Belum sempat menjawab pertanyaan Rey. Pintu kamar otu di ketuk dengan sangat keras dari luar kamar.
Rey mematikan shower itu dan segera menutup tubuh Clara dengan handuk dan dirinya mengambil.handuk lain dan melilitkan di tubuhnya.
Dengan cepat Rey memakai pakaiannya dan membuka pintu kamarnya tanpa ada rasa bersalah sama sekali.
"Kak Dessy? Ada apa Kak? Clara baru saja mandi," ucap Rey tanpa dosa sambil mengacak rambutnya dengan handuk kecil sambil mengeringkannya.
Desy menatap Rey dengan tatapan tajam sambil menatap dari atas rambut hingga bagian bawah.
"Kamu yakin? Clara baru saja masuk kamar mandi?" tanya Desy sambil melirik ke kanan dan ke kiri di ruangan kamar itu.
"Benar. Ngapain juga Rey bohong, Kak," jawab Rey berusaha meyakinkan Desy, kakaknya yang super kepo.
"Kakak itu berdiri di sini dan mengetuk pintu kamar kamu itu lama banget. Terus, kamu kenapa masih pakai handuk begini?" tanya Desy pelan.
"Arghh ... Kak Desy kenapa sih? Selalu kepo dan ingin tahu urusan Rey? Rey sudah besar lho," ucap Rey kesal.
Desy hanya memutar dua bola matanya malas.
"Bukan kepo rapi mengingatkan kamu. Itu anak orang jangan di macem macemin kecuali kamu mau serius," ucap Dessy menasehati.
"Iya," jawab Rey kesal.
"Ya udah. Di suruh turun sama Bunda tuh?" ucap Dessy pelan lalu pergi dari hadapan Rey.
Rey menatap Dessy yang sudah menjauh dari kamarnya lalu menutup rapat kamar itu kembali dan menguncinya.
Lalu mengetuk pintu kamar mandinya pelan.
"Clara ..." panggil Rey pelan.
"Ya Pak," jawab Clara pelan.
Clara keluar dari kamar mandi sudah rapi. Tadi ia sempat gemetar dan takut, kalau saja Kak Dessy nekat masuk ke dalan kamar mandi.
"Setelah ini kita turun. Bunda suruh kita turun," ucap Rey pelan.
"Kayaknya saya pulang saja Pak. Saya lelah," jawab Clara pelan.
"Jangan Clara. Saya ingin kenalkan kamu kepada Papah. Saya mau serius sama kamu," ucap Rey tegas.
Clara menarik napas dalam dan menghembuskan pelan dari lubang hidungnya.
Rey berdiri menghampiri Clara yang sedang menyisir rambutnya di depan kaca rias. Tatapan Clara begitu kosong.
"Heii ... Kamu kenapa? Masih ragu sama saya? Takut saya gak tanggung jawab?" tanya Rey pelan samabil memegang kedua bahu Clara.
Clara menggelengkan kepalanya pelan dan melanjutkan menyisir rambutnya.
"Bukan itu," jawab Clara lirih.
"Lalu? Apa? Katakan apa yang menyebabkan kamu seperti orang kebingungan?" tanya Rey pelan sambil merapikan rambut Clara.
"Apa hal ini juga Pak Rey lakukan dengan wanita lain? Renata misalnya?" tanya Clara mulai merasa aneh saja.
Wajar laki laki menikmatu tubuh permepuan apalagi mereka memiliki hubungan yang jelas seperti kekasih atau tunangan dan bahkan sudah menjadi calon istri.
"Hei .... Clara sayang. Kamu masih ragu? Gak percaya? Saya jelaskan sekali lagi. Renata itu memang mantan pacar saya. Itu masa lalu. Dia yang pergi meninggalkan saya karena hal lain yang saya sama sekali gak tahu," ucap Rey sambil memutar tubuh Clara hingga keduanya slaing berhadapan.
Clara mengangguk pasrah.
"Clara juga bingung kalau harus membawa Bapak ke rumah Clara di kampung. Papa dan Mama Ckara pasti akan bertanya tanya soal Bapak. Belum.lagi tetangga," ucap Clara pelan. Ia merasa hubungannya jadi rumit begini. Belum lagi kalau benar tiba tiba Clara hamil.
Sepertinya Clara sudah tak bisa berpikir jernih lagi setelah ini. Cacian dan makian pasti mengarah padanya.
"Kok jadi merembet kemana mana sih. Bilang saja kita mau nikah. Sudah ayo kita turun," ajak Rey cepat sambil menggandeng tangan Clara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
Sari Fatur
smangt,lanjut thor
2023-04-10
1
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi
2023-01-05
1