Bersamamu Dipenghujung Senja
Ceklek.
Pintu kamar itu terbuka dan masuklah seorang wanita paruh bayah untuk membangunkan penghuni kamar itu, sayangnya wanita paruh bayah itu sedikit terlambat karena sang penghuni kamar sudah lebih dulu bangun ia bahkan sudah mandi terlihat dari bathrobe yang menempel di tubuhnya berserta handuk kecil yang melilit kepalanya.
"Ada apa mah?" Tanya sang penghuni kamar kepada wanita paruh bayah itu, yang tidak lain adalah mamanya.
"Mama pikir kamu belum bangun, makanya itu mama kesini untuk membangunkan kamu." Jawab wanita paruh bayah itu, lalu menghampiri anaknya, memeluk serta mencium keningnya.
Sebuah kebiasaan baru setelah putra-putrinya yang lain menikah dan memilih tinggal di rumah mereka sendiri.
Wanita itu selalu memanjakan putri bungsunya itu, karena hanya dia yang menemani mereka. Walaupun wanita itu sudah memiliki cucu tapi cucunya itu hanya sesekali datang bersama orang tua mereka.
"Nayna udah besar mah! Nayna bisa bangun sendiri tanpa perlu di bangunkan dan tolong mah, jangan perlakukan Nay seperti anak kecil." Sungutnya tidak suka.
Sementara wanita paruh baya itu hanya terkekeh. " Mau sampai kapanpun kamu tetap anak kecil di mata mama sayang." Ucap wanita itu sembari mengusap kepala putrinya.
Ya Gadis itu adalah Nayna Azzara Sanjaya, Anak bungsunya Luna dan Reval. Gadis itu kini telah berusia 24 tahun, ia sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan S2-nya sembari kerja di hotel milik kakak iparnya.
"Mama iihh, ketimbang mama ganggu Nay, kaya gini mending mama culik salah satu cucu mama bawah kesini buat temani mama." Usulnya karena ia sudah lelah diperlakukan seperti anak kecil, oleh mamanya itu.
Kalau sekali dua kali nggak papa, ini hampir setiap dia ada di rumah mamanya selalu datang ke kamarnya dan memperlakukan dia seperti anak kecil.
"Seperti usulan yang bagus, menurut kamu rumah Siapa yang harus mama datangi, Hani, Ela atau Lita." Tanya wanita itu meminta saran.
"Kenapa tidak rumah Lisa aja mah."
"Dasar anak kurang ngajar mau mama keluarkan dari kartu keluarga haah, ngerusak mood mama aja kamu itu." Keselnya dan langsung keluar dari kamar putrinya itu, meninggalkan Nayna yang tertawa.
Drrrrr drrrrtt
Saat tengah asyik tertawa, terdengar dering panjang disertai getaran dari ponselnya yang berada di atas nakas.
Gadis itu segera meraih ponselnya untuk menjawab panggilan itu. " Halo, Kantor polisi disini ada yang bisa saya bantu." Ujarnya sedikit bergurau.
"Ya tolong bungkus jodohku, jangan lupa dikaretin tiga." Sahut seseorang orang dari seberang sana.
"Diih, dikira aku pemilik jodoh apa!" Ucap Nayna.
"Kali aja, kamu ketemu jodoh aku dijalan." Sahut orang itu lagi. Membuat gadis itu berdecak sebal." Oh iya kamu dimana! Kamu harus ke kampus sekarang karena lima belas menit lagi, ada mata kuliah dari dosen ganteng." Lanjutnya dengan heboh.
"Seganteng apa emang! Sampai buaya betina ini terkagum-kagum dan selalu memujanya." Tanya Nayna tidak habis pikir.
" Udah banyak ngomong kamu! Mending kamu cepat kesini dan lihat aja sendiri, Ingat kamu dilarang naksir dia gebetan aku." Wanita itu tidak sadar kalau dialah yang banyak bicara sejak tadi. " Ingat nggak boleh terlambat." Pesannya, sebelum mengakhiri panggilan itu.
Begitu panggilan itu berakhir Nayna langsung bersiap-siap, lima belas menit tentu saja dia akan terlambat, jarak dari rumah ke kampus saja dua puluh menit kalau tidak macet, belum lagi dia masih harus bersiap-siap.
...\=\=\=\=\=\=\=\=...
Tak tak tak.
Nayna berlari kecil di koridor kampus menuju kelasnya, gadis itu baru saja tiba di kampus sedangkan mata kuliah dari dosen praktisi sudah mulai sejak sepuluh menit yang lalu.
Tok tok tok..
Nayna mengetuk pintu kelas itu sebelum membukanya, "Per-misi pak." Ucap Nayna dengan gugup sembari menatap pria yang berdiri di depan kelasnya.
" Silahkan." Sang dosen itu menjeda ucapannya saat tengah menjelaskan materi yang dia bawah kepada teman-teman kuliah Nayna.
Nayna pun segera duduk di tempat yang telah di sediakan sahabatnya. " Bagaimana ganteng bukan." Tanya sahabatnya itu sembari berbisik, begitu Nayna mendaratkan bokongnya pada bangku yang tersedia.
Nayna pun tersenyum, lalu melirik sahabatnya itu disusul anggukan kecil darinya. " Hmmm Banget, pengen bawah pulang."
Sahabatnya itu ingin tertawa mendengarnya." Namanya, Pak Ananda Pradev Firmansha, usianya 33 tahun. Dia masih bujang, tidak pernah dekat dengan wanita manapun tapi banyak wanita yang menargetkannya sebagai pasangan mereka, termasuk aku dan dia CEO Firma group." Disaat sang dosen sedang berbicara di depan di belakang kedua wanita itu sedang membicarakannya.
" Kamu yakin dia tidak dekat dengan wanita lain Ris." Tanya Nayna masih tidak percaya dengan apa yang di jelaskan sahabatnya.
"Info yang aku dapatkan akurat, percaya deh! Kenapa." Nayna mengeleng kepalanya.
Keduanya pun kembali memperhatikan dosen itu, materi yang di terangkan sang dosen tidak masuk di kepala keduanya karena mereka sedang memikirkan bagaimana cara mendapatkan pria itu.
Bukan hanya mereka, mahasiswi yang lain pun pasti akan berpikiran yang sama saat melihat keindahan dari cipta tuhan itu.
"Ris."
"Rissa." Panggil Nayna.
"Hmm."
" Kamu percaya nggak sama cinta pada pandangan pertama." Tanya Nayna lagi tanpa menatap sahabatnya itu.
"Kenapa?" Bukannya menjawab Rissa justru bertanya.
"Sepertinya aku sedang mengalaminya. Jantungku berdetak kencang banget, rasain deh." Nayna langsung mendekatkan tubuhnya kepada Rissa seraya menarik tangan wanita itu untuk ia letakkan di dadanya.
" Ekkmm." Nayna dan Rissa, kompak menatap kearah sumber suara dan ternyata dosen itu sudah berdiri di samping Nayna."kamu yang baru datang."Ucap sang dosen sembari menunjuk Nayna.
"Iya pak!"
" Ingin menganti saya didepan?" Tanya pria itu.
Nayna pun dengan cepat mengeleng kepalanya, wanita itu tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun, karena rasa gugup serta jantungnya yang semakin menggila saat melihat pria itu dari dekat seperti ini.
"Jika saya sampai mendapati kalian berbicara lagi saat saya memberi materi di depan, kalian tidak akan di izinkan mengikuti kelas saya lagi." Tegasnya, membuat mereka menjadi pusat perhatian satu kelas itu.
" I_iya pak." Jawab keduanya.
"Boleh saya lanjut." Nayna hanya mengangguk kepalanya.
" Silahkan pak." Ucap Rissa.
Entah mengapa di tegur seperti itu membuat Nayna sakit hati, padahal dia yang salah berbicara saat dosen sedang memberi materi, padahal ucapan sang dosen pun masih sopan walaupun terdengar tegas.
Sedangkan Rissa hanya bersikap biasa-biasa saja. Mungkin Nayna yang terlalu baper, entahlah.
Keduanya pun fokus mendengar materi yang di sampaikan dosen ganteng mereka itu dan sesekali mencatat poin-poin yang mereka rasa penting.
"Baiklah pertemuan ini kita akhiri di sini, sampai berjumpa lagi di pertemuan berikutnya, Assalamualaikum dan selamat pagi." Pesan sang dosen sebelum mengakhiri kelas pagi itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
👸 Naf 👸
🤍🩷🩶🤍🩷🩶
2023-12-02
0
Elviza mela
berarti lisa masih istri arga dong... nayna kamu bener2 ya 🤣🤣🤣
2023-01-03
0
Kas Gpl
wah berarti lita diterima dikeluarga arga
2023-01-02
0