Meski bukan yang pertama, hadiah ciuman manis dadakan dari Richard selalu sukses membuat jantung Kemala berdebar kencang. Dua insan beda alam itu saling bertatapan dalam diam. Awan gelap mulai menghiasi langit-langit yang tadinya cerah berubah menjadi mendung. Kilauan cahaya yang tadinya menerpa tubuh sang vampir tampan, mendadak hilang dan sang vampir tampak seperti manusia normal.
Desir angin berhembus kencang membuat tubuh Kemala agak sedikit menggigil kedinginan. Rambutnya beterbangan menutupi wajahnya dan seketika dibantu Richard menyisihkan rambut Kemala dengan lembut. Gadis itu berusaha keras menahan rasa dingin yang menerjang karena dirinya ingin lebih lama bisa menatap vampir tampan mengerikan yang ada dihadapannya.
Tubuhnya terasa amat sangat dingin, batin Kemala saat membasuh bahu dan dada suaminya.
“Itu karena aku sudah mati. Tidak ada kehangatan dalam diriku. Bersamaku, kau hanya akan jadi lebih dingin.” Richard menjawab curahan hati istrinya dan sontak Kemala langsung terkejut. Gadis itu tidak menyangka, suaminya bisa mendengar suara hatinya.
“Kau bisa mendengar apa yang kupikirkan?” tanyanya.
“Kalau kau pernah melihat film Twilight, harusnya kau sudah tahu.”
“Tapi tidak semua vampir bisa membaca pikiran orang lain.” Kemala ingat betul isi cerita film yang pernah ia lihat dulu dan menjadi pembahasan heboh teman-teman sekolahnya saat film roman fantasi itu dirilis.
“Sudah kukatakan, kalau aku sangat berbeda, bahkan aku lebih kuat dari Edward. Kelompok mereka hanya bisa berada di tempat dingin, tapi aku bisa ada di mana saja termasuk di sini. Aku bisa tahan tak makan sebulan, tapi mereka hanya beberapa hari saja. Itulah perbedaanku dengan para vampir lainnya. Setiap keluarga vampir punya aturan dan tata cara mereka sendiri-sendiri, termasuk keluargaku.”
Kemala semakin terpukau mendengar penjelasan tentang betapa keren dan luar biasanya suami vampir tampannya itu. Dibalik kengerian mereka, tak dapat dipungkiri bahwa Richard memang sangat mempesona. Siapa yang menyangka ia bakal bernasib sama seperti Bella yang jatuh cinta pada seorang vampir tampannya paripurna.
Sayangnya, wajah Kemala berubah jadi sedih saat melihat pakaian mahal suaminya. Ia tahu jas hitam itu akan Richard gunakan untuk bertemu dengan calon mertuanya. Namun, semuanya sudah berakhir. Rencana hidup bahagia bersama Richard sepertinya tidak semudah yang Kemala bayangkan.
“Kenapa kau mau hidup dengan monster sepertiku, Kemala. Kalau aku jadi kau, aku akan pulang ke rumah dan menganggap tidak pernah terjadi apa-apa. Kau bahkan jauh lebih aman bila menganggap kita berdua tidak pernah bertemu ataupun saling kenal. Hidupmu akan terus berlanjut dibandingkan harus memilih bersamaku di sini.” Richard menatap lurus istrinya solah tahu kegalauan yang dirasakan Kemala saat ini.
“Saat kau mengizinkanku menemui ayahku, aku sudah punya niat mengkhianatimu. Itu adalah kesempatanku saru-satunya agar bisa melarikan diri darimu meski itu tidaklah mungkin bisa kulakukan. Namun, segalanya berubah, saat ayah memberitahuku bahwa kaulah penyelamat hidup ayahku yang sesungguhnya. Sejak saat itu, aku baru sadar, di dunia ini … hanya kaulah sandaran hidup kami. Tidak ada yang lain. Kau memang bukan manusia, tapi hatimu sangat mulia. Mana bisa aku meninggalkan makhluk yang sudah memberikan kehidupan kedua bagiku dan bagi ayahku.”
“Tapi aku sudah membunuh pria itu … tepat di depan matamu.”
“Dia pantas mati, kalaupun kau tidak membunuhnya, aku yakin diluar sana akan ada banyak sekali orang yang menginginkannya lenyap dari dunia ini. Vinot sudah merusak masa depan semua wanita muda di desa ini. Hanya saja, tidak ada yang tahu betapa bejaat dan bajingaannya dia. Kita harus pergi dari sini secepatnya sebelum penduduk desa curiga bahwa kaulah yang membunuhnya.” Kemala menyeret paksa tangan Richard kembali ke tepi sungai.
Gadis itu memeriksa jas yang baru saja ia cuci apakah sudah kering tau belum. Sayangnya jas mahal itu belum kering juag sehingga terpaksa ia membiarkan suami vampirnya tetap bertelanjang dada.
“Apa tidak apa-apa tidak pakai baju sampai pakaianmu kering?” tanya Kemala. Jantungnya semakin tak karuan bila terus ada didekat Richard dan melihat roti sobeknya yang menyilaukan mata.
“Aku lebih suka tidak pakai baju sebenarnya. Lebih nyaman, pakaian itu cuma formalitas saja agar kau tak takut padaku. Kami para vampir tak perlu berpakaian karena kami tak punya suhu tubuh dan tidak terpengaruh pada cuaca model apapun.”
Kemala manggut-manggut, keduanya berjalan beriringan memutari hutan dan menjauh dari TKP. Gadis itu bertekad akan pamitan pada ayahnya dan mengatakan kalau ia akan pergi meninggalkan desa ini entah sampai kapan.
Sebenarnya, Kemala merasa sangat berat meninggalkan ayahnya sendirian, tapi mau bagaimana lagi. Ia harus memilih dan pilihannya jatuh pada Richard. Dalam hati gadis itu, ia berjanji jika ada kesempatan, Kemala akan mengunjungi ayahnya. Setidaknya, sampai kasus kematian Vinot mereda. Itulah yang dipikirkan Kemala sekarang.
“Yang mulia!” seru Gilberto yang muncul tiba-tiba tanpa pemberitahuan sehingga membuat Kemala terkejut bukan kepalang. “Maaf jika mengagetkan Anda Nona Kemala. Tapi … ada hal genting yang harus saya sampaikan pada Pengeran.” Wajah Gilberto tampak tegang.
“Katakan ada apa? Kenapa mukamu panik begitu, bukankah kuminta kau membereskan jasad Vinot?” ujar Richard dengan hati-hati seolah ia tahu apa yang terjadi.
“Jasadnya menghilang Tuan, saat ini penduduk desa sedang heboh mencari Nona Kemala dan juga Vinot.”
“Gawat!” seketika Vinot menegang dan kedua tangannya mengepal kuat. “Ayo ikut aku, Gil!” cetus Richard dan tanpa izin, vampir tampan itu menggendong tubuh Kemala.
Tentu saja istrinya bingung ada apakah gerangan, tapi ia tak bisa bersuara karena ikut tegang juga meskipun tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Yang bisa Kemala lakukan hanyalah berpegangan kuat dileher panjang suaminya sambil menggerutu.
“Kalau bisa berlari secepat kilat begini, untuk apa kita jalan tadi?” Kemala menatap wajah lurus suaminya yang melesat cepat bagai angin. Sedetik kemudian, ketiganya sudah berada dibelakang rumah Kemala.
“Waktuku saat bersamamu sangat berharga disetiap detiknya, aku menikmati menjadi manusia saat berjalan berdampingan denganmu,” terang Richard sambil memerhatikan sekeliling rumah istrinya.
Belum juga Kemala buka suara untuk protes, tiba-tiba segerombolan penduduk desa datang beserta sang kepala desa. Richard kembali menggendong Kemala dan ia melompat ke atas pohon untuk memantau keadaan. Sementara Gilberto sudah pergi entah ke mana.
“Aku tidak dengar apapun yang mereka bicarakan, bagaimana dengan ayahku? Apa yang mereka lakukan pada ayahku?” gumam Kemala. Mendadak suasana menjadi tegang. Tak dapat dipungkiri ia sangat mencemaskan ayahnya.
“Mereka menanyakan keberadaanmu, ayahmu menjelaskan apa yang mereka tahu. Mereka tidak curiga sama sekali karena ia tidak tahu apapun soal Vinot. Tidak ada yang melihat kau dengan Vinot pula, mereka hanya berpikir Vinot datang kemari. Namun karena mereka tidak menemukan orang yang mereka cari, tidak ada alasan bagi mereka tetap di sini.”
“Aku harus menemui mereka,” ujar Kemala seakan mendapatkan ide.
“Untuk apa, tetaplah di sini sampai mereka pergi.”
“Untuk membuktikan kalau aku tidak tahu apa-apa soal Vinot. Hanya saja … yang kubutuhkan adalah barang belanjaanku, aku menjatuhkannya di jalan tadi, aku tidak tahu apakah mereka menemukan barang-barangku atau tidak.”
“Sudah saya amankan, Nona. Ini yang Anda cari,” ujar Gilberto lagi-lagi mengagetkan Kemala dengan kedatangannya yang tiba-tiba. Kali ini malah ia muncul tepat dibalik punggung istri sang pangeran vampir.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Healer
rasanya ada yg mengambil jasad vinot utk tujuan kejahatan terhadap Richard
2024-01-09
0
Mara
Apa vinot jadi vampir🤔
2023-03-07
0
Kastini
Kemala kamu mulai sekarang harus siapkan jantung yg kuat atas kehadiran si vampir karena kedatangannya bagaikan jalangkung😊😊
2023-02-03
0