Bab 14

Davin menatap Rein yang tampak sangat cantik malam ini. Sebenarnya bukan malam ini saja, tapi hari-hari lain pun wanita itu selalu tampil cantik.

Hanya saja saat ini Rein menggunakan sebuah dress hitam yang senada dengan jas nya menambah kesan cantik dan elegan membuat Rein sangat mempesona di mata Davin. Sengaja memang pria itu samakan, agar kedua nya terlihat lebih romantis pikirannya.

Mobil memacu dengan kecepatan sedang, Rein dengan rasa penasaran nya menoleh pada Davin. "Om kita mau kemana sih?" tanya nya dengan penasaran.

Davin terkekeh kecil, entah ini sudah kali ke berapa Rein menanyakan hal yang sama, namun Davin selalu menjawab. "Sudah nanti juga tahu sendiri. Sekarang duduk diam, sambil nikmati perjalanan saja." ucap nya yang entah kenapa terdengar menyebalkan di telinga Rein.

Wanita itu mengerucutkan bibirnya, kemudian terdengar helaan nafas kesal. Rein menatap sekeliling nya, karena sedang kesal, Rein tidak menyadari bahwa mereka baru saja memasuki sebuah bangunan mewah.

Davin tersenyum melihat raut muram Rein, jari telunjuk nya kemudian terangkat lalu  menusuk pipi bulat Rein, membuat wanita itu menengok dan menatap nya.

"Kenapa?" Tanya nya malas.

Davin tertawa kemudian mengelus pipi Rein, ia tak ingin momen yang seharusnya romantis nanti menjadi terganggu karena Rein yang masih kesal dengan nya.

"Kita udah sampai, kamu nggak mau turun?" tanya nya.

Rein menoleh menatap sekeliling nya, ia tersentak kala melihat deretan mobil mewah terparkir dengan indah.

"Eh! Kita udah sampai?" Tanya nya baru sadar.

Davin tertawa kecil kemudian mengangguk. "Makanya jangan ngambek terus, nggak nyadar kan kalau kita udah sampai."

Rein menatap Davin tak enak kemudian mengangguk. "Iya iya maaf."

"Ayo turun?" Ajak Davin membuat Rein mengangguk sambil tersenyum manis.

***

"Woww!?" Decakan kagum terdengar dari bibir Rein.

Pemandangan indah bisa Rein tangkap ketika mereka menginjakkan kaki di lantai 67 the westin Jakarta.

View di Henshin Bar & Restauran sudah tidak bisa di ragukan lagi, Rein maupun Davin bisa melihat pemandangan langit Jakarta yang sangat indah saat malam hari.

Meskipun menguras kantong, Davin tak tanggung-tanggung untuk membuat kencan mereka ini terkesan romantis, pria itu bahkan sudah menyewa tempat itu, khusus untuk acara kencan keduanya.

"Ayo duduk," ucap Davin romantis di selingi tangan yang menarik bangku dan mempersilahkan Rein untuk duduk. Perlakuan Davin sukses membuat Rein merona malu.

"Terimakasih." balas nya sambil memberikan senyum semanis mungkin.

Davin mengangguk sambil menatap wanita yang kini duduk di hadapan nya ini dengan sayang.

Tak lama kemudian, dua orang masuk lalu menghidangkan menu yang sudah di persiapkan.

Lagi-lagi Rein terpukau melihat semua ini, jujur saja dalam hidup nya ini baru pertama kali ia di perlakukan dengan semanis ini.

"Ayo makan," ucap Davin pada Rein, membuat wanita itu mengangguk semangat.

Kedua nya menikmati hidangan yang ada dengan pikiran masing-masing. "Suka nggak?" tanya Davin di sela-sela makan.

Rein mengangguk antusias, ia sangat menyukai ini. "Suka banget, makasih om." Balas nya sambil tersenyum.

Davin menghela nafas, kemudian menatap Rein. "Bisa nggak, jangan panggil om mulai sekarang?" Ucap nya dengan raut kesal.

Rein mengerutkan keningnya, bukan nya pria di hadapannya ini sudah om-om. Lalu mengapa ia tidak ingin di panggil om?.

"Bukan nya om, emang udah om-om ya?" Tanya Rein pada Davin.

"Ya memang, tapi mulai sekarang, detik ini juga panggil aku yang lain, jangan om, kita kan sudah pacaran, kok masih om-om!" Rein mengangguk saja, ia tidak ingin mengacaukan momen manis ini. Lagian yang di katakan Davin juga ada benarnya, mereka kan sudah menjadi sepasang kekasih, bukan paman dan ponakan.

Davin tersenyum bangga sekaligus bahagia karena Rein . menuruti nya. "Sayang, tutup matanya dulu ya?" Pinta Davin sambil menggenggam tangan Rein di atas meja.

"Untuk apa om-eh mas?" Tanya Rein kikuk saat salah menyebut kan panggilan untuk Davin.

Davin berbinar mendengar nya. "Aku suka panggilan itu." Ucap nya jujur dengan raut bahagia.

Rein terkekeh kecil lalu mulai menutup matanya. Davin yang melihat itu dengan cepat berdiri kemudian menyambut sebuah buket bunga dan sebuah paper bag yang baru saja di berikan oleh seorang pelayan.

"Sayang, coba buka matanya?" Pinta Davin yang sudah berdiri di samping Rein.

Rein mengangguk dan dengan perlahan, wanita itu membuka matanya. Rein refleks menutup mulut kala Davin menyodorkan nya sebuah buket bunga mawar dan sebuah paper bag.

Rein memeluk Davin sambil mengucapkan terima kasih. "Makasih mas, astagaa bahagia banget!!" Ucap nya excited sampai meneteskan air mata.

Davin membalas pelukan Rein dengan tangan yang perlahan

merogoh saku celana lalu mengeluarkan sebuah kotak beludru.

Belum habis dengan kebahagian yang di berikan, Rein kini di kejutkan lagi dengan Davin yang tiba-tiba berlutut di hadapan nya.

"M-mas, ini apa?" tanya tak percaya, sambil menatap Davin dengan kaget.

"Mau menikah dengan ku?" Tanya Davin to the point, membuat Rein refleks memegang dada.

"Astaga mas, jangan tiba-tiba dong!! Tapi ini seriusan?"

Suasana yang tadi nya melow dan romantis, kini malah berubah kala Rein tiba-tiba bertanya.

Davin mengangguk mantap sambil menatap Rein. "Aku serius. Entah dari kapan, tapi perasaan ini perlahan muncul, membuat aku bertekad  mengajak kamu untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius lagi." Ucap nya masih pada posisi yang sama.

Rein tersenyum kecil kemudian mengangguk. "Terimakasih. Aku nggak nyangka bisa dapat kejutan seperti ini. Tadi nya aku kira kita cuma mau kencan biasa, tapi ternyata di luar expetasi aku." Rein memeluk Davin dengan erat kala cincin itu terpasang indah di jari manis nya.

"Sama-sama. Maaf sudah buat kamu bimbang dan ragu akan perasaan aku. Mulai sekarang ayo kita saling terbuka satu sama lain. Kita bangun hubungan ini lebih serius lagi."

Rein mengangguk dengan perasaan senang yang tak terbendung.

***

"Daddy sama Rein lagi apa ya?" Ucap Ami. Wanita itu sedang duduk sambil menatap layar laptop nya.

Tek

Ami mempause video yang ia tonton, kemudian meraih ponselnya. Setelah menemukan nomor Rein, Ami langsung menekan tombol panggilan video.

Di seberang sana Rein baru saja tiba di rumah dengan Davin. Kedua nya langsung menduduki sofa. Rein dengan cepat merogoh isi tas nya lalu mengambil ponsel nya.

"Ami, nelfon mas?" Ucap nya sambil menatap Davin.

"Angkat. Aku kangen sama anak itu," titah Davin membuat Rein langsung mengangkat nya.

"Hallo bun, dad..." Pekikan keras itu sebagai pembuka obrolan. Rein dan Davin refleks mengelus dada.

Ami menatap Rein dan sang daddy yang tumben duduk berdua. Jangan-jangan mereka sudah....

"Daddy kok bisa duduk sama Rein?" ucap nya sambil menelisik kedua nya.

Rein refleks menatap Davin agar pria itu menjawab. "Oh tadi Daddy kebetulan lewat." Alibi nya, namun Ami masih saja menaruh curiga akan dua manusia ini.

Mata tajam nya menelisik kedua nya, hingga terhenti saat melihat sebuah benda yang berada di jari Rein, ketika wanita itu tak sengaja mengangkat tangan nya.

"Rein, cincin apa tuh?" tanya nya, membuat jantung Rein berdegup dua kali lebih cepat.

TBC....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Alhamdulillah akhirnya udah ada kepastian..Semoga cepat Nikah nya takut aja Kecebong Davin malam itu udah berubah jadi Davin Junior,Kan gak lucu,Sementara mereka belom Nikah..

2024-10-22

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pasti mau balas dendam ke temen2 nya nih,Mau pamer..🤣🤣

2024-10-22

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

sahabatmu di lamar daddymu Ami 😀😍

2023-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27. Flashback 1
28 Bab 28 Flashback 2
29 Bab 29 Flashback 3
30 Bab 30 Flashback 4
31 Bab 31. Flashback 5
32 Bab 32 Flashback 6
33 Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34 Bab 34. Keyla kembali
35 Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36 Bab 36. Wisuda & Lamaran
37 Bab 37. Perkara tamu bulanan
38 Bab 38. Black card
39 Bab 39. Night Ride
40 Bab 40. Keluarga?
41 Bab 41. Abijar Diwantara
42 Bab 42. Kepulangan Rein
43 Bab 43. Persiapan pernikahan
44 Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45 Bab 45. Wedding day
46 Bab 46. Bukan yang pertama
47 Bab 47. Sakit pinggang
48 Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49 Bab 49. Villa
50 Bab 50. Petualangan di kebun teh
51 Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52 Bab 52. Rein rewel
53 Bab 53. Davin merasa bersalah
54 Bab 54. Samar-samar
55 Bab 55. Baby twins
56 Bab 56. Dapat Cicit 2
57 Bab 57. Aldrich masak
58 Bab 58. Morning sickness
59 Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60 Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61 Bab 61. Kejutan tak terduga
62 Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63 Bab 63. Kegiatan panas
64 Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65 Bab 65. Menjadi donatur tetap
66 Bab 66. Bertemu dengan dia
67 Bab 67. Menjelang persalinan
68 Bab 68. Ketakutan Davin
69 Bab 69. Keusilan Davin
70 Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71 A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72 S2. Chapter 71. Triple
73 S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74 S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75 S2 Chapter 74. Maaf Bunda
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27. Flashback 1
28
Bab 28 Flashback 2
29
Bab 29 Flashback 3
30
Bab 30 Flashback 4
31
Bab 31. Flashback 5
32
Bab 32 Flashback 6
33
Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34
Bab 34. Keyla kembali
35
Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36
Bab 36. Wisuda & Lamaran
37
Bab 37. Perkara tamu bulanan
38
Bab 38. Black card
39
Bab 39. Night Ride
40
Bab 40. Keluarga?
41
Bab 41. Abijar Diwantara
42
Bab 42. Kepulangan Rein
43
Bab 43. Persiapan pernikahan
44
Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45
Bab 45. Wedding day
46
Bab 46. Bukan yang pertama
47
Bab 47. Sakit pinggang
48
Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49
Bab 49. Villa
50
Bab 50. Petualangan di kebun teh
51
Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52
Bab 52. Rein rewel
53
Bab 53. Davin merasa bersalah
54
Bab 54. Samar-samar
55
Bab 55. Baby twins
56
Bab 56. Dapat Cicit 2
57
Bab 57. Aldrich masak
58
Bab 58. Morning sickness
59
Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60
Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61
Bab 61. Kejutan tak terduga
62
Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63
Bab 63. Kegiatan panas
64
Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65
Bab 65. Menjadi donatur tetap
66
Bab 66. Bertemu dengan dia
67
Bab 67. Menjelang persalinan
68
Bab 68. Ketakutan Davin
69
Bab 69. Keusilan Davin
70
Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71
A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72
S2. Chapter 71. Triple
73
S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74
S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75
S2 Chapter 74. Maaf Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!