Tak terasa, 3 hari telah berlalu sejak Kemala kembali ke desa. Hati gadis itu semakin gelisah karena sampai detik ini, suami vampirnya masih belum menunjukkan batang hidungnya ketika ia membuka jendela kamar. Kemala jadi bertanya-tanya, apa yang terjadi pada suaminya. Entah sudah berapa ratus kali si gadis desa bolak-balik membuka jendela hanya demi berharap dapat melihat wajah tampan suami vampirnya. Sayangnya hasilnya nihil.
Tak hanya sampai disitu, setiap ada kesempatan, Kemala terus memerhatikan istana yang ada disebelah rumahnya dengan sejuta rindu yang mulai menyerang. Konyolnya, gadis itu mencabuti rumput serta terus menerus menyapu halaman disekitar rumahnya agar bisa berlama-lama melihat istana megah Richard yang tampak tak berpenghuni. Namun tetap saja, tak ada tanda-tanda kehadiran Richard di dalam sana. Bahkan Gilbertopun juga tidak ada.
“Apa mereka sedang pergi jauh? Sekuat itukah bau darahku sampai mereka harus menjauh dari sini?” gumam Kemala setelah sekian kalinya membersihkan dan menyapu rumah. Pekarangan tak berdosa itu, sampai bersih kinclong tak ada rumput liar sama sekali.
“Apa yang sedang kau lakukan, Nduk?” seru ayah Kemala yang duduk santai di teras rumah. “Ayah perhatikan, lebih dari 10 kali kau membersihkan halaman itu dalam sehari. Apa kau tidak lelah?” tanya Daries heran dengan sikap putrinya yang sangat rajin sekali bersih-bersih pekarangan.
Kemala baru sadar dan langsung jadi salting sendiri mendengar pertanyaan ayahnya. Ia bingung harus berkata apa. Karena tak bisa menjawab, spontan gadis itu melempar sapu ke sembarang arah dan berlari masuk kembali ke rumah lewat pintu belakang.
“Kemala sudah terbiasa bersih-bersih, Ayah!” itulah kata terakhir yang diucapkan Kemala sebelum akhirnya ia menghilang dari pandangan mata ayahnya yang hanya geleng-geleng kepala.
Rasa gugup langsung menyerang Kemala. Ia takut ayahnya curiga dengan sikapnya. “Bodohnya aku. Masa iya 10 kali, sih? Perasaan baru dua kali bersih-bersih? Apa aku salah hitung?” gumam Kemala sambil mencuci tangan.
Mendadak, ayahnya berteriak dari depan memanggil namanya. “Kemala! Kemarilah!” teriak Daries.
“Iya, Ayah!” balas Kemala. Iapun bergegas menuju ruang depan tempat di mana ayahnya berada untuk mencari tahu ada apakah gerangan.
Betapa terkejutnya Kemala begitu tahu kalau ternyata ada yang datang ke rumahnya. Kemala hampir kembali berlari masuk ke dalam tapi terlambat, orang itu sudah melihat Kemala dan langsung terbujur kaku di tempatnya. Mungkin pria itu sangat terkejut melihat Kemala yang diisukan meninggal, ternyata masih hidup. Ayah Kemala sepertinya juga tak punya niat untuk menutupi fakta tentang putrinya dari pria yang bertandang kerumahnya.
“Jangan bersembunyi lagi, Nduk. Dia adalah Nak Vinot yang beberapa waktu lalu baru kembali dari luar kota. Dia sering kemari mengunjungi ayah,” seru ayah Kemala saat melihat putrinya kembali masuk ke dalam.
Dibalik tirai, hati Kemala jadi ketar-ketir. Ia terlalu lengah sampai lupa memperingatkan ayahnya agar tak memberitahu kepulangan Kemala pada siapapun. Namun nasi sudah menjadi bubur. Ia tak bisa bersembunyi di rumah selamanya.
Cepat atau lambat orang-orang memang akan tahu kalau Kemala masih hidup. Mau tidak mau, Kemala kembali keluar dan menyapa pemuda itu dengan sopan, lalu memutuskan masuk lagi ke dalam karena ia merasa tidak ada urusan dengan pemuda itu. Entah apa saja yang sedang dibicarakan sang pemuda bernama Vinot dengan ayahnya, Kemala juga tidak ingin tahu.
Tak disangka, keesokan harinya, sang pemuda datang kembali ke rumah Kemala beserta rombongan warga desa termasuk sang kepala desa sendiri. Kabar kembalinya Kemala rupanya telah menyebar ke seluruh penduduk desa dan mereka semua datang untuk menyaksikan sendiri. Terang saja Kemala sangat terkejut dan hendak kabur dari rumahnya, tapi ayahnya mencegahnya.
“Jangan pergi seperti ini, Nduk. Tidak ada salahnya jika mereka memastikan bahwa kau memang benar-benar masih hidup,” ujar Daries sambil menenangkan putrinya yang terus saja gelisah.
“Bagaimana ini Ayah, ini salah.”
“Bagaimana apanya … kita temui saja mereka. Lagian mereka semua sudah tahu kalau selama ini kau bekerja diluar kota dan sebentar lagi akan kembali ke sana.”
Tidak ada pilihan lain, Kemala juga tak bisa menghindar ataupun melarikan diri. Dua sahabat Kemala langsung berlari memeluk si kembang desa begitu menampakkan diri dan semua orang yang melihat Kemala, langsung tertegun seketika. Syukurlah tak banyak kata yang mereka ucap dan tanyakan sehingga kebohongan Kemala masih aman terjaga.
Namun, diluar dugaan, kepala desa maju ke hadapan Kemala dan menyatakan kalimat panjang lebar dan tinggi yang membuat mata Kemala terbelalak sampai hampir melompat keluar.
“Nak Kemala," ujar Kepala desa itu, "sebenarnya … kedatangan kami semua kemari, atau lebih tepatnya, kedatangan keluargaku, selain memastikan bawa kau masih hidup, kami juga punya maksud lain. Terus terang, Vinot adalah putra bungsuku yang baru kembali sebulan lalu, dia teman masa kecilmu juga. Dia sangat terpukul mendengar kabar hilangnya dirimu dan jadi orang paling bahagia ketika tahu bahwa kau masih hidup. Untuk itu, tak ingin membuang waktu lagi, aku melamarmu sebagai istri Vinot dan menantu bungsu keluarga kami.”
Deg!
Jantung Kemala serasa copot setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan kepala desanya. Sungguh dia merasa seperti di bom atom di medan perang. Bagaimana bisa ia menerima lamaran orang lain sekalipun itu adalah kepala desanya sendiri sementara Kemala sendiri sudah bersuami meskipun pernikahannya dengan Richard masih belum terdaftar di negara.
Namun, jika Kemala mengkhianati Richard, tak menuntut kemungkinan, bencana berdarah pasti akan melanda desa ini. Sebab lawan mereka bukanlah manusia biasa, melainkan vampir yang haus akan darah manusia.
“Kenapa kau diam saja Nak Kemala … jawablah pertanyaanku, apa kau bersedia menjadi istri Vinot putraku?” desak kepala desa dan menatap Kemala serta ayahnya yang masih sama-sama shock berat.
Tubuh Kemala gemetar, suaranya tertahan saking terkejutnya. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Tidak mungkin juga ia mengatakan pada semua yang ada di rumah ini kalau dirinya sudah menikah. Jelas mereka tidak akan percaya karena tidak memiliki bukti pernikahan mereka. Bisa jadi malah menimbulkan spekulasi yang bukan-bukan. Sedangkan jika ditolak, Kemala bingung harus memberikan alasan apa.
Jika dirinya beralasan sama seperti yang pernah Kemala katakan pada ayahnya, bahwa dirinya punya seorang kekasih, semua orang pasti akan bertanya, siapakah kekasihnya dan di mana dia sekarang. Itulah kebimbangan yang dihadapi Kemala saat ini. Ia sungguh stress berat karena tak bsia mengatakan yang sebenarnya.
“Ehm … pak Kepala desa, sebelumnya kami minta maaf.” Ayah Kemala akhirnya angkat bicara setelah melihat putrinya cuma bisa tertunduk lesu disampingnya. “Putri saya baru saja kembali, ada banyak hal yang harus kami hadapi saat ini. Saya rasa … baik Kemala ataupun saya, masih belum …”
“Maafkan saya pak kepala desa,” sela Kemala dengan cepat setelah ia mengambil sebuah keputusan besar. “Saya tidak bisa menerima lamaran ini. Sebab … saya sudah bertunangan,” tandas Kemala dan sontak membuat semua orang yang ada di sini terkejut pulang kepalang mendengar pengakuan Kemala.
BERSAMBUNG
***
jangan lupa like dan komen ya ...
untuk semua visual novel-novelku ada di instagram. follow ig ku zariya_zaya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Mara
kisruh ..kisruh....kisruh...
lanjut
2023-03-07
0
Lyana Gunawan
aku udah folow ig nya kak aku suka bgt sama visual nya keren dehhh suka karya mu kak 💪💪💪💪
2023-02-19
1
Maz Andy'ne Yulixah
dadi ruwet kepiye iki😅
2023-01-10
0