Bab 12

Matahari perlahan muncul, membuat cahaya nya memantul memasuki sela-sela gorden yang tidak tertutup rapat.

Terlihat sepasang kekasih yang masih tertidur pulas, kini mulai terganggu karena cahaya yang tepat megenai wajah mereka.

Rein mengucek matanya, sambil menyesuaikan penglihatan nya. Wanita itu menguap sambil meringis kecil kala bagian bawah nya terasa sakit.

"Morning sayang." Rein menoleh terkejut, kala mendapatkan Davin yang juga menatap nya sambil kembali menyesap ****** nya.

Rein menatap horor Davin yang terlihat sangat menikmati kegiatan menyusu nya. Bahkan pria itu hendak menutup kembali mata, dengan tangan yang aktif memainkan buah dada kanan Rein yang tampak menganggur.

"O-om lepaskan!" tukas Rein, sambil mencoba melepaskan ****** nya dari mulut Davin. Rein bisa merasakan ****** nya kebas, ia yakin pasti Davin tidak melepas ******* nya dari semalam.

Davin membuka mata sambil menatap Rein yang juga menatap nya. Pria itu menggeleng sambil membenamkan wajahnya di dada Rein.

Wajah Rein memanas kala mata nya tak sengaja menatap milik Davin yang terlihat jelas di matanya, saat selimut yang mereka pakai tersingkap.

"Astaga, i-itu sangat besar," batin Rein, wajah nya kini memerah bak tomat.

Davin menyeringai ketika melihat Rein yang masih menatap milik nya yang kini mulai terbangun. "Sudah puas melihat nya, hm?" tanya Davin sambil menahan tawa.

Rein menegang, astaga dia seperti ketahuan berbuat mesum. Wajah nya memerah, Rein berusaha mengalihkan pandangannya dari Davin yang kini tertawa keras sambil memeluk nya. "Dia terbangun sayang, mau membantu ku?"

Rein mendelik kesal, ia mencoba melepaskan diri dari pelukan Davin yang kini mengerat. "Aakk..." pekik nya sakit kala bagian bawah nya terasa ngilu.

"Kenapa? Sakit banget ya?" tanya Davin sambil berdiri. Rein yang tadi kesakitan kini melotot horor melihat junior Davin yang menegang sempurna.

"I-itu..." tunjuk Rein dengan suara bergetar. Bagaimana tidak bergetar jika milik Davin sekarang terlihat dua kali lipat lebih besar.

Davin menunduk sambil memegang milik nya, pria itu kemudian menatap Rein yang kini mengeratkan genggaman nya pada selimut.

"Seperti nya, dia ingin masuk goa baru nya kembali sayang!"

***

Jam menunjukkan pukul 7, Ami menuruni tangga sambil bersenandung kecil. Wanita itu sudah terlihat rapi dengan kemeja kotak-kotak merah dan celana jeans hitam sambil menenteng tas di pundak nya.

"Selamat pagi bi," sapa nya semangat. Entah lah hari ini mood nya terlihat sangat baik.

"Pagi non."

Ami yang duduk di bangku menoleh saat melihat Rein yang baru saja datang. Eh tunggu-tunggu, kenapa sahabat nya itu berjalan seperti habis di sunat.

"Lo kenapa Rein?" tanya Ami khawatir.

Rein menegang mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Ami. Berbagai pertanyaan muncul, bagaimana reaksi Ami ketika mengetahui bahwa ia telah melakukan itu dengan Davin. Apakah Ami akan marah atau malah sebaliknya.

"Rein tadi jatuh di kamar mandi." Ami dan Rein menoleh pada Davin yang masih menggenakan pakaian casual.

"Daddy nggak ke kantor?" tanya Ami heran.

Davin menggeleng sambil memegang bahu Rein. "Daddy libur sehari. Oh iya, biar daddy aja yang gendong Rein." Ami mengangguk saja, karena kasihan juga melihat Rein yang tampak meringis kecil saat berjalan.

Sedangkan yang yang di khawatir kan sekarang malah melirik kesal, kekasih baru nya yang tampak sekali sedang melancarkan aksi modus nya.

"Kok daddy tahu, Rein tadi jatuh di kamar mandi?" tanya Ami yang baru sadar.

Rein menutup mata, kenapa sahabat nya ini banyak bertanya. "Tadi daddy nggak sengaja lewat depan kamar Rein, terus dengar teriakan makanya daddy langsung masuk dan ternyata Rein jatuh jadi daddy bantuin." Rein mendelik kecil ke arah Davin yang terlihat pandai sekali mengeles. Untung Ami memiliki otak yang sedikit lemot, ya meskipun itu kadang-kadang.

"Oh gitu. Cepat sembuh ya, Lo izin aja hari ini." baru saja akan menjawab, Davin lebih dulu bersuara membuat Rein kesal kembali.

"Setuju. Kuliah nya besok aja, kan kasihan kalau kuliah pas sakit gini." Ami mengangguk membenarkan ucapan Davin.

***

Jika kalian bertanya mengapa Rein tak marah karena Davin sudah meniduri nya, jawaban nya sangat simpel karena ia berpikir bahwa tak ada gunanya juga jika ia marah. Keperawanan nya tak akan bisa kembali, dan juga ia seperti nya menyukai pria yang kini sedang bergelayut manja di lengan nya.

Entah sejak kapan, namun Rein juga tak tahu pasti, yang ia yakini sekarang ia menyukai pria ini, mungkin perasaan nya akan naik satu level mulai sekarang menjadi cinta.

Rein melirik Davin yang kini menonton televisi dengan raut serius. Apakah ia bisa mencintai pria ini? Apakah dirinya boleh berharap bahwa pria ini juga mencintai nya? Apakah...apakah dirinya bisa menggantikan wanita yang sangat-sangat pria itu cintai.

Rein tahu Davin sangat mencintai istrinya, terbukti dengan foto pernikahan mereka yang masih terpasang indah di kamar pria itu.

Apakah pria ini benar-benar menyukai nya atau itu hanya sekedar omong kosong belaka.

Rein pernah mendengar cerita dari Ami bahwa daddy nya sangat mencintai mommy nya, terbukti dari daddy nya yang tak pernah mau jika di minta untuk menikah lagi oleh sang Oma.

"Kenapa dari tadi ngeliatin terus?" tanya Davin tiba-tiba, membuat Rein tersentak kaget.

"Eh nggak papa om." jawab Rein sambil menggeleng kecil. Jujur saja ia belum terbiasa dengan sikap Davin yang seperti ini.

Davin menatap Rein yang tampak mencoba mengalihkan pandangan dari nya. "Kenapa, hm?" tanya nya sambil mengelus pelan pipi Rein.

Rein menatap Davin dengan sendu. Matanya perlahan berkaca-kaca membentuk genangan air, hingga menit berikutnya air itu jatuh dengan satu kedipan mata.

"Eh kenapa nangis? Itu nya masih sakit ya? Ayo kita ke dokter," ucap Davin panik.

Rein memukul pelan dada Davin, membuat pria itu mengerutkan kening bingung. "Kenapa? Aku ada salah?" Rein semakin bingung, pria itu bahkan Sekarang mengubah panggilan nya menjadi aku kamu.

Rein semakin terisak karena bingung dengan perasaannya sendiri. Pikiran-pikiran buruk menghantui nya, bagaimana jika pria ini tak mencintai nya dan malah membuang nya seperti kedua orang tua nya.

Davin memeluk Rein sambil mengelus pundak Rein atau lebih tepatnya kekasih baru nya.

Pria itu dengan sabar menunggu Rein untuk menceritakan apa yang ia pikirkan saat ini, hingga membuat nya menangis sesenggukan.

Tak terasa Rein menangis hingga mata nya terlihat membengkak. Davin menahan tawa kala melihat hidung Rein yang memerah.

Kenapa kekasih nya ini sangat lucu, rasanya ingin ia seret menuju ranjang hangat milik nya, pikir Davin mesum.

"Sudah? Sekarang mau cerita?" tanya Davin penuh cinta.

Rein menghapus air matanya lalu menatap Davin yang juga menatap nya. Rein menarik napas pelan, lalu menghembuskan nya.

Apakah ia boleh menanyakan perasaan pria yang kini sudah berstatus kekasih nya.

"O-om, gimana perasaan om sama aku?"

Deg

TBC....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Efek terlalu lama menduda,Jadi duda karatan..

2025-03-09

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

minta kepastian

2024-09-26

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jadi gimana Rein 🤭 puas lah pelayanan David semalam

2024-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27. Flashback 1
28 Bab 28 Flashback 2
29 Bab 29 Flashback 3
30 Bab 30 Flashback 4
31 Bab 31. Flashback 5
32 Bab 32 Flashback 6
33 Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34 Bab 34. Keyla kembali
35 Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36 Bab 36. Wisuda & Lamaran
37 Bab 37. Perkara tamu bulanan
38 Bab 38. Black card
39 Bab 39. Night Ride
40 Bab 40. Keluarga?
41 Bab 41. Abijar Diwantara
42 Bab 42. Kepulangan Rein
43 Bab 43. Persiapan pernikahan
44 Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45 Bab 45. Wedding day
46 Bab 46. Bukan yang pertama
47 Bab 47. Sakit pinggang
48 Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49 Bab 49. Villa
50 Bab 50. Petualangan di kebun teh
51 Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52 Bab 52. Rein rewel
53 Bab 53. Davin merasa bersalah
54 Bab 54. Samar-samar
55 Bab 55. Baby twins
56 Bab 56. Dapat Cicit 2
57 Bab 57. Aldrich masak
58 Bab 58. Morning sickness
59 Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60 Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61 Bab 61. Kejutan tak terduga
62 Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63 Bab 63. Kegiatan panas
64 Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65 Bab 65. Menjadi donatur tetap
66 Bab 66. Bertemu dengan dia
67 Bab 67. Menjelang persalinan
68 Bab 68. Ketakutan Davin
69 Bab 69. Keusilan Davin
70 Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71 A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72 S2. Chapter 71. Triple
73 S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74 S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75 S2 Chapter 74. Maaf Bunda
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27. Flashback 1
28
Bab 28 Flashback 2
29
Bab 29 Flashback 3
30
Bab 30 Flashback 4
31
Bab 31. Flashback 5
32
Bab 32 Flashback 6
33
Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34
Bab 34. Keyla kembali
35
Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36
Bab 36. Wisuda & Lamaran
37
Bab 37. Perkara tamu bulanan
38
Bab 38. Black card
39
Bab 39. Night Ride
40
Bab 40. Keluarga?
41
Bab 41. Abijar Diwantara
42
Bab 42. Kepulangan Rein
43
Bab 43. Persiapan pernikahan
44
Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45
Bab 45. Wedding day
46
Bab 46. Bukan yang pertama
47
Bab 47. Sakit pinggang
48
Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49
Bab 49. Villa
50
Bab 50. Petualangan di kebun teh
51
Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52
Bab 52. Rein rewel
53
Bab 53. Davin merasa bersalah
54
Bab 54. Samar-samar
55
Bab 55. Baby twins
56
Bab 56. Dapat Cicit 2
57
Bab 57. Aldrich masak
58
Bab 58. Morning sickness
59
Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60
Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61
Bab 61. Kejutan tak terduga
62
Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63
Bab 63. Kegiatan panas
64
Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65
Bab 65. Menjadi donatur tetap
66
Bab 66. Bertemu dengan dia
67
Bab 67. Menjelang persalinan
68
Bab 68. Ketakutan Davin
69
Bab 69. Keusilan Davin
70
Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71
A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72
S2. Chapter 71. Triple
73
S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74
S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75
S2 Chapter 74. Maaf Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!