Semangat Pagi

Menyusuri jalan trotoar, Arini berjalan menuju pertigaan jalan untuk menunggu bus yang lewat disana. Membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke tempat kerjanya. Kadang ia pun menggunakan angkot bila bus yang lewat telah sesak penuh dengan penumpang. Namun itu akan lebih memakan waktu lebih lama, karena kadang angkutan kota atau angkot akan banyak memarkirkan mobilnya ditempat-tempat yang terlihat ramai seperti pasar, persimpangan jalan atau tempat-tempat ramai lainnya.

Dengan memakai sweater merah marun, rambut panjang yang dikucir kuda dengan polesan bedak tipis dan lipstik soft pink sudah memancarkan sosok Arini si gadis sederhana yang cantik dan anggun. Tidak kalah cantik bahkan mungkin terlihat cantik dengan wanita yang sekarang tidak jauh berdiri disampingnya.

Dengan dandanan yang lumayan mencolok, rambut berwarna blonde dibentuk spiral dibagian ujung, sepatu pantopel hitam berhak 5 cm, membawa tas selempang berwarna mustard, rok selutut dan blazer hitam yang menutupi kemeja yang senada dengan tas yang dibawanya...terlihat serasi. Sepertinya wanita itu seorang karyawan sebuah perusahaan, bisa jadi seorang sekretaris atau bisa juga seorang Reseptionist. Mungkin....

Sekilas Arini melihat wanita itu, Deg.....

Andai saja dulu aku tidak terlalu bodoh, mungkin aku bisa menamatkan kuliahku, aku bisa bekerja diperusahaan ternama seperti perempuan itu tidak seperti sekarang

Sakit....kenapa selalu sesak dadanya mengingat itu semua padahal 5 tahun telah berlalu. Arini mencoba menguatkan hatinya, mencoba mencegah air mata yang sudah mengenang di pelupuk matanya.

Semangat Arini...kamu pasti bisa, ada Nuno yang sekarang menjadi tanggung jawabmu...semangat...semangat....

Sebuah mobil sedan silver berhenti pas didepan wanita tadi berdiri, ternyata wanita itu sedang menunggunya, karena terlihat wanita itu langsung masuk dan duduk setelah memberikan senyuman manis kearah kaca mobil yang dibuka oleh pengendaranya. Pacar atau mungkin temannya dikantor, pikir Arini seraya mengedikan bahu dan melipat bibirnya kedalam, jiwa jomblonya kembali meronta...Ngenessss.

Tak lama bus datang, sepertinya masih ada kursi kosong, kalaupun tidak ada terpaksa harus berdiri daripada harus menunggu angkot yang jalannya seperti siput.

Sampai di sebuah Mall besar, Arini segera berlalu masuk dari arah belakang. Bukan sebagai pelayan toko ataupun pelayan Restoran. Arini bekerja sebagai Office Girl dari sebuah PT yang memberdayakan pekerjanya di Mall ini. Seperti ikatan bisnis antara PT dan pemilik Mall yang menggunakan jasa Office boy dan Office Girl yang tentunya menggunakan sistem kontrak kerja sama yang telah disepakati oleh kedua belah pihak agar sama-sama mendapatkan keuntungan.

PT yang menaungi Arini sekarang ini merupakan perusahaan yang bisa dibilang cukup besar. Karena sudah beberapa Mall dan perusahaan besar yang bekerja sama dengan PT Arini bekerja.

Setelah melakukan absen Finger Print, segera Arini masuk keruang ganti pakaian khusus wanita untuk menyimpan tas gendong dan sweater marunnya karena jam sudah menunjukan pukul 8 tepat. Terlihat seragam Office girl berwarna dark grey dengan tulisan nama dibagian dada sebelah kirinya. Dengan cepat Arini mempersiapkan diri dengan segala alat tempur yang tiada lain adalah peralatan kebersihan seperti lap kaca, sapu dan alat pengepel lantai...haaa....

"Aduh Rin...Aku kesiangan." dengan nafas ngos-ngosan Dewi setengah berlari menuju lokernya.

Arini mengeryitkan dahinya," Kok bisa...biasanya paling pagi. Kirain udah nemplok aja tadi di depan kaca."

Sambil membulatkan bola matanya Dewi berkata,"Cicak kali nemplok. Laki ku ban motornya bocor jadinya aku naik angkot."

"Haaa.....makanya cek dong tuh ban motor, jangan ngecekin kamu terus dikamar." Sambil mengangkat kedua alisnya tersenyum misterius.

"Apaan sih kamu, ngeledekin aku terus kesel deh." Dewi memanyunkan bibirnya.

Arini paling suka melihat Dewi kalau sudah seperti ini, gampang panikan dan kadang bertingkah sembrono. Seperti hiburan tersendiri melihat teman baiknya yang baru dia kenal 3 tahun lalu sejak pertama kali bekerja disini.

Dewi pengantin baru yang baru dua bulan menikah dengan kekasihnya yang bekerja sebagai pelayan di sebuah Restoran Jepang. Bisa dikatakan mereka pasangan CLBK. Sudah tiga kali putus nyambung semenjak dari sekolah SMA tapi akhirnya berlabuh dipelaminan juga, manisnya.

"Ya udah ayo, tar Pak Haryo keluar tanduknya loh."

Dewi melengos,"Priben toh Rin, nafas gue blom kelar ini."

Khas dengan logat jawanya yang sangat mendok. Lucu memang kalau sudah dengar Dewi dengan bahasa campur jawa plus bahasa gaulnya gitoh...

"Semangat...!!" Seru Arini sambil mengepalkan tangan keatas seperti para pejuang di zaman penjajahan yang siap tempur di medan perang.

"Ora ono dewek lungse banget dah." Dewi ngeloyor sambil membawa sapu dan kain pel yang sudah sedari tadi Arini bawakan untuknya. Arini pun tertawa cekikian melihat tingkat temannya itu.

**Lama sudah ku bersama

Menemani dirimu

Berbagi Cinta dan berbagi rasa

Semakin kita melangkah

Semakin kita dalam

Semakin terlihat jauh berbeda

Tapi ku tak sangka secepat ini

Harus berakhir kisah cinta kita....

Ku akan selalu mencintai mu

Walau kita tak mungkin bersama

Meski berat melepasmu

Tapi kamu akan slalu

Dihatiku slamanya...

Hooo...hooo...hooo**...

Terdengar nyanyian Krisdayanti Diva pop Indonesia yang kualitas suaranya tak diragukan lagi "Kamu dihatiku selamanya" yang menggema dalam gedung Mall setelah beberapa jam lalu telah dibuka.

Waktu seolah berputar kembali kemasa lalu...

Datang seorang lelaki paruh baya, dengan setelan jas dan kaca mata hitamnya. Berjalan dengan penuh wibawa dan berkharisma ditemani seorang laki-laki yang terlihat sebaya dengannya berjalan mendampingi dibelakangnya. Membantu menggeserkan kursi untuk diduduki pria paruh baya itu. Arini menghampiri dan mempersilahkan pelanggannya untuk memilih makanan yang sudah ada didaftar menu.

Sudah tidak asing buat Arini melihat pelanggan yang bermacam-macam gaya dan tampilan karena pengunjung yang datang ke kafe itu rata-rata orang yang berduit dan berkantong tebal mulai dari kalangan artis, pejabat, pengusaha bahkan anak-anak konglomerat yang cuma nongkrong cekakak cekikik ngobrol ngalor ngidul nggak jelas untuk sekedar minum kopi menghabiskan uang jatah dari orang tuanya. Bisa dibilang kafe itu tidak pernah sepi pengunjung, apalagi dihari weekend, kadang Arini harus lembur sampai jam 12 malam.

Suasana kafe terasa nyaman untuk melepas penat setelah seharian bekerja atau hanya sekedar menikmati segelas minuman dingin bersama kekasih tercinta atau mungkin berkumpul bersama teman-teman genk, bahkan kumpul-kumpul arisan ibu-ibu dari kalangan sosialita. Karena di kafe itu disediakan ruang privat VVIP yang diperuntukan bagi pengunjung yang tidak ingin diganggu privasinya.

Ruangan yang didesain gaya klasik eropa, membuat pengunjung betah berlama-lama disana. Dibagian tengah terdapat kolam air mancur yang bagian luarnya dikelilingi taman mini dengan dihiasi bunga dan daun-daun hijau yang tampak segar dipandang mata. Di sudut kiri terdapat mini bar khusus tempat menyimpan segala jenis wine dengan berbagai merek dan tentunya dengan harga selangit yang membuat isi dompet ketar-ketir. Dipojok kanan sebuah panggung kecil dimana seorang pianis wanita memainkan piano dengan jari-jari lentiknya dengan sangat terampil, Perfekto....

"Silahkan tuan..." Arini membungkukan badan dan tersenyum ramah menyodorkan daftar menu kehadapan pria paruh baya tadi. Membuka kaca mata hitamnya dan menatap Arini dengan sorotan tajam seakan mengintimidasinya. Arini berdiri gugup bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan pelayanan yang dia berikan.

"Kamu yang namanya Arini?" tanyanya lantang.

"Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?" tetap bersikap tenang walau hatinya berkecamuk tak karuan.

"Jauhi anak saya."

"Maksud Tuan?" Tanyanya tak mengerti.

"Jauhi Aditya, jangan ganggu kehidupannya. Dia akan segera bertunangan dengan orang yang sepadan dengannya." Menyandarkan punggung dikursi tanpa melepas pandangannya sedikitpun dari Arini.

"Tapi Tuan..." Belum selesai Arini bicara pria itu sudah kembali berbicara.

"Itupun kalau kau masih ingin tetap melanjutkan kuliah mu dan hidup dengan tenang, ingat itu." Berkata penuh penekanan seakan sudah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.

Pria itu segera beranjak dari duduknya tidak berniat untuk mendengar jawaban apapun dari Arini. Baru beberapa langkah, dia kembali berbalik dan berkata,"Camkan kata-kata saya tadi, saya tidak pernah main-main." Memakai kacamata hitamnya kembali dan berlalu pergi.

Bagaikan petir disiang bolong, Arini masih terdiam terpaku dengan tatapan kosong seolah mimpi buruk yang baru saja datang dalam tidur panjangnya. Arini meremas baju dibagian dada, berharap bisa mengurangi sakit dihatinya, tapi itu sungguh mustahil didapatkan. Karena ini bukanlah sakit karena benturan ataupun terjatuh dari ketinggian yang hanya dengan meminun obat sakitnya akan seketika hilang.

"Rin...." Masih tak bergeming,"Rin..." Dewi mengibas-ngibaskan tangan didepan Arini.

"Ariniiiii...." Teriak Dewi kesal. Seketika Arini tersadar dari lamunan panjangnya.

"Kamu kenopo toh, siang-siang ngelamun. Kesambet kolong wewe Mall ngibrit loh.." Seloroh Dewi sambil membulatkan matanya yang nyaris keluar.

"Hush...apaan sih. Jangan ngomong ngaco deh, sompral banget."

" Aku udah cape cerita ngalor ngidul kulon wetan ampe nih mulut berbusa malah dianggurin."

"Iya maaf-maaf." Memeluk sahabatnya yang masih mendumel kesal.

Terpopuler

Comments

Nofi Kahza

Nofi Kahza

oalah..ternyata aditya itu anak komlomerat..la mungkin krn gk da restu ortu makanya aditya gk tanggung jawab?

2021-04-01

0

Ig : @wulaaannn._07

Ig : @wulaaannn._07

Mampir kak 🏃

2021-02-04

0

Riyanti Rafa

Riyanti Rafa

arini lg ngelamun..ingat masa lalu nya..heeemm...bagus jg cerita nya

2020-12-09

2

lihat semua
Episodes
1 First Kiss
2 Nuno
3 Semangat Pagi
4 Wiriaatmaja
5 Asisten Kepercayaan
6 Come Back
7 Koran Pagi
8 Cerita Masa Lalu
9 Bus Kota
10 Pandangan Pertama
11 Pandangan Kedua
12 Nyanyian Penggugah Jiwa
13 Surat Merah Jambu
14 Perjanjian
15 Tempat Baru
16 Saksi Bisu
17 Mata Kelabu
18 Ternyata Dia...
19 Wanita Bermasker
20 Gea
21 Cerita Gea
22 Bantuan David
23 Pinang Dibelah Dua
24 Pertemuan
25 Kenalan
26 Gaun Pesta
27 Malam Di Pesta
28 Malam di Pesta 2
29 Malam Bersama
30 Terlena
31 Keinginan
32 Penyatuan Cinta
33 Salah Paham
34 Patah Hati
35 Tak Diduga
36 Dipecat
37 Putus Asa
38 Jakarta I'm Coming
39 Bertemu David
40 Pesta Anniversary
41 Rumah Radit
42 Begitu Dekat
43 Bucin
44 Rumah Sakit
45 Mak Comblang
46 Kembalinya Ancaman
47 Marahnya Mak Comblang
48 Tamparan Keras
49 Mencari
50 Sebait Doa
51 Aku Mencintaimu....
52 Mabuk
53 James
54 Teman Lama
55 Sweetheart
56 Amarah
57 Permohonan
58 Terbuka
59 Menangis Bersama
60 Salam Perpisahan
61 Jujur Apa Adanya
62 Dendam Masa Lalu
63 Di Bandara
64 Calon....???
65 Pelukan Sayang
66 Pengumuman...
67 Restu Ibu
68 Perjuangan Aditya
69 Sebuah Trik
70 Karena Nama Erika
71 Bad Mood
72 Kesal
73 Kejutan
74 Dua hati Yang Terluka
75 Hadiah Yang Sama
76 Cemburu???
77 Ada Saja Gangguan
78 David VS Erika
79 Wanita Halalku
80 Ayah
81 Visual Cinta Yang Hilang
82 Diantara Dua Pilihan
83 Merelakannya
84 Ajari Aku Untuk Mencintaimu
85 Terciduk
86 Vitamin Pompa
87 Pengakuan Cinta
88 SKSD
89 Hari Pertama Di Puncak
90 Lamaran Di Puncak
91 Obat Perangsang
92 Malu Setengah Mati
93 Skak Mat
94 Fitting
95 Wali Nikah
96 Akad Nikah
97 Pengakuan Kesalahan
98 Dug Dig Dag
99 Resepsi
100 Resepsi 2
101 Penyesalan Nuno
102 Malam Pertama
103 Hanya Kissing
104 Wanita Malam
105 Kamar Pribadi Radit
106 Tentang Adila
107 Kiss Mark
108 Bulan Madu Bersama
109 Bora-Bora Surganya Bulan Madu
110 Bora-bora Surganya Bulan Madu 2
111 Bora-bora Surganya Bulan Madu 3
112 Malam Terakhir di Bora-bora (Ending)
113 Author Menyapa
114 Kegiatan Pagi (BonChapt)
115 Cemburu buta (BonChapt)
116 Perubahan Sikap Radit (BonChapt)
117 Muntah ( BonChapt)
118 Ketahuan (BonChapt)
119 Undangan Makan Malam (Bonchapt)
120 Mail dan Memey (BonChapt)
121 Makan Malam Penuh Drama (BonChapt)
122 Garis Dua (BonChapt)
123 Tak Sengaja Bertemu (BonChapt)
124 Dua Wanita (BonChapt)
125 Kesal Tak Beralasan (BonChapt)
126 Masa Lalu Jadi Belenggu (BonChapt)
127 Dua Lajang (BonChapt)
128 Maafkan Aku (BonsChapt)
129 Teman Baru (BonChapt)
130 Perempuan Itu (BonChapt)
131 Sebuah Pertanda (BonChapt)
132 IGD (BonChapt)
133 Ia Masih Ada (BonChapt)
134 Perang Dingin (BonChapt)
135 Perdebatan (BonChapt)
136 Dua Bulan??? (BonChapt)
137 Dia.... (BonChapt)
138 Lembah Surga (BonChapt)
139 Baju Operasi (BonChapt)
140 Promo
141 Serba Dua (BonChapt)
142 USG Empat Dimensi (BonChapt)
143 Duo Galau (BonChapt)
144 Kritis (BonChapt)
145 Pelaku Utama (Bonchapt)
146 Bangun Sayang....! (BonChapt)
147 Kami Tanpamu (BonChapt)
148 Hilang dan kembali (BonChapt)
149 Mahkota Hati (BonChapt)
150 Dua Dewi (BonChapt)
151 Sampai Akhir (BonChapt)
152 Author Menyapa
Episodes

Updated 152 Episodes

1
First Kiss
2
Nuno
3
Semangat Pagi
4
Wiriaatmaja
5
Asisten Kepercayaan
6
Come Back
7
Koran Pagi
8
Cerita Masa Lalu
9
Bus Kota
10
Pandangan Pertama
11
Pandangan Kedua
12
Nyanyian Penggugah Jiwa
13
Surat Merah Jambu
14
Perjanjian
15
Tempat Baru
16
Saksi Bisu
17
Mata Kelabu
18
Ternyata Dia...
19
Wanita Bermasker
20
Gea
21
Cerita Gea
22
Bantuan David
23
Pinang Dibelah Dua
24
Pertemuan
25
Kenalan
26
Gaun Pesta
27
Malam Di Pesta
28
Malam di Pesta 2
29
Malam Bersama
30
Terlena
31
Keinginan
32
Penyatuan Cinta
33
Salah Paham
34
Patah Hati
35
Tak Diduga
36
Dipecat
37
Putus Asa
38
Jakarta I'm Coming
39
Bertemu David
40
Pesta Anniversary
41
Rumah Radit
42
Begitu Dekat
43
Bucin
44
Rumah Sakit
45
Mak Comblang
46
Kembalinya Ancaman
47
Marahnya Mak Comblang
48
Tamparan Keras
49
Mencari
50
Sebait Doa
51
Aku Mencintaimu....
52
Mabuk
53
James
54
Teman Lama
55
Sweetheart
56
Amarah
57
Permohonan
58
Terbuka
59
Menangis Bersama
60
Salam Perpisahan
61
Jujur Apa Adanya
62
Dendam Masa Lalu
63
Di Bandara
64
Calon....???
65
Pelukan Sayang
66
Pengumuman...
67
Restu Ibu
68
Perjuangan Aditya
69
Sebuah Trik
70
Karena Nama Erika
71
Bad Mood
72
Kesal
73
Kejutan
74
Dua hati Yang Terluka
75
Hadiah Yang Sama
76
Cemburu???
77
Ada Saja Gangguan
78
David VS Erika
79
Wanita Halalku
80
Ayah
81
Visual Cinta Yang Hilang
82
Diantara Dua Pilihan
83
Merelakannya
84
Ajari Aku Untuk Mencintaimu
85
Terciduk
86
Vitamin Pompa
87
Pengakuan Cinta
88
SKSD
89
Hari Pertama Di Puncak
90
Lamaran Di Puncak
91
Obat Perangsang
92
Malu Setengah Mati
93
Skak Mat
94
Fitting
95
Wali Nikah
96
Akad Nikah
97
Pengakuan Kesalahan
98
Dug Dig Dag
99
Resepsi
100
Resepsi 2
101
Penyesalan Nuno
102
Malam Pertama
103
Hanya Kissing
104
Wanita Malam
105
Kamar Pribadi Radit
106
Tentang Adila
107
Kiss Mark
108
Bulan Madu Bersama
109
Bora-Bora Surganya Bulan Madu
110
Bora-bora Surganya Bulan Madu 2
111
Bora-bora Surganya Bulan Madu 3
112
Malam Terakhir di Bora-bora (Ending)
113
Author Menyapa
114
Kegiatan Pagi (BonChapt)
115
Cemburu buta (BonChapt)
116
Perubahan Sikap Radit (BonChapt)
117
Muntah ( BonChapt)
118
Ketahuan (BonChapt)
119
Undangan Makan Malam (Bonchapt)
120
Mail dan Memey (BonChapt)
121
Makan Malam Penuh Drama (BonChapt)
122
Garis Dua (BonChapt)
123
Tak Sengaja Bertemu (BonChapt)
124
Dua Wanita (BonChapt)
125
Kesal Tak Beralasan (BonChapt)
126
Masa Lalu Jadi Belenggu (BonChapt)
127
Dua Lajang (BonChapt)
128
Maafkan Aku (BonsChapt)
129
Teman Baru (BonChapt)
130
Perempuan Itu (BonChapt)
131
Sebuah Pertanda (BonChapt)
132
IGD (BonChapt)
133
Ia Masih Ada (BonChapt)
134
Perang Dingin (BonChapt)
135
Perdebatan (BonChapt)
136
Dua Bulan??? (BonChapt)
137
Dia.... (BonChapt)
138
Lembah Surga (BonChapt)
139
Baju Operasi (BonChapt)
140
Promo
141
Serba Dua (BonChapt)
142
USG Empat Dimensi (BonChapt)
143
Duo Galau (BonChapt)
144
Kritis (BonChapt)
145
Pelaku Utama (Bonchapt)
146
Bangun Sayang....! (BonChapt)
147
Kami Tanpamu (BonChapt)
148
Hilang dan kembali (BonChapt)
149
Mahkota Hati (BonChapt)
150
Dua Dewi (BonChapt)
151
Sampai Akhir (BonChapt)
152
Author Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!