Bab 19

Matahari perlahan muncul menggantikan bulan yang sudah melakukan tugas nya dengan baik.

Pantulan cahaya memasuki gorden rumah sakit. Perlahan tangan Ami bergerak, di susul dengan mata yang perlahan terbuka.

Mengedipkan matanya menyesuaikan cahaya, Ami kemudian menoleh kan kepala nya dengan pelan, ia terpaku saat menatap wajah polos yang sedang tertidur itu.

Senyum kecil muncul, Ami dengan pelan menarik tangan nya yang terasa kebas takut membangunkan pria itu.

Setelah berhasil lepas, Ami mengangkat tangan nya menuju rahang tegas yang sedari tadi menarik perhatian nya. Sebuah elusan lembut Ami layangan kan pada rahang Aldo.

"Maaf!" Ucap Ami yang hampir menyerupai bisikan.

Ami hendak menurunkan tangan nya namun terhenti saat sebuah tangan kokoh menggenggam jari nya.

"Kamu nggak salah. Seharusnya aku yang minta maaf karena udah buat kamu kaya gini, gara-gara rencana konyol aku, kamu harus masuk rumah sakit. Maaf!" Aldo berucap panjang lebar sambil menatap Ami teduh, tak lupa ia mengelus tangan itu.

Sebenarnya Aldo sudah terbangun karena merasakan elusan pada pipi nya, namun saat tahu siapa yang mengelus nya, membuat ia kemudian tetap pura-pura tidur.

Ami terpaku menatap Aldo. Sama seperti sebelumnya, semuanya terasa seperti mimpi, pria yang ia sukai berdiri di hadapan nya dengan pancaran cinta yang sangat jelas terlihat di matanya.

"Janji nggak akan gitu lagi, kamu cepat sehat ya," lanjut nya lagi.

Aldo kemudian berjongkok, mendekatkan wajahnya pada Ami yang masih saja terpaku.

Senyum kecil tersungging, Aldo tak bisa menahan nya ketika Ami menutup mata nya dengan erat.

"Kamu kenapa tutup mata?" Bisik Aldo pelan, sambil merapikan anak rambut Ami.

Seketika itu juga Ami langsung membuka matanya, rona merah memenuhi pipi Ami, sungguh ini sangat memalukan, pikirnya.

"A-aku nggak-,"

"Shuut...aku nggak akan macam-macam, cuma satu macam!"

Cup

Ami tersentak saat merasakan sebuah benda kenyal menyentuh bibir nya. Mata nya melotot, bahkan ia seperti tak punya tenaga untuk mendorong Aldo yang kini sudah mulai menggerakkan bibirnya dengan lembut.

Merasa terbuai oleh permainan Aldo, Ami juga mulai menutup matanya, ikut menikmati sensasi yang selalu ia bayangkan bersama pria ini. Haha.

***

Rein berusaha menahan Davin yang sangat kesal, ketika melihat anak nya sudah di sentuh oleh Aldo. Meskipun itu hanya sebuah ciuman, namun bagi Davin anak yang sudah ia besarkan tidak boleh di sentuh tanpa seizin nya.

"Biarkan mereka menikmati waktu mereka berdua, jangan di ganggu dulu!" Ujar Rein sambil mengelus lengan pria itu.

Davin yang selalu tak berdaya jika berhadapan dengan Rein, langsung mengangguk kemudian duduk di bangku tunggu.

"Kita harus kasih Aldo waktu untuk menjelaskan semua nya ke Ami, biar nggak ada lagi kesalahpahaman."

Davin mengangguk membenarkan, untuk saat ini ia akan membiarkan Aldo dan Ami menyelesaikan semua nya.

"Mau cari makan dulu? Tadi kan belum sarapan," tanya Rein.

"Ayo," Davin menggandeng tangan Rein lalu mengajak nya menuju sebuah kedai yang menjual bubur ayam di dekat rumah sakit.

Setibanya di sana Davin langsung bergegas memesan dua mangkuk bubur ayam.

***

"Nyonya, nona muda sedang berada di rumah sakit," seorang wanita paruh baya yang sedang menyesap teh nya mengangguk mendengar laporan anak buah nya.

"Perketat keamanan, dan selalu awasi dia!" Ucap wanita paruh bayah yang langsung di angguki oleh anak buah nya.

Setelah melihat kepergian bawahan nya, wanita paruh baya yang masih tampak cantik itu langsung meraih ponselnya.

"Jaga cucu ku di rumah sakit, aku masih ada urusan yang harus di selesaikan!"

***

"Bund, aku mau pulang dong!" Rengek Ami pada Rein.

Seperti nya sifat Ami sudah kembali lagi, ia sudah menjadi Ami yang selalu tersenyum bahkan selalu merengek pada Rein agar keinginan nya di turuti.

Rein sudah memberitahu pada Ami bahwa ia bisa memanggil nya bunda jika sudah menikah dengan Davin, namun Ami yang keras kepala menolak dengan tegas.

"Tunggu infus nya habis dulu!" Balas Rein, yang sedang sibuk mengupas buah-buahan.

Di dalam ruangan itu hanya ada Rein dan Ami saja, sedangkan Davin dan Aldo, kedua nya sudah pergi dengan urusan masing-masing, dan akan kembali nanti sore.

Ami menghela napas panjang, susah juga membujuk wanita yang akan menjadi ibu sambung nya ini, pikirnya.

"Nih buah nya di habiskan, terus istirahat lagi. Aku mau ngerjain tugas kuliah dulu." Ami menerima sebuah mangkuk berisi buah-buahan yang sudah Rein potong, kemudian ia memakan nya sambil menonton kartun di televisi.

Rein menggeleng melihat tingkah Ami yang masih seperti anak kecil. Wanita itu mengeluarkan ponsel nya, kemudian memotret Ami dan mengirimkan nya pada Davin.

***

"Dav...!?" Davin yang baru saja turun dari mobil, terhenti saat seorang wanita berlari ke arah nya lalu memeluk ia erat.

Davin yang risih, langsung mendorong wanita itu dengan kasar. "Kamu kok dorong aku sih?" Tanya wanita itu lagi dengan suara manja, namun itu terdengar memuakkan bagi Davin.

Davin yang mulai emosi langsung mencengkram kuat tangan wanita itu. "Jangan sentuh saya, dengan tangan kotor kamu!!" Setelah mengatakan itu, Davin langsung berlalu dari sana dengan emosi.

Wanita yang di tinggalkan begitu saja oleh Davin, langsung menghentakkan kakinya kesal.

Dia Bella, wanita yang selalu mengganggu Davin dengan perjodohan konyol yang di tentukan oleh sang ibu (Fitriana).

Bella segera meraih ponselnya lalu menghubungi sebuah nomor. Hingga akhirnya, Bella berlalu dari sana dengan perasaan kesal.

***

"Cella...!!" Cella yang baru saja akan duduk, langsung berdiri dan berjalan menuju ruang Davin.

Siapa lagi yang membangunkan singa tidur, pikir nya.

"Iya pak, saya?" Wanita itu terkejut saat melihat Davin menatap nya tajam.

"Kenapa laporan nya nggak ada yang benar? Cepat suruh mereka perbaiki lagi, dan dalam waktu satu jam, laporan nya sudah harus ada di atas meja saya!"

Cella mengutuk orang yang sudah berhasil membuat Davin emosi. Ia tadi sudah memeriksa laporan bulanan dari masing-masing divisi itu dan semua nya baik-baik saja, tapi kenapa harus di perbaiki lagi.

"B-baik pak."

Setelah berlalu dari sana, Davin menghempaskan tubuhnya di sofa, lalu menghubungi Rein.

"Sayang!" Sapa nya manja, tidak ada lagi raut emosi yang di tampilkan.

"Iya, kenapa mas?" Tanya Rein dari seberang sana.

"Kamu nggak mau ke kantor?" Tanya Davin.

"Nggak bisa mas, aku harus jaga Ami di sini, dia nggak ada teman nya!"

Davin menggeleng pelan, astaga dia bahkan lupa anak nya sedang masuk rumah sakit.

"Oh iya aku lupa. Ya sudah, kamu jaga Ami aja, tapi nanti aku mau peluk banyak-banyak!"

Di seberang sana, Ami memutar mata malas mendengar ucapan sang Daddy. "Dasar manaja!" Ejek nya tiba-tiba, membuat Davin terkejut.

"Ngagetin aja anak Dugong!" Ujar nya.

"Kamu nanyea?" Balas Ami, yang membuat Rein tertawa ngakak.

"Awas aja, daddy lelang nanti kamu!"

Panggilan terputus, dan Davin langsung mengerjakan pekerjaan nya. Ia sudah tak sabar untuk pulang dan bisa memeluk kedua kesayangan nya itu.

TBC....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ceoat banget luluhnya,padahal kemaren2 aja nangis2 kayak orang di tinggal pas lagi sayang2..Harusnya Ami jual mahal dikit,Biarkan Aldo berjuang untuk mendapatjan Maaf dan hati Ami kembali,gitu dong thor,Gak sesuai dgn Ekspektasi aku..😌😌

2025-03-09

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Sejak kapan ngakuin Cucu?? Katanya ANAK HARAM lah,PEMBAWA SIAL lah...lha ini malah ngaku2..

2024-10-22

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

ulet bulu nih c Bela ,🤦

2023-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27. Flashback 1
28 Bab 28 Flashback 2
29 Bab 29 Flashback 3
30 Bab 30 Flashback 4
31 Bab 31. Flashback 5
32 Bab 32 Flashback 6
33 Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34 Bab 34. Keyla kembali
35 Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36 Bab 36. Wisuda & Lamaran
37 Bab 37. Perkara tamu bulanan
38 Bab 38. Black card
39 Bab 39. Night Ride
40 Bab 40. Keluarga?
41 Bab 41. Abijar Diwantara
42 Bab 42. Kepulangan Rein
43 Bab 43. Persiapan pernikahan
44 Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45 Bab 45. Wedding day
46 Bab 46. Bukan yang pertama
47 Bab 47. Sakit pinggang
48 Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49 Bab 49. Villa
50 Bab 50. Petualangan di kebun teh
51 Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52 Bab 52. Rein rewel
53 Bab 53. Davin merasa bersalah
54 Bab 54. Samar-samar
55 Bab 55. Baby twins
56 Bab 56. Dapat Cicit 2
57 Bab 57. Aldrich masak
58 Bab 58. Morning sickness
59 Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60 Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61 Bab 61. Kejutan tak terduga
62 Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63 Bab 63. Kegiatan panas
64 Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65 Bab 65. Menjadi donatur tetap
66 Bab 66. Bertemu dengan dia
67 Bab 67. Menjelang persalinan
68 Bab 68. Ketakutan Davin
69 Bab 69. Keusilan Davin
70 Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71 A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72 S2. Chapter 71. Triple
73 S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74 S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75 S2 Chapter 74. Maaf Bunda
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27. Flashback 1
28
Bab 28 Flashback 2
29
Bab 29 Flashback 3
30
Bab 30 Flashback 4
31
Bab 31. Flashback 5
32
Bab 32 Flashback 6
33
Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34
Bab 34. Keyla kembali
35
Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36
Bab 36. Wisuda & Lamaran
37
Bab 37. Perkara tamu bulanan
38
Bab 38. Black card
39
Bab 39. Night Ride
40
Bab 40. Keluarga?
41
Bab 41. Abijar Diwantara
42
Bab 42. Kepulangan Rein
43
Bab 43. Persiapan pernikahan
44
Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45
Bab 45. Wedding day
46
Bab 46. Bukan yang pertama
47
Bab 47. Sakit pinggang
48
Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49
Bab 49. Villa
50
Bab 50. Petualangan di kebun teh
51
Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52
Bab 52. Rein rewel
53
Bab 53. Davin merasa bersalah
54
Bab 54. Samar-samar
55
Bab 55. Baby twins
56
Bab 56. Dapat Cicit 2
57
Bab 57. Aldrich masak
58
Bab 58. Morning sickness
59
Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60
Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61
Bab 61. Kejutan tak terduga
62
Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63
Bab 63. Kegiatan panas
64
Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65
Bab 65. Menjadi donatur tetap
66
Bab 66. Bertemu dengan dia
67
Bab 67. Menjelang persalinan
68
Bab 68. Ketakutan Davin
69
Bab 69. Keusilan Davin
70
Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71
A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72
S2. Chapter 71. Triple
73
S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74
S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75
S2 Chapter 74. Maaf Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!