Suami Pengecut

Di dalam bis ...

Reniva duduk di bangku paling belakang, dia terlihat sangat gelisah, sudah berulangkali menghubungi sang suami, tapi tak mendapatkan jawaban apapun.

"Huft, akhirnya kau menghubungiku aku juga," ucap Reniva tenang.

"Aku sudah putuskan untuk menikah lagi, silahkan pergi jika tak setuju," jawab sang suami dengan teganya.

Reniva tak akan membiarkan ini terjadi, dia akan berusaha keras untuk mempertahankan rumah tangganya.

Dia tidak setuju dengan perpisahan, dia tidak menyukainya.

"Ricky! apa maksudnya? kau sudah mendapatkan segalanya dan masih ingin menikah? kau mau menduakan aku?"

"Iya, aku sudah menduakan kau sejak lima tahun lalu. Harta kedua orang tuamu menjadi milikku, kau tidak akan mendapatkan bagian sama sekali."

"Suamiku, apakah kau sadar dengan apa yang kau katakan itu! kau telah berkhianat kepada orang tuaku, juga ayah dan ibumu. Aku terima jika selama ini tidak pernah kau sentuh, tapi coba kau pikirkan lagi, hati mereka pasti hancur saat mengetahui kau telah menjadi pria yang berbeda."

"Masa bodoh dengan semuanya, jika tidak mau aku madu, kau bisa pergi."

Panggilan telepon itu tiba-tiba berakhir.

Sang istri berada di dalam dilema yang sangat luar biasa, di sini lain, Reniva harus menjaga perasaan kedua orang tua serta mertuanya.

Sedangkan di sisi lain, dia tidak tahan lagi.

Sikap Ricky tidak mencerminkan pria sejati.

Sang suami bahkan membuat hidupnya menjadi semakin terpuruk.

Sang wanita berada dalam kekalutan yang tak terkira, hingga dia merasa ada seorang pria yang sedari tadi memperhatikannya, pria itu duduk di sampingnya.

"Kau adalah wanita yang tadi dicampakkan itu kan?" ucap seorang pria yang baru saja duduk di samping Reniva.

Reniva tak peduli, dia hanya menatap ponselnya dan menunggu panggilannya di respon lagi oleh Ricky.

"Jika kau terlibat dengan pria kurang ajar seperti itu, harusnya kau tinggalkan saja, untuk apa kau bersusah payah berjuang?"

Reniva tak menjawab, dia masih dalam kondisi yang cukup membingungkan.

Panggilan telepon itu akhirnya di jawab, tapi bukan suara seorang Ricky, ini seorang gadis.

"Halo, siapa kau? dimana suamiku?" tanya Reniva.

Wanita itu sudah was-was.

Hingga pertanyaannya langsung di jawab dengan berani oleh si suara wanita tadi.

"Aku calon istrinya, apakah kau istri sah? maaf, aku yang menang."

Deg!

Jantung Reniva seperti berhenti berdetak, rasanya bahkan sampai ke ubun-ubun detaknya itu.

Reniva tak paham dengan semua yang ada dihadapannya dan berusaha tetap tegar.

"Oh, berikan informasi padanya kalau istri sah menelfon. Aku butuh dia pulang ke rumah. Katakan dengan nada lembut, suamiku tidak suka wanita bar-bar."

Tut ... tut ... Tut ....

Panggilan telepon itu berakhir.

Remuk sekali rasanya hati Reniva, dia tak menyangka akan mendapatkan pukulan yang tepat sasaran.

"Kau tahu sendiri, suamimu sudah kasar, lalu dia berselingkuh. Bahkan ingin menikah lagi sepertinya, apakah kau akan bertahan dengan pria macam itu?"

Sang pria terus memprovokasi Reniva, tapi dia bukan tipe wanita dengan jenis ini.

Dia hanya akan berjuang demi kebahagiaan keluarganya, meski sang suami tak pernah menganggapnya ada, setidaknya Reniva pernah berjuang.

"Kau bersamaku saja. Tidak perlu terlalu serius menghadapi pria tidak masuk akal seperti itu. Tinggalkan dia, berikan aku kesempatan untuk masuk ke dalam hatimu."

Sang pria dengan nada percaya diri mengatakan semua itu, sebuah perasaan yang tidak bisa di redam lagi.

Pria yang terlihat sama dengan pria yang di temui di restoran, membuat Reniva curiga.

"Siapa kau? apakah kau sengaja mengikuti aku?"

"Tidak, hanya saja aku suka padamu. Aku ingin kau menjadi kekasihku."

"Cih, lelucon apa ini? kau pergilah! aku bukan wanita baik, jadi tidak perlu berharap banyak dari ku. Kau dengar sendiri, aku bahkan dicampakkan, tapi tetap mengejarnya. Aku bisa saja bercerai. Namun, ayah dan ibu, ibu mertua? almarhum ayah mertua? apa yang akan aku ceritakan kepada mereka? mereka sangat ingin aku bersama Ricky, apakah aku harus egois?"

Air matanya tak sengaja mengalir dengan derasnya, suaranya juga bergetar.

Reniva sangat terpukul, tapi berusaha untuk tetap tegar.

Hingga bis itu berhenti di halte yang dekat dengan rumahnya.

Saat sang wanita ingin turun dari bis itu, sang pria memberikan kartu nama, lalu berkata.

"Kau bawa kartu namaku, jika kau butuh bantuanku untuk menghempaskan suamimu ke dasar jurang, kau bertemu dengan orang yang tepat."

Tawaran ini, tidak digubris, Reniva membuang kartu nama milik pria asing ke luar jendela.

Setelah itu, mereka berpisah.

Sang pria tak ikut turun, karena tipe wanita ini, bukan wanita sembarangan, harus ada trik khusus mendekatinya.

"Aku tertarik dengan wanita seperti ini, akan aku tunjukkan pesonaku, memangnya hanya dia yang berkharisma? kau akan mengemis cinta padaku sayang. Kau akan memintaku untuk bersamamu," ucap Jack.

Di sisi lain, Reniva yang merasa hancur, mencoba untuk menahan semua perasaan itu.

"Aku tidak boleh bersedih saat sudah berada di rumah. Ibu akan memikirkan hal yang tidak-tidak," cetus Reniva yang kelewat polos itu.

Dia bahkan paham arti cinta sang suami yang tak pernah untuknya, namun, dia tak cukup kuat melihat kesedihan kedua orangtuanya.

...

Rumah mertua Reniva ....

Sang gadis kini sudah berada di rumah mertuanya, dia mengusap air matanya dan selalu tersenyum.

"Ren? dia mau pulang?" tanya sang ibu mertua.

"Oh, Ricky masih ada pekerjaan, besok lagi dia akan pulang," jawab Reniva berbohong.

"Oh, oke."

Sang ibu mertua tak sengaja menatap wajah Reniva, dia melihat banyak kesedihan di tatapan mata itu.

"Ren? kau menangis?"

"Tidak ibu."

"Jangan berbohong."

"Tidak, aku hanya lelah. Oh ya bu, aku masuk ke dalam dulu ya?"

Sang ibu mertua mencegah Reniva.

"Apakah dia pergi dengan wanita lain?"

Reniva tidak akan mengatakan apapun pada sang ibu.

Dia masih memiliki hati.

"Tidak, Ricky hanya sedang sibuk saja. Dia tidak memiliki wanita lain. Ibu tahu kan, Ricky anak yang baik. Dia suamiku."

Ada rasa sesak yang tertahan, dia mencoba untuk tidak ember, semuanya bisa ia kendalikan.

Revina tidak akan membebani pikiran sang ibu mertua.

"Oh, syukurlah. Aku lebih suka dia bersamamu daripada Sunnam, wanita itu hanya ingin harta saja. Sama sekali tidak peduli dengan ibu."

Sang mertua saja sudah menunjukkan ketidaksukaan dengan Sunnam, apalagi saat Reniva mengatakan Ricky akan menikahi kekasihnya itu?

Ibu mertuanya pasti shock, ini hal yang sangat buruk.

"Maaf, aku telah membohongimu ibu, aku hanya ingin semuanya baik-baik saja tanpa ada hal jahat, pikiran jahat, yang akan menghancurkan hubungan tak biasa ini," batin Reniva yang sudah hancur sejak awal pernikahannya dengan Ricky.

*****

Terpopuler

Comments

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

cwe gobl*k

2023-03-21

1

mama De

mama De

tidak paham Dan TDK pandai knpa hrs menyiksa diri sebagai wanita sy TDK setuju sikap yg sgt lemah Dan mengada ngada JD wanita hrs cerdas kuat Dan berani Karna benar

2023-01-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!