“Mysterious Guy”
Author by Natalie Ernison
Velline ditugaskan sang pimpinannya, Mr. Anderson untuk berkunjung ke perusahaan Brandie Group. Namun, sesuatu yang tak pernah ia bayangkan justru terjadi. Ia dipermalukan dihadapan para anggota rapat. Bukan hanya itu, Velline pun dipecat secara tiba-tiba dari kantor tempat bekerja, tanda ada sebab yang pasti.
~ ~ ~
“Apakah kau sudah merasa lebih baik?” tanya Jaxon, yang kala itu membawa Ve pergi ke suatu taman bunga.
“Yah, mungkin aku harus lebih berusaha lagi kak,” ucap Ve dengan senyuman sendunya.
Jaxon tersenyum pada Ve, lalu menepuk bahu Ve. “Dulu, saat awal-awal ibuku meninggal, aku sering kemari. Diusiaku yang masih sangat kecil tentunya.”
Ve menatap wajah sendu Jaxon sambil menikmati sejuknya angin di senja hari itu.
“Untuk beberapa hari ini, beristirahatlah dengan tenang. Setelah itu, aku akan memperkerjakan kau di perusahaan lain.”
“Terima kasih kak Jaxon,” ucap Ve. Jaxon adalah saudara laki-lakinya yang sangat peduli pada Ve.
Namun, Jaxon sudah sekian lama berada di luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya hingga strata dua.
“Ingin makan bersama?” tawar Jaxon, lalu meraih tangan Ve, layaknya seorang adik.
Ve pun menyambut Jaxon dengan baik. Yah, Ve sangat menyayangi Jaxon, pria hebatnya.
***
Area pinggiran kota A
“Kakak, apakah kakak masih ingat! Dulu, ibu dan ayah sering membawa kita kemari.” Ucap Ve sembari menikmati makan malam bersama Jaxon. Namun, seketika Ve teringat jika ayahnya sudah jauh berbeda.
“Yah, dan menu-menu disini sungguh enak!” Tukas Jaxon yang dengan sengaja mengalihkan arah pembicaraan mereka.
Ve menyadari hal itu, dan tetap melanjutkan makan malamnya.
Tak hanya sekedar makan malam bersama, keduanya begitu asyik berbincang dan berbagi pengalaman. Jaxon seakan membuat Ve melupakan rasa sedihnya, walau hanya untuk beberapa saat saja.
“Setelah ini, kakak akan pulang kemana?”
“Aku akan pulang ke rumah nenek.”
“Ohh, bagaimana dengan kabar nenek di sana?”
“Nenek sangat baik, dan juga terkadang menanyakan dirimu.” Raut wajah Ve seketika itu berubah sendu, ia sadar dia bukanlah cucu kandung dari keluarga Brant.
“Hei, besok aku ingin mengajakmu menonton. Ada film yang sangat bagus, bagaimana?” jak Jaxon dengan antusiasnya.
“Baik, jika hal itu tidak mengganggu kakak.” Balas Ve dengan senyuman lembutnya.
“Baiklah, anak gadis sudah saatnya untuk pulang.” Ucap Jaxon, lalu mengajak Ve untuk kembali pulang.
***
Saat dalam perjalanan...
“Ve, temani aku untuk berbelanja, oke!” Jaxon menghentikan mobilnya di area parkir, lalu mengajak Ve untuk berbelanja bersama.
“Sejak kapan kakak suka berbelanja seperti seorang ibu,” kekeh Ve kala itu.
“Sejak aku berada di luar negeri.” Jawab Jaxon sembari tertawa membalas ucapan Ve.
Memilih berbagai jenis bahan pokok makanan, hingga memenuhi keranjang yang cukup besar.
“Jaxon!” Seru seorang wanita secara tiba-tiba, saat Ve akan kembali bersama Jaxon.
Jaxon seketika berbalik ke arah asal sang empunya suara.
“Olive,” ucap Jaxon yang kala itu melihat Olive bersama seorang pria.
“Jadi, ini yang kau maksud pergi melanjutkan pendidikan. Dan kau, wanita pelac*r tidak tahu diri!” Cela Olive sembari menunjuk ke arah Ve.
“Olive!” Bentak Draco, pria yang bersamanya, menemaninya berbelanja.
“Sayang, mengapa kau membentakku hanya karena wanita tidak tahu diri ini.” Rengek Olive manja.
“Cukup kau Olive, mulutmu sungguh sangat keterlaluan!” Tukas Ve kesal, kesabarannya seakan hampir habis menghadapi sikap Olive yang selalu mencelanya.
“Kau! Belum cukup kau menggangu pria orang lain!” Bentak Olive.
“Siapa yang mengganggu pria orang lain. Bukankah, senior Draco ada denganmu. Jangan pikir aku diam saja, jika kau terus menyebutku pelac*r!” Bentak Ve, dan mendorong tubuh lemah Olive hingga terjatuh.
“Velline, hentikan!” Bentak Draco spontan, karena saat itu keadaan Olive memang belum baik.
Ve menatap ke arah Draco dengan penuh rasa benci. “Jaga wanita anda dengan baik, jangan sembarangan bicara!” Peringat Ve dengan tatapan penuh kekesalan.
“Olive, Velline adalah adikku.” Tukas Jaxon, sembari meraih tangan Ve, lalu pergi bersamanya.
“Dasar pelac*r!” Umpat Olive, dan hampir saja membuat Ve berpaling ke arahnya.
Sepanjang perjalanan pulang, Ve hanya terdiam dan berusaha meredam emosinya kala itu.
***
“Olive adalah kekasihku, dan aku pergi meninggalkanya tanpa ada kabar lagi. Dulu, Draco adalah sahabatnya.” Ucap Jaxon, lalu melirik ke arah Ve.
“Velline, bagaimana kau bisa mengenal Olive, dan Olive sepertinya sangat tidak menyukaimu.”
“Lain kali, lebih baik kakak tidak perlu menjelaskan apa-apa. Karena, saat aku dihina pun kakak hanya fokus pada wanita ular itu. Jika kakak masih menyukainya, kejar saja.” Tukas Ve kesal.
“Velline, aku hanya bertanya! Mengapa kau begitu marah!” Ucap Jaxon heran.
Ve membanting pintu mobil dan bergegas keluar. Jaxon pun masih mengejarnya hingga tangga.
“Kediaman Velline”
“Velline tunggu!”
“Apa lagi kak Jaxon!” Pekik Ve.
“Bawa ini untukmu!” ucap Jaxon, sembari menyodorkan seluruh item barang yang mereka beli di super market.
“Apakah ini sumbangan untuk pakir miskin!”
“Velline adikku, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk mengabaikanmu.” Sesal Jaxon.
“Sudahlah kak, aku ingin beristirahat malam ini.”
“Biar aku bantu kau membawa ke dalam.” Tukas Jaxon dan membawa semua barang-barang ke dalam kamar pribadi milik Ve.
“Terima kasih untuk segalanya.” Ucap Ve, lalu menutup pintu kamar miliknya.
Membersihkan diri dan mulai menulis, dan menuangkan semua keresahan hatinya sepanjang hari ini. Karena terlalu fokus dengan apa yang ia lakukan bersama Jaxon, Ve baru sempat membuka segala pesan di ponselnya. Begitu banyak panggilan tak terjawab dari Helbert, juga Draco.
“Menyebalkan!” Gumam Ve, dan kembali merebahkan dirinya.
Keesokan harinya...
Ve hanya duduk termenung dan seperti biasanya ia mulai mencari pekerjaan. Sungguh sulit memang baginya, untuk mendapatkan pekerjaan yang baru lagi.
Sejak malam hingga hari itu, Ve terus mematikan ponsel miliknya dan tak ingin menerima panggilan maupun pesan dari siapapun.
Ve terfokus dengan foto dirinya saat bersama sang ibu. Meraih bingkai foto dirinya bersama sang ibu.
“Bu, jika aku bukan anak kandung ayah Brant. Lalu, siapa ayah kandungku sebenarnya...” ucap Ve, sembari menyentuh kaca bingkai foto yang kini berada di tangannya.
Huhh.. menghela napas perlahan, dan berbaring kembali di atas kasur miliknya.
>>>
Selama berhari-hari, Draco tak lagi menemuinya, dan Ve pun hanya fokus dengan pekerjaannya. Walaupun ia cukup merindukan kehadiran sosok Draco.
Drrttt... Nomor baru memanggil...
“Yah, selamat malam.”
“Malam ini, aku ingin mengajakmu ke sebuah pesta. Bersiap-siaplah, oke.”
“Kak Jaxon, hei! Hei!” Pekik Ve sebal.
“Selalu saja seperti itu! Yasudahlah...” Ve beranjak dari tempat tidurnya. Bersiap-siap untuk pergi bersama Jaxon.
Beberapa saat kemudian...
Ve sudah terlihat begitu anggun dengan dress miliknya, dan siap untuk pergi bersama Jaxon.
“Hai adik manis!” Seru Jaxon dari lantai dasar, menyambut Ve yang sedang menuruni anak-anak tangga.
“Wow, kau sangat cantik Velline!” Puji Jaxon, lalu merangkul Ve menuju mobil miliknya.
***
“Kak Jaxon, mengapa tidak bicara padaku, jika kita akan berkunjung kemari!” Ucap Ve girang saat Jaxon membawanya ke sebuah pesta bersama, tepatnya di pesisir pantai.
“Kau suka?” ucap Jaxon, sembari merangkul Ve.
Hm... Ve mengangguk mantap.
“Sangat suka kak Jaxon!” Seru Ve, dan ia terlihat sangat bahagia malam ini.
Setelah menikmati suasana sejuknya angin malam, keduanya duduk di jembatan yang dihiasi dengan pemandangan malam nan indah.
Namun, suatu ketika itu pula.
“Velline..—“ panggil Jaxon lirih, dan seketika tak bersuara lagi.
“Kak Jaxon! Kakak!” Jerit Ve.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Alanna Th
aq akan mncakar wjh" tampan mrk yg tlh mmbwtq drendahkn, biar cacat tak mnarik lg 😱😫😵💔💔
2022-05-10
0
Fa Rel
pergi aja velin yg jauh dripada menderita
2022-04-13
0
Musniwati Elikibasmahulette
olivia, kau tu yg pelac,,, r
kenapa dengan draco, jazon dan tuan muda andreson, ko tuga pria ini ga bisa apa Ap di hadapan olivia
2021-07-20
0