Bab 5. Ajakan membawa maut

Bab 5. Ajakan membawa maut

Waktu terus berjalan, sudah dua minggu tetapi luka di kaki Kadir tak kunjung sembuh.

Bu Warti dan Soya yang sibuk bekerja berjualan kue, kini hanya memperhatikan sekilas saja keberadaan sang bapak dan Warti sendiri seakan menepati semua ucapannya. Warti seakan membiarkan sang suami merawat lukanya sendiri dan selama dua minggu ini Kadir merasa tak di hiraukan.

Seperti pagi ini Kadir dengan berjalan tertatih menuju dapur, sama seperti pagi-pagi sebelumnya hanya ada satu bungkus nasi kuning dan air putih. Kadir hanya duduk memandang nasi di depannya. Kadir kini sadar dan sangat menyesal dengan perbuatannya selama ini. Kadir hanya meminum air putih saja dan memilih menuju ruang tamu. Senyum Kadir seketika tersungging saat melihat siapa yang datang.

"Wah, Norman masuk!" ujar Kadir senang.

Norma hanya tersenyum saat melihat Kadir, "Wah sekarang jadi betah di rumah. Ayo, ikut!" ajak Norman tiba-tiba.

"Hash, bagaimana saya bisa ikut, lihat kaki ini masih sakit," ujar Kadir.

Norman melihat ke arah kaki Kadir. "Sakit begitu saja, lagi ada pesta besar-besaran dan semuanya gratis," ujar Norman dan tak lama membisikkan sesuatu ke telinga Kadir.

"Sungguh!" ujar Kadir tak percaya.

"Yakin, semua gratis dan berhubung saya punya uang lebih, ayo. saya traktir sepuasnya," bujuk Norman semangat.

"Agh, saya sudah berjanji dengan diri saya sendiri akan berubah," ujar Kadir menolak.

"Ayolah! Setelah ini, kamu, saya bebaskan dan saya tak akan menganggu hidup kamu lagi," ujar Norman memastikan.

"Ayolah Kadir, sekali ini saja!" seru Norman memaksa.

Kadir yang mendapat bujukan terus dan terus dari Norman sesaat tersenyum. "Oke, baiklah saya ikut, tetapi antar saya pulang nanti," ujar Kadir memastikan.

"Beres! Bersiaplah, saya tunggu," ujar Norman semangat.

Norman sedikit tersenyum ternyata bujukan yang di lakukan dapat mempengaruhi Kadir.

Setelah bersiap Kadir dengan berjalan tertatih menuju ruang tamu. "Maaf, jika saya memakai celana pendek," ujar Kadir sembari menutup pintu.

"Kita akan kemana?" tanya Kadir.

"Kita akan ke tempat biasa, base camp kita," ujar Norman sembari menyalakan motor dan tak lama melaju dengan kencang.

Kadir seketika tersenyum saat turun dari motor, aroma candu yang selama dua minggu membuat kepalanya terus pusing, kini aroma candu ini bisa tercium kembali.

Di luar base camp suara musik telah berbunyi dengan keras. Memasuki base camp Kadir di sambut hangat oleh beberapa teman yang telah menunggu dan mulai mabuk. Suasana musik menyamarkan berbagai aktifitas di dalam base camp, laki-laki dan ada beberapa wanita ikut dalam pesta, berbotol-botol minuman dengan berbagai merk kini sudah di campur menjadi satu hingga setiap tegukan yang Kadir rasakan seperti racun yang membakar tenggorokan. Pandangan Kadir mulai memudar, semua aktifitas di base camp menjadi samar, pesta berlangsung meriah hingga kesadaran Kadir mulai hilang dan hingga lima tegukan terakhir Kadir limbung dan jatuh tersungkur di lantai.

Norman tertawa keras saat melihat Kadir sudah tumbang lebih dulu dan beberapa menit kemudian Norman juga sudah limbung dan terjatuh di sisi Kadir.

Satu persatu mereka tak sadar karena pesta minuman keras. Hingga satu hari setelah pesta usai, Norman berteriak keras hingga membangunkan yang lainnya. "Ada apa?" tanya teman satunya dengan tubuh lemas.

"Kadir-kadir, coba lihat Kadir. Kenapa tubuhnya di kerubuti semut dan agh, luka di kakinya," ujar Norman bergidik jijik.

Melihat keadaan Norman yang tak baik-baik saja, satu persatu penghuni base camp menghindar dan pergi secara diam-diam. Norman yang menyadari hal ini masih duduk menatap Kardi dengan perasaan aneh.

"Kenapa, Kadir tak bangun dan Kadir tak menunjukkan jika saat ini dia masih hidup atau ... "Ujar Norman terputus dan sembari berdiri menjauh. Norman hanya bisa berjalan mondar mandir sembari berpikir bagaimana cara untuk memberitahu pada anak dan istrinya.

Cukup lama Norman berlaku demikian hingga akhirnya Norman mengambil keputusan yang di anggapnya benar. "Hash! Jika tahu akan seperti ini saya tak akan mengajak kamu Kadir," ujar Norman menyesal.

Norman dengan cepat melajukan motor dan menuju rumah anak dan istri Kadir. Hingga tiba di depan rumah Kardi, Norman seakan ragu akan masuk saat melihat rumah dalam kondisi sepi.

Norman menunggu cukup lama, hingga kedatangan Bu Warti yang tiba-tiba. Bu Warti menatap Norman dengan curiga, Bu Warti yang belum mengenal siapa Norman hanya menatap dengan heran. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya Bu Warti tanpa curiga.

Norman yang mendapat pertanyaan dari Bu Warti seketika terkejut dan dengan tergagap Norman menjawab. "Eh, anu. Saya-saya, saya Norman teman suami Ibu, saya ingin memberitahu jika suami Ibu pingsan di alamat ****," ujar Norman memberitahu.

Bu Warti yang mendengar penjelasan Norman hanya mendengus kesal. "Biar saja, nanti kalau siuman juga akan pulang sendiri," ujar Bu Warti enggan.

Norman yang mendengar jawaban Bu Warti hanya bisa menggaruk kepala dengan gusar.

"Bu, mohon Ibu jemput suami Ibu, sepertinya kondisi suami Ibu sedang tak baik-baik saja, tubuh dan luka di kaki suami anda sudah di kerubuti semut," ujar Norman menjelaskan

Bu Warti langsung menatap Norman tak percaya hingga untuk beberapa saat Bu Warti terdiam. "Bu, bagaimana? saya bisa mengantar Ibu ke sana," ujar Norman pura-pura baik.

Bu Warti hanya mengangguk setuju saja, bagaimana pun juga Kadir juga suaminya.

"Baiklah, antar saya untuk menjemput suami saya," ujar Bu Warti.

Bu Warti hanya bisa menghela napas sepanjang perjalanan, hingga motor berhenti di depan sebuah rumah yang nampak tak terawat, Bu Warti langsung mengedarkan pandangannya, "di mana suami saya," ujar Bu Warti akhirnya.

"Mari, Bu. Silahkan, suami Ibu ada di sini," ujar Norman sembari melangkah lebih dulu.

Bu Warti seketika terbatuk saat memasuki ruangan tang di tuju, bau aroma menyengat dan tak sedap seketika tercium dan itu membuat Bu Warti langsung terbatuk dan menutup hidungnya.

"Hash, tempat apa ini? Kenapa juga suami saya ada di sini?" tanya Bu Warti heran.

Norman tak berani menjawab pertanyaan Bu Warti, Norman hanya melanjutkan langkahnya lebih cepat. "Maaf, Bu. Suami Ibu ada di sini," ujar Norman pelan dan kemudian memilih berjalan menjauh dan perlahan-lahan Norman pergi meninggalkan Bu Warti yang tengah sibuk membangunkan sang suami.

Bu Warti sesaat sadar saat mendengar suara motor melaju menjauh. "Hash, kenapa laki-laki itu meninggalkan saya, lalu pada siapa saya meminta tolong," ujar Bu Warti pelan.

Bu Warti memilih masuk kembali dan berusaha membangunkan sang suami, sudah hampir lima belas menit Bu Warti berusaha membangunkan sang suami sembari membersihkan semut yang mengerubungi tubuh dan luka di kakinya.

Bu Warti hanya bisa duduk terdiam saat menyadari ada hal yang aneh pada tubuh suaminya, "Pak, tidak-tidak mungkin," ujar Bu Warti lirih.

Terpopuler

Comments

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Kelakuannya jahatnya berlaku sampai maut menjemput nya.

2023-02-17

1

Her Man

Her Man

kadir sampai maut mnjmputpun ga smpat bertobat

2023-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Bapak Kenapa
2 Bab 2. Semakin Sulit
3 Bab 3. Apalagi
4 Bab 4. Penyesalan Kadir
5 Bab 5. Ajakan membawa maut
6 Bab 6. Kesedihan Soya
7 Bab 7. Rasa tak percaya
8 Bab 8. Kamu harus kuat Soya
9 Bab 9. Apa yang harus Soya lakukan
10 Bab 10. Akhirnya
11 Bab 11. Dilema
12 Bab 12. Habis tak tersisa
13 Bab 13. Kedatangan Zulhan
14 Bab 14. Kesal
15 Bab 15. Kesedihan Soya
16 Bab 16. Dua kali lipat
17 Bab 17. Rencana untuk Danendra
18 Bab 18. Soya takut
19 Bab 19. Debat
20 Bab 20. Lelah
21 Bab 21. Menjalankan rencana
22 Bab 22. Menjalankan rencana 2
23 Bab 23. Pelarian yang gagal
24 Bab 24. Ini kan kutu kupret
25 Bab 25. Tak percaya
26 Bab 26. Bagaimana
27 Bab 27. Bi Tolong Soya
28 Bab 28. Menang Telak
29 Bab 29. Enggak Mau Tuan
30 Bab 30. Tak percaya
31 Bab 31. Merepotkan
32 Bab 32. Siapa
33 21+ Bab 33. Saya Kekasih Danendra.
34 Bab 34. Rencana untuk Nella
35 21+ Bab 35. Pagi yang panas
36 Bab 36. Surat yang terselip
37 Bab 37. Harus mau
38 Bab 38. Nella
39 Bab 39. Nella 2
40 Bab 40. Nella 3
41 Bab 41. Hadiah untuk Rengga
42 Bab 42. Ayah setuju
43 Bab 43. Apa yang salah
44 Bab 44. Tuan besar
45 Bab 45. Cerita Tuan Guntur
46 Bab 46. Soya yang pasrah
47 Bab 47. Nella Menggila
48 Bab 48. Keresahan Nella
49 Bab 49. Danendra berubah
50 Bab 50. Kemarahan Danendra
51 Bab 51. Semua tak baik-baik saja
52 Bab 52. Belajarlah
53 Bab 53. Ada-ada saja
54 Bab 54. Danendra yang aneh
55 Bab 55. Ada sesuatu yang hilang
56 Bab 56. Mengikhlaskan
57 Bab 57. Semua harus terjadi
58 Bab 58. Menjebak Clara
59 Bab 59. Kejujuran Clara
60 Bab 60. Dilema
61 Bab 61. Bertemu
62 Bab 62. Ada apa ini
63 Bab 63. Tragedi
64 Bab 64. Lega
65 Bab 65. Keinginan yang aneh
66 Bab 66. Nella paham
67 Bab 67. Hukuman yang aneh
68 Bab 68. Tangis Soya
69 Bab 69. Meragu
70 Bab 70. Jangan pernah pergi lagi
71 Bab 71. Berbunga
72 Bab 72. Ini hadiah pernikahan untuk kamu Soya
73 Bab 73. 21+ Malam yang gerah
74 Bab 74. Kebahagiaan Danendra
75 Bab 75. Masa lalu cinta Danendra.
76 Bab 76. Kegilaan Cintya
77 Bab 77. Kalah
78 Bab 78. Bu Muji
79 Bab 79. Mengejutkan
80 Bab 80. Cerita Bu Muji
81 Bab 81. Tumbuh sehat dan kuat
82 Bab 82. Akhirnya semua berakhir
83 Bab 83. Rapuh
84 84. Bertemu
85 Bab 85. Tujuh Tahun Kemudian
86 Bab 86. Rencana
87 87. Cerita Zulhan
88 Bab 88. Cerita Sekar
89 Bab 89. Surat dari Danendra
90 Bab 90. Keinginan Bibi
91 Bab 91. Bertemu Kakek
92 Bab 92. Rencana untuk Soya.
93 Bab 93. Pertanyaan Diandra.
94 Bab 94. Maaf Diandra
95 Bab 95. Tak sengaja bertemu
96 Bab 96. Siapa Dia
97 Bab 97. Nyaman bersama Diandra
98 Bab 98. Wajah yang tak sama
99 Bab 99. Semua sudah terjadi
100 Bab 100. Rahasia mulai terbongkar
101 Bab 101. Mulai mendekat dan mencari tahu
102 Bab 102. Tekad Danendra
103 Bab 103. Kekesalan Soya
104 Bab 104. Keputusan Danendra
105 Bab 105. Menuju titik terang
106 Bab 106. Akhir sebuah keputusan
107 107. Akhirnya Kembali untuk bersama
108 Bab 108. Bersama hingga menua
109 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1. Bapak Kenapa
2
Bab 2. Semakin Sulit
3
Bab 3. Apalagi
4
Bab 4. Penyesalan Kadir
5
Bab 5. Ajakan membawa maut
6
Bab 6. Kesedihan Soya
7
Bab 7. Rasa tak percaya
8
Bab 8. Kamu harus kuat Soya
9
Bab 9. Apa yang harus Soya lakukan
10
Bab 10. Akhirnya
11
Bab 11. Dilema
12
Bab 12. Habis tak tersisa
13
Bab 13. Kedatangan Zulhan
14
Bab 14. Kesal
15
Bab 15. Kesedihan Soya
16
Bab 16. Dua kali lipat
17
Bab 17. Rencana untuk Danendra
18
Bab 18. Soya takut
19
Bab 19. Debat
20
Bab 20. Lelah
21
Bab 21. Menjalankan rencana
22
Bab 22. Menjalankan rencana 2
23
Bab 23. Pelarian yang gagal
24
Bab 24. Ini kan kutu kupret
25
Bab 25. Tak percaya
26
Bab 26. Bagaimana
27
Bab 27. Bi Tolong Soya
28
Bab 28. Menang Telak
29
Bab 29. Enggak Mau Tuan
30
Bab 30. Tak percaya
31
Bab 31. Merepotkan
32
Bab 32. Siapa
33
21+ Bab 33. Saya Kekasih Danendra.
34
Bab 34. Rencana untuk Nella
35
21+ Bab 35. Pagi yang panas
36
Bab 36. Surat yang terselip
37
Bab 37. Harus mau
38
Bab 38. Nella
39
Bab 39. Nella 2
40
Bab 40. Nella 3
41
Bab 41. Hadiah untuk Rengga
42
Bab 42. Ayah setuju
43
Bab 43. Apa yang salah
44
Bab 44. Tuan besar
45
Bab 45. Cerita Tuan Guntur
46
Bab 46. Soya yang pasrah
47
Bab 47. Nella Menggila
48
Bab 48. Keresahan Nella
49
Bab 49. Danendra berubah
50
Bab 50. Kemarahan Danendra
51
Bab 51. Semua tak baik-baik saja
52
Bab 52. Belajarlah
53
Bab 53. Ada-ada saja
54
Bab 54. Danendra yang aneh
55
Bab 55. Ada sesuatu yang hilang
56
Bab 56. Mengikhlaskan
57
Bab 57. Semua harus terjadi
58
Bab 58. Menjebak Clara
59
Bab 59. Kejujuran Clara
60
Bab 60. Dilema
61
Bab 61. Bertemu
62
Bab 62. Ada apa ini
63
Bab 63. Tragedi
64
Bab 64. Lega
65
Bab 65. Keinginan yang aneh
66
Bab 66. Nella paham
67
Bab 67. Hukuman yang aneh
68
Bab 68. Tangis Soya
69
Bab 69. Meragu
70
Bab 70. Jangan pernah pergi lagi
71
Bab 71. Berbunga
72
Bab 72. Ini hadiah pernikahan untuk kamu Soya
73
Bab 73. 21+ Malam yang gerah
74
Bab 74. Kebahagiaan Danendra
75
Bab 75. Masa lalu cinta Danendra.
76
Bab 76. Kegilaan Cintya
77
Bab 77. Kalah
78
Bab 78. Bu Muji
79
Bab 79. Mengejutkan
80
Bab 80. Cerita Bu Muji
81
Bab 81. Tumbuh sehat dan kuat
82
Bab 82. Akhirnya semua berakhir
83
Bab 83. Rapuh
84
84. Bertemu
85
Bab 85. Tujuh Tahun Kemudian
86
Bab 86. Rencana
87
87. Cerita Zulhan
88
Bab 88. Cerita Sekar
89
Bab 89. Surat dari Danendra
90
Bab 90. Keinginan Bibi
91
Bab 91. Bertemu Kakek
92
Bab 92. Rencana untuk Soya.
93
Bab 93. Pertanyaan Diandra.
94
Bab 94. Maaf Diandra
95
Bab 95. Tak sengaja bertemu
96
Bab 96. Siapa Dia
97
Bab 97. Nyaman bersama Diandra
98
Bab 98. Wajah yang tak sama
99
Bab 99. Semua sudah terjadi
100
Bab 100. Rahasia mulai terbongkar
101
Bab 101. Mulai mendekat dan mencari tahu
102
Bab 102. Tekad Danendra
103
Bab 103. Kekesalan Soya
104
Bab 104. Keputusan Danendra
105
Bab 105. Menuju titik terang
106
Bab 106. Akhir sebuah keputusan
107
107. Akhirnya Kembali untuk bersama
108
Bab 108. Bersama hingga menua
109
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!