Bab. 4# Sampai kapan

“Besok pagi harus ada di mejaku.” Kata Elard pada seseorang di sebrang telpon. Salah satu bawahannya.

“Ya tuan.. Apa saya juga harus membakar gudangnya.”Jawab bawahannya pada Elard.

“Tidak perlu. Aku hanya ingin laporan miliknya.” Sahut Elard dingin. Dia tak perlu membakar gudangnya. Karna yang dia perlukan, bukan itu.

“Baik tuan”

Elard menutup ponsel miliknya, bersamaan dengan sebuah tangan yang melingkar di pinggang kokohnya. Elard tau, tangan milik siapa ini. Siapa lagi, jika bukan Airin. Wanita yang menjadi istrinya, sudah dua tahun lamanya.

“Aku merindukanmu, sayang.” Kata Airin memeluk tubuh suaminya dari belakang. Bibirnya mencium punggung Elard yang tertutup kemeja putih, hingga lipstik miliknya terlihat di sana. Bukan hanya itu, tangannya juga sedikit berani mengusap perut suaminya.

Sementara Elard mengeraskan rahangnya mendengar penuturan Airin. Di tambah lagi tangan Airin yang mengusap perutnya.

“Apa yang kau lakukan Airin.” Sahut Elard, melepaskan tangan Airin di pinggangnya. Elard berbalik dan menatap Airin datar. Menatap wajah cantik wanita yang berdiri di depannya.

Airin menatap Elard dengan pandangan sayu. Dia mendekatkan dirinya dan memeluk kembali Elard dari depan. Kerinduannya pada suaminya yang jarang bertemu membuat Airin bersikap agresif.

“Sampai kapan, aku sangat mencintai mu Lion. Kita sudah dua tahun menikah, apa kau tak ingin seperti orang lain. Aku ingin seperti mereka, aku tak ingin mereka mengatakan aku mandul. Aku ingin bercinta dan memiliki bayi.” Lirih Airin di telinga Elard. Memeluk tubuh suaminya erat, Airin bahkan dengan sengaja menggoda Elard dengan caranya.

Menghembuskan nafasnya dan menempelkan bibirnya di leher Elard. Berharap Elard akan tergoda dengannya.

Tapi sebelum Airin menyesap lehernya Elard lebih dulu melepaskan pelukan Airin di tubuhnya. Elard tak ingin Airin bertindak lebih jauh lagi.

“Aku tak menyukainya Airin, pergilah.” Ucap Elard berbalik dan melangkah menjauhi jendela kamarnya. Tak perduli dengan Airin yang akan kecewa sekalipun.

Sementara Airin mengepalkan tangannya melihat penolakan Elard lagi padanya. Dia berbalik dan menatap suaminya yang melepaskan jam di tangannya.

“Sampai kapan, aku tak ingin mendengar mereka mengatakan aku mandul. Mereka selalu menggunjing ku, apa kau tak kasihan padaku. Kenapa kau selalu menolakku, apa aku sangat buruk. Bahkan kau tak pernah menyentuhku, apa selama ini kau memiliki wanita lain di luar sana Lion.” Seru Airin menatap Elard berkata kaca.

Ya selama ini, mereka tak pernah bercinta. Elard bahkan sering kali mengabaikan Airin. Alasannya hanya satu, karna Elard tak berminat sama sekali pada Airin. Hasratnya tak ada sama sekali. Bahkan Airin lah yang selalu menggoda Elard lebih dulu. Tapi sayangnya itu tak membangkitkan hasrat Elard.

Elard mengepalkan tangannya mendengar penuturan Airin. Dia melepaskan kemejanya dan membuangnya asal. Berjalan mendekati Airin yang berdiri tak jauh darinya.

Tatapan matanya menatap wajah Airin. Wajah cantik mulus, tanpa cacat sedikitpun. Tapi entah kenapa, dia sama sekali tak tertarik pada Airin. Meski dia istrinya sekalipun. Elard sudah tau, siapa Airin sebenarnya. Selain itu, dia sama sekali tak pernah berminat pada Airin.

Ya Elard sudah berulang kali meng sugesti dirinya jika Airin adalah istrinya. Tapi sayangnya, dia tetap tak bisa menumbuhkan hasratnya pada Airin. Senjatanya tak bersaksi sama sekali. Entah apa yang terjadi dengannya, dia sendiri juga tak mengerti. Padahal wanita di depannya ini sangat cantik luar biasa. Selain cantik, tubuhnya yang proporsional juga idaman banyak pria. Tapi dia tetap tak bisa berhasrat sama sekali.

Sementara Airin tersenyum lebar melihat Elard membuka kemeja miliknya. Dia sudah tak sabar ingin bercinta bersama Elard. Dia tak sabar ingin menaklukkan Elard.

Dan Airin menubruk tubuh tinggi Elard di depannya. Tangannya meraba raba senjata yang masih terbungkus rapi di dalam persembunyiannya. Airin yakin, malam ini Elard akan memberikan haknya padanya.

Stt..

“Honey..” seru Airin kaget saat Elard mencekal tangannya yang meraba raba senjatanya. Dia mendongak menatap mata Elard dengan wajahnya yang mengeras.

“Ingat Airin, aku sama sekali tak mencintaimu. Jadi jangan berharap lebih padaku. Pernikahan ini hanya kau yang menginginkannya, apa kau masih ingat,” Ucap Elard menjauhkan tangan Airin di tengah pahanya.

Nafas Airin semakin memburu mendengar ucapan Elard. Selalu penolakan yang dia terima dari suaminya.

“Sampai kapan,” Tanya Airin. Dadanya naik turun, menahan emosi yang memuncak. “Sampai kapan kau akan memberikannya untukku, sampai kapan kau tak menolakku. Aku tau,aku yang menginginkannya. Tapi kita sudah menikah honey. Tak bisakah kita juga seperti pasangan yang lainnya. Aku ingin punya bayi darimu.” Teriak Airin emosi. Wajahnya merah padam mendengar penolakan terus dari Elard.

“Kita sudah lama menikah Lion. Tapi kita tak pernah sama sekali bercinta. Aku tau kau pria yang normal, tapi kenapa kau selalu menolakku.” Imbuhnya lagi. Ya Airin tau, Elard bukan pria impoten. Dia sering kali merasakan senjata Elard berdiri saat dia menggodanya. Tapi Elard selalu saja mendorongnya, saat senjata itu berdiri.

“Kau tak mungkin gay kan.” Seru Airin, menatap Elard.

Dan Elard mengeraskan rahangnya mendengar penuturan Airin. Emosinya seketika memuncak, pada wanita di depannya ini.

Stt..

“Honey..” Airin kaget saat Elard mencengkram erat dagunya. Dia mendongak menatap mata Elard yang sangat dekat dengannya.

“Jangan berani macam macam dengan ku Airin. Kau tau, kenapa aku tak pernah menyentuh mu, aku tak mencintaimu.” Tukas Elard melepaskan tangannya dari dagu Airin.

“Tapi kau suami ku, dan aku adalah istrimu honey.” Sahut Airin. “Aku berhak mendapatkan nya honey.” Imbuhnya lagi.

Elard tak menggubris penuturan Airin. Dia berbalik lalu berjalan menuju kamar mandi dan menutupnya kencang hingga membuat Airin yang masih di kamarnya berjengit kaget mendengarnya.

Airin mengepalkan tangannya, saat menerima penolakan lagi dari suaminya. Dia mengusap dagunya yang sakit, karna Elard baru saja mencengkram nya. Dia tak percaya Elard akan mencengkram dagunya. Sebelumnya Elard tak pernah bersikap kasar padanya, meski dia sudah berulang kali menggodanya.

Tapi saat ini, Elard bahkan mencengkram dagunya. Apa karna dia mengatakannya gay.

“Jika kau menyangkalnya, kenapa kau tak pernah menyentuhku.” Gumam Airin. Sampai kapan Elard akan tergoda dengan dengannya. Sementara dia tau, jika senjata Elard masih normal., bukan impoten. Tapi kenapa dia selalu gagal menggoda Elard agar bercinta dengannya.

“Apa dia memiliki wanita lain di luar sana.” Gumamnya lagi, tak lama Airin mengumpat. Membayangkan jika Elard ternyata memiliki warna lain di luar sana. Itu sebabnya dia tak pernah menyentuhnya. Rupanya karna wanita itu sudah lebih dulu memuaskan Elard.

“Brengsek..”

Sementara Elard di kamar mandi, juga mengumpat Airin. Dia sungguh membenci keadaan ini. Padahal berulang kali dia mengingatkan dirinya sendiri, jika Airin adalah istrinya dan Airin berhak mendapatkannya. Tapi ternyata juga sama, hasratnya tak ada dan dia justru jijik melihat mereka yang agresif padanya.

Terpopuler

Comments

watashi tantides

watashi tantides

hasrat terpendam untuk Arabella 🤍

2023-09-07

0

Wasiah Ibu

Wasiah Ibu

lanjut thor

2023-01-03

0

Arun Ahmad

Arun Ahmad

kapan ktemunya sama ara....ngga sabar deh

2023-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1# Kerja sama
2 Bab. 2# Airin Zemira
3 Bab.3# Pesta
4 Bab. 4# Sampai kapan
5 Bab. 5# Menagih janji
6 Bab. 6# Pertemuan kedua
7 Bab. 7# Gadis bodoh
8 Bab.8# Sifat dingin Elard
9 Bab.9# Bertemu pria dewasa
10 Bab.10# Bebas seperti burung
11 Bab.11# Teman baru
12 Bab. 12# Penolakan Elard
13 Bab. 13# Terkena masalah
14 Bab. 14# Cinta pertama
15 Bab.15# Penjilat
16 Bab.16# Gadis kecilnya
17 Bab. 17# Emosi
18 Bab.18# Hati yang masih emosi
19 Bab.19# Emosi
20 Bab. 20# Benci dan rindu
21 Bab. 21# Tak bisa mengabaikan nya
22 Bab. 22# Gadis kecilnya
23 Bab. 23# Menggoda Airin
24 Bab. 24# Mendekatinya
25 Bab.25# Kebodohan Elard
26 Bab. 26#
27 Bab. 27#
28 Bab. 28# Pikiran yang berbeda
29 Bab. 29# Apa dia tidur
30 Bab. 30#
31 Bab. 31# Mengancam Ara
32 Bab.32# Mencurigai
33 Bab. 33# Pesta
34 Bab.34# Gadis polos
35 Bab.35# Mabuk
36 Bab. 36# Kekhilafan
37 Bab. 37# Bohong
38 Bab.38# Mengincar nya
39 Bab. 39# Perasaan tak terbendung
40 Bab.40# Airin tau
41 Bab.41# Mencari masalah
42 Bab. 42# Emosi Elard
43 Bab. 43# Emosi
44 Bab. 44# Ancaman
45 Bab. 45# Ancaman
46 Bab.46# Sky dan Elard
47 Bab.47# Di mana Ara
48 Bab. 48# Ketahuan
49 Bab.49# Hati yang rapuh
50 Bab. 50# Emosi
51 Bab.51#
52 Bab.52# Negara asing
53 Bab. 53# Menemukan Ara
54 Bab.54# Tamu hotel
55 Bab. 55# Rindu
56 Bab.56# Rasa rindu
57 Bab. 57# Ucapan cinta
58 Bab. 58# Shock
59 Bab.59# Arabelle
60 Bab.60# Dimana Ara
61 Bab.61# Meminta maaf
62 Bab. 62# Model
63 Bab.63# Posisi Airin sebelumnya
64 Bab.64# Tujuan lain
65 Bab.65# Musuh mulai mengincar
66 Bab. 66#
67 Bab.67# Mengantikan
68 Bab.68# Siapa dia
69 Bab.69#
70 Bab.70#
71 Bab.71# Pesta
72 Bab. 72# Perubahan Ara
73 Bab. 73# Terbongkar
74 Bab. 74# Terbawa arus
75 Bab.75# Hasrat terpendam
76 Bab.76# Gagal
77 Bab.77#
78 Bab.78#
79 Bab.79# Menikah
80 Bab.80#
81 Bab. 81# Malam pengantin
82 Bab.82# Penyusup
83 Bab.83#
84 Bab.84#
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab.1# Kerja sama
2
Bab. 2# Airin Zemira
3
Bab.3# Pesta
4
Bab. 4# Sampai kapan
5
Bab. 5# Menagih janji
6
Bab. 6# Pertemuan kedua
7
Bab. 7# Gadis bodoh
8
Bab.8# Sifat dingin Elard
9
Bab.9# Bertemu pria dewasa
10
Bab.10# Bebas seperti burung
11
Bab.11# Teman baru
12
Bab. 12# Penolakan Elard
13
Bab. 13# Terkena masalah
14
Bab. 14# Cinta pertama
15
Bab.15# Penjilat
16
Bab.16# Gadis kecilnya
17
Bab. 17# Emosi
18
Bab.18# Hati yang masih emosi
19
Bab.19# Emosi
20
Bab. 20# Benci dan rindu
21
Bab. 21# Tak bisa mengabaikan nya
22
Bab. 22# Gadis kecilnya
23
Bab. 23# Menggoda Airin
24
Bab. 24# Mendekatinya
25
Bab.25# Kebodohan Elard
26
Bab. 26#
27
Bab. 27#
28
Bab. 28# Pikiran yang berbeda
29
Bab. 29# Apa dia tidur
30
Bab. 30#
31
Bab. 31# Mengancam Ara
32
Bab.32# Mencurigai
33
Bab. 33# Pesta
34
Bab.34# Gadis polos
35
Bab.35# Mabuk
36
Bab. 36# Kekhilafan
37
Bab. 37# Bohong
38
Bab.38# Mengincar nya
39
Bab. 39# Perasaan tak terbendung
40
Bab.40# Airin tau
41
Bab.41# Mencari masalah
42
Bab. 42# Emosi Elard
43
Bab. 43# Emosi
44
Bab. 44# Ancaman
45
Bab. 45# Ancaman
46
Bab.46# Sky dan Elard
47
Bab.47# Di mana Ara
48
Bab. 48# Ketahuan
49
Bab.49# Hati yang rapuh
50
Bab. 50# Emosi
51
Bab.51#
52
Bab.52# Negara asing
53
Bab. 53# Menemukan Ara
54
Bab.54# Tamu hotel
55
Bab. 55# Rindu
56
Bab.56# Rasa rindu
57
Bab. 57# Ucapan cinta
58
Bab. 58# Shock
59
Bab.59# Arabelle
60
Bab.60# Dimana Ara
61
Bab.61# Meminta maaf
62
Bab. 62# Model
63
Bab.63# Posisi Airin sebelumnya
64
Bab.64# Tujuan lain
65
Bab.65# Musuh mulai mengincar
66
Bab. 66#
67
Bab.67# Mengantikan
68
Bab.68# Siapa dia
69
Bab.69#
70
Bab.70#
71
Bab.71# Pesta
72
Bab. 72# Perubahan Ara
73
Bab. 73# Terbongkar
74
Bab. 74# Terbawa arus
75
Bab.75# Hasrat terpendam
76
Bab.76# Gagal
77
Bab.77#
78
Bab.78#
79
Bab.79# Menikah
80
Bab.80#
81
Bab. 81# Malam pengantin
82
Bab.82# Penyusup
83
Bab.83#
84
Bab.84#

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!