05.kesakitan.

Apa aku tidak pantas bahagia.kenapa harus aku yang harus melewati ini semua.kenapa harus aku ya allah,bukan orang lain saja.kenapa ? "batin luna menangis pilu.

"aku lelah terus begini.kapan kebahagian datang menghampiri diru ku.aku juga ingin merasakan kebahagian walau pun itu sangat kecil.tapi aku bisa **m**elewati nya " batin luna.

lelah menangisi nasibnya, Luna tertidur di ubin tanpa alas dan selimut yang menutupi dirinya.

Dion melihat Luna yang tertidur dengan mata sembam. Dion tidak kasihan dan tidak ada niatan untuk menyelimuti Luna.

hati Dion sangatlah keras seperti batu dan tidak ada lembut-lembutnya kecuali dengan Intan. perempuan yang dia cintai dan sayangi. Dion yakin kalau lunak adalah penyebab kaburnya Intan dari pernikahannya. pikiran yang buruk dan perkataan Dion yang mengatakan kalau Luna sudah mengancam Intan. Dion semakin membenci Luna.

perasaan pada dasarnya membenci Luna semakin membesar dengan pendapatnya dia sendiri. Dion berjanji akan membuat kehidupan Luna di neraka. tanpa ada kebahagiaan yang tersirat dan terlukis di kehidupannya.

" karena dirimu seharusnya kebahagiaan hari ini yang aku rasakan kini telah hilang gara-gara dirimu. perempuan seperti dirimu tidak pantas menjadi istri laki-laki manapun. Makasih hari ini kita sudah menikah, pernikahan ini hanya status dan kamu adalah pembantu" dion yang melihat Luna yang tidur di lantai.

setiap ucapan yang dia katakan tersirat api dendam dan amarah yang begitu besar. dia tidak akan melepaskan Luna dengan mudah sebelum merasakan penderitaan yang besar. yang dirasakan dirinya sekarang.

tengah malam Luna merasakan angin malam membuat badannya kedinginan. penderitaan Luna lengkaplah sudah. tapi kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari dia masih kecil. sama orang tua angkatnya dia disiksa.kini Ia juga dapatkan dari kekasih kakaknya yang sekarang kan menjadi suaminya.

" apa dosaku ya Allah, hingga aku terus kau uji" tangis Luna yang tak terdengar oleh Dion. " aku dilahirkan tapi aku tidak di ingin kan.kenapa aku harus dibuang? apa diriku ini tidak ada yang menginginkan. jika itu memang benar kenapa mereka harus melahirkan diriku ke dunia ini"

Melihat pergerakan dion,luna segera menghapus air mata nya yang menetes di pipi nya.luna tidak mau kalau dion melihat nya menangis. bisa-bisa Dion senang dengan keterpurukannya.

Luna melipat tangannya lagi untuk tidur. dinginnya lantai tidak sepadan dengan penderitaan yang lunak alami selama ini.

tidur di lantai bukan pertama kali Luna rasakan. Iya seringkali tidur di lantai di rumah orang tua angkatnya. jadi dia tidak merasa kaget setelah Dion menyuruh dia tidur di lantai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

pagi hari Luna sudah bangun melakukan aktifitas yang biasa dia lakukan saat berada di rumah lama. sholat,membersikan rumah dan menyiapkan makanan untuk semua orang.

setelah sholat luna tidak lupa berdo'a kepada sang pencipta nya.setelah berdoa luna merapikan alat sholat nya.

Di dapur luna sudah siap untuk bertarung dengan alat alat masak dan bahan makann yang dia mau masak.

" nyonya,sedang apa di sini?" tanya pembantu luna yang mengagetkan dia saat ingin memasak.

" Astagfirullah, Bibi ngagetin saya saja" ucap luna kaget.

' Maafkan saya nyonya" ucap pembantu luna dengan menunduk takut.

" Iya nggak apa-apa bi. lain kali jangan diulangi lagi ya. Untung saya tidak ada penyakit jantung, kalau ada nanti di mana hayo" ucap Luna yang melihat pembantunya menunduk ketakutan.

" Nyonya bisa saja" ucapan pembantu Luna yang mendengar candaan Nyonya mudanya.

"bukan bisa saja bi,tetapi selalu bisa" tawa luna.

mendengar tawa dan canda nyonya mudanya, pembantu itu senang pada istri majikannya. ternyata istri majikannya itu orangnya sangat baik hati, dan mau bergaul dengan siapa saja Meskipun mereka hanya seorang pembantu.

"Tuan sangat beruntung sekali mempunyai istri yang baik dan cantik seperti nyonya" Puji para pembantu.

" Bibi bisa saja deh" jawab Luna.

Dion terbangun dari tidurnya. dia tidak melihat keberadaan Luna di setiap sudut kamarnya.

" apa dia jangan-jangan kabur?tidak.... itu tidak boleh terjadi. Aku tidak akan membiarkan dia pergi dengan mudah. Dion marah dan bangun dari tempat tidurnya.

dia segera keluar dari kamar nya dan mencari keberadaan luna.

Dion menelusuri setiap sudut ruangan yang ada di dalam rumah. Dion masih saja belum menemukan keberadaan Luna. Dion semakin marah dan murka terhadap Luna.

"dasar wanita murahan, berani-beraninya dia kabur. sebelum permainan ku di mulai. akan Aku pastikan Kemanapun kamu kabur, aku akan Menemukanmu walau kamu berada di lubang semut sekali pun" ucap Dion marah sambil mengepalkan tangan.

sambil menuruni anak tangga,telingah Dion mendengar suara yang dia kenal. dan suara itu adalah suara perempuan yang tadi dia cari.

mendekati asal suara, Dion berhenti melihat sosok perempuan yang dicari dari tadi.

" ternyata kamu berada di tempat ini ?" pertanyaan Dion yang mengagetkan Luna dan Bibi yang memasak sekali-sekali mengobrol.

" iya, Emang ada apa mencariku" jawab singkat Luna sambil memandang Dion.

" apa ini yang kamu dapatkan dari keluargamu? tidak ada sopan satunya terhadap suami" maki Dion menghina Luna di depan para pembantunya.

" apa sopan santun? apa Aku gak salah dengar barusan. dirimu menanyakan sopan santun kepadaku? terus bedanya sama kamu itu apa? tanya balik Luna tanpa membalas hinaan Dion.

"Jaga cara bicara kamu " ucap Dio sambil mencengkram tangan Luna.

Bibi melihat Tuan Dion menyakiti Nyonya Luna. mereka tidak bisa membantu Luna hanya bisa doa saja. mereka tidak berani ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka.

" jangan sekali kau membalikkan perkataanku atau kamu akan merasakan akibatnya" emosi dion langsung membanting Luna ke dinding.

dorongan kuat Dion membuat Luna terpental keras ke dinding. membuat badan Luna merasa kesakitan dan remuk.

"Nyonya tidak apa-apa kan?" tanya pembantu saat melihat Luna meringis kesakitan.

setelah kepergian Dion Bibi mendekati Luna yang terduduk merasakan kesakitan. mereka kasihan melihat perlakuan kasar tuan nya kepada Nyonya luna.

" saya baik-baik saja bi, jangan kuatir pada saya Bibi. Luna berusaha meyakinkan bibi. meski nyatanya dia dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Luna tidak mau membebani para pembantunya dengan dirinya. dia yakin bisa melewati ini semua, meski harus ujung-ujungnya dengan air mata.

" hati kamu sungguh sangat baik nyonya. Tuan Dion sangatlah bodoh telah menyia-nyiakan dan menyiksa wanita seperti dirimu. batin bibi saat melihat Luna berusaha Tegar dan kuat.

" Mari saya bantu nyonya" bibi mengulurkan tangannya dan Luna menerima uluran tangan bibi.

jujur saat ini Luna merasakan sakit disebut tubuhnya bangun saja Dia pun tidak sanggup dan tidak kuat.

" Apa perlu saya menghubungi dokternya nyonya"sambung bibi. Bibi menawarkan diri saat melihat Luna sulit untuk berjalan.

" tidak usah bibi. sebentar lagi juga akan sembuh. ini hanya butuh istirahat saja " balas Luna tidak ingin merepotkan bibi.

Episodes
1 01.pengantin penganti
2 Ijab Kabul
3 03.DIHAKIMI
4 siksaan
5 05.kesakitan.
6 Tamparan
7 disakitin bukan berarti menyerah
8 mencari intan
9 memasak untuk Dion
10 gengsi
11 mau masakannya lagi
12 perasaan intan kepada satria
13 keberanian Luna
14 mengobati tangan sang suami
15 penolakan Luna
16 diterima bekerja
17 teman baru Luna
18 cerita Dion kepada sahabatnya
19 kagum dengan kecantikan Luna
20 perdebatan
21 nafsu Dion
22 tangis Luna Yang Pilu
23 rasa bersalah Dion
24 kerjaan luna
25 kekesalan rendy
26 luna di hina
27 perdebatan antara Dion dan Rendi
28 terpuruknya Luna
29 kecemasan Luna
30 perasaan amar
31 penyesalan dion
32 penyiksaan dion kepada luna
33 tawa lepas Luna dan Alfi
34 kekecewaan Amar
35 pembatalan kerjasama
36 teguran Amar
37 kekesalan Alfi kepada Amar
38 kedatangan orang tua Dion
39 saling memuji
40 luna pindah kekamar dion
41 hinaan Dion yang menyakiti hati Luna
42 satu ranjang
43 perhatian Amar kepada Luna
44 perdebatan antara Luna dan Mami Sheila
45 informasi keberadaan Intan
46 penasaran dengan tempat bekerja Luna
47 salah faham
48 kepintaran luna
49 akan bertemu dengan Intan
50 mengejar intan
51 Amar meminta bantuan Luna
52 Ketangkap basah oleh Dion
53 penyesalan Dion mencintai intan
54 jebakan Dion pada intan
55 menemukan orang tua kandungnya
56 ajakan tes DNA untuk luna
57 kekhawatiran mami Sheila
58 keluarga Edison berkumpul lagi dengan putri kecilnya
59 Luna akan menceraikan Dion
60 mantap menggugat cerai Dion
61 perpamitan kepada mertuanya
62 kembalinya Dion dari Paris
63 surat gugatan cerai
64 perpisahan Luna dengan keluarga Adi jaya
65 Luna pulang ke kediaman Edison
66 kenangan tentang Luna
67 mengetahui masa lalu luna
68 Luna menceritakan semua masalahnya kepada Amar
69 penyesalan Dion yang terlambat
70 keputusan ayah Alfa
71 kedatangan intan di Indonesia
72 intan diusir dari kantor Adi jaya
73 menolak gugatan cerai Luna
74 kebenaran pernikahan mereka
75 Intan mengetahui Siapa istri Dion
76 keadaan Dion
77 terpuruknya Dion
78 bangkitnya Dion dari keterpurukan
79 ancaman Intan kepada Dion
80 pertemuan Luna dengan Intan
81 keakraban arya dengan Luna
82 penyelidikan Rendy
83 informasi tentang Luna
84 Dion menemui Luna
85 kebahagiaan Luna
86 Arya dan Amar mencari keberadaan Luna
87 kebenaran video Dion
88 kesempatan kedua untuk Dion
89 kecemasan Dion
Episodes

Updated 89 Episodes

1
01.pengantin penganti
2
Ijab Kabul
3
03.DIHAKIMI
4
siksaan
5
05.kesakitan.
6
Tamparan
7
disakitin bukan berarti menyerah
8
mencari intan
9
memasak untuk Dion
10
gengsi
11
mau masakannya lagi
12
perasaan intan kepada satria
13
keberanian Luna
14
mengobati tangan sang suami
15
penolakan Luna
16
diterima bekerja
17
teman baru Luna
18
cerita Dion kepada sahabatnya
19
kagum dengan kecantikan Luna
20
perdebatan
21
nafsu Dion
22
tangis Luna Yang Pilu
23
rasa bersalah Dion
24
kerjaan luna
25
kekesalan rendy
26
luna di hina
27
perdebatan antara Dion dan Rendi
28
terpuruknya Luna
29
kecemasan Luna
30
perasaan amar
31
penyesalan dion
32
penyiksaan dion kepada luna
33
tawa lepas Luna dan Alfi
34
kekecewaan Amar
35
pembatalan kerjasama
36
teguran Amar
37
kekesalan Alfi kepada Amar
38
kedatangan orang tua Dion
39
saling memuji
40
luna pindah kekamar dion
41
hinaan Dion yang menyakiti hati Luna
42
satu ranjang
43
perhatian Amar kepada Luna
44
perdebatan antara Luna dan Mami Sheila
45
informasi keberadaan Intan
46
penasaran dengan tempat bekerja Luna
47
salah faham
48
kepintaran luna
49
akan bertemu dengan Intan
50
mengejar intan
51
Amar meminta bantuan Luna
52
Ketangkap basah oleh Dion
53
penyesalan Dion mencintai intan
54
jebakan Dion pada intan
55
menemukan orang tua kandungnya
56
ajakan tes DNA untuk luna
57
kekhawatiran mami Sheila
58
keluarga Edison berkumpul lagi dengan putri kecilnya
59
Luna akan menceraikan Dion
60
mantap menggugat cerai Dion
61
perpamitan kepada mertuanya
62
kembalinya Dion dari Paris
63
surat gugatan cerai
64
perpisahan Luna dengan keluarga Adi jaya
65
Luna pulang ke kediaman Edison
66
kenangan tentang Luna
67
mengetahui masa lalu luna
68
Luna menceritakan semua masalahnya kepada Amar
69
penyesalan Dion yang terlambat
70
keputusan ayah Alfa
71
kedatangan intan di Indonesia
72
intan diusir dari kantor Adi jaya
73
menolak gugatan cerai Luna
74
kebenaran pernikahan mereka
75
Intan mengetahui Siapa istri Dion
76
keadaan Dion
77
terpuruknya Dion
78
bangkitnya Dion dari keterpurukan
79
ancaman Intan kepada Dion
80
pertemuan Luna dengan Intan
81
keakraban arya dengan Luna
82
penyelidikan Rendy
83
informasi tentang Luna
84
Dion menemui Luna
85
kebahagiaan Luna
86
Arya dan Amar mencari keberadaan Luna
87
kebenaran video Dion
88
kesempatan kedua untuk Dion
89
kecemasan Dion

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!