Bukan Luna yang merencanakan ini semua mah pa. Luna tidak punya bukti untuk ditujukan kepada mama dan papa. bukan begitu karena diri ku tidak bersalah.tidak ada niatan Luna untuk menjadi istri dari anak mama. Bermimpi saja tidak pernah. Bagaimana caranya luna itu sebagai otak dan hilangnya Kak Intan " jawab luna sambil memandang mertuanya.
"apa kamu tidak niat,serang ini apa ? Tapi kenapa Sekarang kau menikah denganku? Apa kamu masih mau mengelak lagi? Hentikan sandiwaramu itu, di sini tidak akan mempan. Aku sarankan kepada dirimu untuk kursus beracting "sindir dion kepada luna.
" aku berkata dengan jujur,aku tidak berbohong.aku tahu,aku tidak ada bukti sekarang.tapi itu bukan sebuah alasan untuk menuduh ku "tegas luna yang malas dengan semua tuduhan dari keluarga dion yang mengadili nya.
Luna sudah malas terus terusan di adili seperti maling yang ketangkap basa mencuri. jelas-jelas dia tidak tahu menahu dengan hilangnya Intan. bagaimana dia bisa di tuduh tanpa barang bukti.
hatinya sangat sakit, malah Luna tidak menyangka Hidupnya akan lebih menderita setelah menikah dengan Dion lelaki yang tak punya hati dan arogan.
Mama Dion menjadi bingung setelah mendengar perkataan luna ada benar nya juga. dia menjadi ragu dengan tuduhan dirinya dan keluarganya kepada Luna tanpa barang bukti.
"maaf kan mama nak.mama sempat meragukan diri mu.dengan tuduhan yang yang jelas tidak kamu lakukan" tak enak hati mertuanya dengan luna menantu nya.
"papa juga minta maaf nak.maaf papa juga bersikap keras kepada diri mu tadi " tulus papa nya minta maaf.
" Dion kamu juga. jangan diam di situ saja . cepat minta maaf Semua ini karena dirimu yang menuduh Luna tanpa barang bukti " perintah Papanya kepada Dion.
' Dion tidak mau. Dion tidak salah. Papa dan Mama saja yang gampang dibohongi oleh Luna " protes Dion masih keras kepala dengan tuduhannya.
mendengar respon dari Dion yang berbanding terbalik dengan orang tua nya. Luna menghela nafas pasrah dengan tujuan dion yang terus berlanjut.
Bagi luna sampai kapanpun Dion tidak akan mempercayai dirinya. Karena hati dan pikiran Dion sudah ditutupi oleh api dendam pada dirinya. Sebesar apapun usaha dirinya untuk membuktikan tidak akan perna bisa.terkecuali dion sendiri yang mencari tau salah dan benar nya masal ini.
......... ~ ......... ~ ......... ~ .........
Negarah paris
"besok pukul 10.00 kita harus berada ditempat atau kamu akan di diskualifikasi oleh juri " satria memperingati intan agar tidak lupa.
'iya, aku tidak akan lupa satria.
aku pusing mendengar perkataan kamu yang terus sama. Aku bukan anak kecil yang harus di ingatkan Setiap detik"
balas intan.
" Ya sudah sekarang kamu istirahat saja dulu. siapkan staminamu untuk kegiatan besok"
memandang kepergian Intan yang memasuki kamar, Satria menghembuskan nafas kasar. Lagi dan lagi Dia harus bisa memendam perasaannya. entah sampai kapan dia bisa menyimpan perasaannya kepada Intan.
jujur Satria tidak sanggup terus-terusan seperti ini. Semua ini hanya menambah rasa sakit di hatinya. memendam perasaan cinta kepada Intan yang bertahun-tahun itu tidak gampang.
'apa yang harus aku lakukan. apa sudah saatnya aku untuk memberitahukan intan tentang perasaanku ini. tapi bagaimana jika Intan marah dan menjauhi diriku " monolog Satria bertanya pada diri nya.
" apa sebaiknya begini saja. tidak yakin kalau Intan tahu semua akan baik-baik saja"
di kamar Intan duduk termenung di atas kasur yang sangat empuk.
" Satria Apakah kamu cuma menganggap aku sebagai sahabat kamu.apa perasaanmu tidak bisa berubah untukku " batin intan sedih.
lama berbicara dengan batinnya Intan mulai mengantuk dan mulai membaringkan tubuhnya. semoga Saat bangun Semoga semua baik-baik saja. Intan sudah berada di dunia mimpi dan sambil memeluk erat guling.
berbeda halnya dengan Luna yang sangat bingung, saat ingin dirinya tidur di kasur, suara tegas Dion memperingatinya untuk jangan menginjak kaki dan badan ke kasur yang ditempatinya. hal itu menjadi masalah untuk Luna pikir nya. di mana dia harus tidur.
" di mana diriku harus tidur. Jika kamu melarangku menginjakkan kaki ku
di kasur ini " bingung luna dengan Dion yang arogan.
"bukan urusanku, kamu tidur saja di di lantai. jangan kamu sekali-sekali kamu pindah ke kasurku dan tidur di sofa atau akan ku buat hidupmu lebih menderita dari ini "acam bian serius tidak terlihat becanda dari muka nya.
" Kenapa harus di ubin. Jika kamu tidak mengizinkan aku untuk tidur di kasur kamu, biarkanlah diriku tidur di sofa. Apakah itu sangat sulit untukmu? "tanya luna.
Luna bingung kenapa Dion melakukan itu semua kepadanya. Apakah Dion masih dendam dengan kepergian Kak Intan? pikiranku mengiyakan dan yakin jika itu benar.
" apa aku harus mengulangi perkataanku" tanya Dion.
" kamu disini bukan nyonya Dion adi jaya, melainkan kamu di sini hanya seorang pembantu yang akan selalu aku jadikan budak ku. apa kamu sekarang Mengerti "
Mencengkram kuat dagu luna sehingga dia meringis kesakitan.
" aduh... sakit" luna meringis kesakitan.
"sakit yah...." tanya dion berbalik.
" semua ini bukan akhir, Tapi ini semua awal dari hidupmu" senyum licik Dion kepada Luna.
" lepaskan.......aku mohon lepaskan" pinta Luna merasa kesakitan.
" Sayangnya aku masih belum puas" jawab Dion yang masih mencengkram lebih kuat dari yang tadi.
Luna tak kuat merasakan cengkraman Dion dan dia juga tidak kuat membendung rasa sakit dari cengkraman Dion. akhirnya buliran bening mengalir jatuh pipinya. kuat cengkraman Dion membuat dia susah berbicara.
wajah Dion terlihat jelas bahagia.aku akan melakukan ini semua pada Luna. tidak ada rasa belas kasihan dan Simpati mendengar rasa pilu tangisan Luna.
Luna menangis menahan rasa kesakitan.yang ada suara tangisan Luna menjadi penyemangat dion untuk melakukan hal yang lebih.
" jangan menangis.karena tangisanmu tidak membuatku kasihan pada wanita seperti diri mu.semakin dirimu menangis semakin puas aku menyiksamu.mengerti kamu"
Dion melepaskan cengkramannya dengan kuat. mendorong tubuh Luna sampai terpental di lantai kubik.
"Auwh......sakit" tangis Luna merasakan kasakitan.
sampai kapan akan terus begini.
ini baru awal pernikan nya.tidak
terbayang luna akan melewati ini semua.dia perna bermimpi kalau pernikahan nya menjadi pernikahan yang bahagia.yang bisa melupakan tentang kehidupan awal nya.
"apa aku tidak pantas bahagia.kenapa harus aku yang harus melewati ini semua.kenapa harus aku ya allah,bukan orang lain saja.kenapa ? "batin luna menangis pilu.
"aku lelah terus begini.kapan kebahagian datang menghampiri diru ku.aku juga ingin merasakan kebahagian walau pun itu sangat kecil.tapi aku bisa metadakan " batin luna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments