Sesampainya di rumah sakit, Ayah Kemala langsung di bawa ke UGD untuk diperiksa. Kondisinya sangat mengkhawatirkan sehingga membuat gadis itu ketar-ketir. Gilberto yang tadi ada di samping Kemala juga tiba-tiba menghilang entah ke mana padahal gadis itu ingin mengucapkan terimakasih karena sudah membantu membawa ayahnya ke rumah sakit terdekat. Namun, Kemala tak bisa ikut campur urusan pria yang sam anehnya dengan majikannya dan gadis itu lebih memilih fokus pada ayahnya.
Beberapa saat kemudian, dokter yang tadi memeriksa ayah Kemala, keluar dari ruang UGD dan memberitahu kalau sang ayah harus segera menjalani operasi. Tentu saja Kemala terkejut bukan kepalang, sebab biaya operasi yang diminta pihak rumah sakit sangat besar mengingat operasi ayahnya termasuk golongan operasi sulit.
“Kami tidak punya pilihan lain Nona. Jika ingin ayah Anda selamat, maka operasi ini harus dijalankan. Kemungkinan beliau selamat adalah 60%, kami juga tidak bisa menjamin seutuhnya. Tentukan pilihanmu, Nona. Kalau bisa secepatnya. Dan pastikan penuhi dulu administrasinya agar kami bisa segera mengoperasi ayah Anda. Jika terlalu lama dibiarkan, maka resikonya sangat tinggi.” Dokter itu menjelaskan betapa pentingnya operasi Ayah Kemala.
Deg!
Jantung gadis cantik itu sudah tak dapat didefinisikan seperti apa rasanya. Seketika, tubuh mungil Kemala lemah lunglai seolah tak punya tenaga lagi untuk berdiri diatas kakinya sendiri. Ia tak siap jika kehilangan ayahnya sekarang, tapi juga tak punya apa-apa untuk menyelamatkan ayahnya. Kemala menangis meratapi betapa malang hidupnya ini, tapi kalau cuma menangis saja, juga tak bisa membantu apa-apa. Gadis itu harus memutuskan pilihannya saat ini juga karena dokter yang menangani ayah Kemala sudah menunggunya.
“Selamatkan nyawa ayah saya, Dok. Akan saya penuhi semua administrasinya dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Tapi saya minta bantuan dokter,” ujar Kemala lirih antara pasrah dan menyerah bercampur air mata, tapi ia juga bertekad kuat untuk melakukan sesuatu demi keselamatan ayahnya.
“Katakan apa yang bisa saya bantu?” tanya dokter tersebut ikut prihatin sebenarnya. Kalau dilihat-lihat, dokternya lumayan tampan juga dan sangat simpati sekali dengan Kemala. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia hanya menjalankan tugas sebagai dokter.
“Tolong jaga ayah saya sampai saya kembali Dokter,” tandasnya dengan suara gemetar.
“Baik, saya akan menjaga ayah Anda sampai Anda kembali. Semangat berjuang Nona. Saya permisi dulu untuk mempersiapkan semuanya.” Dokter itupun pergi meninggalkan Kemala yang juga langsung pergi entah ke mana.
Di ruang parkir, Kemala melihat Gilberto yang ternyata sengaja menunggu Kemala. Pria berpenampilan aneh itu tampak mempersilakan Kemala agar masuk kembali ke dalam mobil Rolls Royce hitam milik Richard.
“Terimakasih sudah mengantar saya kemari, Tuan. Bisakah saya minta tolong sekali lagi untuk mengantarkan saya ke rumah teman-teman saya?” pinta Kemala dengan wajah melas asih.
Gilberto hanya mengangguk tanpa bicara. Ia juga tak menoleh sedikitpun pada Kemala yang duduk di kabin belakang mobil. Pria kekar itu hanya menatap wajah panik dan sedih Kemala melalui kaca spion depan mobilnya dalam diam. Semua yang dilakukan Gilberto ini, tentu saja atas perintah Richard yang memintanya untuk terus menemani Kemala kemanapun gadis itu pergi.
Kemala minta diturunkan jauh dari pemukiman warga. Ia tak ingin ada orang lain melihatnya turun dari mobil mewah milik tetangga misteriusnya. Gadis itu merasa aneh sebenarnya dan juga canggung karena setelah sekian tahun, pemilik rumah angker yang digosipkan warga akhirnya menampakkan diri dan bersedia membantu Kemala meski keduanya baru saja bertemu. Pikiran buruk tentang sang tetangga, mendadak sirna. Sampai kapanpun, gadis itu takkan pernah melupakan kebaikan pria aneh, tapi tampan itu.
Setelah mengucapkan terimakasih, Kemala berlari menuju rumah teman-temannya satu persatu dengan bermaksud meminjam uang untuk biaya operasi ayahnya. Sayangnya, tak satupun dari mereka bisa membantu. Beberapa memang benar-benar tidak punya uang karena hidup mereka saja pas-pasan. Sebagian lagi malah mencibir dan merendahkan Kemala bahkan tega menghinanya.
Dipermalukan dan dihina habis-habisan, tak jadi masalah bagi Kemala karena keadaannya memang jauh dari kehidupan layak, apalagi ia sedang dalam masa sulit. Bisa berteduh dan makan sehari-hari saja merupakan anugerah terbesar bagi Kemala. Ia tak pernah merasakan seperti apa rasanya hidup enak dan hanya kesengsaraan yang ia jalani setiap harinya.
Namun, yang membuat gadis itu serasa hancur. Tak satupun dari orang-orang di desa ini mau membantunya. Sungguh sedih dan perih rasanya, dikucilkan dari desa dan bahkan tak dianggap ada. Kemala menangis pilu. Ia tak tahu ke mana lagi harus minta tolong. Pada siapa ia harus meminjam uang sebanyak itu untuk biaya operasi ayahnya.
“Bagaimana bisa aku mendapatkan uang 60 juta dalam semalam? Apa yang harus aku lakukan?” isak Kemala sedih, “Ayah … maafkan aku … maafkan aku, Ayah … aku putri yang paling buruk untukmu.” Kemala menangis tersedu-sedu. Ia tak bisa menerima bila harus kehilangan ayahnya.
Gadis itu terduduk lunglai di tepi jalan. Bingung harus ke mana lagi mencari bantuan. Teman terdekat Kemala juga tidak bisa membantu. Mereka semua cenderung acuh tak acuh pada kesulitan yang dialami Kemala saat ini. Jangankan membantu, bersimpati sedikit saja tidak.
“Nona … Tuan Richard ingin bertemu dengan Anda, mari ikut saya.” Entah sejak kapan datangnya, tiba-tiba Gilberto sudah berdiri di depan Kemala.
Begitu gadis itu mendongakkan kepala, pria kekar aneh itu membukakan pintu mobil yang tadi Kemala tumpangi. Merasa ada harapan, Kemala bangun berdiri dan berjalan masuk ke dalam mobil. Asisten kepercayaan Richard langsung membawa Kemala kembali ke istana di mana Richard si pria misterius yang tampan, sedang menunggu kedatangan Kemala sejak tadi.
Jadi nama tuan itu Richard, batin Kemala saat dirinya kembali ada di dalam mobil.
Kalau wanita normal, ia pasti bahagia, kapan lagi bisa menaiki mobil mewah yang hanya dimiliki para anak sultan. Namun tidak dengan Kemala, ia sama sekali tak tergiur dengan kemewahan yang ada didepan matanya. Sebaliknya, gadis itu hanya memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang untuk biaya operasi ayahnya.
***
Sesampainya dikediaman Richard, Kemala langsung dihadapkan dengan sang pemilik istana. Keduanya berada di satu ruang, hanya berdua saja.
“Kita langsung saja ke intinya,” ujar Richard setelah Kemala berdiri dihadapannya. “Kau butuh uang?” tanyanya pada Kemala.
“Iya Tuan,” jawab Kemala lirih. Ia tahu ke mana arah pembicaraan ini. Gadis itu langsung putus asa memikirkan kemungkinan terburuklah yang akan terjadi.
“Berapa yang kau butuhkan?” tanya Richard.
Suara pria itu benar-benar menggoda. Kalau dalam kondisi normal, mungkin Kemala bakal terpesona, tapi untuk sekarang, pikirannya hanya dipenuhi keselamatan nyawa ayahnya.
“Kurang lebih 60 juta, mungkin lebih karena itu hanya untuk biaya operasi ayah saya saja, belum yang lainnya.” Kemala masih menundukkan wajahnya sambil mencoba menahan air mata agar tidak menangis. Ia tak berani menatap wajah tampan Richard.
“Aku akan memberikanmu 200 juta cash secara cuma-cuma.” Richard berjalan ke meja besar yang ada di samping Kemala lalu membuka dua koper hitam besar berisikan uang. “Gilberto akan mengurus semua biaya dan kebutuhan ayahmu selama ia ada di rumah sakit. Tapi ini tidak gratis … sebagai gantinya … kau … harus menikah denganku, malam ini juga! Berikan tubuhmu hanya untukku.”
Deg!
Bagai tersambar petir di malam hari, Kemala kaget sekaget-kagetnya. Tidak ada angin tidak ada hujan, ia diminta menikah dengan pria asing yang baru saja ia temui sekalipun mereka sudah bertetangga sejak lama. Mulut gadis itu menganga lebar seolah sulit sekali untu bicara. Ia bahkan tidak bisa percaya pada apa yang baru saja ia dengar. Inilah yang Kemala takutkan, menggadaikan tubuhnya dengan uang dan menjadi istri dari pria tak dikenal.
“A-apa … yang barusan Anda katakan, Tuan?” tanya Kemala mulai sedikit takut melihat wajah pria tampan itu. Bayangan psikopat mulai terngiang-ngiang di kepalanya.
Pria tampan tersebut mendekat ke tempat Kemala berdiri dan menatapnya tajam tepat dimanik mata wanita cantik si kembang desa. Senyuman manisnya benar-benar menggoda iman.
“Kau harus menikah denganku, malam ini juga. Pilihan ada ditanganmu, jika iya … uang 200 juta itu akan jadi milikmu dan ayahmu bakal terselamatkan. Jika tidak, kau harus siap-siap menghadiri pemakaman ayahmu besok.”
Kemala seolah merasakan sesak napas. Ia tak tahu harus berapa kali dihadapkan dengan pilihan tersulit dalam hidupnya. Bagaimana bisa ia menikahi pria asing yang tidak ia tahu seperti apa seluk beluknya, darimana asalnya dan bagaimana sifatnya, baik atau jahat. Kemala sungguh tidak tahu apa-apa tentang pria yang memintanya menikahinya sekarang juga.
Namun, nyawa ayahnya sangat berharga bagi Kemala. Ia bahkan sudah bertekad bakal rela melakukan apa saja demi keselamatan ayahnya. Apapun itu. Termasuk menjadi istri dari pria misterius pemilik rumah angker ini.
“Kau tidak punya banyak waktu Nona, tentukan pilihanmu sekarang!” desak Richard tidak sabar mendengar keputusan Kemala.
Bagai buah simalakama, tidak ada pilihan menyenangkan bagi Kemala. Apapun pilihan yang dia pilih ia tetap tidak akan bahagia.
Inilah hidup yang harus dijalani oleh seorang wanita bermana Kemala Izebele Daries. Demi menyelamatkan nyawa ayahnya yang sedang diambang kematian, ia menyetujui persyaratan yang diberikan Richard, si pria aneh dan misterius, tapi tampannya nggak ketulungan.
“I-iya …,” jawab Kemala lirih lemas, tak bertenaga. Iapun pingsan tepat dipelukan Richard yang langsung menangkap tubuh calon istrinya saat Kemala tiba-tiba ambruk.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Usmi Usmi
kl gak ada BPJS ada kis untuk orng gak mampu tho 😀
2024-12-10
0
Delvia Sari
memang disana gda program BPJS y tor utk masyarakat miskin? eh latar ny Indonesia bukan sih, tp dari nama kemala Indonesia asli y.. canda tor
2023-04-26
4
Mara
Kayanya Kemala juga buka keturunan biasa🤔
Mari lanjut
2023-03-04
0