Hutan Okira

Hutan Okira

Prolog

Suatu hari, di sebuah hutan bernama Hutan Okira, ada sekelompok mahasiswa yang ingin menyelenggarakan kegiatan perkemahan untuk memperingati hari jadi universitas. Kelompok tersebut terdiri dari tujuh orang, yaitu Angga sebagai ketua regu, sedangkan enam anggota lainnya adalah Meri, Nano, Felix, Agung, Krisna, dan terakhir Yandi.

Mereka memutuskan untuk pergi ke sana bukan tanpa alasan, mengingat yang mereka tahu bahwa hutan itu adalah hutan yang sangat indah dan mempesona yang memiliki beberapa keunikannya sendiri. Dana untuk keberangkatan juga telah dikumpulkan, sisanya hanya untuk menyiapkan barang bawaan.

"Hai Angga! Kamu adalah ketua tim untuk acara ini. Seberapa sering kamu pergi ke tempat-tempat seperti yang akan kita kunjungi?"

Agung bertanya kepada Angga tentang pengalamannya mengunjungi tempat-tempat sepi seperti hutan yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.

"Apa yang kamu takutkan, gung."

"Jika kau bertanya seberapa sering aku pergi ke tempat-tempat seperti itu, jawabannya sangat sering!"

“Malah Sebelumnya aku pernah ke puncak gunung tertinggi di Indonesia, Itu sudah jadi hal biasa bagiku."

“Sebagai pemimpin tim, sudah sewajarnya memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang hal-hal tersebut, bukan?”

Mendengar hal itu, Agung terdiam dan tidak berkata apa-apa. Seakan tak ada lagi yang bisa dikatakan pada Angga. Segera setelah Angga selesai berkemas, dia memberikan instruksi kepada teman-temannya, dan segera setelah selesai berkemas, dia naik ke bus yang telah dia sewa.

Angga kemudian meninggalkan mereka untuk menunggu mereka nanti di dalam bus. Setelah akhirnya selesai berkemas, kelimanya bergegas menuju bus untuk menemui Angga yang sudah menunggu mereka. Akhirnya Angga, Meri, Nano, Felix, Agung, Krishna dan Yandi berangkat menuju Hutan Okira. Mereka terlihat sangat bahagia dengan sikap ceria mereka saat menaiki bus, tidak menyadari bahaya yang menanti mereka di Hutan Okira.

Di dalam bus, kami berbicara satu demi satu tentang kesan kami tentang perjalanan berkemah tahun lalu. Di antaranya adalah Felix yang sudah mengikuti empat kali ekspedisi semacam ini, Nano yang baru satu kali mengikuti, Meri yang sudah dua kali mengikuti, Krisna yang sudah lima kali mengikuti, dan Yandi yang belum pernah mengikuti ekspedisi dan kemah sebelumnya begitu pula agung. Mereka berdua sama-sama pertama kali ini ikut Ekspedisi di hutan, sehingga mereka berdua selalu bertanya kepada teman-teman lain yang lebih berpengalaman tentang kegiatan berkemah ini.

Kegiatan ini untuk memperingati berdirinya universitas kami, jadi kami semua memutuskan untuk menyanyikan lagu kebanggaan universitas untuk ulang tahun ke 10 bersama.

Tidak hanya itu, salah satu dari mereka, Krisna, tampaknya membawa gitar, dan dia juga penyanyi yang sangat baik, dan Krisna bernyanyi sepanjang perjalanan ke hutan Okira di dalam bus. Tambahan instrumentasi gitar menambah kemeriahan bernyanyi di dalam bus.

Sekitar 10 jam setelah meninggalkan Universitas Atma Jaya, kami tiba di tempat tujuan yaitu Hutan Okira. Selama perjalanan, salah satunya yaitu Krisna tertidur selama perjalanan karena kelelahan bermain gitar. Mereka ingat saat itu sudah jam 4 sore, jadi mereka memutuskan untuk segera membangunkan Krisna agar tidak terlambat berangkat.

Membangunkan Krisna, yang terkenal suka tidur di kampus, tidaklah mudah. Namun pada akhirnya, semuanya berhasil berkat Angga, ketua tim dari tim perkemahan. Angga muncul dengan ide brilian yaitu dengan menggunakan sayap ayam yang dia taruh pada hidung Krisna. Krisna yang merasa geli pada area hidung akhirnya terbangun.

Perjalanan ke dalam hutan dimulai dengan Krisna yang masih setengah sadar. Pemimpin tim, Angga, akan memimpin upaya dan berada di garis depan mengarahkan rute eksplorasi mereka. Angga telah mempersiapkan hal tersebut sejak awal dengan memperoleh informasi tentang Hutan Okira dari beberapa situs ternama di Internet.

“Saya sudah menyiapkan peta rute jalan kaki melalui hutan ini,” kata Angga dengan sikap dan nada bicara seorang pemimpin.

"Kuharap! Kalian semua telah siap."

"Baik siap....!"

Kamipun lalu menyanyikan yel-yel kebanggaan universitas Kami. Untuk mengisi kesunyian yang akan Kami hadapi pada saat didalam hutan. Selama dalam perjalanan awal didalam hutan yang Kami temui hanyalah kesunyian tak berujung, tak ada satupun hewan yang bisa Kami temui di awal perjalanan.

Tekstur tanah di dalam hutan pun bisa dikatakan sangat subur karena ditumbuhi berbagai tanaman liar yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Selain itu Kami melihat semacam tanaman berbentuk melingkar dikedua batang pohonnya.

Tapi, anehnya, tidak ada satu hewan pun yang bisa Kami lihat di sana, bahkan semut saja Kami tidak melihatnya.

"Aneh! mengapa tempat ini sunyi banget ya, hawanya juga gak kalah anehnya."

"Meskipun ini bisa terbilang pertama kali bagiku ikut kegiatan camping ditengah hutan."

"Namun! Aku sudah tahu biasanya sore menjelang malam hari begini seharusnya ada banyak suara serangga, yang sering terdengar."

"Tetapi ini tidak ada satupun, aneh sekali!"

Yandi yang sejak awal perjalanan sudah merasa tidak nyaman dengan tempat itu, berpikir.

"Tidak ada yang perlu ditakuti, selama kalian mengikuti instruksi dariku, Kalian akan aman."

Angga melihat rute di peta yang di pegangnya sambil Meyakinkan kepada seluruh anggota timnya agar tak perlu takut pada kegelapan hutan.

"Baik ketua...!"

Setelah mendengar kata-kata Angga, mereka akhirnya yakin bahwa mereka akan aman selama mengikuti instruksi ketua tim. Hanya Yandi yang merasa resah dan tidak nyaman di hutan luas itu.

Setelah berjalan hampir satu jam, kami memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu, dan Angga menginstruksikan teman-teman kami untuk beristirahat di beberapa pohon besar di sekitar kami untuk menghindari hujan yang sepertinya akan segera turun.

"Teman-teman sebaiknya! Kita untuk sementara beristirahat di pohon besar yang ada disana itu sampai hujan benar-benar reda." Menunjuk ke sebuah pohon besar yang tak jauh dari tempatnya berada sekarang.

"Sebentar lagi, nampaknya hujan akan segera turun jauh lebih deras daripada ini."

Mengajak serta teman-temannya untuk segera menuju sebuah pohon besar, yang nampaknya memiliki bentuk yang sangat aneh.

"Ya Ketua...! Mengerti!"

Ucap Felix, Nano, Meli, Krisna, serta Agung yang merasa ketakutan dengan tempat asing yang belum pernah ia kunjungi pada akhirnya merasa yakin dengan yang dikatakan oleh angga, hanya Yandi yang sedari awal masuk dari hutan tadi terus-menerus merasa gelisah tiada henti melihat sekitaran hutan tersebut.

"Kenapa ya! Sedari tadi perasaanku gak enak, sama hutan ini."

“Bukan hanya pemandangan hutannya saja yang membuatku heran, tapi suasana di sekitar hutan ini juga terlihat mengerikan.”

Angga yang sedang memperhatikan Yandi yang diam menyaksikan sendirian di area pepohonan di sekitarnya sementara teman-teman lainnya mulai berlindung di bawah pepohonan, mulai meneriakinya memberikan instruksi.

"Sedang apa kau terus berdiam diri saja disana, Yandi."

"Ayo ikut bergabung dengan kami, disini!" Dengan tegas, Angga mengajak Yandi untuk bergabung dengan mereka.

Akhirnya Yandi memutuskan untuk mendekati teman-temannya yang lain.

Terpopuler

Comments

Senjana

Senjana

Memang membangunkan kebo itu susah ya wkwk

2023-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!