“Besok pagi harus ada di mejaku.” Kata Elard pada seseorang di sebrang telpon. Salah satu bawahannya.
“Ya tuan.. Apa saya juga harus membakar gudangnya.”Jawab bawahannya pada Elard.
“Tidak perlu. Aku hanya ingin laporan miliknya.” Sahut Elard dingin. Dia tak perlu membakar gudangnya. Karna yang dia perlukan, bukan itu.
“Baik tuan”
Elard menutup ponsel miliknya, bersamaan dengan sebuah tangan yang melingkar di pinggang kokohnya. Elard tau, tangan milik siapa ini. Siapa lagi, jika bukan Airin. Wanita yang menjadi istrinya, sudah dua tahun lamanya.
“Aku merindukanmu, sayang.” Kata Airin memeluk tubuh suaminya dari belakang. Bibirnya mencium punggung Elard yang tertutup kemeja putih, hingga lipstik miliknya terlihat di sana. Bukan hanya itu, tangannya juga sedikit berani mengusap perut suaminya.
Sementara Elard mengeraskan rahangnya mendengar penuturan Airin. Di tambah lagi tangan Airin yang mengusap perutnya.
“Apa yang kau lakukan Airin.” Sahut Elard, melepaskan tangan Airin di pinggangnya. Elard berbalik dan menatap Airin datar. Menatap wajah cantik wanita yang berdiri di depannya.
Airin menatap Elard dengan pandangan sayu. Dia mendekatkan dirinya dan memeluk kembali Elard dari depan. Kerinduannya pada suaminya yang jarang bertemu membuat Airin bersikap agresif.
“Sampai kapan, aku sangat mencintai mu Lion. Kita sudah dua tahun menikah, apa kau tak ingin seperti orang lain. Aku ingin seperti mereka, aku tak ingin mereka mengatakan aku mandul. Aku ingin bercinta dan memiliki bayi.” Lirih Airin di telinga Elard. Memeluk tubuh suaminya erat, Airin bahkan dengan sengaja menggoda Elard dengan caranya.
Menghembuskan nafasnya dan menempelkan bibirnya di leher Elard. Berharap Elard akan tergoda dengannya.
Tapi sebelum Airin menyesap lehernya Elard lebih dulu melepaskan pelukan Airin di tubuhnya. Elard tak ingin Airin bertindak lebih jauh lagi.
“Aku tak menyukainya Airin, pergilah.” Ucap Elard berbalik dan melangkah menjauhi jendela kamarnya. Tak perduli dengan Airin yang akan kecewa sekalipun.
Sementara Airin mengepalkan tangannya melihat penolakan Elard lagi padanya. Dia berbalik dan menatap suaminya yang melepaskan jam di tangannya.
“Sampai kapan, aku tak ingin mendengar mereka mengatakan aku mandul. Mereka selalu menggunjing ku, apa kau tak kasihan padaku. Kenapa kau selalu menolakku, apa aku sangat buruk. Bahkan kau tak pernah menyentuhku, apa selama ini kau memiliki wanita lain di luar sana Lion.” Seru Airin menatap Elard berkata kaca.
Ya selama ini, mereka tak pernah bercinta. Elard bahkan sering kali mengabaikan Airin. Alasannya hanya satu, karna Elard tak berminat sama sekali pada Airin. Hasratnya tak ada sama sekali. Bahkan Airin lah yang selalu menggoda Elard lebih dulu. Tapi sayangnya itu tak membangkitkan hasrat Elard.
Elard mengepalkan tangannya mendengar penuturan Airin. Dia melepaskan kemejanya dan membuangnya asal. Berjalan mendekati Airin yang berdiri tak jauh darinya.
Tatapan matanya menatap wajah Airin. Wajah cantik mulus, tanpa cacat sedikitpun. Tapi entah kenapa, dia sama sekali tak tertarik pada Airin. Meski dia istrinya sekalipun. Elard sudah tau, siapa Airin sebenarnya. Selain itu, dia sama sekali tak pernah berminat pada Airin.
Ya Elard sudah berulang kali meng sugesti dirinya jika Airin adalah istrinya. Tapi sayangnya, dia tetap tak bisa menumbuhkan hasratnya pada Airin. Senjatanya tak bersaksi sama sekali. Entah apa yang terjadi dengannya, dia sendiri juga tak mengerti. Padahal wanita di depannya ini sangat cantik luar biasa. Selain cantik, tubuhnya yang proporsional juga idaman banyak pria. Tapi dia tetap tak bisa berhasrat sama sekali.
Sementara Airin tersenyum lebar melihat Elard membuka kemeja miliknya. Dia sudah tak sabar ingin bercinta bersama Elard. Dia tak sabar ingin menaklukkan Elard.
Dan Airin menubruk tubuh tinggi Elard di depannya. Tangannya meraba raba senjata yang masih terbungkus rapi di dalam persembunyiannya. Airin yakin, malam ini Elard akan memberikan haknya padanya.
Stt..
“Honey..” seru Airin kaget saat Elard mencekal tangannya yang meraba raba senjatanya. Dia mendongak menatap mata Elard dengan wajahnya yang mengeras.
“Ingat Airin, aku sama sekali tak mencintaimu. Jadi jangan berharap lebih padaku. Pernikahan ini hanya kau yang menginginkannya, apa kau masih ingat,” Ucap Elard menjauhkan tangan Airin di tengah pahanya.
Nafas Airin semakin memburu mendengar ucapan Elard. Selalu penolakan yang dia terima dari suaminya.
“Sampai kapan,” Tanya Airin. Dadanya naik turun, menahan emosi yang memuncak. “Sampai kapan kau akan memberikannya untukku, sampai kapan kau tak menolakku. Aku tau,aku yang menginginkannya. Tapi kita sudah menikah honey. Tak bisakah kita juga seperti pasangan yang lainnya. Aku ingin punya bayi darimu.” Teriak Airin emosi. Wajahnya merah padam mendengar penolakan terus dari Elard.
“Kita sudah lama menikah Lion. Tapi kita tak pernah sama sekali bercinta. Aku tau kau pria yang normal, tapi kenapa kau selalu menolakku.” Imbuhnya lagi. Ya Airin tau, Elard bukan pria impoten. Dia sering kali merasakan senjata Elard berdiri saat dia menggodanya. Tapi Elard selalu saja mendorongnya, saat senjata itu berdiri.
“Kau tak mungkin gay kan.” Seru Airin, menatap Elard.
Dan Elard mengeraskan rahangnya mendengar penuturan Airin. Emosinya seketika memuncak, pada wanita di depannya ini.
Stt..
“Honey..” Airin kaget saat Elard mencengkram erat dagunya. Dia mendongak menatap mata Elard yang sangat dekat dengannya.
“Jangan berani macam macam dengan ku Airin. Kau tau, kenapa aku tak pernah menyentuh mu, aku tak mencintaimu.” Tukas Elard melepaskan tangannya dari dagu Airin.
“Tapi kau suami ku, dan aku adalah istrimu honey.” Sahut Airin. “Aku berhak mendapatkan nya honey.” Imbuhnya lagi.
Elard tak menggubris penuturan Airin. Dia berbalik lalu berjalan menuju kamar mandi dan menutupnya kencang hingga membuat Airin yang masih di kamarnya berjengit kaget mendengarnya.
Airin mengepalkan tangannya, saat menerima penolakan lagi dari suaminya. Dia mengusap dagunya yang sakit, karna Elard baru saja mencengkram nya. Dia tak percaya Elard akan mencengkram dagunya. Sebelumnya Elard tak pernah bersikap kasar padanya, meski dia sudah berulang kali menggodanya.
Tapi saat ini, Elard bahkan mencengkram dagunya. Apa karna dia mengatakannya gay.
“Jika kau menyangkalnya, kenapa kau tak pernah menyentuhku.” Gumam Airin. Sampai kapan Elard akan tergoda dengan dengannya. Sementara dia tau, jika senjata Elard masih normal., bukan impoten. Tapi kenapa dia selalu gagal menggoda Elard agar bercinta dengannya.
“Apa dia memiliki wanita lain di luar sana.” Gumamnya lagi, tak lama Airin mengumpat. Membayangkan jika Elard ternyata memiliki warna lain di luar sana. Itu sebabnya dia tak pernah menyentuhnya. Rupanya karna wanita itu sudah lebih dulu memuaskan Elard.
“Brengsek..”
Sementara Elard di kamar mandi, juga mengumpat Airin. Dia sungguh membenci keadaan ini. Padahal berulang kali dia mengingatkan dirinya sendiri, jika Airin adalah istrinya dan Airin berhak mendapatkannya. Tapi ternyata juga sama, hasratnya tak ada dan dia justru jijik melihat mereka yang agresif padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
watashi tantides
hasrat terpendam untuk Arabella 🤍
2023-09-07
0
Wasiah Ibu
lanjut thor
2023-01-03
0
Arun Ahmad
kapan ktemunya sama ara....ngga sabar deh
2023-01-02
0