Cinta Si Gadis Buta
Hari-hari berjalan seperti biasanya, terlihat seorang gadis tengah meregangkan otot-ototnya yang kaku.
"Sudah pagi." Ucapnya sambil melihat jam yang ada di dingding kamarnya.
Lalu dengan setengah kesadaran yang baru terkumpul Anastasya langsung berjalan menuju kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya yang di rasa sangat lengket.
Tak beberapa lama anastasya sudah keluar dari dalam kamar mandi menggunakan sehelai handuk yang menutupi bagian tertentu dalam tubuhnya.
Lalu dia berjalan ke arah lemari dan mengambil pakaian yang cocok untuk di gunakannya hari ini, karena sekarang dia tidak ada jadwal kuliah maka anastasya lebih memilih diam di rumah.
Setelah selesai berpakaian anastasya langsung keluar dari dalam kamar miliknya dan segera turun untuk sarapan bersama anggota keluarganya yang lain.
"Pagi mbok." Sapa anastasya pada simbok yang tengah menyiapkan sarapan.
"Pagi non."Jawabnya.
Lalu Anastasya duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan tersebut, tak beberapa lama datang ayah, ibu tirinya dan juga adik tirinya.
"Pagi ayah, pagi tante." Sapa anastasya.
"Pagi juga sayang." Balas ayah anastasya seraya tersenyum. Sementara ibu tirinya hanya menatap tak suka pada anastasya.
Yah, anastasya memanggil ibu tirinya dengan sebutan Tante karena dia belum terbiasa juga harus memanggilnya dengan sebutan ibu.
Setalah semua hidangan sudah siap, kemudian mereka langsung memulai sarapan pagi dengan penuh ketenangan karena itu peraturan keluarga Vallensia.
Sementara Anastasya menikmati sarapannya dengan tenang sedangkan Sabrina adik tiri anastasya menatapnya tak suka.
Lalu tak beberapa lama acara sarapan pagi pun telah selesai dan ayah anastasya langsung pergi ke kantor untuk bekerja.
Dan sekarang di sinilah anastasya di rumah besar nan mewah bersama dengan dua harimau betina yang siap menerkamnya kapan saja.
"Hey, kau!" Panggil sabrina. Tapi anastasya tak menoleh. "Aku panggil gak ngejawab dasar budeg." Maki sabrina.
Lalu anastasya menatapnya malas. "Aku punya nama."
Kesal dengan jawaban anastasya, sabrina langsung berjalan meninggalkan anastasya.
"Dasar cewek aneh." Gumam anastasya.
Tring, tring, tring.
Terdengar suara pesan masuk ke handphone anastasya dan ternyata dari kekasih tercinta Satria kusmojo, satria merupakan kekasihnya selama 2 tahun terakhir ini dan juga merupakan menajer pemasaran di perusahaan ayahnya anastasya.
"Sayang."
Terlihat sebuah senyuman terukir saat membaca pesan dari satria.
"Iyah sayang, ada apa?" Balas anastasya.
"Aku kangen."
"Aku juga."
"Tapi aku gak bisa nemuin kamu minggu ini, biasa banyak kerjaan di kantor."
"Iyah, gak papa aku ngerti kok."
"Syukurlah kalau kamu ngerti, udah dulu yah. Aku mau kerja lagi. Nanti aku chat lagi."
"Baiklah."
Lalu anastasya langsung menyimpan handphonenya di dadanya, dia sangat senang bisa memiliki kekasih seperti satria yang sangat perhatian padanya.
Kini Anastasya memilih berjalan ke kamar miliknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Bosen." Ucap anastasya.
Lalu dia mengambil handphone miliknya dan menelpon teman terdekatnya Talita.
"Hallo ta, kamu dimana?" Tanya anastasya.
"Aku di rumah." Jawab talita.
"Keluar yu." Ajak anastasya.
"Oke deh, sekalian ada yang mau aku omongin sama kamu." Ucap talita.
"Soal apa?" Tanya anastasya.
"Nanti aja kalau kita udah ketemu." Jawab talita.
"Oke deh."
Lalu anastasya langsung menutup panggilan tersebut, dan dia segera bersiap untuk bertemu dengan talita.
Skip.
Kini anastasya sudah berada di sebuah caffe karena dia sudah janjian dengan talita dan tak beberapa lama orang yang di tunggu akhirnya muncul juga.
"Maafnya, buat kamu nunggu lama." Ucap talita.
"Gak papa kok, slow aja."Jawab anastasya.
Lalu talita mendudukkan bokongnya di samping anastasya.
"Tasya." Panggil talita.
"Apa?" Jawabnya sambil meminum minuman yang tadi dia pesan.
"Aku mau ngomong sama kamu tapi aku takut kamu gak percaya terus marah sama aku."
"Emang kamu mau ngomong apa?"
"Tapi janji yah, jangan marah. Aku cuman kasihan aja sama kamu."
"Ya udah aku janji, emang mau ngomong apa?"
"Aku beberapa kali suka lihat sabrina sama satria keluar masuk hotel bersama."
Seketika Anastasya langsung tersedak minuman yang tadi di minumnya.
"Khuk, khuk, khuk..."
"Kamu gak papa tasya."
"Gak papa kok, yang kamu ucapin ini bener?"
"Masa aku bohong sih, tapi itu terserah kamu mau percaya atau tidak."
"Tapi aku ingin melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."
"Hemmm, gimana kalau kitu buntuti satria."
"Emang gak papa kita buntuti dia?"
"Iyah, kamu mau lihat gak?"
"Iyah aku mau ngebuktiin perkataanmu tadi."
"Ya udah, kita buntuti aja satria."
Lalu anastasya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Tapi kini anastasya tengah memikirkan tentang perubahan sikap satria, dia memang perhatian tapi tak seperti dulu dan dia sudah jarang menemui anastasya. Dan beberapa kali juga anastasya melihat sabrina dan satria main mata tapi anastasya selalu berpikir positip.
Kini anastasya dan talita tengah berada di depan kantor tempat satria berkerja.
"Sampai kapan kita menunggu di sini?" Tanya talita.
"Iyah sampai satria keluar." Ucap anastasya.
Lalu tak beberapa lama terlihat satria keluar dari dalam perusahaan dan langsung menaiki mobilnya.
"Itu satria, ayo cepat ikutin dia." Ucap anastasya. Lalu talita langsung tancap gas dan mengikuti mobil satria.
Kini anastasya dan talita tengah mengikuti mobil satria, sudah beberapa lama mereka mengikuti mobil satria dan mobil satria berhenti di sebuah salon, lalu keluar seorang wanita dari dalam salon itu dan langsung masuk ke dalam mobil satria.
"Itu sabrina ta." Ucap anastasya sambil mata berkaca-kaca.
"Bagaimana apa kita akan terus mengikuti mereka?" Tanya talita yang tak tega melihat anastasya menangis.
"Kita ikuti mereka, aku ingin tahu apa yang mereka lakukan di belakangku." Ucap anastasya sambil menahan isak tangisnya.
Lalu talita langsung tancap gas mengikuti mobil satria, tak beberapa lama mobil satria berhenti di sebuah hotel dan terlihat sabrina turun bersama satria dengan bergandengan tangan.
Lalu dengan langkah mengendap-endap talita dan anastasya mengikuti kemana satria dan sabrina pergi. Lalu sabrina dan satria masuk ke dalam sebuah kamar, terlihat anastasya sudah mengepalkan tangannya.
5 Menit berlalu....
Setelah menunggu 5 menit anastasya memutuskan untuk membuka pintu kamar hotel tersebut, dan beruntungnya pintu kamar hotel tersebut tak di kunci lalu secara perlahan anastasya menyentuh knop pintu dan memutarkannya. Secara perlahan pintu terbuka dan seketika mata anastasya langsung membulat di sertai air mata yang mengalir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Nur cahaya
aku mampir ya kak author🙏smga sukses dlm berkarya ya kak...
2023-05-14
0
NO NAME
.
2022-11-12
0
Agustina Kusuma Dewi
kak fauziah..
menclok sini dah ana , skrg..
setelah gigoloku seorang mafia..
lanjut semangat..😉😆
2022-06-01
0