2 : Parasit Rumah Tangga

Benar-benar melelahkan, tapi sampai sore menjelang petang hingga akhirnya Angga pulang, belum ada pekerjaan yang benar-benar Arum selesaikan. Wanita itu baru beres mencuci tiga ember besar pakaian keluarga suaminya. Semuanya Arum cuci menggunakan tangan demi menghemat pengeluaran untuk tagihan listrik, meski di sana ada mesin cuci.

Dari pintu dapur, Arum melongok kebersamaan sang suami dan keluarga pria itu. Seperti biasa, bukan Arum atau Aidan yang akan Angga cari, tetapi keluarganya. Kerap Arum berpikir, adanya dirinya di sana hanya dimanfaatkan untuk mengurus sekaligus meringankan beban hidup Angga sekeluarga. Terlebih, semacam oleh-oleh makanan pun tidak pernah Angga sisakan untuk Arum. Semuanya langsung disikat habis oleh keluarga suaminya yang hobi makan tapi malas bekerja bahkan sekadar membersihkan diri. Aroma tak sedap karena mereka lama tidak mandi, sampai kerap membuat Arum mual saking baunya meski Arum sudah tidak dalam fase mengidam. Selain itu, Angga juga tidak pernah meminta pihak keluarga termasuk anak-anak dari Anggun, untuk menghormati Arum.

Seperti biasa, Anggun, ibu Sumini, dan juga anak-anak Anggun akan mengadukan kinerja Arum seharian ini. Dan masih tetap seperti biasa, tetap tidak ada yang merasa puas dan mengecap Arum sebagai pemalas. Arum sudah terlalu hafal, dan ia memilih abai. Sudah terlalu lelah dan akan makin lelah andai ia menunda pekerjaan yang tidak pernah ada beresnya. Di sebelah kanannya, wastafel sudah penuh piring sekaligus gerabah kotor. Kedua wajan di kompor sudah bersih tanpa isi bahkan sekadar kuah beberapa tetes. Sementara di lantai, gelas dan poci termasuk panci nasi sudah kosong tanpa isi. Padahal, perut Arum sudah berulang kali bunyi karena dari pagi dan mau sampai pagi lagi, ia belum makan. Arum hanya mengganjal perutnya dengan meminum air putih sebanyak mungkin yang malah membuatnya kembung, terlebih berulang kali mencuci juga membuatnya kedinginan.

“Mas Angga, tolong itu Aidan nangis. Aku masih jemur pakaian. Lagian mau magrib juga, pamali kalau bayi enggak dijaga,” ucap Arum dan kali ini sengaja berseru agar sang suami dengar lantaran sampai sekarang, televisi di ruang tengah masih menyala dan memang disetel dengan suara keras. Meski karena kenyataan tersebut pula, jahitan bekasnya melahirkan terasa makin ngilu.

Padahal, Angga sekeluarga tahu di kamar depan sebelah ruang tengah kebersamaan mereka, bayi merah itu masih tidur dan tengah ditinggal mengerjakan segala sesuatunya. Andaipun harus kembali Arum yang mengurus, tentu pekerjaan yang tengah Arum urus akan makin tidak beres-beres.

“Jadi istri, suami baru pulang bukannya disiapin minum apa makan, malah nyuruh-nyuruh! Ceraikan saja kenapa, sih, Ngga! Istri enggak guna begitu! Tamatan SMP dan mantan TKW ya gitu, enggak tahu sopan santun. Yang ada belagu sama malu-maluin!” ucap ibu Sumini.

Arum yang awalnya tengah menjemur pakaian anak-anak Anggun menggunakan hanger, refleks terdiam bersama darahnya yang seolah didihkan. Tak hanya dadanya yang terasa terbakar, tapi juga sekujur tubuh sekaligus kehidupannya. Emosi, dan Anggun sungguh tidak tahan. Sigap ia mendekat, melempar pakaian setengah basah di tangan kanannya, ke meja kebersamaan di sana. Semuanya tampak syok sekaligus marah, tak terima pada apa yang baru saja Arum lakukan dan sampai mengenai sisa martabak cokelat keju yang tadi sedang disantap rakus.

Yang membuat Arum kecewa hingga kali ini ia tak kuasa menahan air matanya, sang suami tetap tak sedikit pun tampak iba. Sang suami tetap asyik memangku Cantik, padahal di dalam kamar mereka yang ada di sebelah, Aidan sudah menangis kejer.

“Aku yakin kalian enggak budek. Aku yakin kalian dengar tangisan Aidan. Mas, Aidan itu anak kamu! Aidan beneran anak kamu, bukan anak siluman! Jadi tolong, jangan sampai anak kamu juga kamu kasih, kasih sayang sisa karena Aidan bukan anak yatim!”

“Dari kemarin aku belum istirahat apalagi tidur. Urus bayi, urus kalian, urus rumah ini yang enggak ada selesainya dan aku sampai belum makan blas! Tubuhku meriang parah, udah enggak enak banget rasanya!”

“Hargai dikit kenapa? Kalian beneran manusia, kan, bukan binataang apalagi siluman? Heran, sama bayi, masih darah daging kalian kok perhitungan. Ngakunya berpendidikan dan selalu ngatain aku miskin, enggak berpendidikan bahkan parasit rumah tangga kalian!”

“Jangan hanya karena selama ini aku diam, jangan karena aku bisa kerja dan mengurus semuanya tanpa mengeluh kepada kalian, kalian khususnya Mas sebagai suami, sama sekali enggak peduli apalagi menghargai!”

“Di rumah ini aku kerja sendiri. Cuci pakaian, masak, sapu-sapu dan beres-beres yang enggak cukup diulang tiga kali dalam sehari! ... budak saja enggak gini. Saat jadi TKW saja enggak begini. Di zaman kompeni pun enggak sekeji ini.”

“Beneran enggak ada yang bantu, lho. Malahan aku disuruh-suruh, ... aku dibentak-bentak, mirip binataang yang melakukan kesalahan. Enggak hanya dibentak oleh yang dewasa, tapi juga oleh anak-anak Mbak yang masih bayi! Padahal aku yakin, Mbak Anggun yang punya asma masih bisa beraktivitas dengan leluasa apalagi kalau niat! Di dunia ini bukan hanya Mbak Anggun yang sakit asma. Di luar sana masih banyak. Di luar sana beneran banyak yang asma tapi masih bisa kerja. Masih bisa merawat anak bahkan merawat diri sendiri. Lha, Mbak ... sekadar makan saja harus aku siapkan, aku suguhkan.”

“Di dunia ini enggak ada yang enggak bisa. Yang enggak bisa ya cuma alasan karena emang dasarnya pemalas! Andaipun Mbak Anggun enggak bisa kerja berat, bukan berarti Mbak enggak ngapa-ngapain, sama sekali enggak mau capek. Dari bayi sampai semua anak Mbak termasuk Mbak, aku yang urus. Aku yang mandiin. Nanti jangan-jangan, urusan suami juga harus aku yang urus bahkan muasin? Miris!”

“Kalau memang sekadar urus anak saja enggak bisa bahkan sepertinya memang enggak mau, ya jangan bikin anak! Kita ini orang kecil, miskin, Mas Angga bukan Raffi Ahmad yang bisa kasih kalian kehidupan bak sultan karena kalau Mas Angga enggak kerja, kalian pasti kekurangan, MESKI MBAK ANGGUN BUKAN JANDA!”

“Kebangetan banget. Masa iya, makan saja ngabis-ngabisin, sekadar ambil minum apa makan sendiri enggak mampu? Enggak punya hati kalian ini. Enggak berperasaan. Kenapa? Mau bilang aku parasit rumah tangga hanya karena semenjak Mas Angga menikahiku, Mas Angga harus menafkahiku?”

“Jangan ngawur! Suami memang sudah kewajibannya menafkahi istri. Istri dan anak nomor satu setelah suami itu memenuhi dirinya sendiri. Sisanya termasuk orang tua, apalagi saudara, ya sebisanya. Uang kan memang harus dicari, enggak cuma nodong, minta dan wajib ada!”

Arum kian meraung-raung di tengah air matanya yang berjatuhan. “Ya Tuhan, aku ini istri, ... aku ini menantu, aku ipar di rumah ini tapi aku diperlakukan seperti ini! Budak saja masih dikasih belas kasih, ini aku yang sampai ikut jadi tulang punggung bahkan ibaratnya keset orang miskin yang gaya hidupnya enggak kaleng-kaleng bikin kebanting, gini banget!”

Beberapa tetangga berdatangan, melongok khawatir dari pintu yang memang masih dibiarkan terbuka sempurna. Kenyataan tersebut membuat Angga dan keluarganya terusik.

“Ada apa, Rum? Ya ampun ... kamu belum beres juga beres-beresnya?” tegur ibu-ibu berjilbab kuning.

Ada tiga ibu-ibu yang datang dan ketiganya kompak berkerudung karena jam segini, biasanya warga setempat bersiap untuk salat magrib di masjid.

Angga berdiri dengan kasar kemudian menyerahkan Cantik kepada Anggun yang duduk di kursi kayu di sebelahnya. Kakak perempuan yang sekadar bernapas saja terdengar sangat ngos-ngosan, selain tubuhnya yang gampang berkeringat dan memang memiliki tubuh tiga kali lipat lebih besar darinya itu menunduk sedih tanpa perlawanan. Anggun menimang Cantik penuh sayang hingga kenyataan tersebut membuat Angga merasa sangat marah kepada Arum. Angga menatap marah Arum yang baginya sudah sangat dan memang makin keterlaluan.

Arum kembali meringis pedih karena sejago itu Anggun jika bersandiwara mengelabuhi Angga. Benar-benar serigala berbulu gembel! Sengaja membuat Arum makin bobrok di mata Angga. “Lihat betapa jagonya Mbak Anggun berakting, ... Dian Sastro saja kalah!”

Mendengar itu, ketiga ibu-ibu tadi langsung mengadu mengenai kelakuan Anggun dan keluarga Angga kepada Angga. Mereka semua kasar kepada Arum.”

“Kalian semua itu pemalas! Tubuh sudah bengkak melebihi gajah, obesitas itu termasuk sama anak-anaknya! Mana tiap waktu berisik, kayak yang punya kuping cuma kalian! Si ibu Sumini lagi, sudah tua tapi enggak bisa didik dan malah bikin bobrok!” ucap ibu-ibu berjilbab kuning tadi dan langsung dibenarkan oleh kedua rekannya.

Angga yang tak mau masalah makin melebar, sengaja menutup pintu dan mengusir ketiga ibu-ibu tadi dengan agak paksa. Ia sampai mengunci pintunya.

“Sekarang aku tanya. Berapa sih, uang Mas yang dimakan aku? Ayo kita hitung-hitungan. Gaji Mas empat juta empat ratus. Dua juta buat Mbak Anggun karena kata Mas, sudah menjadi kewajiban Mas. Karena meski Mas bukan anak pertama, bagi Mas yang merasa menjadi penganti ayah sekaligus menjadi kepala keluarga, saudara perempuan akan menjadi tanggung jawab Mas sampai Mas mati! Makanya Mas kasih dua juta ke Mbak tiap bulannya karena Mbak punya banyak anak dan juga banyak kebutuhan!”

Demi meredam rasa sesak di dadanya, Arum sengaja menjeda ucapannya. Ia menghela napas dalam, kemudian kembali berkata sambil menatap Angga yang sudah berdiri di hadapannya, penuh kepedihan, “Lalu, delapan ratus ribu untuk Ibu, lima ratus ribu untuk Andika, tujuh ratus ribu untuk bayar kontrakan, dua ratus ribu untuk bayar listrik. Sisanya masih sering Mas minta buat beli bensin dan rokok, sedangkan dengan sisa uang itu, kalian mewajibkanku menyiapkan makanan lengkap di dapur dan tiap harinya bisa habis di atas seratus ribu!”

“Cukup, Rum. Kamu selancang ini!” tegas Angga murka. Tangan kanannya sudah gemetaran dan sudah sangat ingin menampar Arum.

“Aku belum selesai bicara Mas!” sergah Arum masih belum bisa menyudahi tangisnya, tak kalah keras dari tangis Aidan. Kendati demikian, tak sedikit pun ibu Sumini tergerak menghampiri sekaligus menenangkan Aidan hingga Arum mendorong Angga dari hadapannya kemudian melangkah cepat menghampiri Aidan.

“Jangan lupa, alasan rumah dan tanah kalian kejual bukan gara-gara aku. Rumah dan tanah kalian dijual buat biaya pengobatan alm. Bapak. Terus sisanya buat kuliah Dika, buat modal usaha mas Supri suami Mbak Anggun. Buat beli motor Dika dan mas Supri juga. Terus sisanya buat sesar mbak Anggun! Jadi tolong, mulai sekarang berhenti mengecapku sebagai parasit rumah tangga!” Tak tanggung-tanggung, Arum sengaja membanting pintu kamarnya dalam menutup sekaligus menguncinya.

Angga menggeleng tak habis pikir melihat ulah istrinya. Kemudian, ia melihat keluarganya yang detik itu juga menjadi murung termasuk anak-anak anggun. Kenyataan tersebut membuat benaknya mendadak dihiasi saran Fajar. Talak dan ancaman perceraian. Kedua hal tersebut diyakini Fajar bahkan Angga bisa membuat seorang istri yang bagi mereka tidak bisa apa-apa tanpa suami, menjadi pribadi penurut.

“Kalau kamu enggak suka, kamu cukup bilang karena kapan pun kamu bilang, aku siap melepaskan kamu. Kita beneran akan selesai. Aku talak kamu kalau kamu berulah lagi!” tegas Angga, tapi ia hanya mampu melakukannya dalam hati. Sebab pada kenyataannya, ia juga sangat menyayangi Arum. Tentu saja, hadirnya Aidan juga menjadi alasan kuat untuk mereka baik-baik saja. Karenanya, dengan nada suara lemah jauh berbeda drastis dari sebelumnya, ia berkata, “Rum, ... buka. Aku minta maaf.” Ia berdiri loyo di depan pintu kamarnya tanpa tahu, ibu dan kakaknya yang ada di belakangnya, memelotot sempurna.

Di dalam kamar, Arum yang sudah memangku sekaligus menimang Aidan, berkata, “Sekarang katakan kepadaku, ... salahku di mana, Mas? Apa kurangku ke Mas dan keluarga ini? Mas mau aku jadi istri penurut dan cukup diam kayak Mbak Mas? Ya Alloh, Mas ... saking maunya aku begitu. Saking bahagianya kalau aku bisa jadi begitu. Aku memang bisa melakukan itu, tapi andai aku melakukannya, yang ada raga sama pikiran Mas remuk karena siang malam kerja dan juga harus tetap urus rumah beserta isinya. Mungkin sekarang Mas masih bisa karena Mas masih sehat. Nanti, kalau Mas sakit, terlebih kita enggak mungkin selamanya sehat, mau jadi apa keluarga ini?”  

“Dasar wong gemblung! Istri gila, bisa-bisanya doain suami sakit bahkan mati!” teriak ibu Sumini yang detik itu juga terbatuk-batuk.

Di tengah tangis Aidan yang sampai dihiasi jeritan, Arum yang masih menatap putranya itu langsung tersenyum keji. Di luar, terdengar Angga yang langsung menegur sang mamah. Dengan suara pelan, Angga meminta ibu Sumini untuk diam.

“Memangnya keluarga ini bisa apa tanpa aku? Jangan lupa, buat makan sehari-hari saja, kalau bukan dari hasil warungku, keluarga ini kelaparan karena untuk urusan makanan dan iuran, semuanya murni dari uang sisa penghasilan Mas Angga dan sisanya uang warungku. Harusnya kalian berterima kasih lho, ke aku. Harusnya kalian bersyukur dan sadar diri, yang parasit rumah tangga itu aku apa KALIAN!”

“Sudah, Rum ... buka pintunya.” Angga masih membujuk.

“Caramu begitu enggak akan mengubah apalagi memperbaiki keadaan, Mas. Mau sampai kapan, kamu begini? Mau sampai kapan, kita begini? Kalau cara Mas terus begitu, dan Aidan pun juga hanya dapat kasih sayang sisa dari Mas, mulai sekarang aku mau udahan saja. Mulai sekarang aku mau pisah saja, Mas. Begitu jauh lebih akan membuatku memanjakan Aidan. Daripada di sini, sudah capek setengah mati dan Aidan juga enggak keurus. Waktuku habis buat urus keluarga Mas yang lebih cocok jadi pemain sinetron.” Arum mantap dengan keputusannya.

Angga kebingungan dan terlalu syok dengan keputusan Arum. “Ya Alloh, Rum, sudah aku minta maaf.”

Terpopuler

Comments

Lisda BundaFat&Ma

Lisda BundaFat&Ma

astaghfirullah.. beneran ada keluarga toxic kayak gini parah ny?? baru baca 2 bab aku uda emosi tingkat dewa😭😭

2024-11-16

0

Lili Nana

Lili Nana

ya allah..ada kluarga sbegitunya ya..mmperlakukan menantu kya budak..amit2 deh nemuin kluarga macam gtu

2024-12-31

0

Ds Phone

Ds Phone

tak ada guna nya mintak maaf

2025-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Saran Menyesatkan Dan Penderitaan Arum
2 2 : Parasit Rumah Tangga
3 3 : Sisi Liar Suami Anggun Kepada Arum
4 4 : Kamu Mau Menikah Lagi, Mas?
5 5 : Talak
6 6 : Mendadak Disidang
7 7 : Tanpa Arum
8 8 : Banyak yang Peduli
9 9 : Angga yang Memperlakukan Arum Layaknya Musuh
10 10 : Pelakor Berwajah Alim
11 11 : Pria Kaya yang Mendekati Arum
12 12 : Suami-Suami Tak Berguna
13 13 : Istri Kucel Dan Cemburu
14 14 : Jerat Hukum Untuk Angga
15 15 : Sepenggal Penderitaan Angga
16 16 : Emosi Arum yang Akhirnya Meledak
17 17 : Demi Menuntut Keadilan
18 18 : Septi Beraksi
19 19 : Satu Tahap yang Melegakan
20 20. Sumpah Serapah
21 21. Kabar Mengejutkan
22 22. Merinding
23 23 : Arum Di Mata Keluarganya
24 24 : Melarikan Diri
25 25 : Bertemu Kalandra
26 26 : Bau Busuk
27 27 : Kalandra yang Mencurigakan
28 28. Mulai Ada Titik Terang
29 29 : Tercengang
30 30 : Kematian, Kehilangan yang Paling Menyakitkan
31 31 : Pihak Ketiga Dalam Hubungan Arum dan Kalandra
32 32 : Terikat Perjanjian
33 33 : Cinta Sejati
34 34 : Ketuk Palu
35 35 : Peringatan Keras Untuk Manusia Tuman
36 36 : Ibu Kalsum yang Tak Mau Ikut Campur
37 37 : Neraka Sebelum Kematian
38 38 : Tak Ada yang Sebaik Arum
39 39 : Calon Istri
40 40 : Mobil, Rumah, Umrah Untuk Mamaknya Aidan
41 41 : Janda Dan Segala Fitnahnya
42 42 : Solusi
43 43 : Ke Rumah Orang Tua Kalandra
44 44 : Bertamu dan Sambel
45 45 : Manis
46 46 : USG SERIBU DIMENSI
47 47 : Siapa yang Salah, Siapa yang Memfitnah?
48 48 : Mengusut Kasus Ibu Fatimah
49 49 : POLISI
50 50 : Kedok
51 51 : Arum Bukan Panti Sosial
52 52 : Terima Kasih dan Berguna
53 53 : Kembali Jatuh Cinta
54 54 : Bertemu Supri yang Sedang Mengemis
55 55. Krisis Kepedulian
56 56 : Sambutan yang Membuat Tercengang
57 57 : Emosi Kalandra yang Meluap
58 58 : Disidang
59 59 : Akhir Dari Kunjungan Ke Keluarga Arum
60 60 : Dag-Dig-Dug Tak Karuan
61 61 : Geregetan
62 62 : Calon Arang yang Bikin Sayang
63 63 : Rumah dan Rumah Makan
64 64 : Kesal dan Jijiiik
65 65 : Sedang Romantis
66 Novel Baru : Menikah Dengan Suami Sahabat Karena Dijebak
67 66. Aku Bukan Panti Sosial
68 67 : Berkelana Mencari Janda
69 68 : Porsi Otak Keluarga Angga
70 69 : Anak Istriku, Anak Tiri Kakak Perempuanku
71 70 : Papa Idaman
72 71 : Syok
73 72 : Angga yang Makin Tak Sadar Diri
74 73 : Rutinitas
75 74 : Kecantikan Arum yang Membuat Pak Haji Jantungan
76 75 : Pangling
77 76 : Cemburu Dan Kesurupan
78 77 : Terapi Kewarasan
79 78 : Mantai
80 79 : Cinta Manis yang Akhirnya Terlukis
81 80 : Sedang Ingin Dimanja
82 81 : Si Paket Komplit
83 82 : Drama yang Mengorek Luka Lama
84 83 : Berkunjung ke Rumah Septi
85 84 : Manisnya Benar-Benar Bikin Iri
86 85 : Karma yang Mulai Berbicara
87 86 : Sopir Rasa Sepupu
88 87 : Menuju Pernikahan
89 88 : Lebih Romantis Dari Rahwana
90 89 : SAH!
91 90 : Pengantin Baru
92 91 : Nyaman
93 92 : Rutinitas Malam
94 93 : Pagi-Pagi Sudah Heboh
95 94 : Teringat Nasihat Arum
96 95 : Berlian yang Dulu Dibuang, Kini Makin Berkilau
97 96 : Septi, Si Kembarannya Demmit
98 97 : Bulan Madu Rasa Liburan Keluarga
99 98 : Masa Iya, Ini Karma?
100 99 : Setengah Modar
101 100 : Nyantai
102 101 : Mulai Merintis Bisnis
103 102 : Pusing dan Mual
104 103 : Kurang Gizi dan Lapar Malam-Malam
105 104 : Memang Hamil
106 105 : Amit-Amit
107 106 : Manusia Tuman yang Kembali Berulah
108 107 : Mertua Rasa Bestie
109 108 : Fajar, Si Gigelo
110 109 : Mengerikan
111 110 : Luka Yang Paling Menyakitkan : Antara Rindu dan Menahan Malu
112 111 : Ada Kemajuan Baik
113 112 : Perlahan Mulai Sadar
114 113 : Menahan Malu
115 114 : Rungkad
116 NOVEL BARU UP TIAP HARI!!
117 115 : Keren Banget Kamu Rum!
118 116 : Kutis dan Jandes Elegan
119 117 : Memancing dan Hadiah
120 118 : Tebak-Tebak Berhadiah
121 119 : Peresmian Rumah Makan
122 120 : Tamu Spesial
123 121 : Mengenai Maaf Dan Memaafkan
124 122 : Saranghaeyo
125 123 : Wasiat dan Merasa Hutang Budi
126 124 : Biar Enggak Spaneng
127 125 : Perjalanan Ke Jakarta
128 126 : Sederet Kemungkinan
129 127 : Pencarian yang Akhirnya Selesai
130 128 : Sudah Sampai Rumah
131 129 : Bertemu Angga yang Sedang Jualan
132 130 : Kamu Tetap Papah Terbaiknya, Mas!
133 131 : Perkara Jatah
134 132 : Gengsi Dan Usaha
135 133 : Memang Ada Dua (Kembar)
136 134 : Hadiah
137 135 : Putra Malu Pongah
138 136 : Ingin Seperti Mereka
139 137 : Akan Ada Pasangan Baru
140 138 : Rasa Cinta Spesial
141 139 : Wanita Kuat
142 140 : Kabar Kecelakaan
143 141 : Merasa Bersalah
144 142 : Belum Move On
145 143 : Makin Ngenes
146 144 : Belok Kiri Ada Neraka, Belok Kanan Ada Surga Tapi Belum Tentu Menerima
147 145 : Hujan yang Masih Berlangsung
148 146 : Sepasang
149 147 : Musafir Cinta yang Dibutakan Oleh Pesona Janda
150 148 : Ada Demo
151 149 : Dan Akhirnya
152 150 : Hore, Mas Aidan Datang!
153 151 : Rezeki Seorang Papah
154 152 : Sepertinya Mereka Cocok
155 153 : Berbuat Baik
156 154 : Es Gepluk Cap Gajah Duduk
157 155 : Jangan Ditinggal!
158 156 : Akibat Salah Pilih Suami
159 157 : Nyasar
160 158 : Widy Wariyem
161 159 : Gigi Palsu yang Tak Mau Dimiliki
162 160 : Dasar Laki-Laki Parasit!
163 161 : Kenang-Kenangan Tak Terlupakan
164 162 : Istrinya Kalandra
165 163 : Honey Si Madu
166 164 : Betina Kadal
167 165 : Kecolongan
168 166 : Tukar Tambah Janda
169 167 : JANDA OH JANDA!
170 168 : Janda, Duda, dan Orang yang Lebih Tua
171 169 : Siap-Siap Persalinan
172 170 : Alhamdullilah!
173 171 : Kebahagiaan yang Tumpah-Ruah
174 172 : Azzura Dan Azzam
175 173 : Apa Salah Janda?
176 174 : Suka Duka Setelah Melahirkan
177 175 : Parasit
178 176 : Selir-Selir Pongah
179 Novel Mas Aidan : Talak Di Malam Pertama (Kesucian yang Diragukan)
180 177 : Pejuang Janda Sejati
181 178 : Ada yang Merasa Dicueki
182 179 : Sahur Pertama
183 180 : Berat
184 181 : Antara Widy dan Dokter Andri
185 182 : Ngabuburit
186 183 : Sinyal Jandanya Sedang Eror
187 184 : Maaf Dan Terima Kasih
188 185 : Kedatangan Rombongan Tuan Maheza
189 186 : Di Klinik Dokter Andri
190 187 : Lamaran Spontan
191 188 : Masih Dibujuk Untuk Menikah
192 190 : Bikin Malu!
193 191 : Siap Menunggu
194 192 : Harapan Baik
195 193 : Penjinak Musafir Cinta
196 194 : Seperti Keluarga Bahagia
197 195 : Senyum Bahagia
198 196 : Kompak Bahagia
199 197 : Pesan Dari Sekretaris Lim
200 198 : Jadi Spesial
201 199 : Ketulusan Ayah Sambung
202 200 : Menyambut Kebahagiaan
203 201 : Lamar Ibunya, Dapat Anaknya
204 202 : Ibarat Lilin
205 203 : Ikatan yang Makin Kuat
206 204 : Pesan-Pesan yang Berkesan
207 205 : Ingin Romantis Seperti Mereka
208 206 : Pongah Lagi
209 207 : Agus yang Membuat Emosi
210 208 : Kebangetan
211 209 : Sekretaris Lim yang Langsung Menyusul Widy
212 210 : Niat Baik Sekretaris Lim
213 211 : Selangkah Lagi
214 212 : Setelah Shalat Tarawih
215 213 : Pengantin Baru
216 214 : Pamit
217 215 : Meraba-Raba Masa Depan
218 216 : Janda Pengganti
219 217 : Menuntut Hak
220 218 : Ibu Warisan
221 219 : Duta Warisan
222 220 : Tetanggaan
223 221 : Seruduk Dan Ban-ting
224 222 : Ternyata Viral
225 223 : Suami yang Beda
226 224 : Lebaran
227 225 : Masih Suasana Lebaran
228 226 : Pesona yang Luntur
229 227 : Sisi Lain Septi
230 228 : Hamil Dan Kalau Sampai Nikah Lagi
231 229 : Pergi!
232 230 : Yang Gob-blok Itu Kamu, Mbak!
233 231 : Solusi
234 232 : Geblek!
235 233 : Pamer Kemesraan
236 234 : Rujak Dan Pecel
237 Novel Mbak Azzura dan mas Excel : Muslimah Tangguh Untuk Sang Mafia
238 235 : Didikan yang Dimulai
239 236 : Sudah Ada Perubahan
240 237 : Grup WA Se-Sat (Sarapan Halal)
241 238 : Ke Warung Septi
242 239 : Dijodoh-Jodohin
243 240 : Wisata Alam Dadakan
244 241 : Perhatian Dari Dokter Andri
245 242 : Pawangnya Pak Haji
246 243 : Amplop Dan Kado
247 244 : Merasa Kehilangan Dan Beban Hidup
248 245 : Jerat Hukum Untuk Supri
249 246 : Penangkapan Supri
250 247 : Usahalah....
251 248 : Jadi Liburan Ke Yogyakarta
252 249 : Bulan Madu Halal Sekaligus Ibadah
253 250 : Duh, Kok Jadi Gini?
254 251 : Ayo Kita Menikah!
255 252 : HORE, KURBAN SAPI!
256 253 : Pasangan yang Tepat
257 254 : Keluarga Kecil Pak Haji Dan Dokter Andri
258 255 : Akhir Dari Kasus Ojan
259 256 : Pawangnya Ibu Muji
260 TAMAT
261 Novel Baru Up Tiap Hari : Mempelai Pengganti Ketua Mafia Buta yang Kejam
262 NOVEL SEPRI, ANAKNYA SEPTI : Pernikahan Suamiku (Istri yang Dituntut Sempurna)
263 Novel Baru : Saling Cinta Setelah Menikah
264 Novel Pembalasan Istri yang Haram Disentuh (Anak Arum)
265 Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
266 Novel Ojan dan Novel Aqwa
267 Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
268 Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
269 Novel Mendadak Menikahi Mantan
270 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
271 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
272 Novel Cucu Ibu Arum : Rujuk Bersyarat Turun Ranjang
273 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
274 Promo Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia
275 NOVELNYA PAK HAJI
276 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
277 Promo : Ternyata Aku ISTRI KEDUA (Dibuang Setelah Istri Pertama Hamil)
278 Novelnya Anak Azzzam : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
279 Novel Baru : Kejar Aku, Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
280 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh
Episodes

Updated 280 Episodes

1
1 : Saran Menyesatkan Dan Penderitaan Arum
2
2 : Parasit Rumah Tangga
3
3 : Sisi Liar Suami Anggun Kepada Arum
4
4 : Kamu Mau Menikah Lagi, Mas?
5
5 : Talak
6
6 : Mendadak Disidang
7
7 : Tanpa Arum
8
8 : Banyak yang Peduli
9
9 : Angga yang Memperlakukan Arum Layaknya Musuh
10
10 : Pelakor Berwajah Alim
11
11 : Pria Kaya yang Mendekati Arum
12
12 : Suami-Suami Tak Berguna
13
13 : Istri Kucel Dan Cemburu
14
14 : Jerat Hukum Untuk Angga
15
15 : Sepenggal Penderitaan Angga
16
16 : Emosi Arum yang Akhirnya Meledak
17
17 : Demi Menuntut Keadilan
18
18 : Septi Beraksi
19
19 : Satu Tahap yang Melegakan
20
20. Sumpah Serapah
21
21. Kabar Mengejutkan
22
22. Merinding
23
23 : Arum Di Mata Keluarganya
24
24 : Melarikan Diri
25
25 : Bertemu Kalandra
26
26 : Bau Busuk
27
27 : Kalandra yang Mencurigakan
28
28. Mulai Ada Titik Terang
29
29 : Tercengang
30
30 : Kematian, Kehilangan yang Paling Menyakitkan
31
31 : Pihak Ketiga Dalam Hubungan Arum dan Kalandra
32
32 : Terikat Perjanjian
33
33 : Cinta Sejati
34
34 : Ketuk Palu
35
35 : Peringatan Keras Untuk Manusia Tuman
36
36 : Ibu Kalsum yang Tak Mau Ikut Campur
37
37 : Neraka Sebelum Kematian
38
38 : Tak Ada yang Sebaik Arum
39
39 : Calon Istri
40
40 : Mobil, Rumah, Umrah Untuk Mamaknya Aidan
41
41 : Janda Dan Segala Fitnahnya
42
42 : Solusi
43
43 : Ke Rumah Orang Tua Kalandra
44
44 : Bertamu dan Sambel
45
45 : Manis
46
46 : USG SERIBU DIMENSI
47
47 : Siapa yang Salah, Siapa yang Memfitnah?
48
48 : Mengusut Kasus Ibu Fatimah
49
49 : POLISI
50
50 : Kedok
51
51 : Arum Bukan Panti Sosial
52
52 : Terima Kasih dan Berguna
53
53 : Kembali Jatuh Cinta
54
54 : Bertemu Supri yang Sedang Mengemis
55
55. Krisis Kepedulian
56
56 : Sambutan yang Membuat Tercengang
57
57 : Emosi Kalandra yang Meluap
58
58 : Disidang
59
59 : Akhir Dari Kunjungan Ke Keluarga Arum
60
60 : Dag-Dig-Dug Tak Karuan
61
61 : Geregetan
62
62 : Calon Arang yang Bikin Sayang
63
63 : Rumah dan Rumah Makan
64
64 : Kesal dan Jijiiik
65
65 : Sedang Romantis
66
Novel Baru : Menikah Dengan Suami Sahabat Karena Dijebak
67
66. Aku Bukan Panti Sosial
68
67 : Berkelana Mencari Janda
69
68 : Porsi Otak Keluarga Angga
70
69 : Anak Istriku, Anak Tiri Kakak Perempuanku
71
70 : Papa Idaman
72
71 : Syok
73
72 : Angga yang Makin Tak Sadar Diri
74
73 : Rutinitas
75
74 : Kecantikan Arum yang Membuat Pak Haji Jantungan
76
75 : Pangling
77
76 : Cemburu Dan Kesurupan
78
77 : Terapi Kewarasan
79
78 : Mantai
80
79 : Cinta Manis yang Akhirnya Terlukis
81
80 : Sedang Ingin Dimanja
82
81 : Si Paket Komplit
83
82 : Drama yang Mengorek Luka Lama
84
83 : Berkunjung ke Rumah Septi
85
84 : Manisnya Benar-Benar Bikin Iri
86
85 : Karma yang Mulai Berbicara
87
86 : Sopir Rasa Sepupu
88
87 : Menuju Pernikahan
89
88 : Lebih Romantis Dari Rahwana
90
89 : SAH!
91
90 : Pengantin Baru
92
91 : Nyaman
93
92 : Rutinitas Malam
94
93 : Pagi-Pagi Sudah Heboh
95
94 : Teringat Nasihat Arum
96
95 : Berlian yang Dulu Dibuang, Kini Makin Berkilau
97
96 : Septi, Si Kembarannya Demmit
98
97 : Bulan Madu Rasa Liburan Keluarga
99
98 : Masa Iya, Ini Karma?
100
99 : Setengah Modar
101
100 : Nyantai
102
101 : Mulai Merintis Bisnis
103
102 : Pusing dan Mual
104
103 : Kurang Gizi dan Lapar Malam-Malam
105
104 : Memang Hamil
106
105 : Amit-Amit
107
106 : Manusia Tuman yang Kembali Berulah
108
107 : Mertua Rasa Bestie
109
108 : Fajar, Si Gigelo
110
109 : Mengerikan
111
110 : Luka Yang Paling Menyakitkan : Antara Rindu dan Menahan Malu
112
111 : Ada Kemajuan Baik
113
112 : Perlahan Mulai Sadar
114
113 : Menahan Malu
115
114 : Rungkad
116
NOVEL BARU UP TIAP HARI!!
117
115 : Keren Banget Kamu Rum!
118
116 : Kutis dan Jandes Elegan
119
117 : Memancing dan Hadiah
120
118 : Tebak-Tebak Berhadiah
121
119 : Peresmian Rumah Makan
122
120 : Tamu Spesial
123
121 : Mengenai Maaf Dan Memaafkan
124
122 : Saranghaeyo
125
123 : Wasiat dan Merasa Hutang Budi
126
124 : Biar Enggak Spaneng
127
125 : Perjalanan Ke Jakarta
128
126 : Sederet Kemungkinan
129
127 : Pencarian yang Akhirnya Selesai
130
128 : Sudah Sampai Rumah
131
129 : Bertemu Angga yang Sedang Jualan
132
130 : Kamu Tetap Papah Terbaiknya, Mas!
133
131 : Perkara Jatah
134
132 : Gengsi Dan Usaha
135
133 : Memang Ada Dua (Kembar)
136
134 : Hadiah
137
135 : Putra Malu Pongah
138
136 : Ingin Seperti Mereka
139
137 : Akan Ada Pasangan Baru
140
138 : Rasa Cinta Spesial
141
139 : Wanita Kuat
142
140 : Kabar Kecelakaan
143
141 : Merasa Bersalah
144
142 : Belum Move On
145
143 : Makin Ngenes
146
144 : Belok Kiri Ada Neraka, Belok Kanan Ada Surga Tapi Belum Tentu Menerima
147
145 : Hujan yang Masih Berlangsung
148
146 : Sepasang
149
147 : Musafir Cinta yang Dibutakan Oleh Pesona Janda
150
148 : Ada Demo
151
149 : Dan Akhirnya
152
150 : Hore, Mas Aidan Datang!
153
151 : Rezeki Seorang Papah
154
152 : Sepertinya Mereka Cocok
155
153 : Berbuat Baik
156
154 : Es Gepluk Cap Gajah Duduk
157
155 : Jangan Ditinggal!
158
156 : Akibat Salah Pilih Suami
159
157 : Nyasar
160
158 : Widy Wariyem
161
159 : Gigi Palsu yang Tak Mau Dimiliki
162
160 : Dasar Laki-Laki Parasit!
163
161 : Kenang-Kenangan Tak Terlupakan
164
162 : Istrinya Kalandra
165
163 : Honey Si Madu
166
164 : Betina Kadal
167
165 : Kecolongan
168
166 : Tukar Tambah Janda
169
167 : JANDA OH JANDA!
170
168 : Janda, Duda, dan Orang yang Lebih Tua
171
169 : Siap-Siap Persalinan
172
170 : Alhamdullilah!
173
171 : Kebahagiaan yang Tumpah-Ruah
174
172 : Azzura Dan Azzam
175
173 : Apa Salah Janda?
176
174 : Suka Duka Setelah Melahirkan
177
175 : Parasit
178
176 : Selir-Selir Pongah
179
Novel Mas Aidan : Talak Di Malam Pertama (Kesucian yang Diragukan)
180
177 : Pejuang Janda Sejati
181
178 : Ada yang Merasa Dicueki
182
179 : Sahur Pertama
183
180 : Berat
184
181 : Antara Widy dan Dokter Andri
185
182 : Ngabuburit
186
183 : Sinyal Jandanya Sedang Eror
187
184 : Maaf Dan Terima Kasih
188
185 : Kedatangan Rombongan Tuan Maheza
189
186 : Di Klinik Dokter Andri
190
187 : Lamaran Spontan
191
188 : Masih Dibujuk Untuk Menikah
192
190 : Bikin Malu!
193
191 : Siap Menunggu
194
192 : Harapan Baik
195
193 : Penjinak Musafir Cinta
196
194 : Seperti Keluarga Bahagia
197
195 : Senyum Bahagia
198
196 : Kompak Bahagia
199
197 : Pesan Dari Sekretaris Lim
200
198 : Jadi Spesial
201
199 : Ketulusan Ayah Sambung
202
200 : Menyambut Kebahagiaan
203
201 : Lamar Ibunya, Dapat Anaknya
204
202 : Ibarat Lilin
205
203 : Ikatan yang Makin Kuat
206
204 : Pesan-Pesan yang Berkesan
207
205 : Ingin Romantis Seperti Mereka
208
206 : Pongah Lagi
209
207 : Agus yang Membuat Emosi
210
208 : Kebangetan
211
209 : Sekretaris Lim yang Langsung Menyusul Widy
212
210 : Niat Baik Sekretaris Lim
213
211 : Selangkah Lagi
214
212 : Setelah Shalat Tarawih
215
213 : Pengantin Baru
216
214 : Pamit
217
215 : Meraba-Raba Masa Depan
218
216 : Janda Pengganti
219
217 : Menuntut Hak
220
218 : Ibu Warisan
221
219 : Duta Warisan
222
220 : Tetanggaan
223
221 : Seruduk Dan Ban-ting
224
222 : Ternyata Viral
225
223 : Suami yang Beda
226
224 : Lebaran
227
225 : Masih Suasana Lebaran
228
226 : Pesona yang Luntur
229
227 : Sisi Lain Septi
230
228 : Hamil Dan Kalau Sampai Nikah Lagi
231
229 : Pergi!
232
230 : Yang Gob-blok Itu Kamu, Mbak!
233
231 : Solusi
234
232 : Geblek!
235
233 : Pamer Kemesraan
236
234 : Rujak Dan Pecel
237
Novel Mbak Azzura dan mas Excel : Muslimah Tangguh Untuk Sang Mafia
238
235 : Didikan yang Dimulai
239
236 : Sudah Ada Perubahan
240
237 : Grup WA Se-Sat (Sarapan Halal)
241
238 : Ke Warung Septi
242
239 : Dijodoh-Jodohin
243
240 : Wisata Alam Dadakan
244
241 : Perhatian Dari Dokter Andri
245
242 : Pawangnya Pak Haji
246
243 : Amplop Dan Kado
247
244 : Merasa Kehilangan Dan Beban Hidup
248
245 : Jerat Hukum Untuk Supri
249
246 : Penangkapan Supri
250
247 : Usahalah....
251
248 : Jadi Liburan Ke Yogyakarta
252
249 : Bulan Madu Halal Sekaligus Ibadah
253
250 : Duh, Kok Jadi Gini?
254
251 : Ayo Kita Menikah!
255
252 : HORE, KURBAN SAPI!
256
253 : Pasangan yang Tepat
257
254 : Keluarga Kecil Pak Haji Dan Dokter Andri
258
255 : Akhir Dari Kasus Ojan
259
256 : Pawangnya Ibu Muji
260
TAMAT
261
Novel Baru Up Tiap Hari : Mempelai Pengganti Ketua Mafia Buta yang Kejam
262
NOVEL SEPRI, ANAKNYA SEPTI : Pernikahan Suamiku (Istri yang Dituntut Sempurna)
263
Novel Baru : Saling Cinta Setelah Menikah
264
Novel Pembalasan Istri yang Haram Disentuh (Anak Arum)
265
Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
266
Novel Ojan dan Novel Aqwa
267
Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
268
Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
269
Novel Mendadak Menikahi Mantan
270
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
271
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
272
Novel Cucu Ibu Arum : Rujuk Bersyarat Turun Ranjang
273
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
274
Promo Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia
275
NOVELNYA PAK HAJI
276
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
277
Promo : Ternyata Aku ISTRI KEDUA (Dibuang Setelah Istri Pertama Hamil)
278
Novelnya Anak Azzzam : Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu
279
Novel Baru : Kejar Aku, Mas Mafia! (Kisah Cinta Dua Dunia)
280
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!