4 : Kamu Mau Menikah Lagi, Mas?

Pintu kamar mandi di kontrakan mereka tinggal, berupa pintu plastik yang tak sampai dihiasi handle karena bagian tersebut rusak dan hanya disumpal menggunakan gulungan plastik.

Di dalam kamar mandi, di balik dinding sebelah pintu, Arum yang masih berpakaian utuh, melirik terjaga ke belakang. Penuh waspada, ia melirik plastik penyumpal untuk posisi handle yang perlahan ditarik dari luar. Tak ada lagi penyumpal di bagian sana. Hingga lewat sana, baik dari dalam maupun luar bisa melihat keadaan dengan leluasa. Kenyataan yang sudah biasa terjadi di setiap Arum di kamar mandi, di setiap ada Supri terlebih jika suasana juga sepi layaknya sekarang ini.

Dulu, saat pertama kali mengalaminya dan itu awal keluarga Angga tinggal bersama mereka karena sejak awal menikah, Arum dan Angga memang langsung tinggal di kontrakan, yang dengan kata lain, sudah sekitar empat tahun lebih kejadian tersebut terjadi, Arum memang langsung menceritakannya kepada sang suami. Namun, bukan perlindungan apalagi keadilan yang Arum dapatkan. Malahan, Arum dikira buruk sangka sekaligus tukang fitnah, hingga Arum yang tak mau terjadi keributan, memilih diam. Dulu, Angga bilang, enggak mungkin mas Supri begitu.

Semenjak itu juga, jika sedang ada Supri di kontrakan, untuk urusan mandi dan keperluan yang harus dilakukan di kamar mandi, Arum melakukannya di toilet pasar. Kontrakan mereka tinggal memang tak jauh dari pasar yang bersebelahan dengan keberadaan bank swasta Angga bekerja.

Saking seringnya Arum diintip oleh suami Anggun, Arum yang memilih diam, diam-diam menyimpan dendam. Selain itu, tak beda dengan kepada keluarga Angga lainnya, kepada Supri, Arum juga merasa jijik. Kini, Arum yang telanjur geram, selain Arum yang tak mungkin pergi ke toilet di pasar hanya untuk menumpang mandi, sengaja menaburkan isi botol kecil di tangan kanannya melalui lubang di sana dan ia pergoki sudah ada mata Supri. Sudah bisa kalian bayangkan, betapa hebohnya pria itu setelah isi botol yang berupa bubuk lada dan serbuk cabai level setan di tangan kanan Arum, mengenai mata dan juga bagian sekitar pria itu.

“Syukurin!” lirih Arum sengaja menutup botolnya lantaran masih ada sisa di sana. Buat jaga-jaga takutnya Supri belum insaf. Namun bisa Arum pastikan, mata pria itu bermasalah. Tak kalah bermasalah dengan otaknya yang hobi mengintip Arum. Baik ketika Arum sedang mandi, atau malah ketika Arum sedang di kamar, termasuk itu ketika Arum dan Angga tengah melakukan hubungan suami istri.

Supri tak hanya menjerit kesakitan. Karena di sela kesibukannya menjerit tersebut, pria itu juga tak hentinya bersin.

“Perih ... perih ... perih. Toloooong! Ngguuuun, ... Tolong, Nggun!”

Ulah Supri yang terus berteriak membuat seisi rumah bangun, meski Anggun tak sampai menghampiri. Wanita itu hanya berteriak, membangunkan Angga untuk memastikan. Gaya bos besar yang sampai detik ini menjadi andalan. Namun, tak hanya Angga yang menghampiri Supri, tapi juga dengan ibu Sumini dan anak-anak Supri. Kendati demikian, Arum sengaja abai. Arum tetap mandi, keramas menggunakan air hangat guna menenangkan sekaligus membuat tubuhnya lebih rileks. Arum mencoba membenarkan kewarasannya di tengah keadaan di sana yang lebih bahaya dari RSJ.

“Kok bisa?” ujar ibu Sumini kebingungan kenapa sang menantu kesayangan sambil begitu, kesakitan sampai guling-guling di lantai layaknya orang kesurupan.

Dalam diamnya, Angga yang awalnya turut bertanya-tanya, mulai menemukan titik terang. Serbuk yang ia yakini berupa serbuk lada dan cabai, sebagiannya menghiasi sekitar lubang handle pintu yang tutupnya sudah diganti dengan baju kotor Arum, dan ia bisa memastikannya itu diganti dari dalam, mengingat penyumpalnya yaitu gulungan kresek berukuran lebih besar di bagian luar, malah terkapar di depan pintu. Tak kalah mencolok, di dalam Arum tenang-tenang saja mandi, bahkan meski baru saja, ibu Sumini sibuk menggedor pintu.

“Lha aku harus gimana, Bu? Aku kan bukan malaikat yang serba bisa. Aku enggak bisa mendadak berubah jadi dokter buat mengobati suami mbak Anggun. Mbak Anggun dong suruh bangun, suruh ursin suaminya. Nanti saat ada waktunya dia beneran enggak bisa bangun dari kasur, baru nyesel, selama ini malas bangun dari kasur,” ucap Arum dengan santainya.

“Sudah, Bu. Jangan berisik. Nanti Aidan bangun,” tegur Angga akhirnya karena bisa ia pastikan, yang salah memang Supri. “Jadi, selama ini Arum benar. Kalau mas Supri tukang ngintip!” Kesalnya. Ia bahkan memilih pergi tanpa menolong lagi. Termasuk kepada anak-anak Supri yang mengeluh lapar, ia juga mendadak abai.

“Lho, Ngga? Kok kamu marah-marah ke Ibu?” protes ibu Sumini tak terima karena untuk pertama kalinya, Angga berani menegur bahkan sampai memarahinya. “Ini kamu jangan pergi. Ini tolongin dulu Mas Suprinya!”

“Kalau Aidan bangun dan sibuk nangis, siapa yang mau urus rumah dan urus segalanya, Bu?” balas Angga masih bersabar.

Mendengar itu, ibu Sumini langsung bungkam. Lain dengan Supri yang masih mirip orang kesurupan, teriak-teriak kesakitan sambil guling-guling di lantai.

“Ya Tuhan, ini Arum kurang ajar banget. Bisa-bisanya dia tabur mataku pakai bubuk lada dan cabai! Si Anggun lagi, suami kesakitan gini, masih saja alasan buat malas-malasan!” Batin Supri.

“Aku, urus rumah lagi? Enggak! Mulai sekarang aku enggak mau lagi!” Batin Arum masih menikmati mandinya.

“Syukurin kamu Mas! Picek-picek tuh mata. Punya mata enggak berguna!” batin Arun lagi, sementara maksud dari kata picek sama saja dengan buta.

“Pri, kamu kenapa, sih? Rum, kamu lagi ngapain, sih? Bantu kenapa?” ucap ibu Sumini yang akan langsung mengomel jika berbicara kepada Arum, meski sebelumnya ketika wanita itu berbicara kepada Supri, suaranya akan sangat lembut sarat perhatian.

“Ngga, ini tolongin,” ujar ibu Sumini lagi.

“Aku harus cek batu bata yang semalam dibakar, Bu. Nanti aku panggilin tukang ojek buat antar Mas Supri ke klinik.” Kali ini, Angga benar-benar cuek. Ia masuk ke kamar, meski pada kenyataannya, ia tak lantas pergi.

Ketika akhirnya Arum keluar dengan aroma segar yang menyertai pun, wanita itu tak kalah cuek. Arum melangkah begitu saja melewati kedua manusia bertubuh besar di depan kamar mandi yang sampai membuatnya harus melipir dengan sangat hati-hati hanya untuk bisa lewatnya. Anak-anak Supri sudah tidak di sana. Ketiganya tengah merengek kelaparan di ruang keluarga tempat mereka tidur. Kendati demikian, Anggun tampak tenang dan bisa Arum pastikan, kakak ipar jahanamnya itu malah tidur.

“Rum ....” Sampai detik ini, ibu Sumini masih rutin meminta pertolongan untuk Supri kepada Arum. Namun maaf-maaf saja, Arum sudah tidak peduli.

“Ya Alloh sakit banget.” Supri juga masih aktif merintih meski tidak sekencang saat awal-awal.

Dari semuanya, tak ada yang membuat Arum iba atau setidaknya patuh dan bergegas membantu layaknya biasa. Malahan, keadaan kini teramat membuat Arum bahagia. Ia bahkan mematikan kompor karena air untuk Angga mandi sudah panas, sambil menahan tawanya.

“Mas, airnya sudah panas. Mandi dulu, baru pergi. Beli sarapan di pasar, enggak usah sarapan di rumah,” ucap Arum lantaran sang suami masih di sana.

“Memangnya kamu enggak masak?” tanya Angga yang tengah mengoreksi isi tas kerjanya. Tas kerja yang biasa Angga bawa ke bank.

Arum melirik sinis sang suami. “Memangnya mau masak apa? Yang dimasak juga enggak ada. Hari ini aku mau bersih-bersih warung. Sekalian mau siapin tempat tinggal sendiri.”

“Siapin tempat tinggal sendiri bagaimana?” sergah Angga.

Arum yang sedang mengeringkan rambut menggunakan handuk sambil fokus menatap Aidan tanpa sedikit pun melirik sang suami, berangsur menatap yang bersangkutan. “Masih tanya?” lirihnya menatap tak habis pikir Angga. Pria itu langsung kicep bahkan memalingkan wajah. “Terus, kejadian di depan kamar mandi tadi, Mas juga masih tanya? Apa perlu, aku melakukannya juga ke Mas biar Mas paham?” sewotnya masih berucap lirih.

“Demit intipnya masih guling-guling kesakitan di lantai. Andai yang jadi istri kamu beneran manusia, pasti sudah gila karena semua penghuni rumah ini termasuk kamunya, gi-la tingkat dewa!” lanjut Arum masih berucap lirih. Namun, kali ini Arum yakin, sang suami percaya Supri sering mengintipnya. “Setelah sekian purnama akhirnya percaya juga, kan?“ Kali ini Arum sengaja menyindir sambil melirik yang bersangkutan. Dan kembali, Angga tak berani menatapnya, menegaskan bahwa pria itu malu sendiri dengan ulah kakak iparnya. “Makanya Mas bilangin ke Mbak Mas. Jaga penampilan, sudah punya suami, biar suaminya enggak jelalatan apalagi jajan. Gini-gini, secapeknya aku, semarah apa pun aku ke Mas, aku masih berusaha menjaga penampilan dan memenuhi kebutuhan batin Mas. Meski yang ada justru tetangga yang mengucapkan terima kasih padahal mereka cuma bisa melihat sambil nahan nafsu! Ini aku masih pakaian tertutup, bayangkan kalau aku sampai sedikit saja buka tangan, apalagi dada dan pahaku.”

“Masih pagi, Rum. Jangan nyanyi kenceng-kenceng,” ucap Angga sambil keluar dari kamar.

“Mas, aku mau kamu mensyukuri karena kamu sudah punya aku, atau setidaknya kamu berterima kasih!” kesal Arum sampai keceplosan dengan suara lantang. Ia menyusul Angga yang ternyata membangunkan Anggun.

Arum menatap wajah-wajah di sana yang terlihat begitu tersiksa. Di kasur busa yang sudah sangat lepek, Anggun masih meringkuk nyaman sambil memberi Cantik ASI. Itu sudah jadi senjata andalan Anggun yang akan berdalih, sangat capek hanya karena memberi Cantik ASI. Sementara di sebelahnya, ketiga anaknya yang sudah besar tengah merengek kelaparan. Ketiganya masih kompak meminta makan.

“Kamu beneran enggak mau masak buat anak-anakku, Rum? Kebangetan banget kamu!” lantang Anggun emosi menatap marah anggun yang masih berdiri di belakang Angga. Keduanya sama-sama berdiri di bibir pintu kamarnya.

“Mas masih mau tetap diam?” tegas Arum memastikan sikap suaminya.

“Ya sudah kamu beliin mi terus masakin bentar mumpung Aidan belum bangun, Rum,” sergah Angga mengomel kepada sang istri.

Arum tak bisa berkata-kata seiring wanita itu yang menggeleng di tengah kenyataan dadanya yang terasa sangat pegal. “Lama-lama, aku malah bisa nikahin kamu sama Mbak kamu lho, Mas. Sudah sebagian besar penghasilan buat Mbak kamu, ... kasih sayang pun ....” Ngeri, hati Arum sampai sudah langsung menangis.

“Kamu begitu, gara-gara Angga mau menikah lagi apa bagaimana, sih, Rum?” sergah Anggun yang susah payah berusaha bangun. Ia menatap marah Anggun di tengah suasana kamarnya yang terbilang remang karena lampu di sana memang jauh dari terang.

Pernyataan Anggun barusan, sangat membuat Arum syok. Arum makin tidak baik-baik saja. “Kamu mau menikah lagi, Mas?”

Namun bisa Arum pastikan, kebenaran dari pernyataan Anggun nyaris seratus persen. Terbukti, Angga yang sudah sempat menatap bahkan menghadapnya, langsung tidak berani menatapnya. Angga sampai balik badan dan kembali memunggunginya.

 

 

 

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

tinggal kan aja

2025-01-17

0

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

Angga angga, dikirax arum takut dia nikah lg, malah besyukur ada yg merasakn penderitaanx 😄😄😄😄😄

2024-04-05

2

sherly

sherly

ya ampun Angga, ngasih nafkah si Arum aja kamu payah eh mau nikah lagi... alamak oeee

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Saran Menyesatkan Dan Penderitaan Arum
2 2 : Parasit Rumah Tangga
3 3 : Sisi Liar Suami Anggun Kepada Arum
4 4 : Kamu Mau Menikah Lagi, Mas?
5 5 : Talak
6 6 : Mendadak Disidang
7 7 : Tanpa Arum
8 8 : Banyak yang Peduli
9 9 : Angga yang Memperlakukan Arum Layaknya Musuh
10 10 : Pelakor Berwajah Alim
11 11 : Pria Kaya yang Mendekati Arum
12 12 : Suami-Suami Tak Berguna
13 13 : Istri Kucel Dan Cemburu
14 14 : Jerat Hukum Untuk Angga
15 15 : Sepenggal Penderitaan Angga
16 16 : Emosi Arum yang Akhirnya Meledak
17 17 : Demi Menuntut Keadilan
18 18 : Septi Beraksi
19 19 : Satu Tahap yang Melegakan
20 20. Sumpah Serapah
21 21. Kabar Mengejutkan
22 22. Merinding
23 23 : Arum Di Mata Keluarganya
24 24 : Melarikan Diri
25 25 : Bertemu Kalandra
26 26 : Bau Busuk
27 27 : Kalandra yang Mencurigakan
28 28. Mulai Ada Titik Terang
29 29 : Tercengang
30 30 : Kematian, Kehilangan yang Paling Menyakitkan
31 31 : Pihak Ketiga Dalam Hubungan Arum dan Kalandra
32 32 : Terikat Perjanjian
33 33 : Cinta Sejati
34 34 : Ketuk Palu
35 35 : Peringatan Keras Untuk Manusia Tuman
36 36 : Ibu Kalsum yang Tak Mau Ikut Campur
37 37 : Neraka Sebelum Kematian
38 38 : Tak Ada yang Sebaik Arum
39 39 : Calon Istri
40 40 : Mobil, Rumah, Umrah Untuk Mamaknya Aidan
41 41 : Janda Dan Segala Fitnahnya
42 42 : Solusi
43 43 : Ke Rumah Orang Tua Kalandra
44 44 : Bertamu dan Sambel
45 45 : Manis
46 46 : USG SERIBU DIMENSI
47 47 : Siapa yang Salah, Siapa yang Memfitnah?
48 48 : Mengusut Kasus Ibu Fatimah
49 49 : POLISI
50 50 : Kedok
51 51 : Arum Bukan Panti Sosial
52 52 : Terima Kasih dan Berguna
53 53 : Kembali Jatuh Cinta
54 54 : Bertemu Supri yang Sedang Mengemis
55 55. Krisis Kepedulian
56 56 : Sambutan yang Membuat Tercengang
57 57 : Emosi Kalandra yang Meluap
58 58 : Disidang
59 59 : Akhir Dari Kunjungan Ke Keluarga Arum
60 60 : Dag-Dig-Dug Tak Karuan
61 61 : Geregetan
62 62 : Calon Arang yang Bikin Sayang
63 63 : Rumah dan Rumah Makan
64 64 : Kesal dan Jijiiik
65 65 : Sedang Romantis
66 Novel Baru : Menikah Dengan Suami Sahabat Karena Dijebak
67 66. Aku Bukan Panti Sosial
68 67 : Berkelana Mencari Janda
69 68 : Porsi Otak Keluarga Angga
70 69 : Anak Istriku, Anak Tiri Kakak Perempuanku
71 70 : Papa Idaman
72 71 : Syok
73 72 : Angga yang Makin Tak Sadar Diri
74 73 : Rutinitas
75 74 : Kecantikan Arum yang Membuat Pak Haji Jantungan
76 75 : Pangling
77 76 : Cemburu Dan Kesurupan
78 77 : Terapi Kewarasan
79 78 : Mantai
80 79 : Cinta Manis yang Akhirnya Terlukis
81 80 : Sedang Ingin Dimanja
82 81 : Si Paket Komplit
83 82 : Drama yang Mengorek Luka Lama
84 83 : Berkunjung ke Rumah Septi
85 84 : Manisnya Benar-Benar Bikin Iri
86 85 : Karma yang Mulai Berbicara
87 86 : Sopir Rasa Sepupu
88 87 : Menuju Pernikahan
89 88 : Lebih Romantis Dari Rahwana
90 89 : SAH!
91 90 : Pengantin Baru
92 91 : Nyaman
93 92 : Rutinitas Malam
94 93 : Pagi-Pagi Sudah Heboh
95 94 : Teringat Nasihat Arum
96 95 : Berlian yang Dulu Dibuang, Kini Makin Berkilau
97 96 : Septi, Si Kembarannya Demmit
98 97 : Bulan Madu Rasa Liburan Keluarga
99 98 : Masa Iya, Ini Karma?
100 99 : Setengah Modar
101 100 : Nyantai
102 101 : Mulai Merintis Bisnis
103 102 : Pusing dan Mual
104 103 : Kurang Gizi dan Lapar Malam-Malam
105 104 : Memang Hamil
106 105 : Amit-Amit
107 106 : Manusia Tuman yang Kembali Berulah
108 107 : Mertua Rasa Bestie
109 108 : Fajar, Si Gigelo
110 109 : Mengerikan
111 110 : Luka Yang Paling Menyakitkan : Antara Rindu dan Menahan Malu
112 111 : Ada Kemajuan Baik
113 112 : Perlahan Mulai Sadar
114 113 : Menahan Malu
115 114 : Rungkad
116 NOVEL BARU UP TIAP HARI!!
117 115 : Keren Banget Kamu Rum!
118 116 : Kutis dan Jandes Elegan
119 117 : Memancing dan Hadiah
120 118 : Tebak-Tebak Berhadiah
121 119 : Peresmian Rumah Makan
122 120 : Tamu Spesial
123 121 : Mengenai Maaf Dan Memaafkan
124 122 : Saranghaeyo
125 123 : Wasiat dan Merasa Hutang Budi
126 124 : Biar Enggak Spaneng
127 125 : Perjalanan Ke Jakarta
128 126 : Sederet Kemungkinan
129 127 : Pencarian yang Akhirnya Selesai
130 128 : Sudah Sampai Rumah
131 129 : Bertemu Angga yang Sedang Jualan
132 130 : Kamu Tetap Papah Terbaiknya, Mas!
133 131 : Perkara Jatah
134 132 : Gengsi Dan Usaha
135 133 : Memang Ada Dua (Kembar)
136 134 : Hadiah
137 135 : Putra Malu Pongah
138 136 : Ingin Seperti Mereka
139 137 : Akan Ada Pasangan Baru
140 138 : Rasa Cinta Spesial
141 139 : Wanita Kuat
142 140 : Kabar Kecelakaan
143 141 : Merasa Bersalah
144 142 : Belum Move On
145 143 : Makin Ngenes
146 144 : Belok Kiri Ada Neraka, Belok Kanan Ada Surga Tapi Belum Tentu Menerima
147 145 : Hujan yang Masih Berlangsung
148 146 : Sepasang
149 147 : Musafir Cinta yang Dibutakan Oleh Pesona Janda
150 148 : Ada Demo
151 149 : Dan Akhirnya
152 150 : Hore, Mas Aidan Datang!
153 151 : Rezeki Seorang Papah
154 152 : Sepertinya Mereka Cocok
155 153 : Berbuat Baik
156 154 : Es Gepluk Cap Gajah Duduk
157 155 : Jangan Ditinggal!
158 156 : Akibat Salah Pilih Suami
159 157 : Nyasar
160 158 : Widy Wariyem
161 159 : Gigi Palsu yang Tak Mau Dimiliki
162 160 : Dasar Laki-Laki Parasit!
163 161 : Kenang-Kenangan Tak Terlupakan
164 162 : Istrinya Kalandra
165 163 : Honey Si Madu
166 164 : Betina Kadal
167 165 : Kecolongan
168 166 : Tukar Tambah Janda
169 167 : JANDA OH JANDA!
170 168 : Janda, Duda, dan Orang yang Lebih Tua
171 169 : Siap-Siap Persalinan
172 170 : Alhamdullilah!
173 171 : Kebahagiaan yang Tumpah-Ruah
174 172 : Azzura Dan Azzam
175 173 : Apa Salah Janda?
176 174 : Suka Duka Setelah Melahirkan
177 175 : Parasit
178 176 : Selir-Selir Pongah
179 Novel Mas Aidan : Talak Di Malam Pertama (Kesucian yang Diragukan)
180 177 : Pejuang Janda Sejati
181 178 : Ada yang Merasa Dicueki
182 179 : Sahur Pertama
183 180 : Berat
184 181 : Antara Widy dan Dokter Andri
185 182 : Ngabuburit
186 183 : Sinyal Jandanya Sedang Eror
187 184 : Maaf Dan Terima Kasih
188 185 : Kedatangan Rombongan Tuan Maheza
189 186 : Di Klinik Dokter Andri
190 187 : Lamaran Spontan
191 188 : Masih Dibujuk Untuk Menikah
192 190 : Bikin Malu!
193 191 : Siap Menunggu
194 192 : Harapan Baik
195 193 : Penjinak Musafir Cinta
196 194 : Seperti Keluarga Bahagia
197 195 : Senyum Bahagia
198 196 : Kompak Bahagia
199 197 : Pesan Dari Sekretaris Lim
200 198 : Jadi Spesial
201 199 : Ketulusan Ayah Sambung
202 200 : Menyambut Kebahagiaan
203 201 : Lamar Ibunya, Dapat Anaknya
204 202 : Ibarat Lilin
205 203 : Ikatan yang Makin Kuat
206 204 : Pesan-Pesan yang Berkesan
207 205 : Ingin Romantis Seperti Mereka
208 206 : Pongah Lagi
209 207 : Agus yang Membuat Emosi
210 208 : Kebangetan
211 209 : Sekretaris Lim yang Langsung Menyusul Widy
212 210 : Niat Baik Sekretaris Lim
213 211 : Selangkah Lagi
214 212 : Setelah Shalat Tarawih
215 213 : Pengantin Baru
216 214 : Pamit
217 215 : Meraba-Raba Masa Depan
218 216 : Janda Pengganti
219 217 : Menuntut Hak
220 218 : Ibu Warisan
221 219 : Duta Warisan
222 220 : Tetanggaan
223 221 : Seruduk Dan Ban-ting
224 222 : Ternyata Viral
225 223 : Suami yang Beda
226 224 : Lebaran
227 225 : Masih Suasana Lebaran
228 226 : Pesona yang Luntur
229 227 : Sisi Lain Septi
230 228 : Hamil Dan Kalau Sampai Nikah Lagi
231 229 : Pergi!
232 230 : Yang Gob-blok Itu Kamu, Mbak!
233 231 : Solusi
234 232 : Geblek!
235 233 : Pamer Kemesraan
236 234 : Rujak Dan Pecel
237 Novel Mbak Azzura dan mas Excel : Muslimah Tangguh Untuk Sang Mafia
238 235 : Didikan yang Dimulai
239 236 : Sudah Ada Perubahan
240 237 : Grup WA Se-Sat (Sarapan Halal)
241 238 : Ke Warung Septi
242 239 : Dijodoh-Jodohin
243 240 : Wisata Alam Dadakan
244 241 : Perhatian Dari Dokter Andri
245 242 : Pawangnya Pak Haji
246 243 : Amplop Dan Kado
247 244 : Merasa Kehilangan Dan Beban Hidup
248 245 : Jerat Hukum Untuk Supri
249 246 : Penangkapan Supri
250 247 : Usahalah....
251 248 : Jadi Liburan Ke Yogyakarta
252 249 : Bulan Madu Halal Sekaligus Ibadah
253 250 : Duh, Kok Jadi Gini?
254 251 : Ayo Kita Menikah!
255 252 : HORE, KURBAN SAPI!
256 253 : Pasangan yang Tepat
257 254 : Keluarga Kecil Pak Haji Dan Dokter Andri
258 255 : Akhir Dari Kasus Ojan
259 256 : Pawangnya Ibu Muji
260 TAMAT
261 Novel Baru Up Tiap Hari : Mempelai Pengganti Ketua Mafia Buta yang Kejam
262 NOVEL SEPRI, ANAKNYA SEPTI : Pernikahan Suamiku (Istri yang Dituntut Sempurna)
263 Novel Baru : Saling Cinta Setelah Menikah
264 Novel Pembalasan Istri yang Haram Disentuh (Anak Arum)
265 Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
266 Novel Ojan dan Novel Aqwa
267 Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
268 Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
269 Novel Mendadak Menikahi Mantan
270 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
271 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
272 Novel Cucu Ibu Arum : Rujuk Bersyarat Turun Ranjang
273 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
274 Promo Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia
275 NOVELNYA PAK HAJI
276 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
277 Promo : Ternyata Aku ISTRI KEDUA (Dibuang Setelah Istri Pertama Hamil)
278 Novelnya Anak Azzzam : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
279 Novel Baru : Kejar Aku, Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
280 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh
Episodes

Updated 280 Episodes

1
1 : Saran Menyesatkan Dan Penderitaan Arum
2
2 : Parasit Rumah Tangga
3
3 : Sisi Liar Suami Anggun Kepada Arum
4
4 : Kamu Mau Menikah Lagi, Mas?
5
5 : Talak
6
6 : Mendadak Disidang
7
7 : Tanpa Arum
8
8 : Banyak yang Peduli
9
9 : Angga yang Memperlakukan Arum Layaknya Musuh
10
10 : Pelakor Berwajah Alim
11
11 : Pria Kaya yang Mendekati Arum
12
12 : Suami-Suami Tak Berguna
13
13 : Istri Kucel Dan Cemburu
14
14 : Jerat Hukum Untuk Angga
15
15 : Sepenggal Penderitaan Angga
16
16 : Emosi Arum yang Akhirnya Meledak
17
17 : Demi Menuntut Keadilan
18
18 : Septi Beraksi
19
19 : Satu Tahap yang Melegakan
20
20. Sumpah Serapah
21
21. Kabar Mengejutkan
22
22. Merinding
23
23 : Arum Di Mata Keluarganya
24
24 : Melarikan Diri
25
25 : Bertemu Kalandra
26
26 : Bau Busuk
27
27 : Kalandra yang Mencurigakan
28
28. Mulai Ada Titik Terang
29
29 : Tercengang
30
30 : Kematian, Kehilangan yang Paling Menyakitkan
31
31 : Pihak Ketiga Dalam Hubungan Arum dan Kalandra
32
32 : Terikat Perjanjian
33
33 : Cinta Sejati
34
34 : Ketuk Palu
35
35 : Peringatan Keras Untuk Manusia Tuman
36
36 : Ibu Kalsum yang Tak Mau Ikut Campur
37
37 : Neraka Sebelum Kematian
38
38 : Tak Ada yang Sebaik Arum
39
39 : Calon Istri
40
40 : Mobil, Rumah, Umrah Untuk Mamaknya Aidan
41
41 : Janda Dan Segala Fitnahnya
42
42 : Solusi
43
43 : Ke Rumah Orang Tua Kalandra
44
44 : Bertamu dan Sambel
45
45 : Manis
46
46 : USG SERIBU DIMENSI
47
47 : Siapa yang Salah, Siapa yang Memfitnah?
48
48 : Mengusut Kasus Ibu Fatimah
49
49 : POLISI
50
50 : Kedok
51
51 : Arum Bukan Panti Sosial
52
52 : Terima Kasih dan Berguna
53
53 : Kembali Jatuh Cinta
54
54 : Bertemu Supri yang Sedang Mengemis
55
55. Krisis Kepedulian
56
56 : Sambutan yang Membuat Tercengang
57
57 : Emosi Kalandra yang Meluap
58
58 : Disidang
59
59 : Akhir Dari Kunjungan Ke Keluarga Arum
60
60 : Dag-Dig-Dug Tak Karuan
61
61 : Geregetan
62
62 : Calon Arang yang Bikin Sayang
63
63 : Rumah dan Rumah Makan
64
64 : Kesal dan Jijiiik
65
65 : Sedang Romantis
66
Novel Baru : Menikah Dengan Suami Sahabat Karena Dijebak
67
66. Aku Bukan Panti Sosial
68
67 : Berkelana Mencari Janda
69
68 : Porsi Otak Keluarga Angga
70
69 : Anak Istriku, Anak Tiri Kakak Perempuanku
71
70 : Papa Idaman
72
71 : Syok
73
72 : Angga yang Makin Tak Sadar Diri
74
73 : Rutinitas
75
74 : Kecantikan Arum yang Membuat Pak Haji Jantungan
76
75 : Pangling
77
76 : Cemburu Dan Kesurupan
78
77 : Terapi Kewarasan
79
78 : Mantai
80
79 : Cinta Manis yang Akhirnya Terlukis
81
80 : Sedang Ingin Dimanja
82
81 : Si Paket Komplit
83
82 : Drama yang Mengorek Luka Lama
84
83 : Berkunjung ke Rumah Septi
85
84 : Manisnya Benar-Benar Bikin Iri
86
85 : Karma yang Mulai Berbicara
87
86 : Sopir Rasa Sepupu
88
87 : Menuju Pernikahan
89
88 : Lebih Romantis Dari Rahwana
90
89 : SAH!
91
90 : Pengantin Baru
92
91 : Nyaman
93
92 : Rutinitas Malam
94
93 : Pagi-Pagi Sudah Heboh
95
94 : Teringat Nasihat Arum
96
95 : Berlian yang Dulu Dibuang, Kini Makin Berkilau
97
96 : Septi, Si Kembarannya Demmit
98
97 : Bulan Madu Rasa Liburan Keluarga
99
98 : Masa Iya, Ini Karma?
100
99 : Setengah Modar
101
100 : Nyantai
102
101 : Mulai Merintis Bisnis
103
102 : Pusing dan Mual
104
103 : Kurang Gizi dan Lapar Malam-Malam
105
104 : Memang Hamil
106
105 : Amit-Amit
107
106 : Manusia Tuman yang Kembali Berulah
108
107 : Mertua Rasa Bestie
109
108 : Fajar, Si Gigelo
110
109 : Mengerikan
111
110 : Luka Yang Paling Menyakitkan : Antara Rindu dan Menahan Malu
112
111 : Ada Kemajuan Baik
113
112 : Perlahan Mulai Sadar
114
113 : Menahan Malu
115
114 : Rungkad
116
NOVEL BARU UP TIAP HARI!!
117
115 : Keren Banget Kamu Rum!
118
116 : Kutis dan Jandes Elegan
119
117 : Memancing dan Hadiah
120
118 : Tebak-Tebak Berhadiah
121
119 : Peresmian Rumah Makan
122
120 : Tamu Spesial
123
121 : Mengenai Maaf Dan Memaafkan
124
122 : Saranghaeyo
125
123 : Wasiat dan Merasa Hutang Budi
126
124 : Biar Enggak Spaneng
127
125 : Perjalanan Ke Jakarta
128
126 : Sederet Kemungkinan
129
127 : Pencarian yang Akhirnya Selesai
130
128 : Sudah Sampai Rumah
131
129 : Bertemu Angga yang Sedang Jualan
132
130 : Kamu Tetap Papah Terbaiknya, Mas!
133
131 : Perkara Jatah
134
132 : Gengsi Dan Usaha
135
133 : Memang Ada Dua (Kembar)
136
134 : Hadiah
137
135 : Putra Malu Pongah
138
136 : Ingin Seperti Mereka
139
137 : Akan Ada Pasangan Baru
140
138 : Rasa Cinta Spesial
141
139 : Wanita Kuat
142
140 : Kabar Kecelakaan
143
141 : Merasa Bersalah
144
142 : Belum Move On
145
143 : Makin Ngenes
146
144 : Belok Kiri Ada Neraka, Belok Kanan Ada Surga Tapi Belum Tentu Menerima
147
145 : Hujan yang Masih Berlangsung
148
146 : Sepasang
149
147 : Musafir Cinta yang Dibutakan Oleh Pesona Janda
150
148 : Ada Demo
151
149 : Dan Akhirnya
152
150 : Hore, Mas Aidan Datang!
153
151 : Rezeki Seorang Papah
154
152 : Sepertinya Mereka Cocok
155
153 : Berbuat Baik
156
154 : Es Gepluk Cap Gajah Duduk
157
155 : Jangan Ditinggal!
158
156 : Akibat Salah Pilih Suami
159
157 : Nyasar
160
158 : Widy Wariyem
161
159 : Gigi Palsu yang Tak Mau Dimiliki
162
160 : Dasar Laki-Laki Parasit!
163
161 : Kenang-Kenangan Tak Terlupakan
164
162 : Istrinya Kalandra
165
163 : Honey Si Madu
166
164 : Betina Kadal
167
165 : Kecolongan
168
166 : Tukar Tambah Janda
169
167 : JANDA OH JANDA!
170
168 : Janda, Duda, dan Orang yang Lebih Tua
171
169 : Siap-Siap Persalinan
172
170 : Alhamdullilah!
173
171 : Kebahagiaan yang Tumpah-Ruah
174
172 : Azzura Dan Azzam
175
173 : Apa Salah Janda?
176
174 : Suka Duka Setelah Melahirkan
177
175 : Parasit
178
176 : Selir-Selir Pongah
179
Novel Mas Aidan : Talak Di Malam Pertama (Kesucian yang Diragukan)
180
177 : Pejuang Janda Sejati
181
178 : Ada yang Merasa Dicueki
182
179 : Sahur Pertama
183
180 : Berat
184
181 : Antara Widy dan Dokter Andri
185
182 : Ngabuburit
186
183 : Sinyal Jandanya Sedang Eror
187
184 : Maaf Dan Terima Kasih
188
185 : Kedatangan Rombongan Tuan Maheza
189
186 : Di Klinik Dokter Andri
190
187 : Lamaran Spontan
191
188 : Masih Dibujuk Untuk Menikah
192
190 : Bikin Malu!
193
191 : Siap Menunggu
194
192 : Harapan Baik
195
193 : Penjinak Musafir Cinta
196
194 : Seperti Keluarga Bahagia
197
195 : Senyum Bahagia
198
196 : Kompak Bahagia
199
197 : Pesan Dari Sekretaris Lim
200
198 : Jadi Spesial
201
199 : Ketulusan Ayah Sambung
202
200 : Menyambut Kebahagiaan
203
201 : Lamar Ibunya, Dapat Anaknya
204
202 : Ibarat Lilin
205
203 : Ikatan yang Makin Kuat
206
204 : Pesan-Pesan yang Berkesan
207
205 : Ingin Romantis Seperti Mereka
208
206 : Pongah Lagi
209
207 : Agus yang Membuat Emosi
210
208 : Kebangetan
211
209 : Sekretaris Lim yang Langsung Menyusul Widy
212
210 : Niat Baik Sekretaris Lim
213
211 : Selangkah Lagi
214
212 : Setelah Shalat Tarawih
215
213 : Pengantin Baru
216
214 : Pamit
217
215 : Meraba-Raba Masa Depan
218
216 : Janda Pengganti
219
217 : Menuntut Hak
220
218 : Ibu Warisan
221
219 : Duta Warisan
222
220 : Tetanggaan
223
221 : Seruduk Dan Ban-ting
224
222 : Ternyata Viral
225
223 : Suami yang Beda
226
224 : Lebaran
227
225 : Masih Suasana Lebaran
228
226 : Pesona yang Luntur
229
227 : Sisi Lain Septi
230
228 : Hamil Dan Kalau Sampai Nikah Lagi
231
229 : Pergi!
232
230 : Yang Gob-blok Itu Kamu, Mbak!
233
231 : Solusi
234
232 : Geblek!
235
233 : Pamer Kemesraan
236
234 : Rujak Dan Pecel
237
Novel Mbak Azzura dan mas Excel : Muslimah Tangguh Untuk Sang Mafia
238
235 : Didikan yang Dimulai
239
236 : Sudah Ada Perubahan
240
237 : Grup WA Se-Sat (Sarapan Halal)
241
238 : Ke Warung Septi
242
239 : Dijodoh-Jodohin
243
240 : Wisata Alam Dadakan
244
241 : Perhatian Dari Dokter Andri
245
242 : Pawangnya Pak Haji
246
243 : Amplop Dan Kado
247
244 : Merasa Kehilangan Dan Beban Hidup
248
245 : Jerat Hukum Untuk Supri
249
246 : Penangkapan Supri
250
247 : Usahalah....
251
248 : Jadi Liburan Ke Yogyakarta
252
249 : Bulan Madu Halal Sekaligus Ibadah
253
250 : Duh, Kok Jadi Gini?
254
251 : Ayo Kita Menikah!
255
252 : HORE, KURBAN SAPI!
256
253 : Pasangan yang Tepat
257
254 : Keluarga Kecil Pak Haji Dan Dokter Andri
258
255 : Akhir Dari Kasus Ojan
259
256 : Pawangnya Ibu Muji
260
TAMAT
261
Novel Baru Up Tiap Hari : Mempelai Pengganti Ketua Mafia Buta yang Kejam
262
NOVEL SEPRI, ANAKNYA SEPTI : Pernikahan Suamiku (Istri yang Dituntut Sempurna)
263
Novel Baru : Saling Cinta Setelah Menikah
264
Novel Pembalasan Istri yang Haram Disentuh (Anak Arum)
265
Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
266
Novel Ojan dan Novel Aqwa
267
Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
268
Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
269
Novel Mendadak Menikahi Mantan
270
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
271
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
272
Novel Cucu Ibu Arum : Rujuk Bersyarat Turun Ranjang
273
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
274
Promo Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia
275
NOVELNYA PAK HAJI
276
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
277
Promo : Ternyata Aku ISTRI KEDUA (Dibuang Setelah Istri Pertama Hamil)
278
Novelnya Anak Azzzam : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
279
Novel Baru : Kejar Aku, Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
280
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!