Sudah 2 minggu anastasya berada di rumah sakit dan hari ini dia menunjukkan tanda-tanda membaik, luka-lukanya juga sudah mulai sembuh sebagian.
Kini dokter akan membuka perban yang menutupi kedua mata anastasya, terlihat ayah anastasya tak kuasa melihat ekspresi anaknya nanti jika mengetahui kebenarannya.
Flasback on.
Terlihat pak firdaus tengah berada di ruangan dokter yang menangangi anastasya.
"Maaf pak firdaus, sebelumnya saya harus menyampaikan kabar buruk ini pada anda." Ucap dokter itu.
"Kabar buruk apa dok?" Tanyanya.
"Karena kecelakaan yang menimpa putri anda sangat parah, terlebih lagi di bagian kepala dan oleh sebab itu saraf mata milik putri anda mengalami kerusakan dan putri anda akan mengalami kebutaan." Jelas dokter tersebut.
Bagaikan di sambar petir saat siang hari, begitulah ungkapan kata yang tepat untuk pak firdaus. Dia tak mampu melihat putrinya harus menderita tapi apalah daya ini sudah tadir dari yang maha kuasa.
Flasback off.
Kini terlihat sebuah senyuman terukir di wajah anastasya, dan perlahan perban yang menutupi matanya berhasil di lepaskan. Lalu perlahan anastasya membuka matanya tapi dia terlihat kebingungan.
"Ayah kenapa lampunya di matikan?" Tanya anastasya karena semua terlihat gelap di matanya.
"Lampunya menyala sayang." Ucap pak firdaus.
Seketika tubuh anastasya langsung bergetar, "Apa maksudnya ini ayah? Apa aku buta." Tanya anastasya yang mulai panik.
"Iyah sayang." Ucap pak firdaus.
Seketika anastasya langsung panik, dia meraba-raba kesekeliling tempatnya berada. "Aku tak mungkin buta ayah, tak mungkin." Teriak anastasya histeris. Lalu pak firdaus langsung memeluk anastasya dan berusaha menenangkan putrinya.
Dunia anastasya bagaikan runtuh, dia harus bagaimana. Dia tak akan bisa melanjutkan kuliahnya dan tak akan bisa melihat keindahan seluruh dunia yang selalu ingin dia lihat dari dulu tapi semua impiannya hancur dalam seketika.
Sudah 3 hari berlalu.
Kini anastasya sudah bisa pulang ke rumahnya, dia kini tengah duduk termenung di tepi ranjang miliknya sambil menggenggam tongkat yang tak pernah lepas dari tangannya.
Anastasya juga sudah mendengar kabar tentang di usirnya sabrina dari rumahnya karena dia ketahuan berselingkuh dengan satria, setidaknya anastasya sangat bersyukur karena dia mendapatkan pembalasan atas perbuatannya.
"Non tasya." Panggil simbok.
"Iyah mbok." Jawab tasya sambil meengarahkan kepalanya pada arah suara simbok.
"Ini mbok bawakan sarapan untuk non tasya, makanan kesukaaan non." Ucapnya sambil duduk di sambil anastasya.
"Makasih mbok." Ucap anastasya.
"Iyah non sama-sama, biar mbok suapin yah."
Lalu simbok menyuapi anastasya dengan makanan kesukaannya yaitu soto.
Di tempat lain...
Di pinggir jalan terlihat seorang pria tengah membawa gitar miliknya meski bukan gitar yang bagus tapi gitar itu merupakan alat untuk di mencari nafkah.
Dia selalu naik dari satu bis ke bis yang lain untuk mencari uang. Yah, dia merupakan seorang pengamen jalanan. Dengan celana jeans hitam yang cukup kotor, kaos panjang berwarna hitam dan sebuah topi yang di gunakan.
Terlihat sebuah senyuman bahagia setiap kali dia menyanyikan lagu-lagu di bis-bis atau di trotoar jalan, meski banyak orang yang memandangnya rendah tapi dia tak peduli.
Kini pria itu tengah duduk di trotoar jalan sambil memegangi gitar miliknya, sesekali dia melihat banyak orang yang memiliki nasib yang lebih baik dari dirinya. Kadang dia sangat iri dengan yang orang lain miliki tapi dia percaya semua yang dia alami sekarang adalah sebuah takdir yang sudah di tentukan.
"Septyan." Panggil seseorang.
Dan yang di panggil langsung menoleh ke arah sumber suara. "Hey, ihsan." Sapa septyan.
"Gimana udah dapet banyak?" Tanya ihsan pada septyan.
"Baru 25 ribu." Jawabnya.
"Lumayan, ya udah aku pergi dulu yah." Ucap ihsan.
"Kemana?" Tanya septyan.
"Gamen lagi." Jawabnya.
Kemudian ihsan langsung pergi dan menaiki sebuah bis, lalu septyan langsung berjalan pulang menuju rumahnya yang ada di kawasan kumuh, mungkin tak pantas untuk di sebut rumah tapi yang terpenting bisa di tempati.
Sesekali septyan ingin mencari pekerjaan lain tapi apalah daya dia hanyalah lulusan SMP, dan di kota besar seperti di jakarta ini sangat susuh mencari pekerjaan dengan terpaksa dia menjadi pengamen. Bermodalkan sebuah gitar butut dan suara yang merdu dan juga wajah yang bisa di bilang lumayan tampan untuk kalangan rakyat jelata sepertinya.
Kini septyan sudah berada di depan rumahnya, lalu di membuka pintu dan langsung menyimpan gitar miliknya. Lalu dia merogoh saku celananya.
"Lumayan buat makan hari ini." Ucapnya.
Septyan paling hanya membeli mie instan dan meminta pemilik warunya untuk merebus mienya karena pemilik warung itu sudah mengenal septyan jadi dia dengan senang hati membantu septyan. Dan sisanya selalu dia sisihkan untuk masa depannya nanti dan juga untuk membayar tagihan listrik.
Lalu septyan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sudah usang tapi yang terpenting masih bisa di pakai. Orang tuanya sudah lama tiada dan dari kecil dia sudah harus bating tulang sendiri mencari uang, dan dia sangat bersyukur karena masih bisa bersekolah sampai SMP karena jika mengingat keadaan ekonominya dia tak sanggup jika harus bersekolah sampai SMP tapi karena tekad dan keteguhan hatinya dia bisa menlatutkan sekolah meski hanya sampai SMP.
Merasa lelah septyan memilih untuk segara tertidur, lalu dia memejamkan matanya dan terlelap dalam mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Nur cahaya
keren ceritanya krn disini bukan menceritakan seorg lelaki CEO tp kalangan sederhana,, apa nanti septyan jodohnya anastasya...?
2023-05-14
0
KEIRANIA
ngena banget ini mah
2022-04-29
0
Lusiana_Oct13
eh ibu tirinya di usir sekalian gk tuh percuma klo cm ngusir sabrina karna ibu tirinya juga jahat sama ank mu pak firdaus
2022-03-10
0