginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Pipit Masriah Mobarok
panggilan buat septyan , Asep ajah
2021-10-19
0
Rihan Jamaien
ajakin ikhsan donn Septyan kan karibnua😊😊😊
2021-09-21
0
Mardiatun Atun
semonga sabrina bahagia
2021-09-04
0