"Tante maaf, Nay khilaf Tante! Omongan Nay yang tadi itu_"
"Iya Tante mengerti kok, untuk itu orang tua kamu harus tau, agar kalian segera di nikahkan." Sekali lagi Devi kembali memotong ucapan gadis itu, saat Nay ingin menjelaskan kesalahpahaman ini.
Nayna mengeleng kepalanya! Dengan mata yang berkaca-kaca, dia ingin menangis menyesali kebodohannya saat ini. Sungguh dia tidak menyangka keisengannya akan berakhir seperti ini.
Nayna sangat menyesali semuanya bagaimana kalau mamanya tahu, dia berpura-pura hamil astaga. Memikirkan semua membuat dia takut, selain itu dia belum ingin menikah, Nayna masih ingin mengejar karir, minimal dia sukses seperti kakak-kakaknya yang sukses sebelum menikah.
"Pak_" Nay berbalik ingin meminta tolong kepada dosen gantengnya! Tapi pria itu justru menatap dingin Nayna. Membuat gadis itu mengurungkan niatnya.
"Masuklah!" Pinta Devi ketika mereka sudah berada di parkiran, tepat disamping mobil Alphard berwarna hitam milik Nanda.
Pria itu selalu mengunakan mobil itu saat pergi dengan mama atau adik perempuannya saja.
"Tante aku nggak_" untuk kesekian kalinya dia mencoba untuk menjelaskan semuanya tapi sialnya, wanita paruh baya itu seakan tidak mengizinkan dia melakukan hal itu.
"Kamu nggak perlu takut, percayakan semuanya sama Tante! Tante melakukan ini untuk kebaikan kalian." Ucap wanita paruh baya itu lembut.
Sementara Nayna sudah ingin berteriak! Kalau dia itu tidak hamil. " Mom_"
"Diam kamu, jangan ikut campur! Apa kamu tidak berpikir sebelum melakukan semua ini, haah. Kamu itu punya adik perempuan." Bantak Devi, andai Nanda tidak mengenal seperti apa watak sang mama dia pasti percaya jika wanita yang telah melahirkannya itu sedang benar-benar marah kepadanya.
Lihat saja gadis malang itu sampai pucat dan keringat dingin begitu, mendengar bentakan mommy-nya. Walaupun Nanda marah kepada gadis itu tapi dia juga kasih saat melihat raut penyesalan yang ditunjukkan gadis itu, belum ia terus memohon.
" Tante maaf." Lirih Nayna, diikuti air mata yang mulai menetes membasahi kedua pipinya.
"Kamu tidak perlu minta maaf, ini bukan kamu yang salah, semua ini sepenuhnya salah anak tante. Udah jangan nangis Tante janji orang tua kamu tidak akan marah sama kamu." Bujuk Devi sembari memeluk gadis malang itu.
Nayna yang putus asa pun terpaksa menuruti keinginan wanita paruh bayah itu dia berharap semoga ada, keajaiban yang membuat dia terlepas dari masalah yang dia buat.
Sementara beberapa langkah dari tempat mereka berdiri saat ini, Risa menatap iba kepada sahabatnya itu tanpa bisa melakukan apa-apa. Wanita itu hanya bisa mengikuti mereka dari belakang sembari membawa tas dan ponsel Nayna, yang dia tinggalkan tadi.
\=\=\=\=\=\=\=\=
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya mobil Alphard itu sampai di depan gerbang rumah orang tua Nayna dan disana sudah ada dua mobil yang lain, yang terparkir di depan gerbang rumah itu, membuat Nayna bingung tapi ia memilih diam saja.
Supir menekan klakson mobil itu beberapa kali dan keluar lah security yang berjaga.
"Pak buka pintunya." Pinta Nayna kepada security itu setelah menurunkan kaca mobil itu.
"Baik non."
Tak lama setelahnya pintu gerbang itupun terbuka. Melihat kemegahan rumah gadis itu, kedua sudut bibir Devi, melengkung membentuk sebuah senyuman penuh arti.
Dia yakin Gadis yang telah menyerahkan diri sebagai menantunya ini berasal dari keluarga baik-baik dan tugasnya kini hanya memuluskan jalan yang sudah di buka oleh gadis malang itu.
Toh Devi yakin Putranya tidak akan mungkin menyakiti gadis ini. " Tante_" panggil Nayna saat mobil mereka berhenti tepat didepan rumah mereka.
"Shhtttt,, Kamu tenang ya! Tante yakin semua akan baik-baik saja! Percaya ya sama Tante. " Devi mengusap punggung tangan Nayna dengan lembut untuk meyakinkannya. " Kita turun yuk." Mereka pun segera keluar dari mobil itu dan mobil yang tadi terparkir di depan gerbang rumah mereka, kini sudah terparkir dibelakang mobil mereka. Seorang wanita yang seumuran dengan dosennya itu keluar di ikuti lelaki paruh bayah yang Nayna tidak tahu siapa, sedangkan mobil yang satunya lagi, keluar pria dan wanita paruh bayah. Mungkin seumuran Mommy-nya dosen itu, entahlah Nayna sudah tidak memperdulikan itu semua.
"Apa ini rumah gadis itu mom." Tanya wanita yang seumuran dengan sang dosen.
" Iya sayang! Dan dia ini adalah gadis itu, calon kakak ipar kamu." Jawab wanita paruh bayah itu sembari memegang kedua pundak Nayna.
"Mom_" protes Nanda.
"Nanda mau berapa kali mommy bilang kamu diam, penjelasan kamu tidak di butuhkan disini." Tegas Devi membuat Nanda memijit pangkal hidungnya.
Dia sudah benar-benar pusing! Nanda bisa saja mengakhiri semua ini dan menjelaskan semuanya atau mempermalukan gadis itu, tapi entah kenapa, sesuatu disudut hatinya menolak hal itu. Ia yang selalu punya cara terlepas dari Mommy-nya. Kini seakan kehabisan cara dan menurut-nurut saja.
Sungguh sangat aneh, tapi itulah yang dia rasakan saat ini. " Terserah mommy." Ucap Nanda menyerah.
"Gitu dong! Baru anak mommy." Ucap Devi senang. " Sayang kenalin ini ayahnya Nanda, Ayah Aksel, Itu Sevi adiknya, Umeng, Yasmin, Reza. Paman dan bibi Nanda." Ucap wanita paruh bayah itu kepada Nayna sembari menunjuk anggota keluarganya.
Tadi saat di jalan ia memang sudah mengirim pesan kepada putrinya itu untuk membawa mereka semua kesini, karena mereka akan langsung melamar gadis itu.
Mereka satu-persatu maju untuk memeluk Nayna, dimulai dari Umeng terlebih dulu. " Hai sayang, kamu cantik sekali siapa nama kamu?"
" Nay_na Tante." Ucap Nayna gugup.
"Hai kakak ipar, senang bertemu denganmu." Ucap Sevi. Nayna hanya mengangguk kepalanya sebagai respon dan tersenyum paksa.
"Sudah acara kenalnya bisa nanti, sebaiknya kita langsung masuk, nggak baik berdiri di depan rumah orang kaya gini." Ucap Aksel mengingatkan mereka.
Sementara didalam rumah megah itu, seorang pelayan langsung menghampiri tuan dan nyonya mereka saat melihat tiga mobil itu berhenti di depan rumah majikannya.
"Permisi nyonya, tuan! sepertinya ada tamu di depan." Ucap pelayan itu memberi tahu.
" Tamu? " Tanya Luna menatap pelayannya kemudian menatap kepada suaminya. " Sayang kamu ada janji?" Tanya Luna lagi, kali ini kepada suaminya untuk memastikan, siapa tahu mereka tamu suaminya.
" Nggak kok."
"Terus siapa?" Tanya Luna lagi dan Reval pun hanya menaikkan kedua bahunya tidak tahu.
" Ya udah, kita lihat aja ke depan." Putus Luna, mereka pun segera beranjak dari tempat duduk masing-masing lalu melangkah menuju teras rumah mereka. Akan tetapi begitu mereka tiba di ruang tamu.
"Assalamualaikum." Tamu yang tidak diundang itu, sudah berdiri didepan pintu sembari memberi salam, kepada pasangan Luna dan Reval.
"Waalaikumsalam." Jawab Luna dan Reval kompak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Raffa Iskandar
wah momy devi ga mau buang kesempatan emas dapet mantu nih langsung lamar
2023-01-17
0
Anisa Wahdaniah
😍😍😍😍😍😍😍😍
2023-01-04
0
nyaks 💜
🤣🤣🤣
2023-01-03
0