Menjadi pelindungmu

“Mysterious Guy”

Author by Natalie Ernison

Draco menunjukkan sisi lain dirinya, bisa dikatakan itu adalah wujud aslinya. Namun, Ve tidak terlalu mempedulikan perihal itu. Walaupun Ve cukup terkejut, namun itu tidak menjadikannya penasaran.

Hanya saja, apa yang telah Draco perbuat pada Ve sungguh hal yang sangat mengejutkan.

Pria yang memiliki kepribadian sangat cuek, secara tiba-tiba berbuat hal dewasa padanya. Sungguh pria yang sulit ditebak.

~ ~ ~

Semenjak kejadian malam itu, Ve menjadi lebih pendiam dan kurang fokus pada berbagai hal.

Ciuman panas dari Draco telah membuat Ve terbawa mimpi dan tak mampu melupakannya begitu saja.

***

”Perusahaan percetakan xx”

”Nona Vellin, apakah Nona sedang sibuk?” tanya Helbert yang berjalan menghampiri meja kerja milikn Ve.

”Ah, iya kak Helbert,” balas Ve dengan ekspresi terkejut.

”Mengapa kau begitu terkejut? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?” tukas Helbert, mendekati Ve yang terlihat kurang sehat.

Mendekati wajahnya pada Ve. ”Wajahmu sangat pucat. Setidaknya, gunakanlah lipcream pada bibirmu,” ujar Helbert dengan tersenyum tipis.

”Terima kasih kak Hel,” balas Ve sembari menghindari tatapan mata Helbert padanya.

Ve kembali bekerja seperti biasanya, namun bayang-bayang atas apa yang telah Draco perbuat padanya masih saja muncul.

”Shit! Apa yang kupikirkan dann harapkan dari semua itu,” Ve meruntuki dirinya sendiri. Ia sangat kesal atas apa yang kini muncul dipikirannya.

Drrttttt.....

Ponsel Ve yang terus bergetar sedari tadi. ”Siapa ini, mengapa aku tidak mengenal nomor ini?” ucap Ve, lalu meraih ponsel miliknya.

”Hallo!” ucap Ve.

”Sore ini, aku akan menjemputmu dari tempatmu bekerja.” Tukas seseorang dari balik panggilan suara Ve.

Ve masih terdiam, dan berusaha mengingat suara pria yang kini berbicara dengannya.

”Kau sudah mulai melupakan pria ini,” kekeh si pria dari balik panggilan tersebut.

”Tuan Draco.” Ucap Ve lantang, lalu kembali memelankan suaranya.

Yah, pria itu ialah Draco.

Keduanyapun mulai berbincang-bincang. Berkali-kali Ve terlihat kesal atas apa yang Draco perkatakan padanya.

Tiba saatnya jam pulang kantor. Ve sudah bersiap-siap untuk naik angkutan umum. Namun sebuah mobil sport mewah terhenti, tepat dihadapannya.

Secara perlahan, kaca mobil tersebut turun dan mulai memperlihatkan sosok yang ada di dalam sana.

Ve membulatkan kedua bola matanya saat melihat sosok yang ada di balik kaca mobil mewah itu.

”C'mon!” ujar si pria, yang ialah Draco.

Namun, Ve justru pergi begitu saja dan tetap pulang menggunakan angkutan umum.

”Wanita ini,” ucap Draco dengan semyuman penuh makna. Draco pun mengikuti bus yang kini Ve tempati.

***

Draco kini berada di samping bus yang Ve tumpangi. Tepatnya, di samping jendela bus tersebut. Draco menatap Ve, dan terus saja berada di samping bus tersebut.

Dalam waktu lima belas menit lebih, akhirnya Ve tiba di terminal pemberhentian. Dari terminal tersebut, Ve harus menempuh jarak dengam berjalan kaki hingga tiba di kediamannya.

Ternyata, Draco sedari tadi belum menyerah untuk terus mengikuti Ve.

”Vellin Brant!” panggilnya, lalu meraih paksa tangan milik Ve.

”Tuan Draco, jangan keterlaluan!” pekik Ve kesal.

”Ini sudah hampir malam Vellin. Aku hanya tidak ingin kau digangu mahkluk jahat!” Tukas Draco.

”Mahkluk jahat, tentu saja itu anda tuan Draco terhormat.”

”Kejahatanku, tentu saja bukan hal yang bisa dipertontonkan pada orang lain.”

”Ibuku akan sangat marah padaku, tuan. Tolong jangan buat hubungan anak dan ibu menjadi tidak karuan.”

”Seorang ibu yang baik, tentu saja dia tidak akan asal menuduh putrinya sendiri tanpa ada bukti.”

”Anda tidak perlu mencampuri urusan kami.” Tegas Ve, lalu mendorong tubuh Draco.

Ve berjalan setengah berlari menuju gang jalan menuju kediamannya. Namun...

Bugh...

Sesuatu yang cukup keras terjatuh tepat di hadapan Ve.

Hah hah hah... Deru napas Ve kian memburu. Sosok yang cukup aneh kini menatapnya.

Hargh...

Sosok tersebut mendekati Ve, dan kini jelas terlihat sosok tersebut menyerupai manusia namun berbentuk binatang.

”Tidak... Kumohon...” ucap Ve penuu ketakutan. Sosok tersebut kini membuatnya terhimpit ke sisi tembok tinggi juga suasana remang.

Sosok tersebut terlihat menyerupai harimau dan berubah menjadi wujud yang kian aneh. Dari mulutnya menetes air liur menjijikan, dengan lidah menjulur.

Ve kali ini sudah pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya. Ve mencoba menutup kedua matanya.

Argkk...

Erang mahkluk tersebut. Perlaham Ve membuka kembali kedua matanya, dan yang kini Draco sudah berdiri dihadapannya.

”Aku sangat takut, tuan,” isak Ve. Draco dengan sigap langsung mendekap tubuh gemetar Ve.

”Terima kasih tuan..” ucap Ve dengan nada lirih.

Draco membelai puncak kepala Ve. ”Selama aku hidup. Tak ada satupun yang boleh menyentuhmu,” tukas Draco.

***

”Kediaman keluarga Brant”

”Apakah kau sangat suka menantangku, hah!” bentak sang ibu Ve sembari menoyor kepala Ve.

”Bibi, tolong jaga sikap bibi. Vellin baru saja kembali bekerja, mengapa bibi sangat kasar!” Tukas Draco sembari menahan tangan ibu Ve.

”Kau hanya bocah yang sok tahu! Berhentilah mengguruiku, kau tidak tahu apa-apa!” Peringat ibu Ve.

”Ibu hentikan. Tuan Draco baru saja menolongku.”

”Diam!”

Plak...

Sebuah tamparan mendarat di wajah Ve.

”Bibi, jika bibi terus seperti ini, maka aku akan membawa Vellim bersamaku.” Peringat Draco.

”Lalu setelah kau bosan padanya, kau akan membuangnya begitu saja, bukan! Tsk, begitulah pria.”

Ve menyentuh wajahnya, lalu berlari ke dalam rumah kediaman keluarganya sembari menangis.

”Kau, pergilah!” Usir sang ibu.

Menutup kencang pintu utama. Lalu berjalan menuju kamar milik Ve.

”Vellin, buka pintu! Buka!” teriak ibu Ve dari balik pintu.

Ve membuka perlahan, dan tiba-tiba saja sang ibu mendorong keras pintu kamarnya.

”Kau anak sialan, tidak tahu diuntung!”

Plak... Bugh bugh...

Tamparan dan tendangan mengenai pinggul milik Ve.

”Ampun bu, ampun!” isak Ve. Ve hanya bisa menahan rasa sakit atas semua tindakan dari sang ibu.

Sang ibu Ve meraih sebuah sabuk dan melipat dua sabuk tersebut.

”Jangan bu, ampun...” isak Ve.

Splachhh splachhh...

Dua kali cambukan mengenai tubuh Ve hingga memar.

Argk....

”Ampun bu..” Ve terus memohon pada ibunya.

Bhuak...

Pintu terbentur keras. Rupanya, Draco mendobrak paksa pintu utama kediaman keluarga Brant.

”Apakah bibi sudah gila! Ini manusia, bukan binatang yang bisa bibi siksa sesuka hati!” Bentak Draco, lalu meraih tubuh lemah Ve.

”Lepaskan anak sialan itu! Dia hanyalah beban bagi keluarga ini. Dia pantas menderita, bukan aku!” Jerit histeris sang ibu Ve.

”Aku akan membawa Vellin bersamaku, dan jangan pernah mencarinya lagi.” Draco mengangkat tubuh lemah Ve menuju mobil sport miliknya.

”Kau, lepaskan anak sialan itu!” Ibu Ve terus mengejar dan berusaha untul membuka pintu mobil milik Draco.

”Apa yang terjadi di sini?” ujar seseorang yang baru saja tiba. Pria itu ialah ayah dari Ve.

”Tuan Brant, apakah di rumah ini sangat suka menyiksa Vellin hingga seperti ini? Vellin adalah wanitaku, tidak ada satupun yang boleh menyakitinya.” Peringat Draco, lalu meninggalkan kediaman keluarga Brant.

***

Terpopuler

Comments

Naya Asya

Naya Asya

ibuny ve stress tuh

2023-04-29

0

Alanna Th

Alanna Th

ibunya vellin stress gr" beban khdpn n kecewa sm swami, bnyk ibu" spt itu, bhkn smp anaknya tws 😫😵

2022-05-10

0

Fa Rel

Fa Rel

pantes suami selingkuh lah prilakumu buruk

2022-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!