Tragedi Ruang Musik

Aku menyesal mempercayai semua kata-katamu, penipu dan pembunuh. Kita putus" Marvel pun langsung pergi meninggalkan kafe

"Wajahmu yang polos tapi memiliki hati yang kotor, benar-benar memuakkan. Lidahmu sangat pintar bersilat, menjijikkan." Ravino kemudian menyusul Marvel

"Tidak... aku tidak mau jatuh miskin." gumam Erna

"Aku tidak bersalah, kenapa jadi aku yang di salahkan? Aku kan hanya iri pada Marisa, kenapa ia bisa memiliki semua yang aku inginkan? AAAARRRGGHHT" Selly mengacak rambutnya sendiri.

.

.

.

"Darimana kalian" tanya Rio yang kini sedang duduk di sofa kamar Sherina dengan Saga.

Flo dan Fre yang mendengar suara tidak asing langsung menoleh dan langsung tersenyum lebar.

"ABAAAAAANG" teriaknya seraya berlari dan memeluk Rio, Flo akan bersikap manja bila sudah bersama Rio.

"Abaaaang" Teriak Fre yang juga langsung memeluk Saga, begitupun dengan Fre pada Saga.

"Pawang mereka sudah datang" ucap Za, sedangkan Al dan Ar hanya menggelengkan kepalanya.

"Abang kapan sampai?" tanya Al ikut duduk di sofa lain dan di ikuti oleh Ar dan Za.

"Sejak 2 jam yang lalu, tapi kalian tidak ada di ruangan ini." jawab Saga seraya mengusap sayang kepala Fre

"OOhh" mereka bertiga hanya menganggukkan kepalanya.

Sherina lebih memilih ke kantor sang ayah, untuk melihat kegiatan Sandi di sana.

"Oma dan Opa tidak ikut?" tanya Flo pada Rio

"Tidak, bagaimana sekolahmu hmm? Apa sibuk mencari pria?" jawab Rio yang berlanjut bertanya pada Flo

"Iss.. enak aja, di sini cuma ada abang. Apa jangan-jangan abang yang udah cari cewe lagi di sana?" tanya Flo balik yang langsung mendapatkan kekehan dari Rio

"Di sini, cuma ada kamu." jawab Rio mengulang jawaban Flo, seraya menarik pelan hidung Flo

"Panas...panas...Sebaiknya kalian pergi berkencan aja sana." ucap Za mengusir 2 pasangan tersebut

"Benar juga, ayo bang kita jalan-jalan ke mall sama nonton." ajak Fre dan di angguki Oleh Saga, Rio dan Juga Flo

"Makanya cari cewek Za, jangan anteng sama ponsel mulu." ejek Saga

"Halah, gampang cewe mah. Kalo Za emang niat buat pacaran, yang ngantri banyak." jawab Za sombong

"Terus kenapa ga di pacarin salah satunya?" tanya Rio

"Belum ada yang klik, Za ingin seperti pria keturunan Zandra lainnya. Hanya cukup dengan satu wanita dan langsung menikah. Anjaaayyy...serepet pet pet pet" jawab Za. Mereka yang di ruangan tersebut pun tertawa.

Rio, Saga, Flo dan Fre pamit untuk keluar jalan-jalan. Al, Ar dan Za hanya menjawab mereka dengan anggukan. Karena mereka percaya bila abang-abang mereka tidak akan berani berbuat macam-macam pada 2 gadis itu. Bila berani, itu berarti mereka siap berhadapan dengan para pria keluarga Zandra.

_________________

Satu bulan berlalu, Sherina yang masih gentayangan dan tubuhnya juga masih dalam keadaan koma.

Di rumah sakit ada perawat khusus yang di siapkan Sandi, kelima Zandra bersaudara masih suka bolak balik ke sana untuk menemani dan mengajak Sherina berbicara. Walau sebenarnya roh Sherina lebih senang bergentayangan di kediaman Zandra. Seperti saat ini....

"Wahhhh.... Tubuhmu bagus sekali" celetukanya dengan mata berbinar, seraya menopang kepalanya di atas tangan kanannya yang sikutnya ia sandarkan di atas pahanya yang ia lipat. Kini, Sherina sedang dalam posisi duduk bersila di atas meja belajar.

"Astaghfirullah" Al yang hendak membuka baju kaosnya pun tak jadi dan kembali ia turunkan lagi.

"Sudah berkali-kali aku bilang, jangan seperti ini. Walaupun kamu roh, kita tetap bukan muhrim." protes Al

Sedangkan Sherina yang mendengarkan ucapan Al, hanya menggerakan mulutnya seraya memonyongkan mulutnya. Seolah mengikuti Al berbicara, sehingga membuat Al kesal dan hendak melempar buku. Namun, Sherina tertawa dan langsung menghilang.

"Ck... mesum" ucapnya seraya tersenyum kecil dan melanjutkan apa yang akan ia lakukan tadi.

.

.

.

"Pasti kamu menjahili abang lagi ya?" tanya Flo seraya sibuk dengan laptopnya, karena sibuk mengerjakan tugas.

"Siapa yang jahil? Aku hanya memuji roti sobek di tubuhnya, so sexy." jawab Sherina seraya menaik turunkan alisnya

"Kamu ini cocok kalo di panggil hantu mesum." ucap Fre menjentikkan jarinya dari jauh dan di arahkan pada pantat Sherina

"Awww" teriak Sherina seraya mengusap pantatnya yang di sentil oleh kekuatan Fre

"Isshh... mana ada? Enak aja, mesumku hanya untuk AL seorang." lanjutnya bangga, yang membuat Flo dan Fre mencebikkan mulutnya.

"Sssttt.... aku ada gosip cin." ucap Sherina, ia pun melayang dan mendekati Flo juga Fre

"Apaan?" tanya Fre antusias, sedangkan Flo masih fokus pad tugasnya. Namun, telinganya tetap mencuri dengar.

"Kemarin aku kelayapan ke bekas ruangan musik, di sana sangat berdebu." jawab Sherina bergidik

"Terus, apa yang seru di gudang itu? Lagian kamu ngapain ke sana?" tanya Flo dan di angguki Fre

"Ck, aku ke sana karena aku mendengar suara merdu dari salah satu alat musik di sana. Apa itu namanya, mm.... Har... Har.." jawab Sherina dengan sulit menyebutkan nama alat musiknya, karena lupa.

"Harmonika?" tanya Fre

"Bukan"

"harpa?" tanya Flo

"Nah itu dia, suaranya merdu banget cin." jawab Sherina tersenyum

"Hah? Ko bisa? itu ruangan kan di kunci, jam berapa kamu kelayapan?" tanya Fre

"Sekitar jam 12 malam" jawabnya santai

"Itu mah udah jelas bukan manusia yang mainin lah, pasti hantu." ucap Fre lagi

"Ishhh.. kamu jangan nakut-nakutin Fre." ucap Sherina yang langsung bergeser ke dekat Flo

"Lah... kamu lupa status kamu apa saat ini?' tanya Flo menahan tawanya

"Oh.. iya ya, aku suka lupa kalo aku juga salah satu dari mereka. hihihi" ucap Sherina yang langsung melayang di ruangan itu.

"Konyol memang...." ucap Fre tertawa dan di susul Flo.

"Lanjutannya gimana? apa yang kamu temukan di sana?" tanya Fre

"Saat aku masuk....

Flasback

Pov Sherina

Malam ini aku merasa sangat bosan, diam terlalu lama di ruanganku merassa sesak. Karena aku melihat ayahku yang sedang duduk bersedih di sisi ranjangku. Ahhh.... sebaiknya aku diam-diam ke kamar pujaan hatiku.

PLOP

Saat ini aku ada di sebuah kamar seorang pria yang aku sukai sejaaaakkkk, sejak kapan ya? Kamar yang di cat dengan dekorasi minimalis namun modern dan juga warna yang kalem. Aroma parfumnya yang menguar di seluruh kamar dan juga ruangan yang sangat rapih, di sini juga terdapat banyak komputer dan sejenisnya. Aku pun melayang mendekati ranjangnya, ia terlihat sangat pulas.

Aku pun berjongkok di sisi ranjangnya dan melihat wajahnya yang menghadap padaku, sebenarnya menghadap ke arah pintu. hihi

'Ishhhh... ganteng banget sih kamu Al, pembawaanmu yang dewasa dan juga sifatmu yang kalem juga dingin. Bikin hati aku deg-deg an gimana gitu? Pasti gak sedikit yang tergila-gila padamu, udah tampan, pinter, soleh, tajir...ahhhh, suamiable banget lah. Apalah aku yang cupu ini, sudah jelas bukan seleramu kan? Cukup mencintai dalam diam, karena kamu bukanlah pria yang bisa aku gapai.'

'Oops, dia bergerak. Aku harus segera pergi'

PLOP

'Kemana kita sekarang? ke sekoilah ajalah.'

Aku pun melayang dengan santai dan sudah tentu, bukan hanya aku yang berkeliaran di kegelapan ini. Mereka banyak ternyata, yang di pohon gak cape apa ya tiap hari duduk di sana? Itu lagi si poci, ngapain ngejogrog di sana? Ck... ck...

Aku berkeliling di sekolah, kalo malam gini serem ternyata. Banyak juga hantu berkeliaran di sekolah ini? Aku pun terbang ke lantai 3, lampu yang tidak terlalu terang menemaniku di sini. Saat aku sedang duduk di dinding pembatas lantai 3 dan fokus mengamati sekolah. Samar-samar aku mendengar suara seperti senar di petik, semakin lama petikan tersebut mejadi sebuah lagu yang sangat merdu.

Dimana? pikirku, aku pun mencari arah suara tersebut. Dan berhenti di salah satu ruangan yang sudah lama terkunci di sana tertulis 'RUANG MUSIK'

Siapa yang jam segini masih bermain musik? aku langsung masuk dengan menembus pintu.

Hah?

...****************...

Double up niihhhhhh.......

Rio sama Saga emang ga banyak keluar ko, cuma ya pasti muncul buat nemenin kekasih tengil mereka🤣

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***