Bab 3

Davin menatap Rein yang sudah tertidur di sebelah nya.

"Sudah tertidur rupanya," gumam Davin sambil tersenyum kecil.

Pria yang masih bertelanjang dada itu langsung mematikan televisi kemudian mengangkat Rein dan membawa nya menuju kamar milik nya.

Dengan perlahan ia meletakkan Rein di kasur king size, kemudian menyelimuti nya.

Davin langsung melangkah menuju kamar mandi, untuk menuntaskan sesuatu yang sedari tadi ia tahan.

"Ahh Re-reinhh..." desah Davin saat mendapati pelepasan nya. Mata pria itu bahkan tertutup menikmati.

"Huh! Astaga, bagaimana bisa aku mendesah kan nama nya! Ingat Davin dia teman putri mu," ucap nya, sambil menyeka keringat di dahi.

Davin berjalan menuju ranjang nya, kemudian mendudukkan dirinya tepat di sebelah Rein yang sudah tertidur pulas.

Senyum kecil terukir kala melihat wajah polos itu. Davin langsung merebahkan tubuhnya disamping Rein.

"Eugh..." Davin tersentak kala tangan Rein terjatuh tepat di atas perut nya.

"Dia pasti mengira, aku ini guling nya," gumam Davin.

Davin menghadap Rein dengan tangan yang menyangga kepala nya. Mata kelam itu memandang Rein yang kini bergeser dan memeluk erat tubuh nya.

"Kenapa sangat menggemaskan seperti ini, hm?" tanya Davin seraya mengelus pelan pipi Rein.

Dan malam ini Davin menghabiskan waktu tidur nya, hanya untuk mengagumi Rein yang berada di sebelah nya.

***

06.40

"Rein, Lo di dalam?" tanya Ami sambil mengetuk pintu kamar mandi.

Tak mendapatkan sahutan, Ami langsung membuka pintu kamar mandi, ternyata tidak di kunci.

"Lah, nih anak kemana lagi, pagi-pagi buta begini!" gerutu Ami.

Ami langsung bergegas menuju dapur, ketika teringat teman nya itu suka memasak di pagi hari.

"Loh kok nggak ada juga. Jangan-jangan, pulang lagi dia, tapi masa nggak ngasih tau gue dulu sih!" gerutu Ami, sambil menduduki bangku di ruang makan.

"Non Ami mau makan sekarang?" tanya seorang wanita paruh baya.

"Eh bibi. Bi, Ami mau tanya, tadi waktu bibi datang liat teman Ami nggak?"

Wanita paruh baya itu menggeleng tanda tak tahu. "Nggak tau non, emang teman nya nginap di sini?"

"Iya bi, tapi nggak tau dia kemana. Ya sudah, Ami cari di kamar daddy aja."

Ami langsung melangkah menuju kamar Davin yang berada di lantai 1.

Dengan perlahan Ami membuka pintu, ternyata tidak di kunci. "Morning dad-" ucapan Ami terhenti kala melihat pemandangan di depan nya.

Mata Ami menggerjap pelan, hingga tak lama bibir nya menyunggingkan senyum lebar.

"Apa gue bakal punya adik, dalam waktu dekat ini?" ucap nya bertanya-tanya.

Dengan cepat Ami mengeluarkan ponsel nya kemudian membuka fitur kamera.

"Pemandangan kaya gini, harus di abadikan hehe."

Cekrek

"UPS!!" Ami refleks menyembunyikan hp nya, saat Blitz kamera nya ternyata menyala.

Ami yang hendak berlari keluar kamar, langsung terhenti saat suara Rein terdengar.

"Hoam! Lo ngapain?" tanya Rein serak, sambil menguap. Agak nya, Rein tidak menyadari bahwa ia sedang berada di kamar Davin.

"Pasti belum sadar dia...3...2.

..1" hitung Ami mundur sambil menutup telinga. Kemudian di susul suara teriakan menggelar dan suara terjatuh.

"Akkk!!"

Bruk

"Om ngapain, di kamar Ami?" tanya Rein sambil mengeratkan genggaman nya pada selimut. Mata Rein melotot, melihat Davin yang hanya bertelanjang dada.

Ami yang masih disitu, meringis ngilu melihat daddy nya yang terjatuh akibat tendangan Rein.

"Kamu kenapa nendang saya? Sakit banget astaga!" gerutu Davin sambil mengelus pinggang nya.

"Om yang ngapain tidur di sini?" tanya Rein kesal.

"Hah! Ini kamar saya, jadi terserah saya, mau ngapain di sini," ucap Davin, membuat Rein seketika menatap sekeliling nya.

"A-aku kenapa bisa di sini?" tanya Rein gugup sambil menatap kedua nya malu.

"Gue nggak ikutan."

Ami langsung berlari keluar, meninggalkan Davin yang masih mengelus pinggang nya yang terasa ngilu.

"T-tungguin gue, Ami tunggu!" Rein hendak turun namun Davin langsung mencegah nya.

"Kamu mau kemana? Tanggung jawab dulu, ini pinggang saya nyut-nyutan."

"Hehe maaf om, tadi nggak sengaja," ucap Rein sambil menyengir kikuk.

"Nggak mau tau, pokoknya kamu rawat saya, sampai sembuh!" Davin tertawa puas dalam hati.

"Hah? Rawat? Nggak bisa gitu dong, om nggak luka sama sekali, kok minta di rawat!" protes Rein kesal.

"Saya nggak mau tau, itu tugas kamu, karena pinggang saya sekarang nyut-nyutan."

"Banyak olahraga om, itu tanda nya faktor u. Masa baru di dorong gitu, langsung sakit pinggang."

Brak

Davin melotot melihat kepergian Rein. "Astaga, dia galak seperti induk singa!"

***

"Gue emang pengen lo jadi bunda gue Rein, tapi ya jangan buatin gue adik dulu, minimal kalian nikah dulu lah," ujar Ami saat mereka menuruni tangga.

"Diem lo! Kok bisa sih, gue bisa nyasar sampai kamar bokap lo?"

Ami mengedikan bahu tanda tidak tahu. "Pasti daddy, yang bawa Rein ke kamar," batin nya senang.

"Udahlah, nggak usah di pikirin. Lagian nggak ada salah nya, lo tidur sama bokap gue, UPS!"

Ami tertawa garing, sambil menatap Rein yang ingin menelan nya hidup-hidup.

"Morning," sapa Davin pada kedua nya.

Cup

"Morning dad," jawab Ami saat Davin mengecup kening nya.

"Kamu mau di cium juga?" tanya Davin pada Rein, membuat Ami langsung menarik sudut bibir nya.

"Nggak om, makasih." Rein mendudukkan tubuh nya di sebelah Davin, dan itu semua karena Ami.

"Daddy, kenapa nggak makan?" tanya Ami heran, karena Davin belum mengambil nasi nya.

"Ambil kan untuk saya, pinggang saya masih sakit, jadi nggak bisa ngambil nasi."

Rein langsung menoleh menatap Davin. "Kan pinggang yang sakit, bukan tangan!"

"Udah Rei, ambilkan aja."

Dengan ogah-ogahan Rein langsung menyendokkan nasi dan menaruh nya di piring Davin, membuat senyum Ami dan Davin melebar.

"Gue juga mau, minta tolong ambilkan perkedel nya hehe," Rein mengangguk dan mengambil 2 perkedel kemudian menaruh nya di piring Ami.

"Cocok banget jadi bunda gue. Iya kan dad?"

Davin mengangguk membuat Rein langsung terbatuk.

Uhuk uhuk

"Pelan-pelan," Davin menepuk punggung Rein pelan, sambil menyodorkan gelas berisi air minum.

"Mimpi apa gue, pagi-pagi di kasih keromantisan begini," gumam Ami senang.

"Aku selesai. Rein nanti minta tolong di antar daddy ya, gue duluan byee..."

"Nggak bisa gitu dong, Ami tungguin gue!"

"Mau kemana? Nanti saya antar, habiskan dulu makanan kamu," Rein mencebikkan bibir nya menatap Davin.

"Ini semua gara-gara om, saya jadi di tinggal kan!" marah nya.

Davin menahan tawa melihat wajah Rein. "Kenapa kamu sangat menggemaskan gini, hm?" tanya Davin, sambil mencubit pipi Rein.

"Lewpas duwlu!" Rein melepaskan cubitan Davin di pipi nya. "Sakit, pasti merah!" gerutunya.

"Astaga, saya nggak tahan!"

Cup

Davin langsung mengecup bibir Rein, kemudian berlalu dari sana. "Saya tunggu di mobil," ujar nya sambil melangkah pergi. Takut mendapatkan amukan dari Rein, yang kini diam di tempat memproses apa yang baru saja terjadi.

"OM DAVINNN!!" Davin meringis mendengar teriakan Rein yang menggelar.

TBC...

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

si rein yg di cium,pipi aku yg merah jadinya😅

2025-01-10

0

Nuy

Nuy

Ayah anak koplak seru 😅😅🤪🤪🤪🤪

2025-01-10

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

benar2 ni Ami🤣🤣🤣

2024-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27. Flashback 1
28 Bab 28 Flashback 2
29 Bab 29 Flashback 3
30 Bab 30 Flashback 4
31 Bab 31. Flashback 5
32 Bab 32 Flashback 6
33 Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34 Bab 34. Keyla kembali
35 Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36 Bab 36. Wisuda & Lamaran
37 Bab 37. Perkara tamu bulanan
38 Bab 38. Black card
39 Bab 39. Night Ride
40 Bab 40. Keluarga?
41 Bab 41. Abijar Diwantara
42 Bab 42. Kepulangan Rein
43 Bab 43. Persiapan pernikahan
44 Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45 Bab 45. Wedding day
46 Bab 46. Bukan yang pertama
47 Bab 47. Sakit pinggang
48 Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49 Bab 49. Villa
50 Bab 50. Petualangan di kebun teh
51 Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52 Bab 52. Rein rewel
53 Bab 53. Davin merasa bersalah
54 Bab 54. Samar-samar
55 Bab 55. Baby twins
56 Bab 56. Dapat Cicit 2
57 Bab 57. Aldrich masak
58 Bab 58. Morning sickness
59 Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60 Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61 Bab 61. Kejutan tak terduga
62 Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63 Bab 63. Kegiatan panas
64 Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65 Bab 65. Menjadi donatur tetap
66 Bab 66. Bertemu dengan dia
67 Bab 67. Menjelang persalinan
68 Bab 68. Ketakutan Davin
69 Bab 69. Keusilan Davin
70 Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71 A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72 S2. Chapter 71. Triple
73 S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74 S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75 S2 Chapter 74. Maaf Bunda
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27. Flashback 1
28
Bab 28 Flashback 2
29
Bab 29 Flashback 3
30
Bab 30 Flashback 4
31
Bab 31. Flashback 5
32
Bab 32 Flashback 6
33
Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34
Bab 34. Keyla kembali
35
Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36
Bab 36. Wisuda & Lamaran
37
Bab 37. Perkara tamu bulanan
38
Bab 38. Black card
39
Bab 39. Night Ride
40
Bab 40. Keluarga?
41
Bab 41. Abijar Diwantara
42
Bab 42. Kepulangan Rein
43
Bab 43. Persiapan pernikahan
44
Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45
Bab 45. Wedding day
46
Bab 46. Bukan yang pertama
47
Bab 47. Sakit pinggang
48
Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49
Bab 49. Villa
50
Bab 50. Petualangan di kebun teh
51
Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52
Bab 52. Rein rewel
53
Bab 53. Davin merasa bersalah
54
Bab 54. Samar-samar
55
Bab 55. Baby twins
56
Bab 56. Dapat Cicit 2
57
Bab 57. Aldrich masak
58
Bab 58. Morning sickness
59
Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60
Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61
Bab 61. Kejutan tak terduga
62
Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63
Bab 63. Kegiatan panas
64
Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65
Bab 65. Menjadi donatur tetap
66
Bab 66. Bertemu dengan dia
67
Bab 67. Menjelang persalinan
68
Bab 68. Ketakutan Davin
69
Bab 69. Keusilan Davin
70
Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71
A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72
S2. Chapter 71. Triple
73
S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74
S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75
S2 Chapter 74. Maaf Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!