Keluarga Elbrano!

Aroma makanan itu terasa sangat harum. Samar-samar terhirup bau daging panggang dan banyak lagi makanan yang sudah di sajikan ke atas meja makan untuk pertama kalinya.

Para pelayan mempersiapkan segalanya sampai Efika ikut turun tangan untuk menata Daging sapi panggang dengan dibaluri saos ikan dan selada hijau yang lezat.

Stella sangat berbinar duduk di kursinya melihat semua hidangan lezat ini. Walau bukan makanan kesukaannya tapi sudah beberapa hari ini Stella tak makan-makanan seperti ini.

"Ini apa?" tanya Stella menunjuk sayuran yang terlihat menggelikan. Ia tak begitu suka sayur dan Kol seperti ini.

"Ini bagus untuk kesehatanmu. Apalagi kau tengah patah tulang."

"Buang saja." gumam Stella tak berminat. Xavier yang baru saja turun dari ruang kerjanya langsung menoleh karna mendengar jawaban Stella barusan.

"Stella! Ini bagus untukmu."

"Aku bukan Babi!" jawab Stella dengan leher masih terasa di kekang benda ini. Ia kesulitan untuk menunduk.

"Haiss! Kapan ini di lepas? Aku ingin makan."

"Kau masih belum sehat." jawab Efika menuangkan susu ke gelas Stella yang menggeleng. Ia sudah baik- baik saja dan waktu penyembuhannya sangat cepat.

"Aku sehat. Bisa tolong potong bagian ini?"

Efika Syok kala Stella menyodorkan pisau ke arahnya. Wanita gila ini menunjuk bagian penyangga yang keras dan tak bisa di lepas sembarangan.

"Kau..kau ini gila. Ha??"

"Ayolah. Aku tak mau di siksa seperti Babi di rantai begini." jawab Stella merasa sangat kesal.

Melihat tingkah sembrono Stella. Xavier langsung mendekat mengambil alih pisau itu membuat Efika mundur dengan kepala tertunduk.

"Kauu..."

Xavier menatap datar Stella yang berdiri berhadapan dengannya. Tatapan masih begitu angkuh dan sangat berani.

"Kenapa kau kesini? Berikan pisaunya!"

"Aku akan membantumu." jawab Xavier segera ingin menusuk leher Stella yang langsung kembali duduk dengan mata melebar.

Wajahnya berubah tegang tak seberani saat menyuruh Efika melakukannya.

"K..kau.."

"Aku akan menusuk lehermu!" geram Xavier menarik rasa gugup Stella yang segera mencari alasan.

"A..aku hanya bercanda. Kau ini terlalu serius." sarkas Stella kembali duduk dengan benar memandangi hidangan yang tersedia.

Melihat itu Xavier melempar pisau di tangannya ke lantai lalu duduk di kursi yang tak jauh dari Stella. Efika meletakan cangkir Teh yang biasa dengan tatapan masih tertunduk.

"Vampir minum Teh. Ya?" tanya Stella sinis melirik Xavier dari ekor matanya. Ucapan itu barusan terkesan mengejek dan sinis.

Xavier hanya diam duduk bertopang kaki dengan kedua tangan ada di peggangan kursinya. Terlihat begitu gagah dan sangat berwibawah.

"Kau mau susu?" tawar Stella mengangkat gelas di samping piringnya. Tatapan mata terus meledek Xavier yang hanya santai menyeduh cangkir teh di depannya.

Efika sudah memelototi Stella agar jangan lagi membuat masalah tetapi, seperti biasa Stella mengacuhkan semua itu.

Tak berselang lama seiring dengan sindiran Stella. Dokter Ryker dan Zion datang baru tiba ke dalam Villa karna tadi mengurus urusan di luar.

Mereka terhenti di dekat pintu ruang makan melihat dua musuh ini duduk semeja dengan tatapan masih sama sengit.

Dokter Ryker menoleh ke arah Zion dengan pandangan penuh tanya tetapi Zion hanya menaikan bahunya tak tahu.

"Kau yang berkacamata!!!"

Keduanya menoleh kala ada suara Stella berkumandang. Mereka mendekat ke arah meja makan lalu membungkukkan tubuhnya menyapa Xavier.

"Master!!"

"Hm."

Xavier hanya bergumam datar seraya menyeduh kembali Cangkir Teh miliknya. Hal itu semakin membuat perut Stella tergelitik geli.

"Lihat! Ada Vampir minum Teh."

Spontan wajah mereka memucat mendengar ucapan Stella yang mengolok-ngolok Xavier. Efika segera pergi karna merasa ini sudah tak aman.

Zion bahkan menatap marah Stella yang begitu berani merendahkan Tuannya.

"Jaga bicaramu!!"

"Kau buta atau apa? Ucapanku benar. Dia minum Teh." Maki Stella mencomot potongan dadu daging di piringnya hanya dengan tangan.

Hal itu terlihat tak berkelas dan sembarangan. Ini tak di ajarkan di Keluarga Bangsawan seperti Xavier.

"Kau ini.."

"Kenapa kau yang marah? Aku mengatakannya pada Nyamuk ini!!"

"Kauuu..."

Geraman Zion terhenti dan segera menunduk kata sorot mata membunuh Xavier membungkam mulutnya.

"Maaf. Master!"

"Cih." decih Stella kembali melakukan hal yang begitu rendah dan menjijikan di mata mereka.

Stella menjilati sisa saos di tangannya membuat Zion mengepal tetapi Dokter Ryker hanya mengulum senyum.

Xavier hanya memandangnya tanpa menyangga atau berniat menghentikan Stella. Ia beralih melirik gelasnya lalu sudut bibirnya seketika terangkat licik.

"Kau mau mencoba?"

"Apa?" tanya Stella dengan susah payah menoleh ke arah Xavier yang menyodorkan cangkir di tangannya ke dekat piring Stella yang menaikan alisnya sinis.

"Cobalah!"

"Aku tak suka Teh." jawab Stella ingin melanjutkan makanannya tapi aroma wangi dari cangkir ini membuatnya agak terdiam dan penasaran.

"Itu bisa menambah akal sehatmu!"

"Kau pikir aku gila?!" geram Stella memelototi Xavier yang hanya bersedekap dada begitu angkuh.

Ia memandangi Stella yang ragu-ragu menangkan peggangan Cangkir berbahan Keramik mahal khas ini.

Sedikit mengendus aromanya. Aroma bunga Gardenia yang begitu harum membuatnya bersemangat.

"Harum. Pantas kau selalu meminumnya."

"Minumlah!" ucap Xavier dengan wajah begitu licik. Zion menelan ludah mulai merasa mual karna ia tahu apa sebenarnya bentuk cairan itu.

"Aku juga mau ini nanti!"

"Hm." gumam Xavier beralih mengetuk-ngetuk meja makan ini dengan pelan seakan menunggu.

Stella dengan hikmat dan penuh perasaan meminumnya. Sekali tegukan rasanya begitu hangat dan manis. Ia menegguk beberapa kali sampai akhirnya ketukan jari Xavier berhenti dan mata dahi Stella mulai mengkerut.

Ia merasakan aroma amis dan kental di dalam mulutnya.

"I..ini.."

Duaaarr...

Stella terbelalak kala yang ia minum adalah darah kental yang begitu amis dan menjijikan. Spontan Stella melempar gelasnya lalu muntah sejadi-jadinya di atas meja.

"Hooeekmm.!!"

Xavier tersenyum puas melihat Stella benar-benar mengeluarkan kembali apa yang baru saja ia makan. Bahkan, wajah wanita itu memucat dengan mata merah berair menahan luapan mual dan rasa yang membuat perutnya selalu teraduk-aduk.

Kerongkongannya melilit membuat Stella segera jatuh ke lantai dingin ini. Tak ada rasa kasihan dari tatapan Xavier yang bahkan puas dengan apa yang Stella tunjukan.

"A.. Airr Hoookeemmm.."

Zion ikut menelan ludahnya. Inilah alasan Xavier mengubah semua hal yang berhubungan dengan darah menjadi hal yang normal di mata mereka agar orang-orangnya yang masih awam bisa menyesuaikan diri.

Tapi. Stella benar-benar mencari mati dengan mencoba hal seberbahaya itu.

Melihat Stella yang kehabisan nafas karna muntah dan ia berusaha mengeluarkan darah di mulut dan perutnya. Dokter Ryker jadi kasihan.

Ia mengambil air di atas meja lalu membantu Stella untuk menghilangkan rasa muntahnya.

"Kumur-kumur!"

Bagai kesurupan Stella melakukan dengan sangat cepat. Ia meludah terus menerus berpeggangan ke lengan Dokter Ryker yang menekan bagian perut Stella agar cepat rileks.

"Shiit. Dia punya aroma darah yang kuat dan lezat."

Batin Dokter Ryker merasa sulit mengendalikan diri. Ia saja yang sudah terlatih hidup diantara manusia sejak lama bisa terpengaruh akan aroma tubuh Stella.

Setelah beberapa lama. Stella akhirnya bisa mengendalikan rasa mualnya. Ia terkapar di dekat tiang Meja dengan wajah benar-benar pucat.

"Berikan aku buah itu!"

"Anggur?" tanya Zion yang diangguki Dokter Ryker seraya menerima buah anggur yang ia masukan ke mulut Stella.

Xavier hanya menatapnya datar tak ada niatan untuk membantu Stella.

"Kau sudah baikan?"

"Ehm." gumam Stella mengangguk masih menahan-nahan jijik akan bayangan itu.

Dokter Ryker menghela nafas. Ntah kapan Xavier bisa berubah untuk tak bersikap semaunya lagi.

"Master! Aku ingin melepas penyangganya." izin Dokter Ryker tetapi Xavier bangkit lalu berdiri tegap di depan Stella. Tatapan begitu angkuh dengan kedua tangan masuk ke dalam kedua sisi saku celananya.

"Teh. Hm?"

Stlla begitu geram dan benar-benar mendidih. Ia ingin menendang kaki Xavier tetapi pria itu sudah lebih dulu pergi diikuti Zion yang hanya diam.

"Brengseeeek!!! Aku akan membuat kau membayar iniii!!!!" maki Stella melemparkan gelas susu tadi ke arah Xavier yang sudah hilang keluar dari ruang makan.

Melihat hal itu Dokter Ryker hanya menghela nafas meraih Tasnya di atas kursi lalu mengeluarkan tisu.

"Dia bukan lawanmu!"

"Bagaimana caraku agar bisa melenyapkannya? Aku sudah tak tahan!!" pinta Stella frustasi. Ia membiarkan Dokter Ryker memeriksa denyut nadinya yang sudah stabil.

"Kau tak akan bisa membunuhnya!"

"Dia itu siapa??? Kalau memang Vampir kenapa bisa tak terbakar jika terkena matahari? Lalu.."

Dokter Ryker memeggang bahu Stella dengan tatapan serius. Wajahnya yang ramah dan lembut terlihat menekankan sesuatu.

"Jangan berurusan dengan Keluarga ELBARANO!"

"E..Elbrano?" gumam Stella tak mengerti. Ia baru saja mendengar nama itu dan terasa cukup asing.

Melihat respon bingung Stella. Dokter Ryker merasa heran. Berasal dari mana wanita ini sampai tak tahu Elbrano itu apa?

"Kau dari mana?"

"Pinggiran kota." jawab Stella membiarkan Dokter Ryker membuka penyangga di lehernya dengan alat khusus. Pria ini mangut-mangut pertanda mengerti.

"Pantas saja."

"Kenapa? Elbrano itu siapa dan.."

"Kumpulan manusia pemakan DARAH." Bisik Dokter Ryker membuat Stella meneggang. Ia tak percaya masih ada Mahluk yang seperti Xavier dan bahkan ini lebih banyak.

.....

Vote and Like Sayang..

Terpopuler

Comments

lenong

lenong

kumpulan para Vampire ternyata, nyali mu besar banget Stella👍👍👍

2023-09-09

0

lenong

lenong

bener2 sadis kau Stella🙈🙈

2023-09-09

0

Tina Nine

Tina Nine

pengen banget xavier..nanti yg pontang panting dengan perasaan nya ke Stella.....

2023-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Menyudahi segalanya!
2 Kembali ke sana?
3 Sangat menyedihkan!
4 Lagi dan Lagi!
5 Mengakhirinya!
6 Aksi nekat Stella!
7 Tak lagi bisa menahan!
8 Dimana Stella?
9 Tempat Yang Menyeramkan!
10 Kedatangan Master!
11 Mencari rencana untuk lepas!
12 Malam kematian?
13 Keajaiban!
14 Permusuhan di mulai!
15 Siapa sebenarnya dia?
16 Masih belum Jera!
17 Ada Cicak Halusinasi!
18 Masih belum mati?
19 Kenapa tak terbakar?
20 Keluarga Elbrano!
21 Rencana baru!
22 Berbalik arah!
23 Kekanak-kanakan Stella!
24 Tawaran untuk bebas!
25 Pulang ke Villa!
26 Mengabaikan!
27 Tipuan Xavier!
28 Tak akan melepasnya!
29 Menakutkan!
30 Menyulut kemarahan!
31 Mencoba tak perduli!
32 Di Takdirkan bersama!
33 Kau mencintainya?
34 Rasa panas tak jelas!
35 Jahui Ryker!
36 Ingat batasanmu!
37 Ini buruk!
38 Mencari pengganti!
39 Gadis yang lugu!
40 Sangat berbisa!
41 Hanya ingin?
42 Pengganti?
43 Aku sudah memperingatkanmu!
44 Hanya Milikku!
45 Bagaimana Mungkin?
46 Kembali terjadi
47 Tak menerimanya
48 Lenyapkan?
49 Mengorbankan Ella!
50 Sangat keras kepala!
51 Melepaskan diri!
52 Kembali Pulang!
53 Amukan Xavier!
54 Berusaha melupakan!
55 Hidup bagai di Neraka!
56 Siapa ayahnya?
57 Kembali ke Sekolah!
58 Tak tahan lagi!
59 Merasa gelisah!
60 Tak Mungkin dia!
61 Menolak kembali!
62 Tolong percaya padaku!
63 Kejutan membingungkan!
64 Konsekuensinya!
65 Kumpulan anjing menggonggong!
66 Mulai muncul!
67 Bukan manusia!
68 Masih ragu tapi sudah luluh!
69 Apa yang terjadi?
70 Masalah yang rumit!
71 Tak menyetujuinya!
72 Tak baik-baik saja!
73 Jawaban iya di tengah ancaman!
74 Ayahnya?
75 Kepulangan?
76 Mulai Curiga
77 Dimana Dokter Ryker?
78 Ke Kediaman malam ini!
79 Penolakan Xavier!
80 Mencoba tetap tenang!
81 Kau percaya padaku?
82 Memang berani!
83 Perjuangan Stella!
84 Sangat tak berperasaan!
85 Kekesalan Xavier
86 Chester Patriack Elbrano
87 Siapa wanita itu?
88 Menyebar Rumor!
89 Pertengkaran yang memusingkan!
90 Kekecewaan!
91 Pertemuan keduanya!
92 Tak mau menemui!
93 Semuanya akan hancur!
94 Kenyataanya
95 Membalasnya!
96 Merepotkan!
97 Rencana terlaksana!
98 Mengetahuinya!
99 Aku mencintaimu!
100 Pengkhianat?
101 Jangan Menakutiku!
102 Hanya demi dia
103 Mahluk aneh!
104 Membayarnya?
105 Tak akan menyerah!
106 Serahkan Padaku!
107 Tak semudah itu
108 Dimana dia?
109 Jaga dia untukku!
110 Tak ada harapan
111 Tak seindah itu.
112 Berdamai dengan keadaan
113 Seberapa Pantas
114 Pertemuan
115 Merasa muak
116 Berhati-hati
117 A..apa itu kau?
118 Akan menunggumu!
119 Akan tiba saatnya!
120 Kekacauan mengejutkan
121 Tunggu aku!
122 SADAR DIRI
123 Bukti Transaksi
124 Merasa panas
125 Aku Harap Ini Tak Mimpi
126 Jangan pergi
127 Kebahagian Stella
128 Interogasi Pembunuhan
129 Tertangkap Basah
130 Dia Istriku!
131 Tak rela!
132 Pria Tak Tahu Terimakasih
133 Terimakasih Untuk Segalanya
134 Surat Cinta Author
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Menyudahi segalanya!
2
Kembali ke sana?
3
Sangat menyedihkan!
4
Lagi dan Lagi!
5
Mengakhirinya!
6
Aksi nekat Stella!
7
Tak lagi bisa menahan!
8
Dimana Stella?
9
Tempat Yang Menyeramkan!
10
Kedatangan Master!
11
Mencari rencana untuk lepas!
12
Malam kematian?
13
Keajaiban!
14
Permusuhan di mulai!
15
Siapa sebenarnya dia?
16
Masih belum Jera!
17
Ada Cicak Halusinasi!
18
Masih belum mati?
19
Kenapa tak terbakar?
20
Keluarga Elbrano!
21
Rencana baru!
22
Berbalik arah!
23
Kekanak-kanakan Stella!
24
Tawaran untuk bebas!
25
Pulang ke Villa!
26
Mengabaikan!
27
Tipuan Xavier!
28
Tak akan melepasnya!
29
Menakutkan!
30
Menyulut kemarahan!
31
Mencoba tak perduli!
32
Di Takdirkan bersama!
33
Kau mencintainya?
34
Rasa panas tak jelas!
35
Jahui Ryker!
36
Ingat batasanmu!
37
Ini buruk!
38
Mencari pengganti!
39
Gadis yang lugu!
40
Sangat berbisa!
41
Hanya ingin?
42
Pengganti?
43
Aku sudah memperingatkanmu!
44
Hanya Milikku!
45
Bagaimana Mungkin?
46
Kembali terjadi
47
Tak menerimanya
48
Lenyapkan?
49
Mengorbankan Ella!
50
Sangat keras kepala!
51
Melepaskan diri!
52
Kembali Pulang!
53
Amukan Xavier!
54
Berusaha melupakan!
55
Hidup bagai di Neraka!
56
Siapa ayahnya?
57
Kembali ke Sekolah!
58
Tak tahan lagi!
59
Merasa gelisah!
60
Tak Mungkin dia!
61
Menolak kembali!
62
Tolong percaya padaku!
63
Kejutan membingungkan!
64
Konsekuensinya!
65
Kumpulan anjing menggonggong!
66
Mulai muncul!
67
Bukan manusia!
68
Masih ragu tapi sudah luluh!
69
Apa yang terjadi?
70
Masalah yang rumit!
71
Tak menyetujuinya!
72
Tak baik-baik saja!
73
Jawaban iya di tengah ancaman!
74
Ayahnya?
75
Kepulangan?
76
Mulai Curiga
77
Dimana Dokter Ryker?
78
Ke Kediaman malam ini!
79
Penolakan Xavier!
80
Mencoba tetap tenang!
81
Kau percaya padaku?
82
Memang berani!
83
Perjuangan Stella!
84
Sangat tak berperasaan!
85
Kekesalan Xavier
86
Chester Patriack Elbrano
87
Siapa wanita itu?
88
Menyebar Rumor!
89
Pertengkaran yang memusingkan!
90
Kekecewaan!
91
Pertemuan keduanya!
92
Tak mau menemui!
93
Semuanya akan hancur!
94
Kenyataanya
95
Membalasnya!
96
Merepotkan!
97
Rencana terlaksana!
98
Mengetahuinya!
99
Aku mencintaimu!
100
Pengkhianat?
101
Jangan Menakutiku!
102
Hanya demi dia
103
Mahluk aneh!
104
Membayarnya?
105
Tak akan menyerah!
106
Serahkan Padaku!
107
Tak semudah itu
108
Dimana dia?
109
Jaga dia untukku!
110
Tak ada harapan
111
Tak seindah itu.
112
Berdamai dengan keadaan
113
Seberapa Pantas
114
Pertemuan
115
Merasa muak
116
Berhati-hati
117
A..apa itu kau?
118
Akan menunggumu!
119
Akan tiba saatnya!
120
Kekacauan mengejutkan
121
Tunggu aku!
122
SADAR DIRI
123
Bukti Transaksi
124
Merasa panas
125
Aku Harap Ini Tak Mimpi
126
Jangan pergi
127
Kebahagian Stella
128
Interogasi Pembunuhan
129
Tertangkap Basah
130
Dia Istriku!
131
Tak rela!
132
Pria Tak Tahu Terimakasih
133
Terimakasih Untuk Segalanya
134
Surat Cinta Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!