Hari mulai petang, awan kemerahan mulai menampakkan wujudnya, matahari bersiap untuk menuju singgasananya.
Bisma tersenyum ketika mengingat wajah manis perempuan yang tadi siang dia jumpai.
Dia tak sabar untuk kembali bertemu dengan perempuan itu besok.
Senyumnya masih tergambar dengan jelas dibenak Bisma, hatinya tak berhenti memuji keindahan perempuan itu.
Tatapan matanya begitu menusuk kedalam relung hati Bisma.
Sunggingan senyum dibibirnya yang manis membuat jantung Bisma berdetak lebih cepat.
'Apa gue suka ya sama cewe itu?' Tanya Bisma dalam hati, sungguh perasaan yang amat indah. Bisma merasa dia adalah manusia yang beruntung telah dikaruniai perasaan seindah ini.
Dia berfikir cinta pada pandangan pertama itu hanya ada dalam film drama saja, tapi sekarang Bisma sangat percaya akan hal itu, karena dia sendiri tengah merasakannya.
"Kenapa loe senyum-senyum sendiri?" Tanya Morgan yang baru saja datang.
"Nggak kenapa-napa." Jawab Bisma singkat.
"Kirain." Ucap Morgan kemudian. Dia membuka sepatunya.
"Kirain apaan?" Tanya Bisma.
"Nggak." Balas Morgan cepat.
"Kapan loe pulang?" Tanya Bisma.
"Barusan, loe sih ngelamun terus nggak perhatiin gue." Ucap Morgan.
"Emang siapa loe pengen gue perhatiin?" Tanya Bisma mengejek temannya itu.
"Wah, ngeledek gue loe!" Balas Morgan.
"Ya, sorry. Loe bawa apaan tuh? Makanan ya?" Tanya Bisma sambil melirik tas plastik yang Morgan bawa.
"Ialah, gue mah selalu pulang bawa makanan. Coba loe?" Ucap Morgan sedikit menyindir.
Bisma hanya menunjukkan deretan giginya mendengar hal itu, dia tidak sedikitpun merasa tersinggung dengan ucapan Morgan.
Morgan membawa piring dan segera menyantap makanan yang ia bawa, Bismapun mengikutinya.
Bisma dan Morgan adalah teman satu kontrakan, Morgan bekerja disuatu perusahaan ternama dikota ini.
Morgan sudah menganggap Bisma sebagai adinya sendiri.
Sedangkan Bisma sudah tidak memiliki orangtua, dia hanya memiliki kakak perempuan yang saat ini sudah menikah dan menetap di Tanggerang.
Kakaknya sudah meminta Bisma untuk tinggal bersamanya, namun Bisma lebih memilih untuk tetap bertahan dikota kelahirannya.
***
Pagi yang cerah, matahari tengah hangat-hangatnya menyinari sebagian permukaan bumi.
Billa berjalan gontai memasuki gerbang sekolah yang bertulisan SMK GUNA DARMA NUSANTARA itu.
"Hai, cantik." Sapa seseorang sambil menepuk pundaknya.
Spontan Billa menoleh kebelakang dan melihatnya, terlihat Felly yang menebar senyum termanisnya. Ya walaupun wajahnya terlihat pucat.
"Hai, gimana hasil tes kemarin?" Tanya Billa. Felly menggandeng lengan Billa.
"Hasilnya bagus, sebentar lagi aku bakalan sembuh." Ucap Felly dengan antusiasnya.
Billa menatap Felly, perempuan itu selalu saja optimis, dalam keadaan sakitpun dia tetap menunjukkan keceriaannya didepan orang-orang.
"Aku salut sama kamu Fell, kamu selalu optimis dan nggak pernah ngeluh sama keadaan. Ajarin aku ya, aku juga pengen kaya kamu." Ucap Billa.
"Ya ampun Bill, kunci hidup bahagia itu ya dengan kita bersyukur, menikmati apa yang Tuhan kasih buat kita dan jalani hidup ini dengan penuh keikhlasan." Ucap Felly.
"Tapi aku rasa hidup aku itu nggak seberuntung orang-orang." Ucap Billa sembari menundukkan kepalanya.
"Kata siapa? Kamu itu orang paling beruntung, kamu diberi kesehatan sama Tuhan, sedangkan banyak diluar sana orang yang penyakitan dan susah sembuh. Contohnya aku." Ucap Felly. Billa menatap kearah Felly, dia merasa malu dengan apa yang dikatakan Felly.
Felly divonis dokter dengan penyakit kanker getah bening, namun Felly tidak pernah menunjukkan rasa kesedihannya, dia selalu ceria seolah tidak terjadi apa-apa dalam dirinya.
Billa sebagai seorang sahabat merasa sedih akan hal itu, satu-satunya teman baik yang ia miliki harus menderita penyakit seserius itu.
"Udahlah, nggak udah bahas itu! Temenin aku sarapan yuk!" Ucap Felly yang menggandeng lengan Billa.
"Emang kamu belum sarapan? Ini udah kurang 8 menit, nggak bakal keburulah." Ucap Billa sambil melirik jam yang melingkar ditangannya.
"Yah, gimana dong. Masa pagi ini aku nggak sarapan lagi?" Tanya Felly sambil memanyunkan bibirnya.
"Kebiasaan kamu ya, udah makan roti ini." Ucap Billa, kemudian dia merogoh tas selempangnya dan memberikan sebuah roti pada Felly.
"Waw, makasih ya. Nanti istirahat aku ganti." Felly langsung melahap roti yang diberikan Billa.
"Udah nggak usah." Ucap Billa.
Merekapun berjalan sambil berbincang-bincang hangat dipagi yang hangat ini.
***
Tetttt... Tetttt...
Suara bel istirahat telah terdengar disetiap sudut koridor, seketika semua murid berbondong-bondong berhamburan keluar dari ruang kelas.
Bisma, Reza dan Ilham langsung menuju kantin untuk membeli makanan yang mereka inginkan.
Bisma celingukan mencari sosok perempuan yang kemarin ia jumpai, namun dia tak juga menemukan perempuan itu.
'Dia kok nggak ada ya?' Tanya Bisma dalam hati.
Dia sangat berharap kembali bertemu dengan Billa, dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk lebih dekat dengan perempuan itu.
Bruk!
Bisma tak sengaja menyenggol minuman yang Reza pegang karena terlalu asik dengan fikirannya.
"Apa sih Bis, loe nggak liat-liat. Jadi tumpah kan!" Seru Reza sambil memperhatikan air yang sudah menggenang di lantai.
"Ia, sorry gue nggak sengaja Bro!" Ucap Bisma sambil nyengir.
"Baru juga gue minum dikit." Ucap Reza sambil memajukan sedikit bibirnya.
"Ya udah lah Za, loe kaya bocah aja. Bis loe beliin aja lagi, ganti tuh minuman." Lerai Ilham.
"Iye, gue ganti. Gue ke kanti dulu ya." Ucap Bisma sambil berlalu.
"Kita kekelas duluan ya, loe nyusul." Ucap Reza. Bisma hanya mengacungkan jempolnya kearah Ilham dan Reza.
***
Billa berjalan sendiri menuju kantin, Felly menyuruhnya untuk membeli makanan karena dia merasa sedikit pusing. Billa sempat khawatir akan hal itu, namun Felly berkata hanya sedikit lapar.
Namun tiba-tiba...
Bukkk...
Seketika lantai berubah menjadi sangat licin, Billa jatuh tersungkur.
Oh tidak, apa lagi seragamnya menjadi basah terkena air yang menggenang. Dia sedikit merasa kesakitan karena lututnya berdarah akibat terbentur lantai.
Bisma yang baru keluar dari kantin melihat seseorang terjatuh di tempat minuman Reza yang tumpah tadi. Ternyata minuman itu sudah memakan korban. Bisma segera menghampiri perempuan itu.
"Hey, loe nggak apa-apa?" Tanya Bisma sedikit khawatir.
Suara itu? Sepertinya Billa pernah mendengar suara itu. Billa menoleh kearah laki-laki yang berada di hadapannya.
Deg!
Bisma tak menduga jika perempuan itu adalah perempuan yang sama dengan yang ia temui kemarin siang. Tatapan matanya masih sama, perasaan itu kembali dia rasakan.
Perasaan senang yang tak dapat dia jelaskan.
Jantung Bisma berdegup tak beraturan, dia harap waktu dapat berhenti untuk sementara untuk meyakinkan bahwa dia benar-benar telah jatuh cinta.
Billa mengernyitkan dahinya melihat Bisma yang memperhatikannya dengan tatapan aneh. Dia merasa risih dengan Bisma, apa lagi beberapa murid menatapnya dengan sinis.
"Ehem." Dehem Billa.
Seketika Bisma tersadar, terbuyarkan sudah semua lamunan-lamunan konyolnya itu.
"Eh, ia maaf. Lutut loe berdarah." Ucap Bisma kemudian.
Billa sangat merasa kesal.
"Ia nih, siapa lagi yang tumpahin air disini. Mana lengket banget." Ucap Billa menggerutu.
"Itu gue, maaf ya." Ucap Bisma merasa bersalah.
"Apa? Jadi kamu? Kurang kerjaan banget." Balas Billa semakin geram.
"Ia, ayo gue anter ke UKS! Gue obatin lutut loe." Ucap Bisma sambil membantu Billa untuk berdiri.
"Gak usah makasih." Balas Billa.
Dia sangat merasa kesal kepada laki-laki itu, tapi dia berusaha bersikap biasa saja dan tidak menunjukkan kekesalannya.
Billa mulai melangkahkan kakinya dengan tertatih.
Bisma tak tinggal diam, dia segera mengikuti langkah Billa.
"Maafin gue ya, gue beneran nggak sengaja tumpahin minumannya Reza." Ucap Bisma menyamai langkah Billa.
"Ya udah minta maaf aja sama si Reza itu." Balas Billa.
"Iya maksudnya gara-gara minuman itu loe jadi jatuh kaya gini." Ucap Bisma. Billa tak menjawab perkataan Bisma, lututnya yang berdarah terasa begitu perih.
Merekapun sampai di UKS. Bisma segera mencari kotak P3K untuk mengobati lutut Billa.
Billa duduk di atas kasur kecil yang ada disana, dia merogoh saku roknya dan mengeluarkan hp jadul didalamnya. Dilihatnya hp itu sudah basah dan tidak dapat menyala, dia meletakkannya diatas kasur.
Bisma menemukan kotak P3K itu dan duduk dikursi dekat kasur.
"Loe mau maafin gue kan?" Tanya Bisma memulai pembicaraan. Billa tak menjawab pertanyaan Bisma, dia masih kesal dengan kejadian ini.
Entah kenapa Bisma tersenyum ketika melihat wajah Billa yang berada dekat dengan dirinya.
Dia mulai menaruh obat merah diatas kapas dan mengoleskannya pada lutut Billa.
Billa sedikit canggung dengan apa yang diperbuat Bisma, dia merasa tidak enak hati.
"Biar aku aja!" Seru Billa hendak mengambil alih kapas yang Bisma pegang.
Tanpa disadari Billa malah memegang tangan Bisma.
Bisma kembali tersenyum melihat tangan perempuan itu yang menyentuh tangannya.
"Nggak apa-apa, biar gue aja! Sebagai permintaan maaf." Ucap Bisma lirih, perkataannya terdengar begitu lembut.
Billa menatap Bisma sambil mengerutkan keningnya, dia tak tau kenapa laki-laki itu memperlakukannya seperti ini.
"Aww, pelan-pelan!" Ucap Billa saat Bisma sengaja menekan lukanya sedikit kencang.
"Maaf! Tapi nggak apa-apa kok, sebentar lagi juga sembuh." Ucap Bisma sambil tersenyum kearah Billa.
Billa terdiam, dia benar-benar canggung ketika Bisma menatapnya dengan tatapan aneh menurutnya.
Bisma merasa senang, dia tak menyangka akan bisa sedekat ini dengan perempuan yang baru ditemuinya itu.
Bisma telah selesai dengan luka Billa, dia mulai menutupnya dengan plester.
Bisma beralih memperhatikan wajah Billa, ternyata perempuan itu benar-benar cantik, Bisma semakin menyukainya.
Billa yang menyadari hal itu merasa sangat terganggu dengan kelakuan Bisma.
"Ngapain kamu liatin aku kaya gitu?" Tanya Billa akhirnya.
Bisma baru menyadari jika perempuan itu berbicara menggunakan aku kamu.
Diapun berusaha untuk menyamainya.
"Nggak apa-apa, suka aja liatin kamu." Jawab Bisma sambil terus melempar tersenyum.
Billa membuang muka, ucapan Bisma membuatnya sedikit mual.
"Oh iya, kamu inget nggak apa yang kemarin kamu bilang sama aku?" Tanya Bisma, Billa mengernyitkan dahinya tanda tak mengerti.
"Bilang apa?" Billa balik bertanya.
Lagi-lagi Bisma tersenyum sebelum akhirnya dia bicara.
"kamu bakal ngasih tau nama kamu kalau kita ketemu lagi. Iya kan?" Ucap Bisma.
Billa tak menjawab. Tapi Bisma langsung mengulurkan tangannya.
"Nama aku Bisma, nama kamu siapa?" Tanya Bisma.
Dengan sedikit ragu Billa membalas uluran tangan Bisma.
"Billa." Jawab Billa apa adanya.
Bisma merasa tengah melayang diudara ketika tangannya dan tangan Billa bersentuhan. Kedua pasang mata itu kembali dipertemukan dalam satu *****.
Pandangan mata lentik Billa begitu meneduhkan hati Bisma.
Dan Bisma semakin yakin jika dirinya benar-benar telah jatuh cinta kepada perempuan itu.
Tetttt.... Tetttt.... Tettt....
Suara bel tanda masuk membuat lamunan itu membuyar, Bisma menjadi salah tingkah.
"Aku duluan, belnya udah bunyi." Ucap Billa kemudian.
"Tapi kaki kamu masih sakit." Balas Bisma yang sedikit khawatir.
"Nggak apa-apa, aku mau kekelas sekarang." Ucap Billa.
"Emangnya kamu kelas berapa?" Tanya Bisma kemudian.
"X Akuntansi2." Balas Billa cepat.
"Sebentar lagi ya, biar kamu istirahat dulu disini. Aku temenin." Ucap Bisma.
Billa berfikir kenapa laki-laki itu menahan dirinya untuk tidak kembali kekelas.
Dia sudah tak tahan dengan bajunya yang basah dan lengket.
Dia mulai beranjak dari duduknya, dia tak ingin Bisma terus menahannya.
"Aku duluan." Ucap Billa kemudian.
"Ehh, kamu mau kemana? Kakinya kan masih sakit?" Teriak Bisma.
Billa tak memperdulikan Bisma, secepat mungkin dia berjalan meninggalkan ruang UKS.
Bisma cepat-cepat merapihkan kembali kotak P3K agar dapat segera menyusul Billa.
Tapi, dia menemukan ponsel yang bersatu dengan peralatan P3K.
Bisma befikir itu mungkin adalah ponsel milik Billa.
"Hp nya jadul banget sih." Ucap Bisma sambil tertawa geli. Dia mencoba mengaktifkanya namun tak kunjung menyala.
"Kena air mungkin ya." Ucap Bisma kemudian. Dia memasukkan ponsel itu kedalam saku celananya dan berniat memperbaikinya dahulu sebelum dia mengembalikannya kepada Billa.
Dia berfikir jika ini adalah jalannya untuk lebih dekat dengan perempuan itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Nilam Nuraeni
semangat kak
2021-12-24
1
Carolline Fenita
maaf kak izin promote karya saya berjudul istri yang tersakiti, oleh Angeline terima kasih
2021-06-09
0
Sunarti
sukses terus y Thor, suka ceritanya bagus
2020-11-08
1