"Bapak ...." teriak Clara dengan keras sambil mencepit hidungnya lalu Clara membuka minyak kayu putih untuk ia cium agar indera penciumannya tidak terkontaminasi.
"Maaf ya Clara. Saya sudah gak tahan. Ini yang bikin si joni gak fokus dan lemas," ucap Rey tertawa lepas.
"Bau banget sih Pak? Makan apa sih?" tanya Clara yang merasa mual.
"Makan pesmol buatn kamu," jawab Rey jujur.
"Tapi kan enak. Bukan bau busuk begini," cicit Clara kesal.
"Ya ampun Clara. Kita ini kan sudah bercampur dan menajdu satu. Masa iya, masalh kentut di permasalahkan?" ucap Rey pelan.
"Bukan masalah kentutnya Pak Rey yang ganteng. Tapi ini masalah baunya yang nyengat banget," ucal Clara kesal.
"Haduh ... Punya mahasiswi begini amat ya. Intinya gini. Kalau kamu mau sama si joni, kamu juga harus mau dengan teman -temannya si joni dong," ucap Rey menjelaskan.
"Apa sih Pak? Gak ngerti Clara. Malah pake bawa -bawa si joni. Si joni kan gak salah. Lagi pula temen -temennya si joni itu siapa?" tanya Clara polos.
"Perhatikan tangan saya dengan baik. Sini lihat baik -baik. Ini kan si joni, kamu suka kan sama dia? Jawab jujur?" tanya Rey dengan wajah serius menunjukkan arah si joni berada dab menatap kenarah Clara yang polos.
Ingin rasanya saat itu Pak Rey tertawa melihat wajah polos Clara sepwrti orang bodoh tanpa ekspresi dan mengangguk pasrah.
"Suka gak? Jawab dong?" tanya Rey kembali.
"Iya Pak. Suka," jawab Clara malu.
"Suka apa?" tanya Rey malah menggoda Clara.
"Ya suka si joni. Masa iya suka apem," jawab Clara mulai kesal bercamlur malu.
"Bagus. Berarti kamu masih wanita tulen dan normal karena suka sama joni. Tapu inget cukup joninya saya aja, jangan joni -joni yang lain juga pengen kamu ajak kenalan. Gak baik ya," titah Rey menasehati. Rey mengulum senyum. Rasanya menasehati sambil ingin tertawa sendiri.
Clara memutar kedua bola matanya malas. Ini adalah pembicaraan unfaedah dan tidak ada akhlak sama sekali.
"Ya kali, Clara mau sama joni yang lain. Si joninya Bapak aja sudah cukup merepotkan saya," ucap Clara jujur.
"Hah? Apa kamu bilang? Jadi selama ini? Kamu merasa joni milik saya merepotkan kamu? Memang dia minta di bangunkan setiap bertemu kamu?" tanya Rey pelan.
"Merepotkan itu bukan soal bangun dan membangunkan si joni. Joni kan sudah pintar kayak Pak Dosen. Alarmnya kuat kan. Dia bisa bangun tepta waktu dan kadang bangun di waktu yang gak tepat," ucal Clara jujur.
Sontak ucapan itu membuat Rey teratwa keras dan lepas. Ia merasa konyol dengan Clara, anak didiknya itu. Benar -benar tema bicara yang tidak ada ujung berungnya.
"Arghh ... yang penting kamu suka sama si joni. Gak ada komplain kan soal joni?" tanya Rey makin menjadi.
"Au ah ... ngomongnya gak jelas. Lalu teman joni itu siapa?" tanya Clara lada knyi pembicaraan.
"Oh iya. Joninkan suka muntah tuh, nah kan kamu juga suka sama muntahan joni. Kamu juga harus suka sama kentutnya teman joni. Paham gak sih?" tanya Rey merasa ucapannya aneh banget.
"Gak jelas," ucap Clara kesal
Clara hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Tak menyangka di semester akhir, ia harus menemui karmanya. Bertemu dosen mesum dan mereka menjalani hubungan gak jelas dan tanpa status.
Clara pikir, setiap hubungan harus pasti dan jelas. Memang sih, Pak Rey berjanji menikahinya. Clara sudah di perkenalkan pada keluarganya. Tapi, Clara belum di akui di kampus sebagai? Masa iya simpanan dosen mesum? Arghh jangan sampai ada hosip tidak enak.
"Hei ... bengong aja. Kenapa?" tanya Rey yang mulai merasakan kelegaan kareba sudah mengeluarkan bom atom dengan suara yang sangat merdu sekali.
"Ekhemm ... Pak ... Kalau saya hamil? Tetus gimana?" tanya Clara tiba -tiba.
Tatapan Clara lurus ke depan menembus kaca mobil. Hujan deras dan lebat sudah mereda. Hanya tinggal jujan gerimis saja. Tapi Rey masih duduk manis di sana menunggu pagi dan mencari bantuan.
"Kenapa harus resah? Ada saya," ucap Rey pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
manda_
ya cpt nikah dong pak jgngan keburu hamil dosa nya bertambah
2023-01-07
2