Malam ini, kebetulan hari begitu cerah. Bunda Silva ingin suasana makan malam yang berbeda dari biasanya. Mungkin akan lebih hangat dan lebih akrab jika makan malam kali ini di adakan di teras samping dekat gazebo.
"Hemm wangi sekali," ucap Bunda Silva yang menghampiri Clara sedang mengaduk aduk masakannya. Beberapa kali Clara mencicipi agar masakannya menjadi pas dan enak di nikmati saat makan malam nanti.
"Tante ehh Bunda ... Ini resep dari kampung," ucap Clara santai.
"Kamu pintar memasak ya?" cicit Bunda Silva memuji.
Sudah ada beberapa menu makanan yang di buat dari tangan mungil Clara tanla bantuan Bunda Silva sama sekali.
"Gak pintar Tante, cuma suka masak aja kalau di kampung," ucap Clara pelan.
Bunda Silva tersenyum manis dan menepuk pelan pundak Clara.
"Bunda ke dalam dulu ya ... Kayaknya enak deh kalau makan di taman samping. Biar suasananya gimana gitu. Ada menantu Bunda yang pintar masak," ucapan Bunda baru saja membuat dua bola mata Ckara berputar hebat.
"Bunda bilang apa barusan? Menantu?" tanya Clara dengan pertanyaan bodoh sekali.
Bunda Silva yang malah kaget dengan leetanyaan Clara barusan.
"Memang ... Salah Bunda bicara soal menantu? Kamu?" pertanyaan Bunda Silva belum juga selesai. Rey sudah masuk ke dalam dapur dan memeluk Bunda Silva erat dari belakang. Rey memang manja pada Bundanya.
"Bagaimana? Calon menantunya? Sesuai kriteria gak?" tanya Rey mencairkan suasana.
Bunda Silva menepuk pelan tangan Rey agar terlepas.
"Memangnya Clara mau sama kamu? Kalau kamu manja begini sama Bunda? Ya kan Clara?" tanya Bunda Silva makin gemas pada anak lelakinya itu.
Rey yang berdiri di belakang Bunda Silva pun mengedipkan satu matanya pada Clara. Ting.
Kedipan mata yang membuat tubuh Clara seperti terhinoptis akan wajah tampan Rey.
"Sayang ... Bukankah kita sudah mengatur rencana pernikahan?" tanya Rey pelan membuat Clara kaget.
Hari ini benar benar penuh kejutan tak terkira. Jangan sampai apa yang sudah terlewati dan membuat Clara bahagia harus di hempaskan dan jatuh begitu sjaa merasakan kekecewaan.
"Ekhemm Iya Pak," jawab Clara gugup dan polos.
"Pak? Kamu masih panggil Rey, debgan sebutan Pak? Kalian pacaran berapa lama sih? Atau memang masih baru? Jadi kaku?" tanya Bunda Silva merasa ada yang janggal dengan kisah cinta Rey dan Clara.
Clara terhenyak dengan uacpan Bunda Silva baru saja. Secara tidak langsung Clara di salahkan dan Rey melotot kenarah Clara.
Clara tidak bisa berpikir jernih sampai pada akhirnya Clara hanya teringat sebutan Mas. Ya, kata Mas sudah tak asing lagi di telinganya bahkan Mamanya pun memanggil Papanya dengan sebutan Mas. Malah terdengar mesra dan sangat romantis.
"Arghh ... Benar Mas. Kita sudah membicarakan pernikahan," ucap Clara ragu.
Clara langsung menunduk dan melanjutkan memasaknya untuk menghilangkan rasa gugupnya saat ini.
"Kalian memang membuat dada Bunda was was. Jangan sampai Bunda tahu sesuatu yang gak mengenakkan dari kalian. Dan kamu, Rey. Jangan tebar lesona terus sama anak didikmu. Bunda tahu, mahasiswi di kampus kamu memang cantik semua, seksi semua, tapi lihat, yang pinter masak dan sipan kayak Clara ini jarang ada. Sudah Bunda mau ke teras smaping," ucap Bunda Silva tegas kepada Rey yang hanya bisa diam bwrdiri mematung saat Bunda Silva menasehati.
Setelah Bunda Silva pergi, Clara menatap lekat ke arah Rey. Ia meminta lenjelasan dari apa yang di ucapkan Bunda Silva baru saja. Jangan sampai Clara hanya masuk dalam permainan cinta semalam Rey saja. Tapi, kalau mau begitu, tak perlu juga Clara di perkenalkan pada Bunda Silva dan Kak Dessy. Tapi ... tapi ... Renata juga di tinggalkan ....
"Arghh ... entahlah. Mana Clara sudah mulai terbiasa melihat senyum Rey yang manis. Hussss ... hilang ... hilang ... hilang," lirih Clara sambil memejamkan kedua matanya dan menarik napas dalam. Sendik sayurnya masih berputar mengaduk masakan di atas wajan dengan bibir bergerak gerak sendiri seperti sedang bicara sesuatu tanpa berucap.
Rey sejak tadi menahan tawa sambil menatap Clara. Lalu perlahan berjalan menghampiri Clara yang masih menutup kedua matanya lalu memeukul pelan kening Clara dengan telapak tangannya.
"Baca mantra cinta jangan mau maghrib gini. Nanti yang ada kamu makin jatuh cinta sama saya," ucap Rey berbisik.
Bisikan syahdu dan merdu membuat bulu kuduk Clara berdiri hebat dan membuka matanya. Pandangan mereka bertemu dan saling menatap lekat.
Clara mengerutkan keningnya.
"Baca mantra? Siapa yang baca mantra? Ada juga Clara berdoa. Jangan sampai Clara terjebak hal beginian lagi. Cukup hari ini saja," ucap Clara tegas masih mengaduk masakannya yang sudah mengeluarkan arroma wangi hingha membuat perut Rey ingin sekali mencicipinya.
"Hah? Apa katamu barusan? Terjebak dengan hal beginian? Coba jelaskan? Saya gak paham," ucap Rey berusaha sabar menghadapi Clara.
"Ya. Beginian. Cinta satu malam yang katanya tak sengaja. Terus berpura pura mau menikahi karena rasa tanggung jawab. Di kenalkan pada orang tua dan keluarganya seolah nyata di bumbungbke atas agar Clara percaya. Mau main ke rumah Clara dan mau melamar karena merasa bersalah sudah ....." ucapan Clara langsung di hentikan dengan telapak tangan Rey yang kekar menutup mulut Clara dengan cepat karena Kak Desy masuk begitu saja ke dalam dapur bagai jalangkung. Kalau Kakak permepuannya sampai dengar ucapan Clara barusan. Rey bisa habis di sunat ulang sama Kak Desy.
Kak Desy yang baru masuk ke dapir kaget melihat keduanya seperti sedang menutupi sesuatu.
"Kenapa mulut Clara di tutup begitu? Anak gafis orang tuh bisa mati gak napas," ucap Kak Desy kepada Rey yang perlahan membuka mulut Clara.
"Ini lhi Kak, daribtadi nyicip masakan terus. Udah Rey bilang enak, pas, masih saja gak percaya diri. Coba Kka Desy cicipin sini," titah Rey beralasan.
Clara hanya bisa menghembuskan nalas pelan dan halus sekali. Clara baru paham, Pak Rey itu tak hanya tamlan, ganteng, gagah, kuat, pintar, ternyata cerdik juga kayak kancil.
Desy berjalan menghampuri Clara yang masih berada di depan kompor dan mencicipi masakan Clara. Wajahnya terlihat datar.
"Enak," ucap Desy pelan tanpa eksperesi lainnya.
Desy langsung berjalan lagi mengambil botol minuman dari lemari pendingin sesuai dengan niatnya ke dapur tadi. Lalu pergi begitu saja dengan sejuta tanya di pikiran Clara. Ada yang begitu? Keluarga ini memang sedikit aneh. Atau memang Clara yang gak bisa beradaptasi? Clara yang kelewat kampungan dan tidak lercaya diri. Clara ini siapa?
"Hei ... malah bengong," ucal Rey menepuk bahu Clara pelan.
"Haduh ... bikin jantungan aja sih. Bisa gak sih nepuknya lembut dikit?" ucap Clara kesal.
"Hei ... Kamu kenapa? Kayak kesambet?" tanya Rey menatap Clara sedikit aneh.
"Bapak pintar ya?" ucap Clara pelan.
"Tentu dong," jawab Rey dengan sikap sombongnya.
"Pintar bohong. Kayak kancil," ucap Clara kesal.
"Hah? Kamu bilang dosen pembimbing kamu ini kayam kancil? Awas saja, bab dua kamu satu semester," ancam Rey pura pura marah.
Clara mematikan kompornya dan memindahkan masakannya ke dalam wadah yang sudah di siapkan dan terakhir di hidangkan ke meja makan.
Tubuh Clara tiba tiba berbalik dan melotot kenarah Rey yang sejak tadi mengekori dirinya.
"Bapak ancam saya? Bab dua satu semester? Sama jahatnya kayak Pak Felix," ucap Clara ketus.
Clara akan berbalik lagi namun tubuhnya terkunci. Rey lebih dulu memeluk pinggang Clara agar tak bisa perhi dari hadapannya.
Rey menatap Clara dengan tatapan penuh hasrat.
"Gak usah macam macam ininkandang singa," cicit Clara mengingatkan.
"Bukannya ini kandang buaya," jawab Rey mendekatkan wajahnya ke wajah Clara. Wajah mereka sangat dekat sekali. Mungkin kalau Clara memonyongkan mulutnya bisa tepat mengebai bibir tebal Rey yang sensual.
"Buayanya Bapak," jawab Clara tanpa ragu namun lirih sekali.
"Saya buaya jantannya dan kamu buaya betinanya. Kita sama sama buaya, benar?" ucap Tey liri dan mengecup bibir Clara. Baru juga menempel.
"Ekhem ...." suara deheman keras muncul dari arah masuk dapur membuat Clara terlonjak kaget di iringi denguo jantung yabg berdetak seperti dentuman musik DJ. Jedag jedug.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
Srie wibi
dimanapun tempat kl ada kesempatan pst digunakan dg baik oleh Rey. dasar dosen mesyum
2023-01-06
1
manda_
emang ya ray tuh buaya mesun cerdik kayak kancil 😂😂😂😂🤣🤣🤣
2023-01-05
1