"Apanya Pak? Itunya apa?" tanya Clara bingung.
"Itu," ucap Rey pelan dengan kedua mata menunjuk ke arah bawah Clara.
"Hah? Di bersihkan? Pakai apa? Kalau sudah ada kamar mandi, Clara pasti cuci bersih. Bapak juga sih, gak tahu waktu dan gak tahu tempat minta jatahnya," cici Clara kesal.
"Mana saya tahu ini akan terjadi. Ini kan dadakan kayak tahu bulat. Kamu juga yang salah," ucap Rey mulai tak berdaya. Sesekali ia mengatur napasnya dan menahan agar tak keluar di tempat yang tak di inginkan.
"Kok jadi saya yang di salahkan," sesal Clara. Kebiasaan ujung -ujungnya Clara yang di salahkan.
"Iya dong. Gara -gara kamu, saya jadi kencaduan punya kamu," ucal Rey lelan dan mencubit gemas dagu Clara yang saat ini wajah Clara sedang menatapnya.
"Dih ... Bapak aja yang mesum," ucap Clara membenarkan posisi duduknya lalu menghirup udara segar yang mulai terasa sejuk mengisi seluruh rongga paru dan menaikkan mood Clara yang sempat hilang karena tak puas di sesi terakhir. Masih saja di bayangkan wajah Clara yang menahan rasa gatal tak karuan menahan klimak yang sudah tinggal pecah telur berada di ubun -ubun. Rasanya seperti terbang ke angkasa lalu saat ingin memegang bulan terpeleset dan jatuh terjeberembab ke tanah yang lapang.
"Saya yang mesum? Tapi mahasiswinya juga mau kan? Yang penting saya gak modus," ucap Rey pelan dan sedikit meringis.
"Kenapa Pak? Itu tutup sih Pak. Udah tidur dan terkulai lemas gitu. Gak enak di lihatnya," ucap Clara pelan.
"Hem ... kamu paling suka lihat punya saya yang sedang bangun dan tegak sempurna dong?" goda Rey pelan.
"Lho? Wajar dong? Manusiawi bukan?" tanya Clara pelan.
Rey hanya tertawa sambil menganggukkan kepalanya pelan. Ia memasukkan si joni yang mulai mengkerut lemas di dalam sangkar terbaik dan aman dari jeratan dan lirikan orang lain selain orang khusus dan spesial tak lain Clara.
"Emmm ... Argh," suara rintihan itu begitu jelas dan lolos begitu saja dari bibir Rey.
Clara melirik ke arah Rey dan menatap wajah Rey yang tampan mulai memerah.
"Bapak kenapa sih? Jangan buat saya bingung dan cemas. Ini jauh dari mana -mana dan gelap," ucap Clara pelan.
"Hah ... Saya gak tahan lagi, Clara," ucap Rey mulai berkeringat dan terus mencoba duduk tenang dengan punggung bersndar nyaman di kursi jok belakang.
Clara mulai panik. Tak pernah ia lihat Rey seperti ini. Lihat saja, wajahnya merah sekali dan tangannya basah berkeringat. Beberapa bagian tubuhnya terasa sangat dingin sekali.
Clara menurunkan kaca jendelanya agak sedikit turun agar hawa segar angin sejuk setelah hujan lebat turun itu membuat tubuh sedikit rileks dan santai. Clara mencari minyak kayu putih dari tas slempangnya.
"Bapak sakit ya? Atau pusing? Atau apa? Bicara dong Pak? Jangan cuma diam aja. Clara kan bingung," ucap Clara pelan dan panik sekali.
Baru saja mengambil ponsel dan akan mencari pertolongan. Rey berteriak dengan suara tertahan. Seperti suara mendesah.
"Aww ...." begitu kira -kira suara teriakannya di ikuti dengan bunyi -bunyian yang khas.
Dut ... prepet ... dut ...
Panjang dan lama sekali ...
Clara menoleh ke arah Rey yang menunduk malu. Sudah dari tadi ia menahan ingin buang air besar dan kentut. Malu kan di depan lawan jenis melakukan hal yang menjijikkan itu dan akhirnya bau itu menyeruak di dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
Khamim Fiatin
bisa bisanya si rey .. ngakak
2023-12-19
0
Neneng cinta
ngakak😂😂😂
2023-03-24
0
Ahmad Affa
Malunya sampe ke ubun" ya Rey... 🤣🤣🤣🤣🤣 kenapa harus datang Di saat yg tidak tepat oh tornadooo.... 😆😆😆😆
2023-01-24
1