Pak Indra mengantarkan Putri ke rumahnya. Pak Indra sudah mempersiapkan sesuatu untuk diberikan pada Also. Ini bisa dibilang nyogok supaya bisa mengambil hati Also untuk mengijinkan mama nya menikah dengan Pak Indra.
Pak Indra bersama Putri dalam satu mobil. Sedang sopir pribadi pak Indra membawa mobil pribadi Putri. Sepanjang perjalanan Pak Indra tidak ada bosannya mencuri pandang Putri. Sesekali tangan Putri diraihnya dan di genggam nya dengan tangan kirinya. Putri sampai beberapa kali harus mengingatkan Indra untuk melihat ke depan.
"Pak Indra! Tolong dong, fokus ke jalan saja. Jangan melihat aku terus menerus," ucap Putri. Indra malah terkekeh saja.
"Oke, tapi kamu bisa tidak, jangan memanggilku dengan Pak! Itu panggilan sangat resmi sekali dan tidak ada romantis nya sama sekali," sahut Pak Indra. Putri menyipitkan bola matanya melirik ke arah Pak Indra yang sedang menyetir mobilnya.
Pak Indra menunggu Putri untuk memanggilnya dengan panggilan sayang.
"Ayo, Putri! Panggil aku dengan panggilan sayang!" kata Pak Indra.
"Hem, baiklah! Bagaimana kalau aku memanggilmu dengan panggilan, mas Indra saja. Bagaimana?" ucap Putri.
"Boleh! Itu terdengar lebih mesra dan dekat daripada kamu memanggilku dengan Pak Indra," sahut Pak Indra. Putri hanya nyengir kuda mendengar nya.
Mobil itu kini mulai masuk ke pekarangan rumah milik Putri setelah penjaga rumah itu membukakan gerbangnya lebar-lebar. Mobil itu berhenti dan terparkir di halaman rumah Putri. Keduanya akhirnya turun dari dalam. Namun sebelum Putri turun dari mobil itu dan hendak membuka pintu samping Mobil, Indra menarik tangan Putri. Putri melebarkan bola matanya menatap ke arah Indra.
"Eh, ada apa mas?" tanya Putri dengan ekspresi terkejut.
"Tidak adakah, ciuman sayang buatku?" tanya Indra nakal. Putri melepaskan pegangan tangan Indra yang menahannya untuk keluar dari Mobil itu.
"No! Tidak mas! Nanti kalau kita sudah halal dan menikah. Oke?" tolak Putri. Indra terlihat sangat kecewa dengan penolakan Putri. Namun Indra tidak ingin memaksanya. Lagipula sebentar lagi Indra akan menikahi Putri dan menjadikannya istrinya.
Duda yang sudah beberapa tahun ini bercerai dengan istri nya itu tentu sudah lama tidak merasakan kehangatan di atas ranjang. Indra sudah lama tidak merasakan indahnya bercinta. Sehingga ketika Indra kembali merasakan jatuh cinta lagi dengan Putri, Tiba-tiba dirinya menjadi laki-laki budak cinta. Putri yang seorang janda demikian halnya. Putri mudah terbuai dengan rayuan gombal Indra. Walaupun demikian, Putri selalu menjaga kehormatan nya sebelum benar-benar dihalalkan oleh Indra alias menjadi istri sah Indra.
"Duduk dulu, mas! Aku buatkan kopi yah?" ucap Putri. Indra tersenyum dengan perlakuan manis Putri.
"Oke, jangan terlalu manis sayang! Karena yang manis-manis sudah ada pada senyuman kamu," sahut Indra.
"Haduh, mulai deh!" ucap Putri. Putri segera melenggang ke belakang rumah dan membuatkan kopi untuk Pak Indra.
Also yang sejak tadi duduk di ruang makan segera mendatangi mama nya. Also mencium pipi mama nya.
"Mama, siapa yang datang ma?" tanya Also.
"Eh, itu.. itu mas Indra! Eh, maksudnya om Indra," jawab Putri yang terlihat kaget dengan pertanyaan putra nya sendiri.
"Siapa om Indra, ma? Pacar mama?" tebak Also. Putri diam menatap Also putra nya.
"Ayo ke depan! Mama akan memperkenalkan kamu pada om Indra," ajak Putri seraya membawa kopi buatan nya untuk Pak Indra. Sedangkan Also mengikuti langkah Putri dengan rasa penasaran.
*****
Also mengikuti langkah mama nya menuju ruang tamu. Di sana masih duduk menunggu Pak Indra.
Di ruang tamu, Indra duduk di kursi sofa dengan santai. Also dan juga Putri terlihat sudah duduk di kursi tamu itu. Also melihat Indra, tamu laki-laki mama nya itu penuh selidik.
"Also! Ini om Indra, teman mama," ucap Putri tadi sebelum Also dan Putri duduk di kursi sofa dan menjumpai Indra dengan niat serius untuk lebih dekat dengan putranya bernama Also. Namun Also hanya menunjukkan wajahnya yang datar. Kini kedua laki-laki yang berbeda generasi itu saling pandang.
"Om Indra ini, kalau aku tidak salah juga memiliki putra yah? Edogawa yah?" tebak Also berusaha mengingat.
"Benar! Edogawa teman sekolah kamu sewaktu SMA bukan?" tanya Indra.
"Benar, om Indra! Bagaimana kabar Edogawa, om?" tanya Also.
"Baik dan sehat! Lain kali mainlah ke rumah om, Also," ucap Indra.
"Iya, om! Nanti kapan-kapan main ke tempat om Indra bersama dengan mama," sahut Also.
Cukup lama Indra berbasa-basi dengan Also. Sampai akhirnya Indra mulai berbicara serius mengenai tujuannya datang ke rumah itu.
"Also! Kamu tahu bukan jika om ini bersama dengan mama kamu sudah saling berkenalan lama. Maksudnya om, ingin berbicara dengan kamu untuk menyampaikan niatan baik pada mama kamu. Om ingin menikah dengan mama kamu, Also," kata Indra. Putri diam menyimak saja ketika Indra berbicara kepada putranya. Also melihat ke arah Indra dan juga mama nya secara bergantian.
"Om Indra ingin menikahi mama? Benar seperti itu, ma?" tanya Also memperjelas.
"Benar, sayang!" sahut Putri.
"Bagaimana, Also? Apakah Also mengijinkan om dan juga mama kamu menikah dan menjadi pasangan suami istri?" tanya Om Indra mempertegas kembali.
"Sebenarnya itu semuanya terserah mama, om! Aku sebagai anak hanya bisa mendoakan kebahagiaan mama dengan pilihannya. Lagipula kenapa juga mama dan juga om Indra harus minta ijin dengan aku? Om Indra dan juga mama bisa kok menikah tanpa meminta ijin dan berbicara dengan aku," kata Also. Om Indra menarik nafasnya dan membuangnya pelan-pelan. Ada senyuman lebar dari kedua sudut bibir Indra dan juga Putri.
"Jadi, mama boleh menikah dengan om Indra, kan sayang?" tanya Putri mempertegas.
"Silahkan ma! Asal mama bahagia bersama dengan om Indra, aku tentu ikut senang. Mama juga butuh bahagia. Sudah lama mama sendirian menjadi single parent. Sudah sepantasnya mama butuh pendamping yang menyayangi dan melindungi mama, selain aku," kata Also. Putri segera menghambur memeluk putranya itu dengan rasa haru. Indra yang melihat Also bersikap ramah dan terbuka terhadap dirinya, merasa sangat senang.
"Oh iya, nak! Om Indra membelikan kamu sesuatu loh," kata Putri. Indra segera mengambil paper bag yang berisi suatu benda yang cukup mahal yang sengaja dibeli tadi untuk Also. Also mengerutkan dahinya.
"Wah, apakah om Indra dan mama sedang ingin menyogok aku yah? Tanpa barang ini aku akan mengijinkan mama menikah dengan laki-laki pilihan mama, yaitu om Indra," kata Also sambil terkekeh. Indra menyerahkan paper bag itu kepada Also. Also mengambil barang yang berada di dalam paper bag itu.
"Wow, ini sangat mahal sekali om! Jam tangan ini pasti harganya mahal sekali," ucap Also sambil melihat jam pemberian Indra. Indra dan juga Putri saling melemparkan senyumannya.
"Om juga telah berencana membelikan kamu rumah. Supaya kamu memiliki aset berharga dan jika sewaktu-waktu kamu hendak menikahi kekasih kamu, kamu sudah memiliki tempat tinggal sendiri," ucap Indra.
"Om Indra mau membelikan aku rumah? Wah jangan om! Itu sangat berlebihan sekali! Maksudnya jangan sampai tidak jadi!" ucap Also. Putri dan Indra yang mendengar ucapan Also terkekeh saja.
"Om akan memberikan tambahan modal untuk kamu, Also. Supaya kamu bisa mengembangkan bisnis kamu dan kamu bisa memperbanyak cabang kafe di setiap kota besar. Ini akan semakin menambah keuntungan berbisnis yang kamu kelola," kata Indra.
"Wah, terimakasih banyak om! Tapi biarlah semua saya jalankan bisnis ini sendiri, om!" tolak Also sopan.
"Tidak apa-apa sayang! Kamu jangan menolak dengan pemberian modal dari om Indra. Ini juga demi kepentingan dan perkembangan bisnis yang dijalani oleh kamu," kata Putri. Also diam dan berusaha mempertimbangkan.
"Baiklah, jika mama dan juga om Indra memaksaku," sahut Also sambil menjulurkan lidahnya. Putri dan Indra hanya terkekeh saja melihat sikap Also yang malu-malu seperti itu.
Elsa baru saja tiba dan masuk ke dalam rumah. Dia melihat di ruangan tamu sudah ada mama nya dan om Indra.
"Halo, mama! Halo om Indra!" teriak Elsa dengan ceria. Elsa sudah tahu kalau mama nya dekat dengan om Indra. Bahkan om Indra sudah sangat serius ingin menikahi mama nya. Mama nya sendiri selama ini hanya khawatir dengan Also, jika dia tidak memberikan ijin untuk menikah lagi. Berbeda dengan Elsa, yang pernah mengatakan pada mama nya, kalau dirinya tidak akan melarang mama nya untuk menikah kembali, asal mama nya bahagia dan tidak salah pilih seseorang untuk dijadikan suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments