Teringat dirinya

“Mysterious Guy”

Author by Natalie Ernison

Saat kepulangan Velline dari perjalanan bersama Helbert, ia didatangi oleh seorang wanita yang mengaku sebagai tunangan dari Draco. Velline bahkan menerima perkataan yang tidak menyenangkan dari wanita tersebut. Velline sangat kesal atas tuduhan wanita tersebut, namun hanya mampu mengelus dada dan tetap memilih bersabar.

~ ~ ~

Terjadilah pertengkaran antara Ve dengan Draco, pada malam yang sama saat wanita tunangan dari Draco datang menemuinya.

Disuatu siang nan terik. Ve masih setia duduk di sisi jalan raya, seberang gedung tempat ia akan melamar pekerjaan. Menggenggam surat lamaran, dan penampilannya sudah tak serapi awal datang.

Kala itu, Ve sangat lapar dan juga haus. Namun, bertepatan dengan hari itu juga, Ve sudah hampir kehabisan simpanan uang. Sedangkan, uang yang akan menjadi pertahanannya, masih belum sampai ditangannya. Para costumernya masih belum membayar secara keseluruhan harga, dan itupun tidaklah banyak. Sekedar untuk mencukupi biaya sewa rumah, dan sedikit sisa untu bertahan hidup.

“Ha!” Sapa seorang wanita, yang sepertinya sama sedang menunggu panggilan interview.

“Hai,” balas Ve dengan tersenyum ramah. Wanita tersebutpun duduk di samping Ve.

“Apakah kau sedang menunggu panggilan interview, sama sepertiku?” tanya si wanita ramah.

Ve mengangguk sembari tersenyum. “Benar, aku sedang menunggu panggilan berikutnya. Namun, sudah hampir tiga jam lebih, belum ada panggilan.” Ucap Ve dengan wajah sendunya.

“Sepertinya, hari ini bukan hari keberuntungan kita. Bagaimana, jika kita berjalan ke area blok C!” Ucap si wanita tersebut. Ve pun mengangguk, dan keduanya mulai berjalan kaki, menyusuri area gedung pencakar langit tersebut.

***

“Hari ini sungguh sangat melelahkan, bukan! Kita ternyata senasib,” kekeh si wanita tersebut.

“Terkadang hidup memang butuh perjuangan keras, walau akhirnya tidak selalu berbuah manis.” Kekeh Ve lagi.

“Perkenalkan, aku Debie.”

“Aku Velline, kau bisa memanggilku Ve.” Balas Ve. Keduanya pun begitu asyik berbincang, lalu duduk kembali di area sisi jalan.

“Ve, aku sangat lapar. Lebih baik kita memesan makanan!” Ajak Debie kala itu.

“Ah, aku masih belum merasa lapar, Debie. Kau saja,” balas Ve, namun dari raut wajahnya tidak dapat berbohong, ia sedang kelaparan, dan hanya mampu menahannya.

“Baik, kau tunggu disini.” Ucap Debie lalu pergi dari hadapan Ve.

Setelah beberapa saat kemudian...

“Velline!” Seru Debie, sembari membawa dua kotak makanan dan dua gelas minuman ukuran besar.

“Makanlah Ve, selagi hangat.” Ucap Debie sembari memberikannya pada Ve.

“Debie, terima kasih banyak.” Ucap Ve, lalu dengan sangat lahap menyantap semua makanan juga mimuman pemberian dari Debie.

Debie sebenarnya, telah mengetahui keadaan Ve. Namun, Debie hanya berpura-pura tidak tahu, dan hanya bisa melakukan sedikit kebaikan bagi Ve. Walau hanya dengan memberikan makanan dan minuman yang harganya juga sangat murah kala itu.

“Ve, ini kontakku. Dilain waktu, aku ingin bertemu kembali denganmu, dan berbicara banyak.” Ucap Debie sembari menyodorkan kartu namanya, dan mereka pun berpisah ditempat itu.

Ve kini harus berjalan kaki untuk tiba di kediamannya. Beruntung, Ve tak lupa membawa sendal jepit miliknya, sehingga ia mampu menempuh perjalanan yang cukup jauh jaraknya. Karena, akan sangat melelahkan, jika Ve harus mengenakan wedges miliknya.

***

Setelah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, Ve pun tiba di kediamannya.

“Kediaman Velline”

Ve sangat kelelahan, setelah sepanjang hari menanti panggilan interview. Namun, semua berujung kekecewaan, dan membuat Ve harus pulang kembali.

“Hari ini sangat melelahkan,” keluh Ve, dan mulai berkutat dengan laptop miliknya. Ve kembali membaca kisah yang Helbert pernah berikan padanya.

Hanya butuh waktu beberapa jam saja, Ve pun menyelesaikan bacaan tersebut. Ve mulai mencoba untuk menulis sebuah kisah singkat, mungkin seperti sebuah cerpen. Namun, kali ini Ve harus menulis sesuatu yang dapat dijual.

Sepanjang malam, Ve benar-benar mulai belajar menulis sebuah cerita. Sejak sekolah hingga kuliah, Ve memang sangat gemar membaca, dan hal itu memudahkannya untuk memilih kosa kata yang tepat.

Sehingga, saat pagi hari Ve baru terlelap hingga siang hari.

Drrttt.... Nomor baru memanggil.

Ve meraih ponsel miliknya, dan menjawab panggilan tersebut.

“Selamat siang Nona Velline Brant. Mohon untuk segera datang ke kantor xx..—“

Seseorang meneleponnya, dan memberikan alamat yang akan menjadi tujuannya.

Setelah menerima panggilan tersebut, Ve sesegera mungkin membersihkan diri lalu berdandan dengan rapi. Ia mendapat panggilan kerja sebagai penulis naskah drama yang ditampilkan pada beberapa pertunjukkan.

***

Ve harus menaiki kendaraan umum, sehingga lebih hemat.

“Apakah ini alamat kantor itu?” ucap Ve, sembari memperhatikan alamat apada layar ponsel miliknya.

“Gedung AAX”

Ve melangkah dan mencoba untuk bertanya pada salah seorang security setempat.

Setelahnya, Ve mulai duduk di ruangan yang tersedia.

“Permisi Nona Velline Brant, Nona dipanggil untuk melakukan interview.” Ucap salah seorang pegawai. Ve pun mengikut arahan dari si pria dan tiba di depan sebuah ruangan utama.

“Silakan masuk, Nona Velline Brant.” Ucap salah seorang pria dewasa, Ve pun duduk untuk mengikuti segala jenis tes interview.

>>>

“Selamat, Nona diterima sebagai penulis naskah drama, dan juga akan memulai untuk membantu bagian desain cover majalah.” Ucap sang pimpinan tampan pada Ve.

“Baik, terima kasih banyak, Tuan Anderson.” Ucap Ve antusias, dan tidak menyangka akan menerima pekerjaan dengan tarif gaji yang cukup baik.

“Kau besok, bisa mulai bekerja. Jika dilihat dari pekerjaan lamamu, kau seorang pekerja di perusahaan penerbit!” Tukas Mr. Anderson dengan tersenyum miring.

“Yah Tuan, tapi aku mengundurkan diri karena sesuatu lain hal.”

“Baiklah Nona Velline, semoga harimu menyenangkan.”

“Baik tuan Anderson.”

Ve pun bergegas untuk mencari beberapa pakaian baru baginya. Tentunya, Ve hanya mampu membeli pakaian yang harganya sangat terjangkau, mengingat dirinya yang baru saja menerima pekerjaan.

***

Sudah hampir sebulan lebih, Draco tidak pernah lagi menemui Ve. Ve pun tidak tahu kemana perginya pria itu.

Terkadang, Ve teringat akan sosok Draco yang baik. Namun, ada juga rasa amarah, jika mengingat perlakuan sesuka hati dari Draco terhadap dirinya.

Bulan pertama bekerja sebagai penulis naskah, dan juga beberapa berita di majalah harian.

Drrtttt... Getar ponsel milik Ve, saat ia sedang menulis sebuah berita terbaru.

“Selamat siang, Nona Velline. Sore ini, mari pulang bersama. Aku akan menjemputmu.” Kak Helbert.

Ve tersenyum, tatkala membacakan pesan dari Helbert siang hari itu. Namun, hingga saat ini, Ve belum menemukan rasa terbarunya pada sosok Helbert. Justru Draco, si pria menyebalkan itulah yang kerap kali menghantui pikiran Ve.

***

“Bagaimana dengan pekerjaan barumu, bukankah sangat menyenangkan?” ucap Helbert yang sedang menyantap makan malam bersama Ve.

Hmm... Ve mengangguk dengan wajah cerianya. “Tentu saja kak, terima kasih atas segala bantuan kakak padaku.”

“Baiklah, sebagai gantinya, akhir pekan ini kau harus menemaniku ke pesta. Bagaimana!”

“Jika hanya pesta, mengapa kakak mengatakannya seakan hal itu sangat sulit.” Kekeh Ve kala itu, Helbert yang selalu membantunya dan membuatnya tersenyum kembali.

“Gadis manisku sudah semakin dewasa, semoga senyuman tulus ini akan tetap abadi.” Batin Helbert, tatkala memandangi senyuman ceria dari Ve.

Drrttt.... Getaran ponsel milik Ve.

Saat membuka pesan pada layar ponselnya, ekspresi wajah Ve berubah kaku seketika.

“Hei pelac*r! Sangat hebat ulahmu, sudah berani membuat tuan Draco menolakku, dan memilih untuk pergi bersamamu. Lebih baik kau bersiap diri untuk menerima pelajaran dariku!”

Ve seketika mematung, dan bingung akan pernyataan dari pesan tersebut, dan ia tahu itu adalah ulah wanita, tunangan dari Draco.

Lebih membingungkan lagi, Ve sudah cukup lama tidak saling bertemu dengan Draco. Lalu, bagaimana mungkin wanita itu bisa berkata hal yang seperti ini pada Ve.

****

Terpopuler

Comments

Musniwati Elikibasmahulette

Musniwati Elikibasmahulette

siapa si wanita itu ngaku tunangan draco, ternyata cuma mainan jalanan

2021-07-20

0

janet repi

janet repi

semangat thor..lanjut

2021-01-22

1

Setyowti Puji Rahayu

Setyowti Puji Rahayu

mantabbb

2020-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!