pukul 2.00 dini hari, Maria masih tertidur di samping jendela cahaya bulan menerangi membentuk bayangan-bayangan dedaunan pohon di wajah lelahnya.
ceklek
pintu kamar terbuka, Diaz masuk. penampilannya kusut jas hingga scraft yang ia kenakan sudah tak tahu ada dimana, matanya tajam menatap punggung Maria di jendela.
"Kamu sudah pulang?"
Maria terbangun mendengar langkah kaki mendekatinya mata bulatnya berbinar ia tersenyum lebar saat melihat Diaz, seseorang yang ia tunggu sedari tadi.
Diaz menarik tangan Maria, meremasnya keras sehingga Maria meringis kesakitan.
"Kamu kenapa? kamu baik-baik saja kan?" katanya ketakutan saat menatap wajah Diaz.
bruk
Diaz membanting tubuh Maria ke kasur membuat tubuh Maria terhempas kuat, matanya menatap Maria semakin tajam kemudian menarik ikat pinggang yang masih melingkar di pinggangnya.
"Kamu kenapa? mau apa?" Maria memberontak saat Diaz mengikat kedua tangannya di atas kepala dengan ikat pinggang.
"Aku mau anak, aku tidak mau membuang waktu terlalu banyak! kalau kamu tidak segera mengandung anakku, aku akan membiarkan ayahmu membusuk di rumah sakit!!" bentak Diaz semakin mengencangkan ikat pinggang di tangan Maria.
bak
Maria membenturkan kepalanya ke kepala Diaz yang berada di atasnya.
"Kamu keterlaluan!! sehina itu kah aku dan ayah di matamu? aku memberikan hidup dan masa depan ku kepada kamu hanya untuk ayah!! karena ayah terlalu berharga untukku. kamu tidak mengeluarkan uang cuma-cuma!! aku membayarnya dengan masa depan ku kamu tahu? tidak bisakah kamu menghargai itu... " katanya bergetar, matanya berlinang hingga air mata jatuh basah ke bawah.
plak
Diaz melayangkan tangan dinginnya membuat tamparan pedas mendarat di pipi putih Maria.
"lancang sekali, perempuan rendahan seperti Kamu minta untuk ku hargai!! bahkan masa depan kamu dapat dengan mudah aku beli dan kamu masih bertanya apakah kamu hina? cukup berikan aku anak lalu pergilah jauh jauh dariku!"
"Alasan kamu tetap di sini hanyalah pembuktian bahwa aku tidaklah mandul, lebih dari itu kamu tidak berharga sama sekali di mataku!!" sambung Diaz marah.
"kamu benar-benar jahat, kamu pria paling kejam, manusia yang tidak punya hati yang pernah aku temui kamu bahkan lebih jahat dari Adrian yang menjual ku!!" Pekik Maria sambil menangis.
srett
tangis Maria semakin keras saat Diaz merobek paksa pakaiannya. malam ini jauh berbeda dari sebelumnya Diaz kembali menjadi dirinya saat awal, memperlakukannya kasar, dan berbicara yang menyakitkan.
malam itu suara Maria menjerit kesakitan saat mulutnya di sumpal kain oleh pria yang menjadi suami kontraknya.
pohon-pohon tinggi di luar jendela, angin yang berhembus menjadi saksi saat perempuan cantik itu gelisah menatap mereka semalaman menanti Diaz kini bergantian mereka menatapnya sedih saat perempuan itu menjerit ketika berulang kali di jatuhi hantaman dari tangan ringan Pria yang ia khawatirkan keadaannya.
...****************...
Maria bangkit dari tempat tidur, kaki nya berjalan kaku kesakitan badannya penuh memar bekas pukulan Diaz.
ia berjalan sambil sesekali menoleh ke belakang memastikan bahwa Diaz masih tertidur pulas tangannya berusaha cepat meraih pakaian di lemari.
"Aku pernah berjanji akan merawat kamu dengan baik selama kamu menjadi suamiku, dan hari ini janji itu berakhir karena aku sudah bukan lagi istrimu. aku berhenti di sini" katanya dalam hati saat menatap Diaz di ranjang.
Maria melangkah keluar kamar. sepi, karena para pelayan masih tertidur, ia terus melangkah menuju pintu keluar kakinya semakin gemetar saat menuruni tangga.
"nyonya?"
Amirah yang sedang minum di dapur berlari saat melihat Maria jatuh terduduk di salah satu anak tangga.
"Amirah? diam!" wajah Maria menjadi cemas.
"Ada apa nyonya? anda kenapa? baik-baik saja kan?"
"Amirah tolong jaga rahasia ini baik-baik, aku bukan siapa-siapa lagi di sini. aku harus pergi dari rumah ini Amirah"
"tapi kenapa nyonya?"
Maria tak menjawab wajahnya tertunduk pasi, Amirah langsung paham saat melihat wajah Maria yang memar serta kemerahan di pergelangan tangan bekas ikat pinggang.
"Amirah, aku harus pergi sekarang sebelum dia dan yang lain bangun dan berjanjilah untuk menjaga ini sebagai rahasia Amirah bahwa kamu mengetahui kepergianku sekarang" Maria menyeka air matanya dan kembali berdiri berjalan menuju pintu depan.
.... bagus Amirah aku pilih kamu sebagai pelayan pribadinya terus lah temani dia dan jadilah sahabatnya karena aku tidak bisa selalu menjaga dia jadi aku harap tolong jagalah ia dengan baik selama aku tidak di sampingnya...
ucapan Diaz kembali terngiang di ingatan Amirah saat pertama kali Diaz memilihnya sebagai pelayan pribadi Maria.
"Nyonya.. "
Maria menoleh saat mendengar Amirah yang memanggil dirinya dari belakang.
"Saya ingin ikut dengan nyonya.. "
Amirah berjalan meraih tangan Maria.
"Tolong izinkan saya ikut dengan anda, saya ingin selalu setia di samping nyonya" mata Amirah berair tangannya menggenggam tangan Maria penuh harap agar keinginannya dituruti Maria.
"Tidak Amirah, aku bukan nyonya yang harus kamu layani. jagalah diri kamu dengan baik aku senang dapat mengenal kamu Amirah"
"Anda mungkin bukan majikan saya, tapi saya sudah menganggap anda sebagai sahabat saya. tolong nyonya apakah salah bila seseorang ingin selalu mendampingi sahabatnya?" sela Amirah kembali.
mata Maria membulat kembali berlinang mendengar ucapan Amirah, ia menarik tangan Amirah yang digenggamnya mendapatkan Amirah dalam dekapannya.
"Terima kasih Amirah, terima kasih" bisiknya di telinga Amirah.
mereka berjalan keluar, Amirah menopang tubuh Maria bergerak cepat namun berusaha menjaga ritme suara agar tak membuat yang lain bangun.
...****************...
"nyonya kita mau kemana?"
"maaf ya Amirah, sejujurnya Aku belum tahu akan pergi ke mana" Maria tersenyum kaku di samping Amirah. sesekali tubuh mereka terguncang karena berada di dalam bus
"argh.. " rintih Maria saat tangannya terbentur ke dinding besi bawah jendela bus karena bus terguncang.
"nyonya.. " Amirah menatap iba saat melihat tangan Maria yang penuh memar.
"Kita ke rumah Amirah dulu ya, istirahat di situ setidaknya untuk mengobati luka nyonya" sambungnya.
"Terima kasih Amirah, maaf karena merepotkan kamu" Maria tertunduk melihat tatapan Amirah.
"tidak, tidak sama sekali nyonya"
Maria menatap keluar jendela, matanya kosong memperhatikan jalanan yang dilewatinya.
"Ayah, Maaf Maria tidak bisa mengobati ayah dengan baik. Maria akan jemput ayah, kita pulang ya Maria akan mencari jalan lain untuk kesembuhan ayah maafkan Maria ayah maaf" katanya dalam hati.
...****************...
Halo ini author 🙋
sudah dua hari sejak bab 17 terbit. author mohon maaf karena absen absen untuk update 🤧 author akan selalu berusaha untuk rajin update dan bisa crazy up. sejujurnya author sangat rindu untuk berbalas pesan dengan kakak semua (>︿<。). jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya kak ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ
author juga mengucapkan terima kasih untuk yang sudah mengikuti kisah Maria sampai bab 18 ini, untuk kalian yang marathon terima kasih kak, semangat !! (。>_<。) kalian benar-benar luar biasa !!!
akhir kata, Author Sanskeh sangat senang dapat kenal dengan kakak. terima kasih author ucapkan kembali untuk semua dukungan kakak. like, komentar, vote, subscribe yang sudah kakak berikan benar-benar menjadi penyemangat author menyelesaikan karya.
author sayang kalian kak (❁´◡`❁)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Mamah Nisa
sedih......kasihan maria
2024-08-25
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
diaz marah pada rena di lampiaskan pada maria. strees
2024-08-20
0
Wani Ihwani
dah gila diaz
2024-07-01
0