Kini septyan dan anastasya sudah berada di taman kota sebelah barat, dan benar dugaan septyan ternyata banyak pengunjungnya. Lalu septyan mengajak anastasya duduk pembatas air mancur bersama sengan anastasya.
Lalu septyan mengeluarkan gitarnya dari sarung gitar. Kemudian sarung gitar tersebut di simpan di depannya.
"Kau mau nyanyi apa?" Tanya septyan.
"Apa yah?" Lalu anastasya memikirkan lagu yang ingin dia nyanyikan. Lalu anastasya teringat akan lagu jawa yang selalu dia dengarkan bersama simbok. "Bagaimana kalau lagu jawa?"
"Kau bisa lagu jawa?"
"Bisa kok."
"Ya udah judul lagunya apa?"
"Kartonyono medot janji."
"Wih, oke deh." Lalu septyan memainkan senar gitar miliknya dan kemudian anastasya pun bernyanyi.
****Kok kebangeten men
Sambat belas raono perhatian
Jelas kubutuh atimu
Kubutuh awakmu
Kok kebangeten men
Loro ati iki
Tambarno karo tak nggo latihan
Sok nek wes oleh gantimu
Wes ra kajok aku
Mergo wes tau, wes tau jeru
Mbien aku jek betah
Suwe suwe wegah
Nuruti kekarepanmu
Sansoyo bubrah
Mbiyen wes tak wanti-wanti
Ojo ngasi lali
Tapi kenyataanya pergi
Kartonyono ning Ngawi medot janjimu
Ambruk cagak ku nuruti angen angenmu
Sak kabehane wes tak turuti
Tapi malah mblenjani
Budalo malah tak duduhi dalane
Metu kono belok kiri lurus wae
Rasa nyawang sepionmu sing marai ati
Tambah mbebani
Mbien aku jek betah
Suwe suwe wegah
Nuruti kekarepanmu
Sansoyo bubrah
Mbiyen wes tak wanti-wanti
Ojo sampe lali
Tapi kenyataanya pergi
Kartonyono ning Ngawi medot janjimu
Ambruk cagak ku nuruti angen angenmu
Sak kabehane wes tak turuti
Tapi malah mblenjani
Budalo malah tak duduhi dalane
Metu kono belok kiri lurus wae
Rasa nyawang sepionmu sing marai ati
Tambah mbebani****
Prok... Prok... Prok..
Terdengar suara tepuk tangan dari para pengunjung yang datang ke taman tersebut.
"Kok suara tepuk tangannya banyak? Emang banyak orang?" Tanya anastasya.
"Iyah, banyak banget hampir semua pengunjung taman melihatmu menyanyi."
Terlihat Anastasya tersenyum malu, lalu orang-orang yang melihat Anastasya menyanyi langsung memberikan uang pada sarung gitar yang sudah di sediakan oleh septyan.
Terlihat Anastasya hanya tersenyum, meski dia tak bisa melihat tapi dia bisa merasakan kebahagiaan.
Kini septyan menatap senang uang yang Anastasya dan dirinya hasilnya selama menjadi pengamen jalanan belum pernah septyan menghasilkan uang sebanyak ini.
"Tasya, kita menghasilakan uang yang banyak." Ucapnya senang.
"Emang berapa?"
"Bentar aku hitung dulu."
Lalu septyan menghitung uang yang ada di sarung gitar tersebut. "Ada 300 ribu."
Dan Anastasya hanya tersenyum sebagai jawaban. "300 ribu di bilang banyak, bagiku itu tak ada apa-apanya." Ucap Anastasya dalam hatinya.
Lalu septyan menyerahkan uang yang tadi mereka hasilkan. "Ini."
"Apa ini?"
"Ini uang yang barusan kita hasilkan, aku membagi dua jadi kau 150 dan aku 150."
"Tak usah, untukmu saja."
"Aku tak mau memakan uang orang lain."
"Aku di sini hanya membantumu saja dan aku tak perlu di bayar."
"Tidak, uang ini kita hasilkan bersama jadi hasilnya juga harus di bagi dua. Meski mungkin kau tak membutuhkannya tapi kau harus menerimanya." Lalu septyan menarik tangan anastasya dan langsung menyimpan uang tersebut ke tangan anastasya. Dengan terpaksa anastasya menerima uang tersebut.
"Tasya?"
"Apa?"
"Tidak jadi."
"Kok gitu?"
"Makan yu." Ajak septyan.
"Makan kemana?"
"Kemana yah? Kamu suka baso gak?"
"Suka."
"Kita makan baso aja, gimana? Aku yang traktir sekarang."
"Wih, yang lagi banyak uang. Oke deh."
Lalu septyan kembali menuntun Anastasya, perjalanan menuju tempat yang di tuju cukup memakan waktu lama karena anastasya dan septyan lebih memilih jalan kaki dan selama itu pula mereka berpegangan tangan yang membuat keduannya gugup satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Rihan Jamaien
hayooo wis mulai deg degan🥰🥰🥰
2021-09-21
0
Lisa Rerare Tanjung
dibagian nyanyi aku skip thor...kelamaan baca yg selnjutnya 🙏🙏🤭
2021-08-27
0
Isya Wulan Sari
lo senh nulis iki wong jowo ketonane 😆😆❤❤
2021-07-28
0