Saldo Rekening Pacarku
Fujiko menelan ludahnya, dirinya benar-benar ketakutan saat ini.
"Om..." ucapnya lirih kala tangan gemuk dengan kulit kecoklatan itu membelai pahanya.
Tangan pria yang sudah berusia sekitar 50 tahun itu, menyentuh dagunya mengusap bibir sang gadis menggunakan jemari tangannya. Mendekat dan semakin mendekat hendak mencium bibir sang gadis.
Seorang direktur perusahaan Jepang bernama Tenko Group, itulah profesi Ridwan. Seorang pria gemuk yang memakai pakaian lengkap.
"Ayolah, aku akan menikahimu. Jangan tegang rileks saja ..." ucapnya penuh rayu, memegang pundak Fujiko. Benar-benar warna kulit yang kontras dengan wanita blasteran Jepang-Indonesia itu.
Sang wanita terlihat pasrah, dirinya gemetar ketakutan. Haruskah menyerahkan keperawanannya demi mendapatkan suami kaya raya? Dirinya juga tidak yakin dapat menghadapi rasa takut ini setiap hari jika menikah dengan duda di hadapannya.
"Akh..." ucapnya ketakutan, berusaha menyingkirkan tangan sang pria gemuk yang semakin naik dari pahanya. Tidak ada perasaan cinta sama sekali. Bibir sang pria semakin monyong hendak mencium sang wanita original yang bahkan belum pernah berciuman.
Rahwana dan Sitha? Mungkin istilah itu yang terlihat saat ini menatap wajah keriput dengan rambut beruban sang pria.
Mobil yang sempit, membuat sang wanita semakin terpojok. Jantungnya berdegup cepat karena ketakutan, tapi dirinya harus kuat demi menjadi istri orang kaya.
Memejamkan matanya, hanya itulah yang dapat dilakukannya.
Bug!
Bug!
Bug!
Suara seseorang wanita menggedor kaca jendela mobil terdengar. Sebuah mobil terlihat terparkir di belakang mobil mereka.
"Buka! Pasangan mesum! Pelakor! B*jingan!" banyak kata-kata kasar yang diucapkan sang wanita yang mungkin berusia sekitar 40 tahunan.
Fujiko mengenyitkan keningnya, benar-benar terkejut. Pelakor? Berbagai macam hal kini ada dalam otaknya. Apa pria di hadapannya ini bukan seorang duda? Dirinya menjadi pelakor?
"Om bukan duda?" tanyanya, mendorong kepala pria beruban yang hendak menciumnya.
"Belum sayang, demimu aku akan menceraikan istriku dan meninggalkan anak-anakku," ucap Ridwan seolah-olah tidak mempedulikan istrinya. Kembali memayunkan bibirnya, tangannya bahkan merayap lebih keatas lagi, mengusap-usap paha Fujiko.
Gadis yang benar-benar kesal, dirinya memang materialis tapi tidak akan merebut milik wanita lain. Pintu mobil dibukanya, segera keluar, membuat pria itu memanyunkan bibir di hadapan istrinya.
"Bagus ya? Kamu berselingkuh!" Bentak sang wanita dengan wajah full make up itu.
"Aku mencintainya!" Ridwan keluar dari mobil. Hendak menarik Fujiko yang berusia setengah dari usianya. Sekitar 25 tahun.
"Aku tidak mau menjadi pelakor! Dia membohongi---" Kata-kata Fujiko terhenti.
Plak!
Wanita itu menampar pipi sang gadis dengan cukup kencang. Wanita mana yang tidak emosi, kala dirinya mengurus anak-anaknya yang akan wisuda. Suaminya malah berselingkuh dengan wanita muda.
Fujiko meraba pipinya yang terasa kebas.
"Dasar pelakor! Kamu juga seorang wanita! Bagaimana jika kamu yang diselingkuhi! Bagaimana jika ayahmu lebih memilih wanita lain yang lebih muda!" Bentak sang wanita mengepalkan tangannya dalam tangisan.
"Aku tidak menyukai si gemuk beruban! Om! Kembali sana! Sudah gemuk, beruban, bau tanah, nyusahin!" Berbagai macam hinaan dilontarkan Fujiko. Tidak ingin dirinya terlibat sebagai orang ketiga.
"Aku mencintaimu sayang! Kamu terlalu baik, karena itu ingin aku kembali pada si buluk ini! Aku tidak akan kembali padanya. Aku mencintaimu!" Ridwan memeluk Fujiko secara paksa. Wanita yang meronta bingung harus bagaimana.
"Kalian pasangan hina! Laknat!" Teriak wanita itu memukul-mukul punggung suaminya yang memeluk wanita keturunan Jepang itu erat.
"Lepas!" Fujiko meronta, ingin menangis rasanya. Mengapa dirinya dapat terlibat masalah seperti ini?
"Ya Tuhan, tolong aku, aku memang ingin suami kaya. Tapi aku tidak ingin menjadi pelakor. Masih ada banyak jomblo di luar sana ya Tuhan...Aku tidak ingin mengorbankan nama baikku hanya untuk kambing tua yang senang dengan daun muda..." batinnya masih berusaha lepas dari pelukan sang pria.
Hingga pertolongan itu datang. Seorang pria rupawan yang keluar dari tempat kost kumuh tempat Fujiko tinggal.
Bug!
Pria itu ditariknya, roboh dengan satu pukulan yang dilayangkannya. Tangan gadis itu diraihnya merangkul bahu sang gadis. Benar-benar adegan romantis, jantung gadis itu berdegup lebih cepat. Kesulitannya untuk bernapas rasanya, sekaligus rasa nyaman yang menyebar.
"Pelakor?Dia bukan pelakor, kami sudah lama menikah." Ucap pemuda itu penuh senyuman.
Raka, itulah namanya. Benar-benar terlihat keren jika tidak menyadari pakaiannya. Hanya kaos kutang, celana pendek dan sandal jepit dasar putih dengan tali hijau.
"Kalian sudah menikah? Tapi Fujiko bilang dia masih singel! Kamu pasti berbohong kan?!" bentak Ridwan.
Raka tersenyum menghina, aura dingin yang terpancar dari pemuda berpakaian rumahan itu. Benar-benar mengintimidasi, bahkan melebihi seorang CEO perusahaan yang mengadakan rapat evaluasi bulanan.
"Sudah, kami sudah menikah selama dua tahun. Berani-beraninya kamu merayu istriku. Ingin aku mengambil pisau di rumah, kemudian mengeluarkan ususmu?" tanya Raka, mencengkeram pipi Ridwan.
Wanita yang mungkin merupakan istri Ridwan itu terlihat gugup. Beringsut mundur, pemuda yang memiliki tatapan tajam membunuh.
"Dan kamu! Jaga suamimu baik-baik. Jika dia berani menggoda istriku, aku akan benar-benar mengeluarkan ususnya," peringatan dari Raka.
"I...iya..." Entah kemana hilangnya keberanian dan kemarahan wanita itu. Mungkin karena insting bertahan hidupnya membuatnya ketakutan.
"Ayo kita pulang!" Ucap Raka menarik jemari tangan Fujiko.
Pasangan muda yang benar-benar romantis. Tapi apa benar?
*
Fujiko mengenyitkan keningnya melihat tetangga kostnya menggeledah isi dapurnya. Hingga menemukan sebungkus mie instan dan telur. Bagaimana rumahnya sendiri, Raka bahkan tanpa malu menyalakan kompor.
"Aku pinjam mie instan, telur dan gasmu." Ucap pemuda pengiritan itu tersenyum, menampakan deretan giginya yang putih ala iklan Pepsodent.
Fujiko hanya dapat memijit pelipisnya sendiri. Inilah sosok asli dari Raka tetangga kostnya. Memakai handphone android murah di tangannya. Mungkin hanya sebuah laptop murah yang menjadi barang berharga di kamar pemuda tersebut.
Entah apa profesinya, ketika ditanyakan Raka hanya akan mengatakan ghost writer, penulis online yang tidak menggunakan nama asli. Penghasilannya? Katanya hanya 900.000 per bulan. Tapi diluar itu katanya dirinya juga memiliki pekerjaan iseng. Hidup hemat seperti ini.
Menggaruk-garuk kakinya sambil memakan mie instan. Sesekali melihat ke arah handphonenya terlihat konsentrasi.
Entah apa perkejaan sampingannya. Tapi bisa aku perkirakan selain ghost writer, penghasilan sampingannya paling juga menghasilkan dibawah 1 juta rupiah. Benar-benar pemuda yang tidak memiliki masa depan cerah.
"Kamu pria, cari profesi lain. Kenapa tetap memaksakan dengan pekerjaanmu sekarang?" tanya Fujiko, pada sang pemuda yang sering masuk ke tempat kostnya tanpa ijin.
"Aku pinjam kamar mandimu. Sabunku habis," ucapnya seakan-akan tidak mempedulikan kata-kata Fujiko. Tetap makan sembari mengetikkan pesan di handphone android murah miliknya.
"Sabun habis, ya beli!" bentak Fujiko tidak tahan lagi rasanya memiliki tetangga seperti ini.
Pemuda yang tiba-tiba bangkit, memojokkan sang gadis ke dinding."Aku belum gajian..." bisiknya. Benar-benar membuat Fujiko tidak dapat berkata-kata, menelan ludahnya sendiri.
"Mandi sana!" Fujiko yang gelagapan mendorong tubuh Raka.
Sang pemuda yang tersenyum simpul, menghabiskan mie instan miliknya. Setelah mengirimkan pesan pada CEO Tenko group. Tempatnya menginvestasikan lebih dari puluhan juta dollar.
'Pecat karyawan bernama Ridwan, dengan alasan pelanggaran kode etik.'
Itulah pesan yang ditulisnya. Pemuda yang meraih handuk milik Fujiko, memasuki kamar mandi menggunakan sabun batangan yang sama dengan sang gadis.
Siapa sebenarnya Raka? Seorang ghost writer tidak terkenal. Yang menyimpan banyak rahasia, mencium aroma sang gadis dari sabun batangan yang dipakainya. Benar-benar pemuda aneh yang tidak tahu malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Syaquilla Mbull
ya ampun Thor karya mu keren2
2024-09-28
1
saiLor_moon
thor,,, karyamu kok keren si,, baru baca 2 karyanya,, hebatlah
2024-01-15
0
Armisyah1
selalu ku tunggu meskipun aku baru nongol 🤭
2023-03-04
2