“Mysterious Guy”
Author by Natalie Ernison
Menjalani kehidupan baru yang sudah terlepas dari keluarga lamanya. Velline benar-benar harus berjuang untuk masa depannya sendiri, akankah semua berjalan dengan baik.
~ ~ ~
“Jika hanya ingin bicara padaku, mengapa tidak melalui telepon saja kak?” ucap Ve, ia sedang duduk berhadapan dengan Helbert, senior ditempatnya dulu bekerja.
“Aku rasa, ditempat ini akan lebih baik bagi kita untuk saling bertukar pikiran.” Balas Helbert, yang dengan sengaja mengajak Ve untuk pergi bersamanya.
“Lalu apa yang ingin kakak katakan padaku?” ucap Ve, sembari menyeruput coklat panas miliknya.
“Apa kau ingin bekerja kembali?”
Ve terdiam sejenak lalu berpikir. “Yah, tapi aku masih menunggu panggilan kerja kak.”
“Jika seperti itu, mengapa tidak mencoba kembali ke tempat lama!”
“Tidak kak, aku hanya ingin lebih banyak waktu untuk menikmati hidup.”
Helbert pun tertawa, saat Ve mengatakan hal itu padanya. “Kau sangat lucu Velline. Itu bukanlah penolakan yang tepat untukku.”
“Tapi, itulah kenyataannya.” Ucap Ve sembari mengembungkan kedua pipinya.
“Velline, bagaimana jika kau coba untuk menulis naskah drama!”
“Naskah drama!”
Helbert pun mengangguk mantap, dan menatap Ve dalam. “Benar Ve. Akhir-akhir ini, rekan kerjaku menginginkan seorang penulis naskah muda.”
“Tapi aku tidak berbakat dalam dunia literasi kak.”
“Tenang saja Ve, ini tidaklah berat. Bisa dikerjakan dimana saja. Bukankah kau lebih suka bekerja di rumah, bukan?”
Ve mulai memikirkan, apa yang telah Helbert katakan padanya.
“Ini, kau baca buku ini hingga selesai. Lalu mulai pelajari setiap tanda kepenulisannya. Setelah itu, kau boleh hubungi aku kembali.” Helbert menyodorkan sebuah bacaan elektronik pada Ve. Ia berharap, Ve dapat memikirkannya kembali.
“Aku akan pikirkan kembali, tapi bukankah ini kisah horor kak!” Ve mengernyitkan dahinya.
“Yah, aku hanya berpikir kau dapat melakukannya.” Helbert menatap Ve yakin.
“Baiklah kak Hel,” Ve mulai membaca setiap halaman buku yang kini sudah bisa dibaca melalui apllikasi ponselnya.
“Sebelum pulang, aku ingin mengajakmu menyantap makanan yang sangat lezat.” Ucap Helbert, lalu menarik tangan milik Ve.
“Kita akan kemana kak?” tanya dengan tersenyum, dan Helbert masih setia menggenggam tangan milik Ve kala itu.
>>>
Keduanya pun tiba ditempat kuliner area pertemuan mereka sore menjelang malam itu.
“Kak Helbert, aku akan mentraktir kakak jika uangku sudah mempuni,” ucap Ve dengan wajah memelas.
“Makanlah selagi hangat. Seorang pria sudah seharusnya membuat seorang gadis senang.” Tukas Helbert sembari mencubit hidung milik Ve.
Sedang asyik menikmati makan malam bersama, ada sesuatu yang sedang memperhatikan mereka. Ve menyadari hal itu, namun ia berusaha tetap acuh.
“Ada apa Ve, apakah perutmu terasa sakit?”
“Tidak kak, hanya melihat orang lewat saja.”
Ve berusaha menyantap makanannya dengan baik, namun ia tidak bisa memungkiri. Ada sesuatu hal yang sedang menatap mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh.
Setelah beberapa saat kemudian...
“Ve, ini sudah cukup malam. Aku akan mengantarkanmu pulang.” Ucap Helbert, lalu mengajak Ve untuk pulang bersamanya.
***
“Kediaman Velline”
“Ve, aku pergi, byee..” ucap Helbert, lalu pergi dengan mengendarai motor sport miliknya.
Ve pun melambaikan tangannya pada Helbert, saat keduanya akan segera terpisah.
“Hei kau!” Seru seseorang dengan suara yang sedikit serak. Ve pun menoleh ke belakang.
“Yah, ada apa Nona?” jawab Ve, saat berbalik, yang ia dapati adalah seorang wanita muda.
“Mulai saat ini, jangan pernah berhubungan dengan tuan Draco!” Tukas si wanita muda tersebut. Ve sangat terkejut dan juga bingung.
“Maaf Nona, apa maksud anda!” Tanya Ve sekali lagi untuk memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.
“Aku adalah tunangan dari Draco, jadi kuharap kau jaga jarak dengannya. Ini peringatan kerasa untukmu, aku sudah cukup bersabar padamu.” Peringat si wanita dengan tatapanmata yang tajam.
“Kami tidak memiliki hubungan apapun, jadi apa yang anda takutkan.” Balas Ve dingin.
“Kau bahkan tidak berkaca, seperti apa dirimu. Kau hanya anak yatim piatu, bukan! Kau, dibuang ayah tirimu..—“
“Baiklah, aku mengerti Nona. Sekarang, Nona boleh pergi, jika tidak ada lagi kepentingan.”
“Tentu saja aku tidak ada kepetingan denganmu. Aku bahkan sangat sibuk dengan orang sederajat denganku, tidak sepertimu.” Cela si wanita.
“Baiklah Nona.” Ucap Ve , lalu berjalan ke arah tangga menuju kamar kediamannya.
“Hei! Ingat posisimu!”
>>>
Ve merebahkan dirinya diatas kasur miliknya. Ia sangat kesal dengan semua ucapan dari wanita tadi.
“Sejak kapan aku mengganggu tuan Draco! Dasar wanita gila!” Gumam Ve, sembari mendekap guling miliknya.
Baru saja ia hendak menutup mata untuk terlelap, sesuatu yang berbulu kini mendekap dirinya.
“Siapa!” Pekik Ve, lalu menyingkirkan sesuatu yang berbulu itu.
“Diam, jangan bergerak. Atau, kau akan membangunkan sesuatu yang seharusnya tenang.” Ucap sosok tersebut, tentu saja Ve kenal dengan suara tersebut.
“Senior,” ucap Ve, dan berusaha tetap tenang. Sementara sebuah tangan penuh bulu kini berada di atas tubuhnya.
Saat Ve hendak berbalik badan, sepasang mata kuning keemasan menatapnya tajam.
“Senior, untuk apa kau datang lagi?”
“Aku merasa nyaman berada di dekatmu.” Balas Draco santai.
“Tapi tunanganmu, barus aja memarahiku!”
“Apa peduliku, biarkan saja wanita gila itu.”
“Apa maksudmu senior! Kau jangan seenaknya!” Tukas Ve, lalu terbangun dari tempat tidurnya.
“Bukankah aku sudah katakan, jangan beranjak!” Ucap Draco penuh penekanan.
Meraih tubuh Ve, hingga berada di bawah kuasanya.
“Senior, kau..—“ Ve terbungkam. Sorot mata Draco begitu menyala, dan dari gusinya tumbuh dua pasang taring tajam.
“Inilah wujud asliku, apa kau sekarang merasa takut padaku!” Ucap Draco dingin. Napasnya terengah, dan menyapu wajah milik Ve. Jarak wajah keduanya sangat dekat, dan tubuh ve terasa tak dapat digerakkan.
“Senior, lepaskan aku, kumohon,” ucap Ve lirih.
Namun, Draco justru mengecup bibir milik Ve, dan membuat bagian bibir bawah Ve terluka akibat terkena taring milik Draco.
Plak
Ve menampar wajah Draco, dan berusaha mendorong tubuh Draco dari atas tubuhnya.
“Diam!” Peringat Draco, Draco terlihat berbeda kali ini.
“Jangan... jangan, kumohon..” lirih Ve. Draco justru mencumbunya kasar, dan menyentuh area sensitif milik Ve.
“Jangan!” Ve memekik, lalu menendangi Draco hingga terjungkal.
“Kau sendiri sudah memiliki tunangan, lalu dengan seenaknya melecehkanku! Kau pikir, aku pelac*rmu!” Tukas Ve kesal, dan mulai menangis.
Draco kembali mendekatinya. “Lalu, kau bisa apa!” Ucap Draco seakan penuh dengan ancaman pada Ve, sembari mencengkram rahang milik Ve.
”Senior, kau sungguh bajing*n! Aku bukan wanita yang bisa kau mainkan!” Tukas Ve dengan nada lirih, dan meringuk di balik selimut miliknya.
Setelahnya, Draco pun beranjak, dan melompat keluar jendela milik Ve. Ve ditinggal seorang diri, dan hanya mampu menangis dalam diamnya. Ve terus menangis, ia sangat marah. Namun, ia tak mampu berbuat apapun. Karena, Draco selalu datang kapanpun dan dimanapun sesuka hatinya.
Diam-diam, Draco masih tetap berada di samping jendela kamar Ve. Ia merekat dengan dinding, dan tanpa tumpuan apapun.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Keyvania Eleanor
MUNGKIN VAMPIR YG BERBULU....AT YG BERBULU ITUU....YAA ITUUU TUUU YG LAIN,🤭
2022-01-01
0
Nur Zihane
vampire berbulu halus....eh
gimana 😁😁 msih loding otak ku
2021-09-26
0
Nek Mok
mungkin srigala... ya... vampir kn ga punya bulu..
2021-04-23
1