Rumah Rey begitu besar sekali. Tak hanya besar tapi juga mewah. Bangunan dua lantai yang begitu elegan di pandang. Halaman rumah Rey juga sangat luas dan ada beberapa mobil berjejer di sana.
"Pak ... Ini rumah Bapak?" tanya Clara takjub. Ia berusaha terlihat tenang dan santai agar tidak terkesan udik dan kampungan.
Rey memarkirkan mobilnya dan mematikan mesinnya lalu menatap Clara.
"Lebih tepatnya rumah kedua orang tua saya. Bukan rumah saya," ucap Rey tegas setengah tertawa sedikit.
Jawaban Rey membuat Clara kesal dan memutar kedua bola matanya dengan malas.
Clara membuka pintu mobil dan keluar dari mibil mewah itu. Begitu juga denagn Rey yang kemudian mengambil barang belanjaan yang baru saja di belinya di butik untuk Clara.
"Jangan bengong. Ayok masuk ke dalam," titah Rey pelan sambil berjalan terlebih dahulu.
Clara mengikuti dari belakang. Ia hanya membawa tas slempangnya saja. Tas mika berisi berkas skripsi memang sengaja di tinggal di dalam mobil di atas dashboard.
Rumah besar milik orang tua Rey terlihat sepi sekali. Dari luar seperti tak ada orang di dalam. Tapi saat Rey membuka pintu depan yang langsung menghubungkan ruang tamu. Suara teriakan anak kecil pun terdengar hingga di teras depan.
"Om Rey!!" teriak salah satu keponakan Rey dari arah dalam saat melihat Rey masuk ke dalam.
"Ical?" panggil Rey keras ke arah anak kecil yang malah tertawa dan masuk ke dalam lagi.
"Siapa dia?" tanya Clara dengan cepat.
"Ical. Keponakan aku yang bungsu. Anaknya Kak Desy," ucap Rey pelan sambil menutup pintu depan kembali setelah Clara masuk ke dalam.
"Oh ...." jawab Clara singkat.
Rey mengandeng Clara dengan mesra dan membawa masuk ke dalam. Seperti biasa semua keluarganya berkumpul di ruang tengah yang biasa di jadikan ruang keluarga.
Mama Rey ada di sana sedang asyik berbicara serius dengan anak pertamanya bernama Desy, Kakak Rey.
"Ma ... Kak Desy? Kenalin Clara," ucap Rey pelan sambil membawa Clara ke tengah ruang keluarga itu sambil mengenalkan satu per satu.
Clara mengulurkan tangannya dan menciumi punggung masing masing punggung tangan Mama Rey dan Kak Desy secara bergantian dengan sikap hormat.
"Siapa tadi namanya?" tanya Mama Rey pelan.
"Clara, Tante," jawab Clara pelan.
"Oh ... Clara ... Nama yang bagus," ucap Mama Rey pelan sambil mempersilahkan Clara untuk duduk bersama di ruang tengah itu.
"Desy ... Kamu masih kuliah?" tanya Desy memperkenalkan diri dan bertanya tentang Clara sedikit.
"Skripsi Kak," jawab Clara sedikit gugup.
Ia merasa seperti remahan biskuit kaleng yang sering di sajikan saat hari lebaran tiba.
"Ohh ... Skripsi. Selera kamu, Rey. Selalu daun muda," ucap Desy nyeletuk begitu saja membuat Clara menoleh ke arah Rey yang terlihat salah tingkah.
"Desy ...." ucap Mama Rey menengahi agar tak ada salah paham.
"Selamat bergabung di sini. Rey memang begitu, semoga kamu betah jadi kekasihnya," ucap Desy sambil tertawa menoleh ke arah Rey yang tengah memberika wajah masamnya kepada Desy.
"Ekhemm ... Clara duduk dulu. Mau minum apa?" tanya Mama Rey pelan kepada Clara.
"Apa saja Tante. Atau biar nanti Clara ambil sendiri saja," ucap Clara gugup. Baru kali ini Clara di ajak ke rumah pihak lelaki. Rasanya luar biasa gugup. Apalagi perkenalan Clara dengan Rey di lalui tanpa sengaja.
"Ohh ... oke. Kamu bisa ambil minum sendiri di dapur ya," titah Mama Rey pelan sambil menunjukkan arah menuju dapur.
"Ma ... Liburan akhir tahun ini, Rey mau ke rumah Clara di kampung," ucap Rey pelan dengan wajah yang begitu serius.
"Wah ... bakal ada yang mau serius nih kayaknya? Udah tobat?" goda Desy sambil tertawa.
"Kak Desy kenapa sih?" ucap Rey kesal.
"Lho ... Memang Kakak salah? Kakak cuma mastiin aja kalau kamu benar serius dan tidak main main lagi. Inget umur kamu," ucap Desy mengingatkan.
"Maaf ya Clara. Kak Desy memang begini," ucap Mama Rey pelan kepada Clara.
"Gak apa -apa Tante," ucap Clara pelan.
"Jadi mau numpang mandi gak?" tanya Rey pelan kepada Clara untuk menyudahi pertanyaan -pertanyaan aneh yang bisa membuat runyam.
Clara mengangguk pasrah seolah paham maksud Rey.
"Tante, Kak Desy, Clara mau mandi dulu. Kebetulan air di kost gak nyala tadi," ucap Clara beralasan.
"Iya Clara. Santai saja. Bisa pakai kamar mandi di kamar Rey," ucap Mama Rey pelan.
Rey langsung menggandeng Clara dan mengajaknya naik ke atas lantai dua menuju kamar tidurnya.
"Ini kamarku. Masuk saja. Santai. Itu kamar mandinya," ucap Rey pelan menjelaskan.
Rey menutup pintu kamarnya dan mengunci rapat pintu kamar itu. Kakaknya suka iseng masuk ke dalam kamarnya tanpa aba aba.
Ckara menatap seluruh isi kamar itu dengan kagum. Kamar seorang pria single begitu rapi dan tertata indah setiap sudutnya tanpa ada yang terlihat jelek dan tak berfungsi.
Rey meletakkan paper bag berisi pakaian itu di atas kasur. Clara pun mengambil satu stel pakaian dan pakaian dalamnya.
Sedangkan Rey mengambil handuk untuk Clara.
"Ini handuknya," ucap Rey pelan sambil memberikan handuk kering dan bersih kepada Clara.
Clara menerimanya dengan senyuman dan masuk ke dalam kamar mandi. Baru saja akan menutup pintu kamar mandi itu, Rey langsung menahan pintu kamar mandi itu.
"Saya ikut ke dalam," ucap Rey pelan.
Clara langsung melotot ke arah Rey.
"Apa? Ikutan masuk? Maksudnya?" tanya Clara bingung.
"Ya mandi bersama lah. Masa mau lihati lamu mandi," ucap Rey pelan sambil mengedipkan satu matanya kepada Clara.
"Gak. Gak ada mandi bareng. Ada juga gak mandi," ucap Clara cepat.
"Lupa?" tanya Rey pelan.
"Apa?" jawab Clara polos.
"ACC bab satu tadi gak gratis," ucap Rey sambil tertawa dan masyk begitu saja ke dalam kamar mandi membuat Clara kesal.
"Bisa bisanya kamu, Pak. Menurut saya, keinginan anda untuk menikahi saya juga ada udang di balik batu," ucap Ckara sambil memberikan kiasan.
"Hah ... Kamu itu jangan overthinking," ucap Rey pelan. Ia membantu Clara meletakkan pakaian bersihnya di cantelan atas dan perlahan membuka pakaian Clara dan menutup rapat pintu kamar mandi.
Air dari shower sudah di nyalakan dengan posisi air hangat yang mengguyur kedua tubuh mereka yang sudah polos. Mereka saling mengagumi dan juga saling memiliki satu sama lain.
Kisah cinta yang lucu dan aneh namun semua memang benar terjadi sepeeti air mengalir.
"Terima kasih sudah hadir dalam kehidupanku tanpa sengaja, Clara. Mau kah kamu menikah denganku?" ucap Rey pelan tepat di telinga Clara saat keduanya benar benar melepaskan bersama meraih kenikmatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
Srie wibi
gk udah dtanya ray, lgsg lamar kerumahnya sekalian cari tgl nikah yg cocok
2023-01-06
0
manda_
ya harus nikahin clara doang ray segelnya clara udah kamu ambil berkali2 loh cpt nikah Nanti keburu hamil mau loh
2023-01-04
1