deg
Maria memegang dada kirinya sambil sesekali menelan saliva. suasana hening ketika Diaz dan wanita itu menyadari kehadiran Maria.
tak lama, Sebastian muncul membawa tas makanan yang di berikan Maria, langkahnya langsung terhenti saat melihat Maria di dalam.
"ma.. maaf aku salah masuk ruangan" ucap Maria mundur perlahan meninggalkan ruangan.
Sebastian membungkuk pada Diaz, tanda memohon maaf kemudian berbalik arah menutup pintu ruangan dan mengejar Maria.
"lancang sekali sampai salah masuk ruangan, ya kan Tuan?" perempuan itu kembali menggeliat pada tubuh Diaz saat Maria dan Sebastian pergi.
"minggir, kamu tidak penting" Diaz mendorong perempuan itu hingga tubuhnya terhempas mengenai dinding.
perempuan itu merintih kesakitan, namun tak di pedulikan Diaz. Diaz sibuk memasang kancing kemejanya kembali dan keluar ruangan.
...****************...
langkah Maria cepat menyusuri lorong di lantai 24, membuat Sebastian kehilangan jejak untuk mengejarnya.
"dimana dia?" Diaz menepuk pundak Sebastian yang berdiri di depan lift.
"maaf bos, sepertinya dia sudah turun duluan. aku akan turun lewat tangga darurat mungkin masih bisa ketemu di lantai 22 atau 21"
"tak perlu Tian, kamu tidak ada urusan untuk mengejar dia. kembali bekerja!"
"ta... tapi bos?"
"dia terlalu lancang datang ke kantor ini, tak izin lebih dulu padaku. apa urusannya masuk ke ruanganku begitu saja, dia pikir dia siapa. dia cuma istri kontrak" jawab Diaz menaikkan nada bicaranya, marah.
"dia hanya ingin memberikan ini bos sekaligus meminta izin pada Anda untuk ke rumah sakit" Sebastian mengangkat tas bekal yang di siapkan Maria.
Diaz diam beberapa saat.
"aku kenyang" katanya sambil masuk kedalam lift yang baru saja terbuka.
...****************...
Maria melambaikan tangan saat bus datang mendekati halte. bus pagi ini ramai penumpang, tak ada lagi kursi yang kosong sehingga Maria harus berdiri dan berpegangan pada handle di kolong bus.
"tak apa Maria, biarkan saja. kamu menikah dengan dia hanya untuk kesembuhan ayah" katanya dalam hati, Maria menepuk-nepuk kedua pipinya.
Maria mulai merasakan hal aneh saat seorang pria paruh baya berusaha menghimpit tubuhnya, sesekali pria itu sengaja menabrakkan dirinya pada tubuh Maria. membuat Maria merasa tidak nyaman.
saat salah satu penumpang turun, Maria dengan cepat mengambil tempat duduk miliknya. namun tak berhenti sampai situ, pria itu malah berdiri di samping Maria. Maria berusaha tenang dengan terus menghadap ke depan, tiba-tiba pria itu mencolek lengan Maria sehingga Maria refleks menoleh ke samping.
"AAAAAAKKHH" teriak Maria saat pria itu membuka resleting celananya sehingga membuat bagian sensitif nya berada jelas di depan Maria.
para penumpang dengan cepat menjauhkan pria itu dari bus, ada beberapa yang langsung memukul, mendaratkan beberapa hantaman pada wajah si pria paruh baya.
beberapa penumpang wanita menghampiri Maria berusaha menenangkan, Maria menangis sejadi-jadinya.
pria itu kemudian diturunkan di jalan, dan digiring menuju kantor polisi. sedangkan Maria di temani para penumpang wanita hingga sampai ke tujuan.
kritt
tak lama bus sampai di depan halte rumah sakit. Maria ditemani dua orang penumpang perempuan, mereka mengantar Maria hingga ke lobby rumah sakit.
"kamu yakin tidak apa-apa? kami bisa bantu telpon keluarga kamu" ucap salah satu perempuan
"tidak kak, saya sudah baik-baik saja lagipula keluarga saya satu-satunya sedang dirawat di rumah sakit ini. Terima kasih ya kak sudah membantu saya" jawab Maria berusaha tegar.
kedua perempuan itu kemudian pergi meninggalkan Maria di lobby rumah sakit.
sampai diruang rawat ayahnya, Maria langsung menyandarkan kepalanya di bahu sang ayah yang masih terbaring di ranjang rawat dengan alat-alat medis yang terpasang lengkap.
"ayah... ayah cepat sembuh ya, hidup Maria sangat berat tanpa ayah.. hiks.. hiks" Maria menangis di bahu sang ayah.
...****************...
hari sudah malam, jam menunjukkan pukul 21.00. Mobil hitam Diaz masuk ke halaman parkir rumah. para pelayan kebingungan karena Diaz pulang sendiri tanpa Maria.
Diaz masuk ke kamar, dan menghidupkan lampu karena keadaan kamar gelap. namun ia kebingungan saat tak menemukan Maria di dalam. Diaz menyusuri tiap sudut kamar, terutama kamar mandi namun tak ada Maria.
ia kemudian turun ke bawah bertanya ke para pelayan yang sibuk di dapur.
"dimana dia?"
"nyo.. nya dari tadi belum pulang tuan" jawab salah satu pelayan ketakutan.
"kurang ajar, dasar pembangkang" teriak Diaz marah membuat para pelayan menunduk semakin takut. dia kemudian mengambil kunci mobil di meja ruang tamu.
Diaz mengendarai mobil hitam yang baru terparkir di depan halaman rumah, ia menginjak pedal gas hingga mobil melaju kencang menuju rumah sakit.
benar saja, saat sampai rumah sakit Diaz mendapati Maria tertidur di ruang rawat ayahnya. dengan penuh amarah Diaz menarik tangan Maria paksa sehingga Maria terbangun dari tidur.
"lepas.. lepas.. aku mau sama ayah.. lepas" Maria memberontak berusaha melepaskan genggaman Diaz dari tangannya.
namun Diaz yang sudah terlanjur terselimuti kemarahan menggenggam tangan Maria keras hingga membuat Maria merintih kesakitan, mereka kemudian menjadi pusat perhatian para pengunjung rumah sakit.
"aakh" rintih Maria saat Diaz membanting tubuhnya ke dalam mobil.
...****************...
mobil Diaz melaju kencang, namun tak sampai situ saat mobil berhenti di halaman parkir Diaz kembali menarik paksa Maria masuk ke rumah. para pelayan ketakutan melihat perlakuan Diaz pada Maria.
brakk
Diaz membanting pintu kamar, kali ini ia lepaskan genggamannya pada Maria. genggaman itu meninggalkan bekas merah pada kulit putih Maria.
"Kamu mulai membangkang ya, aku sudah bilang kamu ada di rumah saat aku pulang!!! kamu mulai berani ya berbuat semau kamu. kamu pikir kamu siapa?" teriak Diaz pada Maria
"kenapa? kamu marah, kamu marah aku bermain dengan perempuan? kamu tidak suka? kamu pikir kamu siapa ha? ingat!! posisi kamu itu hanya istri kontrak. bukan urusan kamu kalau aku bermain perempuan siapa suruh kamu ke kantor bawa makanan, aku tidak butuh perhatian kamu... "
"iya kamu butuh anak kan? ya sudah ayo lakukan, kamu mau apa? kamu mau melakukannya sekarang, ayo silahkan" sela Maria sebelum Diaz selesai bicara, matanya memerah menahan air matanya untuk jatuh.
"kamu mau aku menggeliat seperti perempuan tadi kan, aku lakukan" sambung Maria, ia menarik baju kaus yang ia kenakan di depan Diaz.
Diaz tak bergeming, tangannya mengepal melihat linangan air mata membasahi pipi maria. Diaz kembali membanting pintu dan pergi keluar.
kaki Maria melemas, hingga ia jatuh terduduk di lantai. air matanya jatuh semakin deras.
"hiks... hiks..."
...****************...
Diaz duduk di kursi putar ruang kerja pribadinya wajahnya kusut menghadap ke luar jendela. tak lama pelayan datang mengetuk ruang kerja Diaz.
"Permisi tuan, ada telpon dari rumah sakit"
"Rumah Sakit?" ucap Diaz heran.
dia kemudian mengambil telpon yang di berikan oleh pelayan.
"Selamat malam tuan Diaz, saya dari Rumah Sakit tempat ayah nyonya Maria di rawat, memberitahukan bahwa ada laporan penemuan barang hilang atas nama nyonya Maria yang dititipkan oleh nyonya serina barusan"
"barang hilang?" jawab Diaz heran.
"benar tuan, sebuah cincin"
"saya ke sana sekarang"
Diaz mematikan telpon dan kembali tancap gas menuju rumah sakit. wajahnya semakin kusut, amarahnya semakin memuncak karena berpikir Maria telah membuang cincin kawinnya.
...****************...
"selamat datang tuan Diaz, ini nyonya Serina beliau yang menemukan cincin milik nyonya Maria" ucap suster di meja resepsionis saat Diaz datang.
perempuan paruh baya bernama Serina itu kemudian tersenyum menyerahkan cincin berlian limited edition yang di buat khusus dan satu-satunya untuk Diaz dan Maria.
"Terima kasih, ini benar milik istri saya" jawab Diaz singkat.
"Cincin ini baru saya temukan menggantung di resleting tas jinjing saat saya sampai di rumah tadi tuan, saya pikir cincin ini tersangkut saat saya mengantar istri Anda ke rumah sakit ini. oh ya, omong-omong Bagaimana kondisi istri anda sekarang tuan? saya sedikit khawatir tentang keadaannya setelah pelecehan yang ia alami tadi pagi di dalam bus. dia terus menangis sepanjang jalan" ucap perempuan itu iba.
"pelecehan?" Diaz kembali terkejut.
"Benar tuan, memangnya istri anda tidak cerita?"
"sial... " jawab Diaz mengepal kuat tangannya.
...****************...
Halo ini author 🙋
tidak terasa perjalanan Maria sudah sampai 10 chapter. author sangat terharu 🥺(╥ω╥`) part kali ini author sampai merasakan kemarahan dan kesedihan yang di rasakan Maria (◞‸◟ㆀ).
author mengucapkan Terima kasih untuk kakak semua yang sudah mendukung Maria, dukungan yang di berikan kakak benar-benar jadi penyemangat untuk author dan Maria (>︿<。).
hari libur telah usai, semangat menjalankan aktivitas ya kak ❤
author sayang kalian (*´˘`*)♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ret Coo
Dias yg sabar
2023-11-21
0
lilis indri hastuti
kasihan istrinya
2023-11-01
0
lovely
istrinya di lecehkan marah nah Lo malah bercumBu ma jalangggg🥵
2023-10-02
0