Bab 18

Ami mengikuti langkah pegawai itu. Kedua nya menaiki sebuah lift, Ami menatap sekeliling nya hingga ia mengerutkan keningnya saat melihat siluet seorang laki-laki yang sangat ia kenali sebelum pintu lift tertutup.

"Loh, kak Aldo ngapain di sini?" Gumam Ami pelan. Memikirkan itu membuat Ami tak sadar bahwa Lift sudah berhenti. Ami lalu mengikuti pegawai itu, hingga kedua nya berhenti di sebuah kamar dengan nomor 1040.

"Ini kunci kamar nya, nanti kalau ada yang di perlukan lagi, nona bisa langsung hubungi kami," ujar pegawai itu memberikan sebuah kartu pada Ami, kemudian berlalu dari sana.

Ami mengangguk dan berterimakasih. Entah kenapa tiba-tiba saja perasaan nya menjadi tidak enak. Entah apa yang akan terjadi, namun jantung Ami berdetak kencang saat mendengar sebuah suara yang berasal dari dalam kamar setelah pintu terbuka sedikit.

Ami mendorong pintu itu dengan pelan hingga pandangan nya jatuh pada dua orang yang sedang bercumbu dengan panas.

Wanita itu terpaku tak tahu harus berbuat apa. Tatapan tak percaya ia layangkan saat melihat wajah dari pria itu.

Air matanya tanpa bisa di cegah langsung mengalir dengan deras.

"K-kak Aldo," ucap nya pelan, namun dua orang itu masih bisa mendengar nya hingga kedua nya berhenti lalu menatap Ami dengan terkejut.

Aldo bisa bisa menangkap sebuah kekecewaan yang ada di mata Ami.

Jangan tanya seberapa besar rasa kecewa Ami pada Aldo, yang pasti Ami sangat kecewa dengan pria itu.

Pria yang sudah ia sukai sejak pertama kali ia menginjak kan kaki di bangku kuliah.

Ami menangis sesenggukan, entah karena sakit hati melihat Aldo dengan wanita lain atau karena ingin meluapkan segala emosi yang sudah ia tahan beberapa hari ini.

Ingatan nya berputar pada kejadian-kejadian yang belakangan ini sering terjadi. Di mulai dari kedekatan Rein dengan Aldo, terus sang daddy yang selalu memberikan perhatian seperti menanyakan hari-hari nya bagaimana, namun sekarang tak lagi, dan yang terakhir adalah Rein sang sahabat, yang kini mulai berubah, lalu di tambah saat ia melihat pria yang begitu ia cinta sedang bercumbu mesra dengan wanita lain, membuat Ami sangat sakit.

Rein yang Ami kenal bukan seperti ini, dia wanita yang penuh dengan kasih sayang dan selalu memperhatikan nya meskipun itu hal kecil sekalipun.

Jujur saja Ami sangat membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah saat ini, ia ingin mengeluarkan segala unek-unek yang ia pendam, namun karena hanya mempunyai 1 teman dan itu Rein membuat Ami mengurungkan niat nya.

Bukan nya sulit untuk berteman, namun Ami hanya merasa nyaman saat berteman dengan Rein saja, karena wanita itu seperti seorang ibu bagi nya.

***

Ami berjalan dengan lunglai, ia memutuskan untuk pulang ke rumah. Dia juga tak tahu dimana Rein dan Davin yang ternyata belum juga balik dari toilet.

Air matanya bahkan masih mengalir. Namun Ami dengan cepat menyeka nya.

Hingga tiba-tiba telinga nya menangkap sebuah suara. Ami menghentikan langkahnya, lalu menengok ke kanan-kiri.

Lagu itu, lagu kesukaan nya, membuat Ami merasa senang, sebuah lagu yang sudah tak asing lagi baginya, berharap suatu saat nanti akan ada seseorang pria yang datang lalu menyanyikan lagu itu untuk nya.

Matanya terpaku pada sebuah ruangan tempat suara itu berasal, ada sebuah dorongan dalam dirinya agar segera berjalan menuju kamar itu.

Ami berjalan menuju ke kamar itu dengan jantung yang berdetak kencang. Bahkan tangan nya sedikit gemetar, saat hendak membuka pintu tersebut.

-Marry your daughter~Brian Mcknight-

~Sir, I'm a bit nervous

'Bout being here today

Still not real sure of what I'm going to say

So bare with me please

If I take up too much of your time

But you see, in this box is a ring for your oldest

She's my everything and all that I know is

It would be such a relief if I knew that we were on the same side

'Cause very soon I'm hoping that I....

Can marry your daughter

And make her my wife

I want her to be the only girl that

I love for the rest of my life

And give her the best of me 'til the day that I die, yeah...

I'm gonna marry your princess

And make her my queen

She'll be the most beautiful bride that I've ever seen

I can't wait to smile

As she walks down the aisle

On the arm of her father

On the day that I marry your daughter....

She's been hear every step since the day that we met

(I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)

So don't you ever worry about me ever treating her bad, no

I've got most of our vows done so far (so bring on the better or worse) And 'til death do us part

There's no doubt in my mind

It's time

I'm ready to start

I swear to you with all of my heart....

Gonna marry your daughter

And make her my wife

I want her to be the only girl that I love for the rest of my life

And give her the best of me 'till the day that I die, oh....

I'm gonna marry your princess

And make her my queen

She'll be the most beautiful bride that I've ever seen

I can't wait to smile

As she walks down the aisle

On the arm of her father

On the day that I marry your daughter....

I'm gonna marry your daughter

And make her my wife

I want her to be the only girl that I love for the rest of my life

And give her the best of me 'til the day that I die....~

Ami tak bisa berkata-kata saat seseorang yang baru beberapa menit yang lalu mengecewakan nya kini berdiri di hadapan nya, dan membawakan lagu kesukaan nya.

Aldo menatap mata indah yang kini terlihat redup itu dengan teduh saat baru menyelesaikan lagu nya.

Senyum nya perlahan mengembang saat melihat wajah manis itu. Aldo merasa bahwa ia semakin jatuh cinta dengan pesona wanita yang berada di hadapannya ini.

Ada rasa senang yang Aldo rasakan, saat melihat bahwa dress yang ia berikan di pakai, dan bahkan terlihat sangat cocok sekali.

"Happy birthday," itulah ucapan yang pertama kali keluar dari mulut Aldo.

Ia menatap mata indah yang sedari tadi menatap nya. "I'm sorry and thank you!"

Ami tak tahu harus menjawab apa, bagaiman mungkin pria yang selama ini ia sukai berdiri di hadapan nya. Semuanya terasa seperti mimpi.

Saat tangan nya akan terangkat untuk mengelus rahang tegas itu, Ami seketika berhenti lalu melangkah mundur. Ingatannya tiba-tiba kembali pada kejadian di kamar hotel tadi.

Ami menggeleng pelan, lalu semua nya berubah menjadi gelap. Yang ia ingat terakhir kali adalah suara sang daddy, Rein dan suara Aldo yang berteriak memanggil nya dan setelah itu ia tak mengingat apa-apa lagi.

***

"Maaf om, semua ini salah saya!" Aldo berdiri di hadapan Davin yang sedang di tenangkan oleh Rein.

Saat ini ketiga nya berada di rumah sakit. Setelah Ami pingsan tadi, Davin langsung membawa sang anak menuju rumah sakit agar segera mendapatkan penanganan.

Aldo mengutuk dirinya sendiri, bagaimana bisa ia membuat wanita itu masuk rumah sakit.

Davin menggeleng, mau marah pun ia tak bisa. "Nggak papa, kita nggak tau kalau semua ini akan terjadi." Davin berusaha bersikap dewasa, ia tak ingin pemuda di hadapannya ini babak belur karena perbuatannya.

Ia merasa bahwa ia belum bisa menjadi ayah yang baik bagi Ami. Davin menyesali semua sikap acuh nya beberapa hari ini pada sang anak. Begitu pula dengan Rein, ia tak akan bisa memaafkan dirinya kalau sesuatu terjadi pada sahabat nya.

"Makasih om. Kalau boleh, Izinin saya untuk rawat Ami. Om sama Rein bisa pulang untuk istirahat, besok om bisa datang lagi."

Rein yang melihat Davin akan menolak langsung berucap. "Iya mas, kita pulang istirahat dulu, besok baru datang lagi ke sini. Biar Aldo dulu yang jaga Ami di sini." Kalau sudah begini, bagaimana mungkin Davin akan menolak permintaan sang kekasih.

Dan akhirnya Davin serta Rein berlalu dari sana, setelah Davin menyampaikan beberapa kata agar pria itu menjaga putri nya dengan baik.

Aldo memasuki ruang rawat Ami, mata nya menangkap seorang wanita yang kini terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan mata tertutup.

Aldo memegang tangan Ami yang di infus. Kemudian mengecup nya pelan.

"Maaf." Aldo membawa tangan Ami lalu menempelkan telapak tangan itu pada kulit pipi nya.

"Cepat bangun, jangan sakit lagi." Gumam nya pelan. Sebuah kecupan Aldo layangan pada kening Ami sebagai penutup obrolan nya.

"Sleep tight sayang, besok harus udah bangun ya!" Ucap nya lalu menelungkup kan kepala nya di pinggir ranjang Ami, dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan sang wanita.

TBC...

Terpopuler

Comments

Linda Liddia

Linda Liddia

Terlalu lebay gak sih buat surprisenya

2025-02-19

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Harus gitu ya DRAMA ya,Gak masuk akal banget,Walaupun niatnya Aldo ingin meliat Ami cemburu tapi gak harus juga dengan bercumbu gitu,Kalo aku jadi Ami langsung aja aku tolak,Persetan dengan Cinta..

2024-10-22

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

recehsn banget cara Aldo 🤔
ngk gentle 🤦
klo suka ya bilang suka 🤔 pke drama segala 🤔🤦

2023-06-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27. Flashback 1
28 Bab 28 Flashback 2
29 Bab 29 Flashback 3
30 Bab 30 Flashback 4
31 Bab 31. Flashback 5
32 Bab 32 Flashback 6
33 Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34 Bab 34. Keyla kembali
35 Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36 Bab 36. Wisuda & Lamaran
37 Bab 37. Perkara tamu bulanan
38 Bab 38. Black card
39 Bab 39. Night Ride
40 Bab 40. Keluarga?
41 Bab 41. Abijar Diwantara
42 Bab 42. Kepulangan Rein
43 Bab 43. Persiapan pernikahan
44 Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45 Bab 45. Wedding day
46 Bab 46. Bukan yang pertama
47 Bab 47. Sakit pinggang
48 Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49 Bab 49. Villa
50 Bab 50. Petualangan di kebun teh
51 Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52 Bab 52. Rein rewel
53 Bab 53. Davin merasa bersalah
54 Bab 54. Samar-samar
55 Bab 55. Baby twins
56 Bab 56. Dapat Cicit 2
57 Bab 57. Aldrich masak
58 Bab 58. Morning sickness
59 Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60 Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61 Bab 61. Kejutan tak terduga
62 Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63 Bab 63. Kegiatan panas
64 Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65 Bab 65. Menjadi donatur tetap
66 Bab 66. Bertemu dengan dia
67 Bab 67. Menjelang persalinan
68 Bab 68. Ketakutan Davin
69 Bab 69. Keusilan Davin
70 Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71 A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72 S2. Chapter 71. Triple
73 S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74 S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75 S2 Chapter 74. Maaf Bunda
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27. Flashback 1
28
Bab 28 Flashback 2
29
Bab 29 Flashback 3
30
Bab 30 Flashback 4
31
Bab 31. Flashback 5
32
Bab 32 Flashback 6
33
Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34
Bab 34. Keyla kembali
35
Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36
Bab 36. Wisuda & Lamaran
37
Bab 37. Perkara tamu bulanan
38
Bab 38. Black card
39
Bab 39. Night Ride
40
Bab 40. Keluarga?
41
Bab 41. Abijar Diwantara
42
Bab 42. Kepulangan Rein
43
Bab 43. Persiapan pernikahan
44
Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45
Bab 45. Wedding day
46
Bab 46. Bukan yang pertama
47
Bab 47. Sakit pinggang
48
Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49
Bab 49. Villa
50
Bab 50. Petualangan di kebun teh
51
Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52
Bab 52. Rein rewel
53
Bab 53. Davin merasa bersalah
54
Bab 54. Samar-samar
55
Bab 55. Baby twins
56
Bab 56. Dapat Cicit 2
57
Bab 57. Aldrich masak
58
Bab 58. Morning sickness
59
Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60
Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61
Bab 61. Kejutan tak terduga
62
Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63
Bab 63. Kegiatan panas
64
Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65
Bab 65. Menjadi donatur tetap
66
Bab 66. Bertemu dengan dia
67
Bab 67. Menjelang persalinan
68
Bab 68. Ketakutan Davin
69
Bab 69. Keusilan Davin
70
Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71
A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72
S2. Chapter 71. Triple
73
S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74
S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75
S2 Chapter 74. Maaf Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!