Bab 16

Arumi menggigit bibir bawahnya. Dia merasa hilang akal setiap kali Agam memberikan pijatan yang sertai dengan re -masan. Dalam posisi duduk di pangkuan Agam dan membelakanginya, kedua tangan Agam mendekap erat tubuh Arumi dengan berpegangan pada kedua bongkahan kecil milik Arumi yang sedang diberikan terapi pembesaran.

Beberapa kali desa -han lolos dari bibir mungilnya, masa bodo dengan malu, dia terlanjur enak di pijat dan di mainkan pucuk berwarna pink itu.

"Om,, kamu seperti Kakek Sugioto di video-video dua satu plus." Celetuk Arumi saat Agam berhenti sejenak untuk mengambil minyak pembesar yang akan di oleskan lagi di da- da Arumi.

"Sugioto.?" Agam mengerutkan keningnya.

"Iisshh.!! Itu plesetan dari Sugiono, Om.! Dia yang suka memangsa gadis-gadis muda." Jawab Arumi sedikit kesal. Mana mungkin Agam tidak kenal dengan Kakek legendaris di dunia pergulatan itu.

"Oh,," Jawab Agam datar.

"Hanya oh.?" Tanya Arumi heran. Tanggapan yang sangat singkat dan padat dari Agam mengenai sosok Kakek Sugito itu.

"Terus maunya gimana.?" Agam balik bertanya, Arumi malah semakin sewot dan memilih tidak memperpanjang lagi.

"Ayo pijat lagi, pijatan Om enak." Arumi menyengir kuda, dia benar-benar sudah gila hingga kehilangan rasa malu di depan Agam.

"Ini nggak gratis Arumi, kamu harus membayar mahal." Bisik Agam dengan suara serak. Diam-diam pria itu juga ter-ang-sang setelah lebih dari 10 menit mere- mas daging kenyal Arumi.

Junior jumbonya sudah tegak menantang sejak tadi. Dia bahkan yakin kalau Arumi bisa merasakannya lantaran posisi gadis itu berada di atas pangkuannya

"Aku mengerti Om. Om ingin di Hi -sap lagi kan.?" Tanya Arumi begitu frontal. Agam sampai diam sejenak, tiba-tiba kepala bawahnya berdenyut kencang karna mendengar ucapan Arumi. Tidak bisa di pungkiri, gadis itu cukup membuatnya hilang kendali meski masih amatiran.

"Ternyata kamu nggak sebodoh yang aku kira." Sahut Agam. Sontak pria itu mendapatkan cubitan di perutnya.

Jemari Agam mulai bergerak lagi, tubuh Arumi langsung menegang dan meloloskan de -sa-han tertahan. Kedua tangannya di angkat ke atas untuk mere-mas rambut Agam. Hal itu justru semakin memudahkan pijatan yang di lakukan oleh Agam.

"Lebih keras Om,,," Racau Arumi. Tubuh mungil gadis itu sesekali meliuk-liuk akibat merasakan nik mat yang menjalar.

Agam seketika terbuai, dia tidak bisa menahan diri setelah melihat reaksi Arumi dan mendengarkan rintihan-rintihan seksi dari bibir mungilnya.

Menelusupkan jarinya di antara kedua paha, Agam mengusap lembah surgawi gadis itu. Dari balik hotpants, pria itu bisa merasakan sedikit lembab di bagian sana.

Arumi semakin tak terkendali, meski awalnya kaget saat lembahnya di sentuh, namun sensasi yang dia rasakan membuat kedua kakinya reflek di lebarkan. Secara tidak langsung, Arumi menginginkan Agak untuk menyentuhnya lebih dalam.

...******...

Arumi terbaring lemas di ranjang dengan dress yang berantakan. Dia baru saja merasakan nik matnya surga dunia untuk pertama kalinya hanya dengan permainan tangan Agam di luar lembah miliknya.

Sementara itu, Agam sedang berada di kamar mandi untuk mencuci tangannya. Dia juga sengaja meninggalkan Arumi di ranjang agar gadis itu bisa istirahat sejenak dan mengatur nafasnya yang tersenggal.

"Sial.!" Umpat Agam dengan kepala yang berdenyut atas bawah. Dia teringat dengan lembah milik Arumi yang sangat sempit itu. Jarinya bahkan kesulitan untuk masuk, meski dia hanya mengetes saja tanpa berniat untuk memasukkan jarinya.

Agam jadi membayangkan bagaimana jika juniornya yang melesak ke dalam. Entah akan sekuat apa jepitan dan hi sa pan di dalam sana.

Pria itu mengerang pelan, hanya dengan membayangkan saja sudah membuatnya tidak tahan.

Dia memilih untuk melakukan olah raga tangan dari pada harus minta di hi -sap oleh Arumi. Agam takut nantinya tidak bisa menahan diri dan merenggut mahkota Arumi sebelum waktunya.

Sementara itu Arumi sudah merapikan dressnya, dia juga merapikan rambutnya yang sempat berantakan. Gadis itu duduk di sisi ranjang, menunggu Agam keluar dari kamar mandi. Sesuai permintaan Agam, Arumi bersedia untuk membayar apa yang sudah Agam berikan padanya. Dia dengan senang hati bersedia memberikan kenik-matan yang sama pada pria dewasa itu.

Tapi Arumi di buat heran ketika Agam keluar kamar mandi dengan hanya memakai handuk kimono. Pria itu sepertinya habis mandi, terlihat dari rambutnya yang basah. Arumi langsung paham kalau Agam baru saja melakukan ritual senam jari.

"Kenapa kocok arisan sendirian Om.? Kan ada aku." Seloroh Arumi. Agam menoleh, menatap heran dengan istilah kocok arisan yang di sebut oleh Arumi.

"Kamu pikir burungku mirip tempat kocok arisan.!" Sahut Agam ketus. Dia berlalu ke walk in closet dan membiarkan Arumi tetap berada di ranjangnya.

...******...

3 minggu berlalu. Malam ini keluarga besar Arumi dan Agam mengadakan makan malam bersama di salah satu restoran ternama yang sudah mereka booking.

Mereka sengaja mempertemukan dua keluarga besar agar berkumpul karna akan membahas rencana pertunangan Arumi dan Agam dalam waktu dekat.

Jangan di tanya bagaimana hubungan Agam dan Arumi saat ini, mereka pasangan beda usia yang sudah tergila dengan hal-hal mesum.

Keduanya semakin lengket, intensitas pertemuan mereka semakin intim. Arumi bak obat yang membuat Agam candu. Dia akan menyempatkan diri agar bisa bertemu dengan Arumi dan meminta jatah pada gadis yang masih pe- rawan itu.

Tapi nyatanya bukan Agam saja yang merasa candu. Gadis berusia 18 tahun itu tak jarang meminta pada Agam agar di puaskan.

Sadar jika perbuatan mereka terlalu jauh, tapi baik Arumi maupun Agam memilih untuk tutup mata.

Lagipula di luaran sana banyak yang lebih parah dari merek. Bahkan Agam sendiri pernah ber cinta dengan wanita yang bukan istrinya. Jadi bagi Agam hal yang dia lakukan bersama Arumi masih dalam batas wajar.

"Jadi bagaimana Agam.? Kamu yang paling berhak menentukan tanggal pertunangan kalian." Tanya Andrew yang sebelumnya sudah membuka obrolan dan mengutarakan tujuannya dalam acara makan malam bersama ini.

"Saya terserah Arumi saja. Selagi tidak menganggu kuliahnya, saya setuju saja." Jawabnya penuh dengan kewibawaan. Semua keluarga besar Arumi begitu mengagumi sosok Agam. Pria itu memiliki cover yang mampu membuat semua mata tertuju padanya dan akhirnya kagum dengan kewibawaan dan kharisma yang terpancar dalam diri pria 32 tahun itu.