Suara deheman itu cukup keras membuat Clara panik setengah mati. Kedua tanganya langsung neik dan berada di dada Rey. Rey juga panik. Tapi kepanikan Rey malah ingin cepat bisa mencium Clara.
Dasar gila!!
Bisa -bisanya Rey malah terus maju sedangkan jelas ada orang masuk ke dalam dapur itu dan memergoki mereka berdua makanya berdehem keras.
Clara dengan cepat dan kasar mendorong tubuh Rey ke belakang hingga pinggang lelaki tampan itu kepentok ujung sudut meja makan yang runcing.
"Awww!! Sakit tahu!! Gak bisa lembut dikit?" teriak Rey mengaduh membuat Clara menatap Rey dan merasa bersalah sekali.
"Maaf Pak. Sengaja ... eh gak sengaja. Masa iya sengaja," ucap Clara lirih.
"Kalian sedang apa?" tanya Ayah Rey yang tak sengaja memergoki anak lelakinya sedang mencium anak gadis di dapur.
"Ehh Ayah ...." jawab Rey kaget sambil menggaruk kepalanya yang smaa sekali tak gatal. Ia hanya gugup saja.
"Kamu siapa!!" tanya Ayah Rey tegas menatao Clara.
Baru kali ini Ayah Rey bertemu Clara. Wajar kika ia bertanya dengan nada tinggi. Ini rumah bukan tempat mesum.
Clara langsung menghampiri Ayah Rey dan memberikan salam lalu mencium punggu tangan calin ayah mertuanya itu dengan sopan.
"Clara om. Mahasiswinya Pak Rey," jawab Clara gugup.
Ayah Rey melepas jabat rabgan itu dan menatap Clara dari atas rambutnya hingga ke bawah kakinya lalu naik lagi tepat di leher mulusnya. Rambut Ckara tak sengaja di ikat ke atas saat memasak tadi. Cakra takut saat memasak ada rambutnya yang rontok ke dalam masakannya. Tak hanya itu saja, namanya masak pasti akan kepanasan makanya rambutnya di ikat asal ke atas dengan model cepol sederhana.
"Clara. Nama yang bagus. Lalu? Kesini ada maksud apa?" tanya Ayah Rey tegas membuat Clara menelan ludahnya dalan dan tertegun menatap Ayah Rey di depannya yang menatap dirinya dengan tatapan aneh.
Clara menatap ke bawah. Dan melihat pakaiannya yang masih rapi tertutup celemek.
"Jawab. Katanya mahasiswi. Di tanya tujuan kesini apa? Malah diam?" tanya Ayah Rey tegas. Nadanya datar tapi tatapannya seolah tak suka pada Clara.
"Ekhemm ... anu om. Clara habis masak," jawabnya bingung.
"Ohh ... Sekarang ganti profesi jadi tukang masak di rumah ini?" tanya Ayah Rey sambil lekat menatap Clara.
Clara terdiam dan dua tangan menepuk pundaknya lalu memegang lembut oundak itu.
Arghh lega rasanya. Tentu Pak Rey akan membantunya mengatasi masalah ini. Pertanyaan Ayah Rey membuat bulu kuduk Clara berdiri semua. Mending ketemu pocong jelas dia setan. Tapi ini? Di hadapkan dengan sosok Ayah Rey yang berwujud tapi membuat jantungnya makin mengikuti irama hentakan DJ. Lama lama bisa masuk IGD karena penyakit jantung.
"Anak didik skripsi Om Felix, Ayah," ucap Rey menjelaskan kepada Ayahnya.
"Oh ... ini yang di ceritakan om Fekix?" tanya Ayah Rey pelan sambil menatap lekat Clara.
"Iya Ayah. Cantik kan?" tanya Rey smabil.tersenyjm menampilkan gigi ratanya pada Ayah Rey yang nampak seriua tak bjsa di ajak bercanda sama sekali.
"Hemm ...." jawab Atah Rey datar dan kembali membalikkan tubuhnya untuk segera pergi dari dapur tanpa ada niat untuk apa tadi masuk ke dapur itu.
Tubuh Ayah Rey sudah berbalik, namun ia berbaluk lagi dan menatap Clara tajam.
Tatapan itu membjat Clara menelan air liurnya kembali. Rasanya jantung Clara makin tidak baik baik saja. Lama lama beneran kena serangan jantung berlama lama di sini.
"Tolong itu tanda merah di leher kamu di tutup. Kalau ketahuan Dessy, kelar hidup kamu," ucap Ayah Rey tegas sambil menunjuk ke arah lehernya sendiri.
Sontak ucapan itu membuat Clara makin gugup dan salah tingkah. Clara takut Ayah Rey berpikir macam macam dan mengira Clara bukan gadis baik baik. Ayah Rey tidak tahu saja, siapa pelaku goresan merah di leher Clara. Semua perbuatan Pak Rey yang tak bisa menahan hasratnya.
Clara langsung melepaskan kuncirannya dan menutupi leher yang terlalu banyak jejak merah di sana. Tak hanya merah, ada juga yang mulai keunguan dan kebiruan. Sungguh terlalu kuat.
Rey memutar tubuh Clara dan menyibakkan rambut panjanh Clara lalu menatap leher mulus Clara yang memang banyak hasil karya indah bibirnya di sana.
Wajah Rey nampak tersipu malu dan tersenyum pwnuh arti kepada Rey.
"Ini kerjaan Bapak. Saya yang harus menanggung malu. Kalau si om nerpikir jelek tentang saya gimana? Mau tanggung jawab?" cicit Clara ketus.
"Si om? Ayah itu!! Sopan dikit sama calon mertua," kesal Rey pada Clara.
"Arghh iya Ayah. Ini nasib saya gimana?" tanya Clara kesal.
"Kan udah di tutupin rambut. Aman dong? Yang terpemting Kak Desy gak lihat. Bisa berabe," ucap Rey santai sambil menjawil dagu Clara dengan gemas.
"Pak ... Kok Bapak bisa santai gitu sih? Kayak gak serius. Kalau Bapak gak mau tanggung jawab gak masalah Pak. Jangan di buat beban," ucap Clara pelan.
Clara tidak akan menyalahkan Rey sepenuhnya kejadian di malam itu. Ia tahu, ia juga salah karena posisinya juga mabuk tak sadarkan diri.
Tatapan Rey tetlihat aneh menatap Clara.
"Kamu masih meragukan saya? Sampai saya ajak ke rumah saya untuk kenalan sama Ayah dan Bunda serta kak Desy? Masih gak percaya saya mau serius?" tanya Rey malah kesla sendiri.
Rey sudah berusaha membuat hubungan mereka terlihat wajar dan santai. Rey juga tidak mau terlihat tak baik di keluarganya. Itu kesalahan fatal dan Rey berusaha untuk tetap mejaga wibawa dan menjaga harga dirinya dengan mau bertanggung jawab.
Tubuh Clara kali ini benar benar terkunci rapat. Tubuhnya sudah merapat di dinding hingga punggungnya benar benar merasa mentok dan tak ada celah lagi buat pergi dari hadapan Rey. Tatapan Rey tajam ke arah Clara. Ia paling tidak suka mengulang perkaraannya kecuali meugulang kenikmatan itu. Wajah Rey sengaja di dekatkan ke wajah Clara.
"Saya gak pernah main main dengan ucapa saya. Setiap janji saya, pasti saya tepati," ucap Rey tegas.
"Satu hal lagi, saya tidak suka mengulang ucapan saya. Jadi saya gak mau kamu mengulang pertanyaan kamu itu!! Kecuali mengulang hal indah kebersamaan kita," ucap Rey mulai bergairah kembali.
Maklum perjaka baru kehilangan keperjakaannga. Rasa penasarannya masih belum terpuaskan. Makanya berkali kali ia cicipi Clara. Sampai ia merasakan kenikmatan luar biasa.
Gelora hasratnya tetus muncul begitu saja setiap melihat Clara. Rasanya ingin ters menerus menerkam gadis itu dan mengungkungnya di bawah tubuhnya hingga Clara tak bisa begerak lagi dan berteriak meminta ampun.
"Paham!!" tanya Rey lirih.
Ia mengecup pipi Clara dengan santainya. Clara seperti sudah di anggap istrinya sendiri. Niatnya sudah bulat untuk menikahi gafis yang telah ia mabil keperawanannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu jangan sampe terpisah ya ray sama clara
2023-01-05
2
Najwa Naumi
lanjut up nya thor semangat 💪💪💪
2023-01-04
1
ainirhmtni🌷
aduhh bacanya ikut deg-deg an thorr, apakah mereka akan bersatu atau terpisah?, semangat up nya thor
2023-01-04
1