Gilberto langsung membuka pintu ruangan tuannya saat Richard sedang menggendong tubuh lemah Kemala. Pria aneh yang sama misteriusnya dengan Richard itu seolah tidak setuju dengan keputusan sang tuan Rumah untuk menikahi tetangganya sendiri.
“Pangeran … apa Anda yakin dengan keputusan ini? Dia manusia. Bencana akan datang pada kita jika Anda menikahinya. Dia berbeda dengan kita.” Gilberto mulai mengeluarkan pendapatnya.
“Aku melihat wanita ini seperti cerminan diriku sendiri Gil. Kau juga tahu. Setiap hari aku melihatnya, aku bisa mendengar pikiran dan perasaannya. Dia sangat kesepian, tak ada cahaya dalam hidupnya. Apa bedanya aku dengannya, Gil? Aku sudah lelah terus dijodohkan ayah dengan para vampir wanita pilihannya. Akan lebih menyenangkan bila menyeret Kemala dalam kehidupanku. Dengan begitu, ayah takkan mendesakku lagi untuk menikah.”
“Tapi … saya yakin Raja Salvataro Salvator tidak akan pernah setuju. Anda adalah seorang pangeran Vampir, bagaimana bisa Anda menikahi manusia?”
“Kita lihat saja, Gil. Aku ingin bersenang-senang dengan wanita ini. Persiapkan saja ritual pernikahannya. Cepat atau lambat, wanita ini akan jadi sepertiku begitu kami … saling mencintai suatu hari nanti. Setelah ritual pernikahan selesai, pergilah ke rumah sakit dan urus semuanya. Jangan lupa ubah penampilanmu agar orang tak mencurigai siapa kau sebenarnya. Kenapa kau kampungan sekali? Ini sudah modern Gil, ikutilah tren fashion masa kini.” Richard mengomentari penampilan asisten kepercayaannya. Padahal penampilannya sendiri sama noraknya dengan Gilberto.
Usai berkata begitu, tanpa dosa Richard membawa tubuh Kemala menuju ruangan tertentu yang sudah disiapkan khusus untuk calon istrinya. Sebenarnya, Kemala tidak benar-benar pingsan. Ia masih bisa mendengar pembicaraan Richard dan Gilberto mengenai siapakah mereka sebenarnya.
Ingin sekali gadis itu menjerit dan lari secepatnya dari istana ini setelah tahu fakta mencengangkan ini. Namun, Kemala bukan gadis bodoh, bila ia lari sekarang, maka nyawanya bakal melayang di saat itu juga mengingat yang ia hadapi ini bukanlah manusia. Melainkan monster penghisap darah, yang keberadaannya sangat sulit dipercaya bagi Kemala.
Sebisa mungkin, Kemala menekan kuat-kuat emosinya agar tidak ketahuan oleh Richard dan tetap berpura-pura pingsan sambil mencari celah untuk bisa keluar dari istana ini dalam keadaan selamat. Secara logika, gadis itu tidak percaya kalau vampir itu ada, Namun, melihat situasi yang dihadapi Kemala saat ini, rasanya tidak mungkin kalau ini hanya mimpi. Vampir itu benar-benar ada dan kini salah satu diantara mereka sedang menggendong Kemala.
“Bukalah matamu Nona, aku tahu kau tidak pingsan sungguhan,” ujar Richard sambil meletakkan tubuh Kemala di atas Kasur.
Karena sudah ketahuan, wanita cantik itu langsung beringsut ketakutan menjauhi Richard dan memilih meringkuk di sudut dinding. Ia menatap tajam Richard dan bersiap melawan bila dirinya diserang.
“Kau takut padaku setelah tahu siapa aku?” tanya vampir tampan itu.
“Kau … sungguh-sungguh seorang vampir?” tanya Kemala terbata-bata dan masih tidak percaya kalau ia bakal dinikahi vampir.
“Haruskah kutunjukkan gigi dan taringku? Tapi … aku sudah memotongnya beberapa waktu lalu. Butuh waktu untuk menunggu gigi itu tumbuh kembali,” terang vampir tersebut secara blak-blakan. Wajah tampannya terlihat tenang meski identitas aslinya sudah diketahui Kemala.
Mendengar hal itu, Kemala semakin beringsut ketakutan. Ia tahu bahwa hidupnya pasti sudah tidak akan lama lagi. Tidak diragukan lagi, Kemala bakal dijadikan mangsa selanjutnya.
“Kau jangan takut Nona, aku takkan menyakitimu. Sebab, kau adalah pengantinku, mana mungkin aku menyakiti istriku sendiri.”
“Kau mau aku percaya padamu? Kau itu vampir. Makanan vampir adalah ….”
“Darah,” potong vampir itu cepat. “Kau benar, kami para vampir adalah peminum darah terutama darah manusia. Tapi kami … sangat berbeda dengan vampir-vampir yang digambarkan manusia dalam film-film. Kau mau tahu bagaimana caraku menghisap darah meskipun aku tidak punya taring sekarang?” tawar Richard dan Kemala langsung menggeleng cepat. Wajahnya sudah pucat bagai mayat karena ketakutan.
“Tidak … ini pasti cuma mimpi. Ini negara tropis di mana hanya ada dua musim. Vampir sepertimu, mana bisa tinggal di negara yang sinar mataharinya sangat menyengat bila memasuki musim kemarau? Kau pasti bercanda dan hanya menakut-nakutiku saja. Kau … ” Kemala sudah tidak bisa berkata-kata. Ingin rasanya ia terbangun dari mimpi buruk ini.
“Kau benar sekali Nona, vampir tidak akan pernah tahan dengan teriknya matahari. Tapi aku istimewa. Hanya akulah satu-satunya vampir yang berbeda dengan vampir-vampir lainnya. Tidak masalah bagiku mau tinggal di mana saja, yang penting, aku tak perlu menatap matahari secara langsung. Itu saja, dan aku tidak akan mati meskipun terkena sinar mentari. Hanya saja, orang akan menganggapku sebagai berlian yang berharga.” Vampir tampan itu merentangkan kedua tangan dan membanggakan dirinya sendiri. Dasar vampir narsis.
Kemala terdiam, ia jadi ingat film Twilight yang menceritakan bahwa vampir memang tidak takut dengan matahari. Mereka hanya akan tampak berkilau jika matahari mengenai tubuh mereka dan pasti bakal membuat identitas asli mereka sebagai vampir diketahui.
Mungkin saja, Richard sama seperti para vampir-vampir yang digambarkan Stefanie Mayer. Bisa jadi, Richard sama seperti Edward dan keluarganya. Jika itu benar, Kemala jadi bingung apakah iya harus bahagia atau menangis, sebab ia bakal menjadi seperti Bella yang diperistri seorang vampir tampan. Dan akhir dari Bella sudah dipastikan akan seperti apa.
“Aku rasa, kau sudah tidak takut lagi padaku. Tapi jangan senang dulu, kita lihat apa jantungmu masih aman setelah ini.” Untuk pertama kalinya, Richard tersenyum manis sekali dan senyumnya itu membuat terpana mata Kemala. Seketika hatinya meleleh menggantikan rasa takut yang barus saja ia rasakan sebelumnya.
Duh Gusti … senyumnya … kenapa dia tampan sekali … apa setiap vampir itu memang tampan? Jerit Kemala dari dalam hati.
Dengan gerakan super duper cepat melebihi kilatan cahaya, Richard meraih tangan kanan Kemala dan mencium wangi darahnya. Kemala yang tadinya terbuai dengan senyuman Richard mendadak berubah takut lagi. Refleks, ia menarik kembali tangannya tapi tidak bisa. Jelas ia tak bisa melawan kekuatan vampir yang kini sedang menjeratnya.
“Darahmu wangi sekali, jika vampir lain menemukanmu lebih dulu, maka kau bisa dalam bahaya. Syukurlah kau tinggal di negara tropis sehingga mereka takkan pernah mau datang ke mari.” Richard mengendus setiap inci tubuh Kemala dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Gadis itu cuma bisa terdiam dalam ketegangan yang memuncak. Ia bahkan lupa bagaimana cara bernapas saking tegangnya di endus-endus seperti itu oleh seorang vampir tampan bagai dewa.
“Bersih … tak ada vampir manapun pernah menyentuhmu … kecuali aku.” Vampir tampan tersebut meraih kedua bahu Kemala lalu menariknya dan memberikan ciuman manis semanis manisnya madu di bibir gemetar si kembang desa.
Mata Kemala terbelalak tak percaya dan tak kuasa karena ciuman pertamanya direnggut paksa oleh sang vampir. Ingin rasanya berontak, tapi gadis itu tidak bisa bergerak saking takutnya. Tubuhnya juga serasa tertarik oleh magnet terkuat.
“Aku akan menjadikanmu sebagai milikku, sekarang … dan untuk selamanya.” Richard meraih tangan kanan Kemala. Dengan jari telunjuknya, vampir tampan itu merobek kulit luar lengan Kemala dengan kuku jari telunjuknya yang runcing dan tajam hingga darah segar keluar mulai keluar dari balik kulit kuning langsat Kemala.
Saat itulah, Richard menghisap darah calon istrinya secukupnya dan menutup luka sayatan itu dengan rapi hanya sekali usapan tangan tanpa meninggalkan bekas robekan sedikitpun. Bahkan Kemala tidak merasakan sakit sama sekali saat kulitnya disayat tipis bagai tergores silet sampai darahnya dihisap. Sungguh, Kemala tak merasakan apapun walau awalnya ia shock karena mengira bakalan mati malam ini juga di tangan sang vampir.
Mulut Kemala hanya menganga lebar, melihat cara vampir itu menghisap darahnya tanpa kentara. Bahkan ia merasa tidak kehilangan darah sama sekali. Ini gila, ajaib dan sangat luar biasa. Very Amazing, daebak, sugoi. Itulah seruan yang diucapkan Kemala dari dalam hati.
“Inilah caraku menghisap darah. Dan kau adalah orang pertama yang menyaksikannya. Cepat dan praktis, bukan? Hanya beberapa detik saja. Dan kau tidak mati meski aku mengisap darahmu.” lagi-lagi, Richard memamerkan senyum manisnya.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Usmi Usmi
sdh pernah baca
2024-12-10
0
Rr Ecih Hao Khan
akhirnya ketemu juga cerita vampir yang menarik, semoga selanjutnya lebih menarik dan bagus ceritanya... tetap berkarya and semangat thor...👍💪🥰
2023-08-27
1
💖 sweet love 🌺
yg q pikirkan saat ini malah merasa kalo di negara kita bener2 ada yg namanya vampir.. omegot
2023-07-23
0