Bab 5

Tak terasa 5 hari berlalu, dan selama itu pun, Rein sudah pergi melamar pekerjaan baik di kafe, perusahaan namun belum juga mendapatkan panggilan.

Rein mendudukkan dirinya di sofa kecil di kontrakan nya. "Kemana lagi gue nyari kerja, waktu nya tinggal 2 hari lagi!" gumam nya frustasi.

"Gimana gue bisa bayar spp sama kontrakan gue. Apa gue minta sama mereka aja," lanjut nya.

Rein menggeleng, dia tidak akan sudi kembali pada mereka, yang sudah tega meninggalkan nya.

"Hallo bunda ku sayang, lagi ngapain sih?" tanya Ami tiba-tiba.

Rein berjingkrak kaget, matanya menatap Ami dan Davin yang memasuki kontrakan nya.

"Eh masuk-masuk," ucap nya kikuk.

Kenapa sahabat nya ini tidak memberitahu dirinya kalau mereka akan berkunjung, untung saja kontrakan nya bersih.

Kedua nya mengangguk. "Silahkan duduk, mau minum apa?" tanya Rein.

"Gue ju-"

"Air putih saja," potong Davin saat Ami ingin meminta yang aneh-aneh.

"Tunggu sebentar," Rein langsung berlalu menuju dapur nya yang sangat jauh berbeda dengan dapur milik kedua tamu nya itu.

Rein terkekeh kecil, mendengar Ami yang menggerutu kesal pada Davin.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, dan kedua tamu tak di undang itu juga belum ada tanda-tanda ingin pulang.

Rein kembali menghela nafas untuk yang kesekian kali nya, membuat Ami dan Davin langsung menatap nya.

"Lo kenapa sih Rein, lagi ada masalah?" tanya nya.

Rein menggeleng pelan, dia sudah cukup merepotkan Ami.

Jadi mungkin dia tidak usah bercerita tentang masalah nya ini.

"Nggak papa kok, kalian belum lapar?" tanya Rein.

Davin memandang Rein, ia tahu ada yang di sembunyikan sahabat anak nya ini. Mungkin nanti akan ia tanyakan.

"Lapar, lo mau masak ya? Kalau gitu makasih banget ya Rein. Asal lo tahu, lo tuh udah cocok banget jadi bunda dan istri daddy gue. Nikah aja deh sama dad-"

"Berisik Ami!" tukas Davin sambil menatap tajam Ami yang cengengesan tidak jelas. Ia sebenarnya malu saat anak nya memanggil Rein seperti itu, tapi di sisi lain, sesuatu dalam dirinya berdesir hebat.

"Kalian mau makan apa, biar saya masakan?" tanya Rein.

"Tidak usah tak-"

"Daddy malu-malu segala. Apa aja yang lo masakin kita makan kok hehe." Davin menatap Ami tajam, kalau bisa dia ingin ganti anak.

Rein tertawa kecil melihat perdebatan anak dan ayah di depannya. Seingat nya dia merasakan hal seperti itu saat masih SMP, namun saat memasuki bangku SMA semua nya berubah.

"Bentar ya saya ke dapur dulu," pamit Rein.

"Kamu bantuin Rein sana," ujar Davin pada Ami.

"Daddy mau, dapur Rein kebakaran?" tanya Ami sambil cengengesan.

Davin mengusap wajah nya kasar, sumpah anak nya ini kalau bisa di lelang akan ia lelang saja.

***

Rein berkutat dengan peralatan dapur, tangan nya dengan lincah membalikan ikan yang ia goreng, tanpa takut terkena cipratan minyak.

"Untung sudah masak nasi," gumam nya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Davin, membuat Rein berjingkrak kaget. Refleksi Spatula yang ia pegang di todongan pada Davin, membuat pria itu mundur kebelakang.

"Eh maaf om." ucap Rein sambil menurunkan Spatula nya.

"Iya nggak papa. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Davin sekali lagi. Ia masih tahu diri, mereka seperti nya merepotkan wanita di hadapan nya ini.

"Om bisa kupas bawang? Kalau bisa itu bawang nya ada di sana, minta tolong kupaskan" tunjuk Rein pada beberapa butir bawang yang sudah ia ambil.

"Oke."

Davin tanpa aba-aba mengambil bawang itu lalu mengusap nya.

Hingga beberapa menit kemudian Rein mendengar seseorang terisak pelan.

"Om kenapa? Tangan nya kena pisau?" tanya Rein khawatir sambil mengecek tangan Davin.

"Bukan hiks, bawang nya yang buat saya nangis," ujar Davin menjelaskan sambil mengangkat tangan nya ingin mengusap air matanya.

"Jangan om, nanti tambah perih lagi," cegah Rein.

Wanita itu dengan cepat mengambil tisu lalu menyeka air mata Davin. Rein dengan telaten menghapus air mata Davin, ia tidak menyadari bahwa Davin sedari tadi memandang nya dengan jantung berdebar kencang.

Ami yang akan menyusul di dapur terhenti, mata nya memandang kedua orang itu dengan berbinar. "Aww ternyata daddy mau romantis-romantisan sama Rein, dengan alasan bantu masak! Cie uhuyyy..." goda Ami, membuat kedua nya langsung menengok dan salah tingkah.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Davin kesal.

"Oh jadi daddy mau aku pergi, nggak mau di ganggu gitu, oke aku pergi." Ami dengan senyum Pepsodent nya melangkah pergi menjauh dari area dapur.

"Astaga anak itu, saya jual juga lama-lama," gerutu Davin.

"Jangan om, gitu-gitu dia anak om loh," celetuk Rein yang mendengar gerutuan Davin.

Davin menggaruk tengkuknya. "Om duduk saja, biar saya yang masak," ujar Rein.

"Oke, maaf saya malah ngerepotin kamu."

"Nggak kok."

***

Tok tok

"Rein, buka pintu nya!"

Rein, Davin dan Ami yang sedang makan langsung terhenti, ketika mendengar ketukan pintu dan suara wanita yang memanggil Rein dengan keras.

"Rein, keluar kamu!"

Ami menatap Rein yang tampak menegang. "Itu siapa Rein?" tanya Ami, membuat Rein langsung menoleh padanya.

"Bukan siapa-siapa. Bentar gue buka pintu dulu, kalian lanjut makan aja." Rein dengan cepat berlalu dari sana. Ia tahu itu suara pemilik kontrakan ini. Bukan nya ia masih mempunyai 2 hari lagi, untuk melunasi tunggakan kontrakan nya.

"Akhirnya keluar juga kamu!" tukas nya ketus.

"Maaf bu, ada apa ya?" tanya Rein sopan, ia hanya berharap semoga wanita ini tidak menagihnya sekarang.

"Nggak usah pura-pura lupa kamu. Cepat bayar tunggakan kamu!" ujar nya.

"Bukan nya saya masih punya waktu 2 hari lagi ya bu?" jelas Rein.

"Terserah saya mau tagih sekarang atau nanti, ujung-ujungnya kamu bayar, jadi cepat bayar sekarang!"

"M-maaf bu, uang nya belum ada," ujar Rein sambil menunduk.

"Kamu itu gimana sih? Kalau nggak mampu bayar kontrakan nggak usah sok-sokan ngontrak. Cepat kamu keluar dari kontrakan saya!" teriak nya, membuat Rein tersentak.

"Maaf ada apa ya bu?" Rein tersentak pelan, kemudian dengan cepat membalikkan tubuhnya. Ia mendapati Davin dan Ami sedang berdiri sambil menatap nya.

"Kamu siapa nya? Pacar nya? Kalau gitu bayar kontrakan pacar kamu, sudah nunggak 2 bulan," tutur wanita itu sambil menatap Davin.

"Dia bukan pac-"

"Berapa bu?" sela Davin cepat. Rein menggeleng sambil menatap Davin.

"1 juta."

Davin mengangguk, ia mengeluarkan sebuah cek kemudian menulis kan nominal nya, dan memberikan cek pada wanita itu.

"Gini dong, punya pacar kaya kok nggak kamu porotin. Oh iya, kamu nanti keluarin semua barang kamu ya, hari ini ada yang mau tempati kontrakan ini."

"Nggak bisa gitu dong bu, kan saya masih ngontrak di sini!" protes Rein Tak terima.

"Ini kontrakan saya, jadi terserah saya. Satu lagi, makasih ya uang nya," sehabis mengatakan itu, wanita itu langsung pergi, meninggalkan ketiga nya yang masih berdiri di situ.

TBC...

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Pindah rumah Ami saja

2025-04-12

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah ini yg aku tunggu -tunggu bu kos datang nagih, mungkin dengan cara ini Davin akan menolong Rein,Dengan cara apapun aku gak peduli..👏👏😀😀👍👍

2024-10-22

5

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pasti Davin udah suka sama Rein saat awal ketemu,Tapi karena Rein sahabat anaknya makanya dia diam aja..Tapi sekarang dia tau kalo anaknya juga mendukung nya..,👍👍

2024-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27. Flashback 1
28 Bab 28 Flashback 2
29 Bab 29 Flashback 3
30 Bab 30 Flashback 4
31 Bab 31. Flashback 5
32 Bab 32 Flashback 6
33 Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34 Bab 34. Keyla kembali
35 Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36 Bab 36. Wisuda & Lamaran
37 Bab 37. Perkara tamu bulanan
38 Bab 38. Black card
39 Bab 39. Night Ride
40 Bab 40. Keluarga?
41 Bab 41. Abijar Diwantara
42 Bab 42. Kepulangan Rein
43 Bab 43. Persiapan pernikahan
44 Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45 Bab 45. Wedding day
46 Bab 46. Bukan yang pertama
47 Bab 47. Sakit pinggang
48 Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49 Bab 49. Villa
50 Bab 50. Petualangan di kebun teh
51 Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52 Bab 52. Rein rewel
53 Bab 53. Davin merasa bersalah
54 Bab 54. Samar-samar
55 Bab 55. Baby twins
56 Bab 56. Dapat Cicit 2
57 Bab 57. Aldrich masak
58 Bab 58. Morning sickness
59 Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60 Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61 Bab 61. Kejutan tak terduga
62 Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63 Bab 63. Kegiatan panas
64 Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65 Bab 65. Menjadi donatur tetap
66 Bab 66. Bertemu dengan dia
67 Bab 67. Menjelang persalinan
68 Bab 68. Ketakutan Davin
69 Bab 69. Keusilan Davin
70 Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71 A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72 S2. Chapter 71. Triple
73 S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74 S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75 S2 Chapter 74. Maaf Bunda
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27. Flashback 1
28
Bab 28 Flashback 2
29
Bab 29 Flashback 3
30
Bab 30 Flashback 4
31
Bab 31. Flashback 5
32
Bab 32 Flashback 6
33
Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34
Bab 34. Keyla kembali
35
Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36
Bab 36. Wisuda & Lamaran
37
Bab 37. Perkara tamu bulanan
38
Bab 38. Black card
39
Bab 39. Night Ride
40
Bab 40. Keluarga?
41
Bab 41. Abijar Diwantara
42
Bab 42. Kepulangan Rein
43
Bab 43. Persiapan pernikahan
44
Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45
Bab 45. Wedding day
46
Bab 46. Bukan yang pertama
47
Bab 47. Sakit pinggang
48
Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49
Bab 49. Villa
50
Bab 50. Petualangan di kebun teh
51
Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52
Bab 52. Rein rewel
53
Bab 53. Davin merasa bersalah
54
Bab 54. Samar-samar
55
Bab 55. Baby twins
56
Bab 56. Dapat Cicit 2
57
Bab 57. Aldrich masak
58
Bab 58. Morning sickness
59
Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60
Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61
Bab 61. Kejutan tak terduga
62
Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63
Bab 63. Kegiatan panas
64
Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65
Bab 65. Menjadi donatur tetap
66
Bab 66. Bertemu dengan dia
67
Bab 67. Menjelang persalinan
68
Bab 68. Ketakutan Davin
69
Bab 69. Keusilan Davin
70
Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71
A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72
S2. Chapter 71. Triple
73
S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74
S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75
S2 Chapter 74. Maaf Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!