Bab 2

Rein dan Ami saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumah Ami.

"Nginap ya, awas aja Lo bohong," Rein mengangguk malas. Sehabis mata kuliah terakhir tadi, ia di paksa menginap oleh sang sahabat dengan alasan di rumah sendiri.

"Emang bokap lo kemana?" tanya Rein heran.

Ami terdiam, alasan apa yang harus ia berikan, agar sahabat nya ini percaya kalau ia nanti sendiri di rumah.

"Mm daddy mungkin lembur, ah iya tadi katanya mau lembur di kantor sampai malam hehe."

Rein memicingkan mata curiga sambil menatap Ami yang cengengesan tidak jelas.

"Mati gue, semoga daddy beneran lembur," batin Ami.

***

Sesampainya di bangunan besar bertingkat 2, Rein dan Ami langsung memasuki rumah itu.

"Ke kamar aja, gue mau ke dapur bentar," ujar Ami sambil mendorong tubuh Rein pelan.

"Sabar, nggak usah dorong-dorong," Rein langsung berjalan menuju kamar Ami yang berada di lantai 2.

Rein memang beberapa kali menginap disini, jadi ia sudah hafal letak kamar Ami.

Ami yang melihat Rein sudah menaiki tangga menuju kamar nya, langsung berlalu menuju kamar sang daddy.

"Syukurlah daddy nggak ada," ucap nya sambil melihat isi kamar daddy nya yang sunyi.

Sebuah pesan masuk, membuat Ami dengan cepat merogoh saku celana nya.

Ting

^^^Daddy💸^^^

^^^Daddy lembur, mungkin jam 8 malam baru pulang. Nanti makan duluan aja, nggak usah tunggu daddy.^^^

"Yes!" pekik Ami senang.

"Kenapa Lo?" tanya Rein, sambil mengernyitkan keningnya heran.

"Eh, hehe nggak papa kok. Oh iya, masakin dong Rein, gue lapar banget," ucap Ami dengan wajah melas nya.

"Enak ya lo, jadiin gue babu!" tukas Rein, namun tetap berjalan menuju dapur, diikuti Ami yang cengengesan.

"Marah-marah mulu nggak baik bund, cepat masakin anak gadis mu ini," ucap Ami.

Rein menghela nafas, cape juga meladeni ucapan sahabat nya ini.

Rein sibuk berkutat dengan peralatan dapur. Ami yang melihat itu langsung memotret nya, dan mengirim kan nya pada sang daddy.

***

Ami

Dad, Rein cocok kan jadi bunda Ami hehe...

Davin yang sudah mengetahui tingkat sang anak hanya menggeleng pelan. Jari nya menekan foto yang dikirim Ami.

"Cantik" satu kata yang terlontar saat melihat foto Rein yang sedang memotong daging.

Bibir nya menyunggingkan senyum tipis, saat melihat senyum Rein yang sangat manis.

"Astaga, apa-apaan ini, dia sahabat putri ku. Bisa-bisanya aku berpikir yang tidak-tidak!" gumam Davin sambil meletakkan ponsel nya di atas meja kerja.

Tak terasa jam menunjukkan pukul 8 malam, Davin melangkah menuju parkiran kemudian melajukan mobil nya menuju rumah.

Hingga tak lama kemudian, Davin memasuki pekarangan rumah.

Pria tampan itu langsung berjalan memasuki rumah nya dengan raut lelah.

"Ami seperti nya sudah tidur," gumam Davin, kemudian langsung melangkah menuju kamar nya, setelah itu ia membersihkan tubuh nya yang sudah sangat lengket.

***

"Lah, habis."

Rein menatap teko kosong itu kemudian menghela nafas pelan.

Mata nya memandang Ami yang sudah tertidur dengan pulas.

"Mi, bangun dulu, temenin gue ke dapur ambil air," ucap Rein, sambil mengguncang pelan tubuh Ami.

Bukan nya bangun, Ami malah tambah mengeratkan selimut nya, membuat Rein menghela nafas.

Agak nya sekarang ia lebih sering menghela nafas, pikir Rein.

Rein langsung melangkah keluar menuruni anak tangga untuk menuntaskan rasa haus nya. Rein tidak sadar bahwa ia masih memakai baju tidur berbentuk kimono dengan motif bunga-bunga yang sangat pendek, sehingga menunjukkan belahan dada serta kaki jenjangnya, dan juga baju itu sangat tipis.

Ruangan tampak gelap, membuat Rein segera menuju ke dapur untuk mengambil minum.

Setelah mendapatkan air, Rein langsung meminum nya tak lupa juga ia mengisi nya di dalam teko, untuk di bawa ke kamar.

Duk

"Aduh" pekik Rein saat ia menubruk sesuatu yang keras.

"Eh, kau tidak apa-apa?" Tanya seseorang yang berdiri di hadapan nya dengan telanjang dada.

Rein refleks mendongak, matanya membulat saat mendapati bahwa ayah dari sahabat nya ini sedang berdiri di hadapan nya.

***

"Ada yang sakit?" tanya Davin khawatir.

Ia tadi ingin mengambil air di dapur, tapi malah bertemu dengan sahabat anak nya.

Rein menggeleng, sambil memegang kening nya. Mata nya menangkap dada bidang Davin serta em beberapa roti sobek yang biasa ia lihat di drama-drama kesukaan nya namun sekarang terpampang jelas di matanya, membuat nya refleks melihat sekeliling nya dengan kikuk.

"Kamu ngapain malam-malam di dapur?" tanya Davin, membuat Rein langsung menunjukkan teko yang ia bawa.

"Ambil minum. Om sendiri ngapain di sini?" tanya Rein gugup.

"Saya mau minum, bisa minta tolong ambilkan juga, nanti antar ke sofa depan sana ya."

Setelah mengatakan itu, Davin langsung melangkah meninggalkan Rein yang masih cengo di tempat nya.

"Anak sama bapak sama aja," gerutu nya kesal.

***

"Ini om air nya," Davin langsung melihat Rein, namun pandangan nya bukan tertuju pada gelas melainkan baju yang di gunakan Rein.

Glek

Davin memejamkan matanya saat sesuatu di bawah sana terasa sesak.

"Om kenapa, sakit?" tanya Rein, sambil meletakkan tangan nya di kening Davin.

"Dingin kok," gumam nya.

Rein sebenarnya memiliki tubuh yang sedikit berisi, apalagi di bagian tertentu, membuat nya tampak semakin seksi saat menggenakan pakaian minim.

"S-saya nggak sakit atau semacam nya," ujar Davin terbata.

Rein mengangguk mengerti. "Ya sudah, saya balik ke kamar om."

Sreekk...

Davin menarik tangan Rein, membuat nya langsung terduduk di sofa tepat di sebelah nya.

"Astaga, untung air nya nggak tumpah," gerutu Rein.

"Bisa temani saya nonton sebentar, saya belum ngantuk," pinta Davin sambil menatap sahabat anak nya itu.

Rein terdiam sebentar, dia juga sudah tidak mengantuk. "Iya om."

Kedua nya langsung duduk dan menikmati film yang berada di benda persegi besar itu.

Rein yang tak tau mereka sedang menonton apa, hanya diam saja mengikuti alur film.

"O-om ini film apa?" tanya Rein saat melihat bahwa tokoh utama nya menggendong seorang wanita yang sedang mabuk menuju mobil.

Davin menggeleng tak tahu, ia memang asal memilih film sebenarnya.

"Sudah nikmati saja."

Rein hanya mengangguk lalu kembali menikmati film, yang kini sudah tengah menunjukkan adegan ciuman yang panas di dalam mobil antara tokoh utama dan sang wanita.

"K-kenapa film nya gini, om saya mau balik ke kamar aja," Rein hendak berdiri namun Davin langsung menahan tangan nya.

"Di sini saja, kau kan sudah dewasa, ini hanya adegan ciuman saja, bukan?"

Rein bergerak gelisah namun kembali mendudukkan tubuh nya.

"Ayo nikmati film nya, jangan terlalu gugup begitu."

Rein memang sering melihat adegan ciuman di Drakor yang sering ia tonton, tapi itu saat dia sendiri atau tidak saat dia bersama dengan Ami.

Namun sekarang ia melihat nya dengan seorang pria matang, membuat nya memerah malu.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Rein menguap sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.

Perlahan mata nya terpejam, meninggalkan Davin yang masih fokus ke film yang tinggal beberapa menit lagi akan selesai.

TBC...

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Gatal ni bapak orang.Sahabat anak pulak tu.Tak padan dgn tua

2025-04-12

1

Diamond Heart

Diamond Heart

fotonya mana thor

2025-03-19

3

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Hidup akan bahagia kalo dapat dukungan langsung dari camer atau anaknya..😂

2024-10-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27. Flashback 1
28 Bab 28 Flashback 2
29 Bab 29 Flashback 3
30 Bab 30 Flashback 4
31 Bab 31. Flashback 5
32 Bab 32 Flashback 6
33 Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34 Bab 34. Keyla kembali
35 Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36 Bab 36. Wisuda & Lamaran
37 Bab 37. Perkara tamu bulanan
38 Bab 38. Black card
39 Bab 39. Night Ride
40 Bab 40. Keluarga?
41 Bab 41. Abijar Diwantara
42 Bab 42. Kepulangan Rein
43 Bab 43. Persiapan pernikahan
44 Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45 Bab 45. Wedding day
46 Bab 46. Bukan yang pertama
47 Bab 47. Sakit pinggang
48 Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49 Bab 49. Villa
50 Bab 50. Petualangan di kebun teh
51 Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52 Bab 52. Rein rewel
53 Bab 53. Davin merasa bersalah
54 Bab 54. Samar-samar
55 Bab 55. Baby twins
56 Bab 56. Dapat Cicit 2
57 Bab 57. Aldrich masak
58 Bab 58. Morning sickness
59 Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60 Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61 Bab 61. Kejutan tak terduga
62 Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63 Bab 63. Kegiatan panas
64 Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65 Bab 65. Menjadi donatur tetap
66 Bab 66. Bertemu dengan dia
67 Bab 67. Menjelang persalinan
68 Bab 68. Ketakutan Davin
69 Bab 69. Keusilan Davin
70 Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71 A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72 S2. Chapter 71. Triple
73 S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74 S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75 S2 Chapter 74. Maaf Bunda
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27. Flashback 1
28
Bab 28 Flashback 2
29
Bab 29 Flashback 3
30
Bab 30 Flashback 4
31
Bab 31. Flashback 5
32
Bab 32 Flashback 6
33
Bab 33. Flashback 7 (selesai)
34
Bab 34. Keyla kembali
35
Bab 35. Sedikit iri dengan kebahagiaan mereka
36
Bab 36. Wisuda & Lamaran
37
Bab 37. Perkara tamu bulanan
38
Bab 38. Black card
39
Bab 39. Night Ride
40
Bab 40. Keluarga?
41
Bab 41. Abijar Diwantara
42
Bab 42. Kepulangan Rein
43
Bab 43. Persiapan pernikahan
44
Bab 44. Meminta restu & bertemu Kakek Abijar
45
Bab 45. Wedding day
46
Bab 46. Bukan yang pertama
47
Bab 47. Sakit pinggang
48
Bab 48. Manja nya anak dan bapak
49
Bab 49. Villa
50
Bab 50. Petualangan di kebun teh
51
Bab 51. Belum ada tanda-tanda
52
Bab 52. Rein rewel
53
Bab 53. Davin merasa bersalah
54
Bab 54. Samar-samar
55
Bab 55. Baby twins
56
Bab 56. Dapat Cicit 2
57
Bab 57. Aldrich masak
58
Bab 58. Morning sickness
59
Bab 59. Menolong seorang wanita hamil?
60
Bab 60. Semua nya serba salah di mata bumil
61
Bab 61. Kejutan tak terduga
62
Bab 62. Kejutan tak terduga 2
63
Bab 63. Kegiatan panas
64
Bab 64. Bagaimana rasanya punya orang tua?
65
Bab 65. Menjadi donatur tetap
66
Bab 66. Bertemu dengan dia
67
Bab 67. Menjelang persalinan
68
Bab 68. Ketakutan Davin
69
Bab 69. Keusilan Davin
70
Chapter 70. Bukan akhir dari semua nya (SELESAI)
71
A LOVE LATTER FROM ZEFANYA
72
S2. Chapter 71. Triple
73
S2 Chapter 72. Artama dan Aksara
74
S2 Chapter 73. Raja jatuh cinta?
75
S2 Chapter 74. Maaf Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!