Apa aku tidak pantas bahagia.kenapa harus aku yang harus melewati ini semua.kenapa harus aku ya allah,bukan orang lain saja.kenapa ? "batin luna menangis pilu.
"aku lelah terus begini.kapan kebahagian datang menghampiri diru ku.aku juga ingin merasakan kebahagian walau pun itu sangat kecil.tapi aku bisa **m**elewati nya " batin luna.
lelah menangisi nasibnya, Luna tertidur di ubin tanpa alas dan selimut yang menutupi dirinya.
Dion melihat Luna yang tertidur dengan mata sembam. Dion tidak kasihan dan tidak ada niatan untuk menyelimuti Luna.
hati Dion sangatlah keras seperti batu dan tidak ada lembut-lembutnya kecuali dengan Intan. perempuan yang dia cintai dan sayangi. Dion yakin kalau lunak adalah penyebab kaburnya Intan dari pernikahannya. pikiran yang buruk dan perkataan Dion yang mengatakan kalau Luna sudah mengancam Intan. Dion semakin membenci Luna.
perasaan pada dasarnya membenci Luna semakin membesar dengan pendapatnya dia sendiri. Dion berjanji akan membuat kehidupan Luna di neraka. tanpa ada kebahagiaan yang tersirat dan terlukis di kehidupannya.
" karena dirimu seharusnya kebahagiaan hari ini yang aku rasakan kini telah hilang gara-gara dirimu. perempuan seperti dirimu tidak pantas menjadi istri laki-laki manapun. Makasih hari ini kita sudah menikah, pernikahan ini hanya status dan kamu adalah pembantu" dion yang melihat Luna yang tidur di lantai.
setiap ucapan yang dia katakan tersirat api dendam dan amarah yang begitu besar. dia tidak akan melepaskan Luna dengan mudah sebelum merasakan penderitaan yang besar. yang dirasakan dirinya sekarang.
tengah malam Luna merasakan angin malam membuat badannya kedinginan. penderitaan Luna lengkaplah sudah. tapi kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari dia masih kecil. sama orang tua angkatnya dia disiksa.kini Ia juga dapatkan dari kekasih kakaknya yang sekarang kan menjadi suaminya.
" apa dosaku ya Allah, hingga aku terus kau uji" tangis Luna yang tak terdengar oleh Dion. " aku dilahirkan tapi aku tidak di ingin kan.kenapa aku harus dibuang? apa diriku ini tidak ada yang menginginkan. jika itu memang benar kenapa mereka harus melahirkan diriku ke dunia ini"
Melihat pergerakan dion,luna segera menghapus air mata nya yang menetes di pipi nya.luna tidak mau kalau dion melihat nya menangis. bisa-bisa Dion senang dengan keterpurukannya.
Luna melipat tangannya lagi untuk tidur. dinginnya lantai tidak sepadan dengan penderitaan yang lunak alami selama ini.
tidur di lantai bukan pertama kali Luna rasakan. Iya seringkali tidur di lantai di rumah orang tua angkatnya. jadi dia tidak merasa kaget setelah Dion menyuruh dia tidur di lantai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
pagi hari Luna sudah bangun melakukan aktifitas yang biasa dia lakukan saat berada di rumah lama. sholat,membersikan rumah dan menyiapkan makanan untuk semua orang.
setelah sholat luna tidak lupa berdo'a kepada sang pencipta nya.setelah berdoa luna merapikan alat sholat nya.
Di dapur luna sudah siap untuk bertarung dengan alat alat masak dan bahan makann yang dia mau masak.
" nyonya,sedang apa di sini?" tanya pembantu luna yang mengagetkan dia saat ingin memasak.
" Astagfirullah, Bibi ngagetin saya saja" ucap luna kaget.
' Maafkan saya nyonya" ucap pembantu luna dengan menunduk takut.
" Iya nggak apa-apa bi. lain kali jangan diulangi lagi ya. Untung saya tidak ada penyakit jantung, kalau ada nanti di mana hayo" ucap Luna yang melihat pembantunya menunduk ketakutan.
" Nyonya bisa saja" ucapan pembantu Luna yang mendengar candaan Nyonya mudanya.
"bukan bisa saja bi,tetapi selalu bisa" tawa luna.
mendengar tawa dan canda nyonya mudanya, pembantu itu senang pada istri majikannya. ternyata istri majikannya itu orangnya sangat baik hati, dan mau bergaul dengan siapa saja Meskipun mereka hanya seorang pembantu.
"Tuan sangat beruntung sekali mempunyai istri yang baik dan cantik seperti nyonya" Puji para pembantu.
" Bibi bisa saja deh" jawab Luna.
Dion terbangun dari tidurnya. dia tidak melihat keberadaan Luna di setiap sudut kamarnya.
" apa dia jangan-jangan kabur?tidak.... itu tidak boleh terjadi. Aku tidak akan membiarkan dia pergi dengan mudah. Dion marah dan bangun dari tempat tidurnya.
dia segera keluar dari kamar nya dan mencari keberadaan luna.
Dion menelusuri setiap sudut ruangan yang ada di dalam rumah. Dion masih saja belum menemukan keberadaan Luna. Dion semakin marah dan murka terhadap Luna.
"dasar wanita murahan, berani-beraninya dia kabur. sebelum permainan ku di mulai. akan Aku pastikan Kemanapun kamu kabur, aku akan Menemukanmu walau kamu berada di lubang semut sekali pun" ucap Dion marah sambil mengepalkan tangan.
sambil menuruni anak tangga,telingah Dion mendengar suara yang dia kenal. dan suara itu adalah suara perempuan yang tadi dia cari.
mendekati asal suara, Dion berhenti melihat sosok perempuan yang dicari dari tadi.
" ternyata kamu berada di tempat ini ?" pertanyaan Dion yang mengagetkan Luna dan Bibi yang memasak sekali-sekali mengobrol.
" iya, Emang ada apa mencariku" jawab singkat Luna sambil memandang Dion.
" apa ini yang kamu dapatkan dari keluargamu? tidak ada sopan satunya terhadap suami" maki Dion menghina Luna di depan para pembantunya.
" apa sopan santun? apa Aku gak salah dengar barusan. dirimu menanyakan sopan santun kepadaku? terus bedanya sama kamu itu apa? tanya balik Luna tanpa membalas hinaan Dion.
"Jaga cara bicara kamu " ucap Dio sambil mencengkram tangan Luna.
Bibi melihat Tuan Dion menyakiti Nyonya Luna. mereka tidak bisa membantu Luna hanya bisa doa saja. mereka tidak berani ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka.
" jangan sekali kau membalikkan perkataanku atau kamu akan merasakan akibatnya" emosi dion langsung membanting Luna ke dinding.
dorongan kuat Dion membuat Luna terpental keras ke dinding. membuat badan Luna merasa kesakitan dan remuk.
"Nyonya tidak apa-apa kan?" tanya pembantu saat melihat Luna meringis kesakitan.
setelah kepergian Dion Bibi mendekati Luna yang terduduk merasakan kesakitan. mereka kasihan melihat perlakuan kasar tuan nya kepada Nyonya luna.
" saya baik-baik saja bi, jangan kuatir pada saya Bibi. Luna berusaha meyakinkan bibi. meski nyatanya dia dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Luna tidak mau membebani para pembantunya dengan dirinya. dia yakin bisa melewati ini semua, meski harus ujung-ujungnya dengan air mata.
" hati kamu sungguh sangat baik nyonya. Tuan Dion sangatlah bodoh telah menyia-nyiakan dan menyiksa wanita seperti dirimu. batin bibi saat melihat Luna berusaha Tegar dan kuat.
" Mari saya bantu nyonya" bibi mengulurkan tangannya dan Luna menerima uluran tangan bibi.
jujur saat ini Luna merasakan sakit disebut tubuhnya bangun saja Dia pun tidak sanggup dan tidak kuat.
" Apa perlu saya menghubungi dokternya nyonya"sambung bibi. Bibi menawarkan diri saat melihat Luna sulit untuk berjalan.
" tidak usah bibi. sebentar lagi juga akan sembuh. ini hanya butuh istirahat saja " balas Luna tidak ingin merepotkan bibi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments