Elan Untuk Kiandra

Elan Untuk Kiandra

Bab 1

Woe …, berhenti …!” teriakan orang-orang yang sedang mengejar seorang anak muda menggegerkan warga satu satu komplek.

Ia terus berlari dengan masih mengenakan seragam putih abu-abunya menembus keramaian orang lalu lalang tengah berjalan.

“Minggir …, minggir …!” anak muda itu terus saja berlari, ia begitu lincah melompati beberapa pagar pembatas rumah, melewati gang-gang kecil. Hingga ia keluar dari perumahan dan menuju ke ramainya jalan raya, tapi orang-orang itu tidak lelahnya mengejar anak laki-laki yang masih berusia delapan belas tahun itu.

"Jangan lari …! berhenti …!” terdengar teriakan dari orang-orang dengan jas hitam itu terus mengejarnya, mereka lebih dari lima orang dengan aerophone di salah satu daun telinganya.

Tapi tetap saja teriakan mereka tidak membuat anak itu mau berhenti, ia malah semakin mengencangkan larinya.

“Gue harus sembunyi nih …!” ucap anak laki-laki itu saat melihat dari kejauhan pria-pria dewasa itu tetap mengejarnya . Apa lagi saat ini kakinya sudah sangat pegal, ia sudah berhenti di ujung jalan, ada dua persimpangan jalan di sana. Tampak anak itu mengedarkan pandangannya mencari-cari sesuatu yang bisa di jadikan tempat bersebunyi.

“Itu mobil!” senyumnya mengembang saat melihat sebuah mobil terparkir tepat di depan sebuah toko.

Anak laki-laki itu pun segera berlari mendekati mobil yang berhenti di pinggir jalan itu, dan akhirnya ia memilih berhenti tepat di balik mobil itu. Ia bersembunyi di sana, berharap tidak aka nada yang melihatnya.

Tapi tiba-tiba pemilik mobil itu membuka pintu mobilnya, dan betapa terkejutnya dia saat di bawahnya ada seseorang. Seorag gadis yang kebetulan sedang turun itu hampir saja berteriak, tapi anak laki-laki itu segera meletakkan jari telunjuknya di depan bibir gadis itu.

“Huusssstttt …!” ia juga menahan tubuh gadis itu agar tidak berbuat sesuatu yang membuat dirinya ketahuan.

Mereka terus bersembunyi di balik mobil itu hingga orang-orang berjas hitam yang mengejarnya berlalu.

“Hahhhh, syukurlah!” ucap anak laki-laki itu sambil memegangi dadanya membuat gadis yang tidak tahu apa-apa itu semakin kesal.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya gadis itu dengan sedikit berteriak.

Cantiknya ....., batin anak laki-laki itu sambil sambil melongo mengagumi wajah gadis itu.

“Hei, kamu gila ya? Aku bicara padamu!” ucap lagi gadis itu sambil mengibas-kibaskan tangannya di depan wajah anak laki-laki itu.

“Ya, aku tergila-gila sama kamu!” ucapnya seperti tanpa beban, penampilannya berantakan, seragam putih yang tidak di kancingkan dengan rambut yang tidak tertahan pula.

“Ya Allah dia benar-benar gila.” gumam gadis itu sambil menggelengkan kepalanya,

Tapi baru saja hendak meninggalkan anak-anak laki-laki itu, anak laki-laki itu kembali menarik tubuhnya membawanya bersembunyi kembali ke dalam mobil.

"Apa-apaan sih!?" keluh gadis itu, tapi dengan cepat anak itu kembali membekap mulut gadis itu.

"Husttttt!"

Rupanya para pria berjas hitam itu kembali lagi.

“Pinjem mobilnya bentar ya!”

Anak laki-laki itu segera mendorong tubuh gadis itu hingga keluar dari dalam mobil dan ia pun menyembunyikan dirinya di sana.

"He_!" hampir saja gadis itu menggedor kembali pintu mobil tapi segera ia urungkan saat ia melihat dari kejauhan ada empat orang pria dewasa berwajah seram sedang menuju ke arahnya.

“Kemana dia? Cepet banget ngilangnya! Bisa di marahi bos kalau kayak gini.” ucap salah satu dari pria itu dengan nafas yang nos-ngosan.

“Itu ada orang!” salah satu dari mereka menunjuk anak gadis itu. Mereka pun segera berjalan mendekat.

“Nak …, kamu lihat anak laki-laki pakek seragam putih abu-abu, ganteng, rambutnya agak panjang lari lewat sini nggak?” tanyanya, meskipun penampilannya cukup menyeramkan tapi dia bertanya-tanya sopan.

Jangan-jangan orang-orang ini mau nyulik bocah tadi ...., batin gadis itu.

“Oh yah itu ya …!” gadis itu melirik pada anak laki-laki yang sedang bersembunyi di dalam mobil itu, anak laki-laki itu melotot padanya

.

“ Yang tubuhnya tinggi kerempeng ya?” tanya gadis itu lagi pada orang-orang itu.

“Iya benar!” jawab orang-orang itu dengan begitu senang.

“Tadi lari ke sama sih om …!” jawab gadis itu dengan menunjuk ke arah pertigaan jalan, wajahnya tidak memperlihatkan jika ia sedang gemetar atau takut.

“Benar ke sana?" tanya pria itu meyakinkan lagi,

"Iya om!"

"Baiklah, terimakasih ya nak!”

Setelah mendapatkan petunjuk dari gadis itu, orang-orang itu meninggalkannya,

Setelah yakin semua aman, gadis itu pun segera mengetuk kaca mobilnya setelah memastikan orang-orang itu sudah benar-benar pergi.

Tuk tuk tuk

“Ayo buruan keluar, mereka sudah pergi!” ucap gadis dengan wajah manis itu.

Anak laki-laki itu pun segera keluar dari dalam mobil gadis itu. “Makasih ya_!” anak laki-laki itu menghentikan ucapannya seperti tengah mengingat sesuatu, "Kiandra!"

"Hahhh, dari mana tahu namaku?" tanya gadis itu penasaran, pasalnya baru kali ini mereka bertemu.

"Tuh!" anak laki-laki itu menunjuk ke arah casing ponsel yang berada di genggaman gadis itu.

"Sama-sama_!" sama seperti yang di lakukan anak laki-laki itu, gadis bernama Kiandra itu juga melakukan hal yang sama, "Elan!"

"Terimakasih mau mengenalku!?" ucap anak laki-laki itu dengan percaya diri.

"Issstttt! Aku hanya baca tag nama kamu di seragam berantakan mu itu!"

"Tidak masalah!" ucap anak laki-laki itu dengan entengnya.

Gadis itu pun mengamati wajah anak laki-laki itu dengan seksama, seperti begitu penasaran kenapa anak seusia dirinya bisa di kejar-kejar orang-orang yang jelas-jelas usianya jauh lebih tua dari dirinya.

“kamu berurusan sama rentenir ya, masih kecil juga sudah di kejar-kejar penagih utang!” ucap gadis itu sambil berkacak pinggang, jilbab panjangnya berkibar karena di terpa angin.

“Enak aja …, jangan asal bicara ya kamu! Emang cowok setampan aku pantes punya utang?”

“jangan salah jaman sekarang banyak orang manfaatin ketampanannya Cuma buat pinjaman uang, atau morotin tante-tante garang!”

“Kenalkan aku Elan! Di dalam kamus Elan, tidak ada yang namanya utang!” ucap anak laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya.

“Nggak penting! Sudah tahu nama kamu!” ucap gadis itu dengan begitu ketus.

“Ma …!” gadis itu segera melambaikan tangannya mengabaikan tangan Elan yang menggantung di udara ketika seorang wanita cantik berjalan menghampiri mereka.

Sepertinya ia baru saja keluar dari kantornya, tampak dari baju kerja yang melekat di tubuhnya.

Kiandra langsung memeluk wanita yang di panggil ma itu,

"Sudah lama ya nunguin mama?" tanya wanita yang tidak kalah cantik itu.

"Bentar kok ma, ayo ma!" Kiandra langsung menarik tangan mamanya tapi wanita itu menahannya, ia tertarik melihat anak laki-laki yang berdiri tidak jauh dari putrinya itu.

"Dia siapa, Kia?" tanyanya pada Kiandra.

“Hay tante!” sapa Elan dengan senyum yang selalu ia banggakan bisa mengubah dunia wanita.

“Ma …, nggak usah liat dia!” ucap gadis itu sambil menarik tangan mamanya agar tidak melihat Elan.

“Sayang …, tapi dia siapa?” tanya wanita itu setelah memeluk putrinya itu.

“Nggak penting ma …, ayo ma! Orang gila kali ma, baru keluar dari rumah sakit jiwa!” jawab Kiandra yang tidak mau terlalu banyak berurusan dengan Elan.

“Orang gila kok pakek seragam!” gumam mamanya tapi gadis itu tetap menarik tangan mamanya masuk ke dalam mobil.

“Da …, tante cantik …!” ucap Elan sambil melambaikan tangannya saat mobil itu sudah meninggalkan Elan seakan tidak perduli dengan kejutekan gadis itu.

“Dasar gadis sombong!” gerutu Elan saat mobil itu sudah benar-benar berlalu dari pandangan matanya, ia kembali duduk di trotoar jalan seperti sedang berpikir. Mungkin ia harus ke suatu tempat agar terlepas dari tugas beratnya.

***

Kini Elan sudah berada di sebuah asrama pria yang di sediakan oleh sekolah bagi siswa-siswa berprestasi. Ia di tempat itu bukan untuk mencari tambahan pelajaran tapi ia ingin numpang tidur di kamar sahabatnya, Damar.

“Boleh ya gue ngenip sini? Semalam aja deh …!” Elan memohon. Ia terus mengikuti kemanapun damar pergi, termasuk ke kamar mandi kalau boleh.

“Ntar kalau bokap lo nyariin ke sini bagaimana, mati dong gue di gorok sama anak buat bokap lo!” ucap damar terlihat begitu keberatan, ia tengah duduk di sofa sambil mengeringkan rambutnya yang basah karena baru saja mandi.

“cemen banget sih lo, emang lo tega liat gue tiduran di jalan?” ucap Elan dengan menunjukan wajah minta di kasihani itu.

Damar menghentikan tangannya yang sibuk mengeringkan rambutnya, ia menoleh pada sahabatnya itu, “Emang lo di usir sama bokap lo?” tanyanya penasaran.

“Nggak!” jawab Elan singkat, seperti biasa tanpa permisi ia mengambil makanan milik Damar yang berada di atas meja.

"Stop ya Elan, itu jatah makan malam ku!" ucap Damar sambil menggetok tangan Elan.

"Pelit amet sih, aku juga lapar!?"

"Siapa suruh keluyuran, di rumah tingga duduk diam menikmati fasilitas mewah masih juga kurang Lo!"

"Enak di sini, bro!"

"Jangan bikin masalah ya buat gua! Emang Lo ngapain sih kabur-kaburan?"

“ Gue di suruh ikut pelajaran tambahan ama bokap gue gara-gara gue nggak pernah belajar dengan benar!”

“Ya elahhhh, gitu aja kabur! Makanya Lan, belajar yang bener!”

“Gue udah belajar, ya emang yang gue pelajari nggak sama, sama yang keluar di ujian!”

“ngeles aja loh!” ucap Damar sambil melempar handuk ke wajah tampan Elan.

“Gue numpang mandi, makan sekalian pinjem bajunya!” ucap Elan sambil berjalan menuju ke kamar mandi.

“Di kasih hati minta jantung ya lo, nglunjak banget! Sana nginep di rumah Rehan!” teriak Damar kesal karena Elan sudah masuk ke dalam kamar mandinya.

“Nggak mau …, nyokapnya galak banget!” teriak Elan dari kamar mandi.

“Nggak pa pa deh, asal adik lo buat gue!” ucap Damar yang ternyata sudah lama mengagumi adik perempuan Elan, cantik memang tapi tidak kalah galaknya sama Elan, mereka hanya beda satu kelas saja.

Jika orang tidak memperhatikan mereka dengan benar, mereka lebih mirip tom and jerry. Setiap kali bertemu selalu berantem. Adik perempuannya bernama Keysa, biasa di panggil Key.

“Enak aja lo …, gue nggak sudi ya punya ipar kayak lo!”

“Ya udah nggak usah nginep di sini lagi” ancam Damar.

“pokoknya boleh nggak boleh gue tetep mau nginep sini!” Elan tidak kalah memaksanya.

Bersambung

Maaf ya baru bisa up sekarang, semoga kisah Elan dan Kiandra bisa mengobati rasa penasaran kalian tentang perdebatan yang berkelanjutan antara Rendi si dingin dan Alex si arrogant ya, gimana mumetnya istri-istri mereka saat anak-anak mereka saling jatuh cinta tapi suami ya saling bermusuhan.

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

arisa

arisa

keren nih,,,

2023-07-23

0

hariyani

hariyani

anak 2 kulkas ternyata

2023-05-14

0

Erlina Gita

Erlina Gita

Oalah elan anak Rendy toh🤣🤣

2023-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!