Bab 20

Waktu terus berlalu, semua berjalan dengan semestinya. Tak terasa sebentar lagi Rein dan Ami akan menyelesaikan kuliah mereka.

Tentang hubungan Ami dan Aldo, kini kedua nya sudah memasuki jenjang yang lebih serius yaitu tunangan.

Aldo juga sudah mengambil alih perusahaan yang di pimpin oleh sang ayah, setelah menyelesaikan studi nya.

Setelah kejadian beberapa bulan lalu, Aldo langsung melamar Ami tanpa embel-embel mengerjai lagi.

Untuk Rein dan Davin sendiri, kedua nya memutuskan akan menikah setelah Rein wisuda.

"Bund izin ya, mau jalan sama Aldo," Rein yang sedang duduk sambil mengemil keripik, menoleh.

"Mau kemana?" Tanya Rein.

"Nonton."

Rein mengangguk mengiyakan. "Jangan lama-lama!" Pesan Rein.

"Oke bund."

Ami langsung berlalu keluar, meninggalkan Rein yang kembali fokus pada Drakor yang ia tonton di layar televisi.

1 jam berlalu....

Rein membereskan bungkus jajanan yang berserakan di atas meja, kemudian mematikan televisi nya.

Wanita itu menghela nafas, rasa bosan kini menghampiri nya. Namun beberapa detik berikutnya, Rein tersenyum ketika sebuah ide muncul.

'Mas, aku bosan banget, izin jalan-jalan ya, nanti jam 3 sore aku udah pulang.'

Setelah mengirim pesan pada sang kekasih, siapa lagi jika bukan Davin. Rein langsung beranjak menuju kamar nya untuk bersiap.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 1, berarti ia mempunyai 2 jam lagi untuk menghabiskan waktu nya sendiri.

Rein menatap diri nya di depan cermin. "Perfect." Ucap nya sambil memutar tubuh nya.

Rein memutuskan bahwa hari ini ia akan memanjakan diri sepuasnya, mumpung dia di perbolehkan oleh Davin untuk keluar sendiri.

Mobil yang Rein kendarai melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang cukup padat.

***

30 menit kemudian...

Rein sudah sampai di sebuah bangunan besar, dengan orang-orang yang berlalu-lalang keluar masuk.

"Waktu nya memanjakan diri." Ucap nya sambil tersenyum kecil.

Rein merogoh tas nya lalu mengeluarkan ponsel, untuk memberitahu Davin bahwa ia sudah berada di mall.

Bruk

Karena terlalu fokus menatap ponsel, Rein tak sengaja menabrak seseorang.

"Astaga, maaf saya nggak sengaja." Rein berucap tanpa melihat orang yang ia tabrak, karena mengambil ponsel nya yang terjatuh.

"Saya yang harus nya minta maaf, sudah nabrak kamu." Rein mengernyit heran, ketika nada bicara seorang yang ia tabrak tak asing ditelinga nya.

Saat mendongak matanya membulat, kala mendapatkan wanita yang selama ini ia hindari berada tepat di hadapannya.

"Tante Fitriana!" Gumam Rein pelan. Meskipun wanita itu menggenakan masker, namun Rein dapat mengenal jelas, bahwa ia adalah ibu sang kekasih.

Wanita yang berada di hadapan Rein tersenyum kecil di balik masker nya. "Kamu, Rein kan?" Tanya nya, sambil menoleh ke kanan-kiri.

Rein mengerjap, bukan nya wanita ini sudah mengetahui nama nya kenapa masih bertanya, dan juga kemana sifat galak yang selama ini ia perlihatkan di hadapan nya, pikir Rein heran.

"Kamu bisa ikut saya sebentar?" Tanya nya lagi.

Rein nampak berpikir sebentar, hingga akhirnya ia mengangguk. Perasaan nya mengatakan, bahwa wanita yang berada di hadapannya ini bukan wanita yang sering mencari masalah dengan nya.

Kedua nya berjalan menuju sebuah kafe yang berada di mall.

Sesampainya di sana, Rein di persilahkan duduk, lalu tak berselang lama seorang pria memakai seragam serba hitam, menghampiri wanita yang Rein yakini bukan Tante Fitriana.

"Kamu pasti bingung kenapa saya ajak kamu ke sini?" Rein mengangguk membenarkan.

"Saya Fitriani. Kembaran dari wanita yang selama ini selalu mencari masalah dengan kalian."

"Hah?"

Rein menatap tak percaya, pantas saja wajah mereka tampak sangat mirip, namun tidak dengan sifat mereka.

"T-tante ini kembaran nya Tante Fitriana?" Tanya Rein lagi untuk memastikan.

Fitriani mengangguk, ia kemudian memejamkan matanya sebentar lalu menatap pria yang sedari tadi berdiri di sisi kiri nya.

Seakan mengerti kode dari sang atasan, pria itu langsung menyerahkan sebuah map coklat.

"Kamu bisa baca ini dengan pelan-pelan, kalau kamu masih nggak percaya sama saya! Di situ juga ada sesuatu yang saya rasa kamu harus tahu!"

Rein menerima map itu dengan bingung. Bait pertama Rein baca dengan serius, hingga memasuki bait kedua Rein mengerutkan keningnya. "Tante...ini kok bisa?" Tanya Rein dengan tatapan tak percaya.

Fitriani menatap Rein, kemudian menatap map itu. "Saya aja nggak percaya apa lagi kamu! Tapi itu bisa saja terjadi kalau seseorang sudah di kuasai oleh dendam!"

Rein mengangguk membenarkan, ia kemudian lanjut membaca isi map itu. Banyak yang ingin ia tanyakan, namun ia menunda semua itu, hingga sebuah kalimat yang tercetak miring dengan huruf besar itu membuat Rein terkejut bukan main.

Rein menatap Fitriani dengan wajah yang tampak sekali kaget. "J-jadi, Tante ini ibu dari mas Davin?"

"Iya. Saya ibu kandung dari Davin, bukan kembaran saya. Cerita nya cukup panjang, nanti kapan-kapan saya ceritakan lebih detail lagi untuk kamu."

Rein yang mengetahui rahasia besar ini tentu saja syok. "Tapi, kenapa Tante kasih tau saya, kenapa nggak langsung kasih tau mas Davin aja?" Itu yang Rein pertanyakan, mengapa harus dia, yang notabene nya bukan bagian dari keluarga itu.

"Karena saya percaya, kamu bisa bantu saya untuk nyelesaiin semua ini."

"Saya telfon mas Davin, ya tan?" Ujar Rein sambil meraih ponselnya.

Fitriani menggeleng dengan cepat. "Jangan! Belum saat nya dia tahu semua ini."

Meskipun bingung, Rein langsung mengiyakan saja. "Terus, apa yang bisa saya bantu Tan?"

"Kamu cukup jaga Davin sama Ami untuk saya, nyawa mereka sedang terancam! Kamu juga harus jaga diri sendiri!" Pesan Fitriani dengan tegas. Rein dapat melihat sorot khawatir yang sangat jelas dari mata itu.

Rein langsung mengangguk tanpa ragu, ia memang harus melakukan itu. Selain karena permintaan Fitriani, tentunya ia sudah sangat menyayangi Ami dan juga Davin.

"Ingat satu hal, jangan beritahu tahu siapa-siapa kalau kamu sudah bertemu dengan saya. Kamu harus bersikap seolah-olah kita tidak pernah bertemu!"

"Iya Tan."

"Makasih Rein. Tentang hubungan kamu dan juga Davin, tenang saja, saya sudah merestui kalian. Oh iya, satu hal lagi, saya pastikan tidak ada yang akan menggangu hubungan kalian berdua." Fitriani menatap Rein sambil tersenyum kecil.

Rein merasakan darah nya berdesir dengan cepat. Selama ini ia maupun Davin sudah berusaha meminta restu dari Fitriana, namun wanita itu selalu menolak Rein mentah-mentah, bahkan berakhir mencaci wanita itu.

"Tante serius? Makasih banyak tan." Rein Tak tahu harus bereaksi seperti apa, yang pasti ia sangat bahagia.

"Sama-sama. Kalau begitu saya harus pergi dulu, sampai ketemu lagi, Rein." Rein menatap kepergian Fitriani dalam diam.

Tiba-tiba ada sebuah ketakutan yang Rein rasakan, saat mengingat ucapan Fitriani bahwa Ami dan Davin dalam bahaya.

TBC....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Terus apa kabar cewek yg di cumbu Aldo saat itu sampai2 Ami pingsan?

2025-03-09

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ini kembarannya Fitriana..

2025-03-09

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Akhir nya kebongkar,Udah ku duga kalo Fitriana itu bukan ibu kandungnya Davin,Mana ada ibu kandung yh jahat banget sama cucu fan anaknya,..Jangan nilang kalo Carissa meninggal juga ulahnya..

2024-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27. Flashback 1
28 Bab 28 Flashback 2
29 Bab 29 Flashback 3
30 Bab 30 Flashback 4
31 Bab 31. Flashback 5
32 Bab 32 Flashback 6
33 Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34 Bab 34. Keyla kembali
35 Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36 Bab 36. Wisuda & Lamaran
37 Bab 37. Perkara tamu bulanan
38 Bab 38. Black card
39 Bab 39. Night Ride
40 Bab 40. Keluarga?
41 Bab 41. Abijar Diwantara
42 Bab 42. Kepulangan Rein
43 Bab 43. Persiapan pernikahan
44 Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45 Bab 45. Wedding day
46 Bab 46. Bukan yang pertama
47 Bab 47. Sakit pinggang
48 Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49 Bab 49. Villa
50 Bab 50. Petualangan di kebun teh
51 Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52 Bab 52. Rein rewel
53 Bab 53. Davin merasa bersalah
54 Bab 54. Samar-samar
55 Bab 55. Baby twins
56 Bab 56. Dapat Cicit 2
57 Bab 57. Aldrich masak
58 Bab 58. Morning sickness
59 Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60 Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61 Bab 61. Kejutan tak terduga
62 Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63 Bab 63. Kegiatan panas
64 Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65 Bab 65. Menjadi donatur tetap
66 Bab 66. Bertemu dengan dia
67 Bab 67. Menjelang persalinan
68 Bab 68. Ketakutan Davin
69 Bab 69. Keusilan Davin
70 Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71 A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72 S2. Chapter 71. Triple
73 S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74 S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75 S2 Chapter 74. Maaf Bunda
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27. Flashback 1
28
Bab 28 Flashback 2
29
Bab 29 Flashback 3
30
Bab 30 Flashback 4
31
Bab 31. Flashback 5
32
Bab 32 Flashback 6
33
Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34
Bab 34. Keyla kembali
35
Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36
Bab 36. Wisuda & Lamaran
37
Bab 37. Perkara tamu bulanan
38
Bab 38. Black card
39
Bab 39. Night Ride
40
Bab 40. Keluarga?
41
Bab 41. Abijar Diwantara
42
Bab 42. Kepulangan Rein
43
Bab 43. Persiapan pernikahan
44
Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45
Bab 45. Wedding day
46
Bab 46. Bukan yang pertama
47
Bab 47. Sakit pinggang
48
Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49
Bab 49. Villa
50
Bab 50. Petualangan di kebun teh
51
Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52
Bab 52. Rein rewel
53
Bab 53. Davin merasa bersalah
54
Bab 54. Samar-samar
55
Bab 55. Baby twins
56
Bab 56. Dapat Cicit 2
57
Bab 57. Aldrich masak
58
Bab 58. Morning sickness
59
Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60
Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61
Bab 61. Kejutan tak terduga
62
Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63
Bab 63. Kegiatan panas
64
Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65
Bab 65. Menjadi donatur tetap
66
Bab 66. Bertemu dengan dia
67
Bab 67. Menjelang persalinan
68
Bab 68. Ketakutan Davin
69
Bab 69. Keusilan Davin
70
Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71
A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72
S2. Chapter 71. Triple
73
S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74
S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75
S2 Chapter 74. Maaf Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!