Rey sudah menggandeng Ckara turun ke bawah menemui Bunda Silva dan Kakak perempuan satu satunya bernama Desy.
"Bun ... Ada apa?" tanya Rey pelan.
"Ekh ... sudah selesai mandinya?" goda Kak Desy sambil menatap Rey dan Clara bergantian.
"Ekhemm Sudah Kak," jawab Clara dengan cepat.
"Kak Desy ... Jangan bikin Clara gak nyaman ada di sini," cicit Rey mulai kesal.
"Sudah ... Sudah ... Claranya mau Bunda pinjem dulu ke dapur buat bantuin Bunda masak di dapur. Tadinya mau makan di luar tapi Ayah David pengen makan malam di rumah saja. Masak masakan spesial kesukaan Ayah David. Kalian tunggu di sini aja dan gak usah ikut ke dapur lalu yang akur," titah Bunda Silva menasehati.
"Siap Bunda. Biar Rey latihan jagain dua bocil ini," goda Dessu sambil tertawa.
"Gak!! Enak aja emang Rey tempat penitipan anak," jawab Rey dengan kesal.
Usia Rey dan Desy, kakak perempuannya tidak berbeda jauh. Paling berbeda sekitar dua sampai tiga tahun saja. Makanya Dessy sudah menikah dan punya anak pun masih seperti tom and jerry bila bersama Rey, adik laki lakinya itu.
Bunda Silva langsung merangkul Clara dan membawa gadis itu berjalan menuju dapur dan membiarkan kedua anaknya iru berantem dan berdebat. Maklum mereka sudah lama rak bertemu dan baru kali ini lagi bertemu.
"Tante mau masak apa?" tanya Clara pelan mencari bahan pembicaraan. Sejak dari ruang tengah sampai dapur tidak ada satu parah kata pun yang terucap dari bibir Bunda Silva.
Bunda Silva memang sengaja mendiamkan Clara karena ingin mengetahui sifat dan sikap Clara sesuangguhnya. Biasanya calon mertua kalau mau mengetes calon anak mantunya dengan di bawa ke dapur. Kira kira gadis ini bisa apa? Peka atau tidak? Atau hanya sok tahu saja.
Bunda Silva menileh ke arah Clara dan tersenyum.
"Ayahnya Rey itu paling suka makanan yang amis amis," ucap Bunda Silva pelan sambil mengambil dua celemek untuk dirinya dan untuk Clara.
Tantangan yang to the point sekali.
"Maksud Tante jenis ikan atau ayam?" tanya Clara pelan.
Bunda Silva mengangguk kecil.
"Ya. Kira kira menu apa ya? Ada masukan?" tanya Bunda Silva sengaja ingin tahu.
Clara cuma tertawa. Ia memang gadis manja dan tak pernah suka bersih bersih rumah karena Clara merupakan gadis yang jijikan.
"Kenapa tertawa?" tanya Bunda Silva bingung.
"Hemm ... Tante pakai celemeknya terbalik," jawab Clara pelan.
Bunda Silva langsung menatap baguan depan dadanya yang sudah tertutup celemek dan benar, celemek itu terbalik.
"Makasih Clara. Kirain Tante ada apa. Ekhemm ... Panggil Bunda aja ya, jangan Tante. Kayak gimana dengernya," titah Bunda Silva pelan.
"Iya Tante ... eh Bunda," jawab Clara pelan.
Clara tengah sibuk membantu Bunda Silva. Skil memasaknya tidak terlalu memalukan di depan calon mertua.
'Kalau cuma masak pesmol begini sih, gampang,' batin Clara merasa menang.
Di teras belakang Desy dan Rey sedang duduk di sebuah gazebo. Hampir satu bulan ini kedua kaka beradik ini ymtidak bertemu.
Desy yang duduk sambil menatap kembang cantuk yang mulai mekar. Sedangkan Rey mulai membuka makanan ikan dan menyebarkan makanan ikan tersebut ke segala sudut kolam ikan yang tak besar itu.
Kedua ponakannya sedang asyik berlari kesana dan kemari.
"Mau serius sama Clara?" tanya Desy pelan kepada Rey.
Memang antara Desy dan Bunda Silva sedang membagi tugas untuk mencari tahu hubungan Clara dan Rey. Rey sudah cukuo umur untuk menikah. Usianya sudah hampir menginjak kepala tiga dan Clara jelas masih terlihat muda karena memang masih berstatus mahasiswi.
"Menurut Kak Desy? Rey terlihat sedang main main?" tanya balik Rey kepada Desy.
"Ekhemm baru sekali datang jadi belum terlihat sampai di mana kalian seriusnya? Seperti yang sudah sudah banyak wanit kamu bawa kesini, mereka terlihat serius ternyata apa? Tetap saja berakhir tanpa ada kabar dan status selanjutnya. Terakhir Renata? Baru sebulan kemarin dia masih kamu bawa ke rumah ini. Kirain Kakak bakal sama dia. Ehh sekarang ganti lagi," ucap Desy kesal.
Desy sebagai Kakak perempuan juga ikut kesal kalau adiknya tak pernah serius dan hanya mempermainkan wanita.
Rey diam dan menyimak. Rey memang ridak pernah bercerita tentang masalah pribadinya terutama masalah percintaan.
Bagi Rey saat ini. Hatinya sudah mentok pada Clara. Memang awalnya karena kejadian malam itu tapi makin kesini, Rey mulai menyukai Clara yang sederhana dan apa adanya walauoun belum sepenuhnya. Rey berusaha menepati janjinya untuk tetap bertangung jawab atas Clara karena perbuatannya.
Desy menatap lekat Rey. Ia tahu ada sesuatu yang di sembunyikan di sana.
"Kalau boleh Kak Desy tebak. Kayaknya kamu tidak mencintai Clara sepenuhnya. Ada sesuatu unsur saja yang membuatbkamu tertarik? Atau jangan jangan kalian?" ucapan Kak Desy sengaja di hentukan sehingga membuat Rey terlihat panik dan menatap lekat Kak Desy yang terlihat serius.
"Apa? Gak usah buka aib orang," jawab Rey santai.
"Kalian? Hah? Beneran kamu dan Clara?" tanya Desy penasaran.
Rey hanya berdecih pelan. Salah ucap sepertinya sampai Kak Desy bisa menebak tepat sasaran.
"Iya bener," jawab Rey jujur.
"Hah ... tebakan Kakak bener dong," ucal Desy terkekeh.
"Iya Kak Desy. Kakau jadi ya, bentar lagi Bunda punya cucu," jawab Rey pelan.
Rasanya makin terpojok kalau di ajak bicar empat mata seperti ini.
"Apa? Cucu? Kalian? Hah? Rey? Kamu sudah?" tanya Desy memastikan. Padahal pertanyaan tadi bukan soal itu tapi TmRey malah menjawab soal itu. Mereka membahas hal yang berbeda temanya.
"Iya. Reu sama Clara sudah lernah berhubungan," ucap Rey santai.
"Apa? Kak Desy bukan tanya itu tadi. Kalian sama sama patah hati terus bertemu lalu nyaman. Tapi ... ternyata Kakak salah. Adik lelaki ku sudah berani menyentuh anak gadis," ucap Desy histeris.
Rey langsung berdiri dan menutup mulut Desy rapat dengan telapak rangannya yang kekar.
"Diem Kak. Kirain Rey tadi Kak Desy bahas itu. Jangan di bahas kasihan Clara. Itu terjadi tanpa sengaja," ucap Rey pelan tanpa menjelaskan lebih lanjut seperti apa kronologi kejadiannya.
Desy masih menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Lalu Renata? Dia pernah juga?" tanya Desu mulai curiga dengan beberapa perempuan yang di bawa Rey ke rumah ini.
"Gak Kak. Sama sekali gak pernah," jawab Rey cepat.
"Padahal Kak Desy dan Bunda sudah suka sama Renata. Dia cantik dan berkelas. Memang gak bisa masak tapi itu kan nomor sekian gak terlalu penting. Buat Kka Desy dan Bunda tuh yang penting perempuan itu bisa menghargai kamu dan keluarga kamu," ucal Desy pelan.
"Clara?" tanya Rey meminta pendapat pada Desy.
"Baik. Manis. Tapi baru sekali datang ke sini jadi belum bisa di nilai. Tapi dia sederhana sekali gak neko neko, itu nilai plusnya. Paling gak kakau di ajak dosennya makan malam di restaurant jangan sampai malu maluin," ucap Desy pelan menasehati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
manda_
lanjut lagi
2023-01-05
2
Najwa Naumi
lanjut up nya thor semangat 💪💪💪
2023-01-02
1