"Tuan tolong saya!!" Maria menggenggam lengan Diaz, memegangnya dengan keras dengan tatapan memelas.
"saya tidak tahu kalau saya dijual lalu mereka mengejar saya untuk melayani pria, saya tidak mau. tolong saya tuan" Maria menunjuk rombongan penjaga di depan.
Diaz kemudian mengalihkan pandangannya ke arah para rombongan penjaga yang mengejar Maria. Diaz menatap mereka tajam, sehingga membuat mereka ketakutan.
"tu... tu... tuan tapi perempuan i.. itu.. " jawab salah satu penjaga terbata-bata.
"apa sekarang kamu suka mengambil barang orang lain? Diaz?" ucap pria yang tiba-tiba muncul dengan beberapa rombongan pelayan di belakang para penjaga.
para penjaga minggir ke samping membuka jalan untuk pria ber-pin naga yang lain. Diaz langsung tersenyum sinis melihat pria yang baru datang itu.
"dia milikku bukan?" sambung pria itu menatap Diaz tajam.
"tapi sekarang dia malah datang padaku loh, Calix" jawab Diaz tersenyum dingin.
"apa itu bisa disebut milikmu?" jawab Calix datar.
"apa yang datang padaku akan menjadi milikku"
Maria membolak-balikkan pandangannya, menatap Calix dan mendongakkan kepala sesekali menatap Diaz. ia semakin bingung dengan apa yang di bicarakan Calix dan Diaz.
"kembalikan" balas Calix singkat.
"tidak.. tapi" Diaz berbalik menarik tangan Maria
"bagaimana kalau kita berebut mainan" sambung Diaz, kini Maria dalam dekapan nya. ia memeluk Maria dari belakang, bertopang dagu di bahu Maria. ia menatap Calix remeh dengan sedikit senyum. membuat Calix naik pitam, Diaz berhasil meremehkannya secara langsung sebagai tuan dari perempuan yang berada di pelukan Diaz.
"tidak tahu diri" Calix mengumpat kecil.
"berebut mainan, baiklah. 2 hari, kalau dia juga pergi dari kamu. apa yang dapat aku rebut darimu?" Calix menaikkan pandangannya ke depan menatap Diaz sinis.
Diaz mengangkat kepalanya, berdiri tegap.
"anak perusahaan di industri kota Brunch" jawab Diaz enteng.
"bos" ucap Sebastian dari belakang Diaz, pria yang memakai tuxedo hitam itu adalah asisten pribadi Diaz. Diaz mengangkat telapak tangannya, membuat Sebastian diam.
"sampai bertemu 2 hari lagi" Calix tersenyum remeh, kemudian berbalik arah diikuti para asisten dan penjaga meninggalkan Maria, Diaz dan yang lain.
Maria langsung membalikkan badannya menghadap Diaz, dia begitu senang, merasa sudah aman.
"tuan terima kasih sudah menyelamatkan saya, saya tidak akan pernah melupakan bantuan tuan malam ini" Maria membungkukkan badannya dihadapan Diaz.
"saya izin pergi tuan, sekali lagi saya ucapkan Terima kasih untuk bantuan tuan" sambung Maria.
Diaz mengernyitkan dahi, digenggamnya keras lengan Maria. membuat langkah Maria tertahan. Diaz menarik Maria ke belakang, hingga Maria terjatuh dan di tahan Sebastian.
"jangan berpikir untuk pergi, kamu tuli kah? aku mempertaruhkan perusahaan ku untuk kamu" kata Diaz marah.
"tahan dia, aku tak suka kalah" sambung Diaz.
Diaz kemudian pergi, para bodyguard Diaz dengan cepat memegang kedua tangan Maria.
"lepas.. lepas" Maria memberontak, tubuhnya bergerak tak karuan hanya agar dapat terlepas dari para bodyguard. pemberontakan Maria membuat para bodyguard kewalahan hingga akhirnya menepuk pundak Maria, membuat Maria kehilangan kesadaran.
...****************...
Diaz menyandarkan tubuhnya di kursi belakang mobil mewah yang sudah menunggu di depan loby hotel.
"bos, soal perempuan tadi... kenapa sampai harus mempertaruhkan perusahaan? kita tidak perlu berurusan dengan tuan Calix, anda sudah terlalu banyak terlibat masalah dengannya" ucap Sebastian yang duduk di kursi depan.
"dan aku menyukai itu" jawab Diaz santai.
"bawa perempuan itu ke rumah tenang ku saja Tian" sambungnya.
Sebastian mengangguk, tanda mengiyakan. mobil kemudian melaju sedangkan Maria berada di mobil yang lain.
...****************...
kritt
mobil hitam mewah yang membawa Maria berhenti di depan rumah besar tiga tingkat dengan desain klasik modern. gerbang rumah itu tinggi dengan tembok bata besar di sekeliling. penjaga menggendong Maria keluar mobil, sebab Maria masih tak sadarkan diri.
Maria kemudian di baringkan oleh penjaga di salah satu kamar di lantai kedua rumah itu. semua kebutuhan dalam rumah itu sudah lengkap termasuk para pelayan dan asisten rumah tangga.
"rawat perempuan ini dengan baik, tapi jangan biarkan dia kabur meninggalkan rumah ini" pesan penjaga yang membawa Maria, pada para pelayan di rumah.
...****************...
cahaya matahari masuk menusuk mata Maria, kali ini ia bangun lebih siang dari biasanya. matanya begitu malas, berusaha membuka menahan silau sinar terang matahari yang masuk.
sudah pukul 7.00 pagi. Maria menggosok gosok matanya melihat sekeliling, terasa sangat asing. ia menggosok kembali kedua matanya, dan betapa terkejutnya ia saat melihat beberapa orang perempuan mengenakan pakaian maid, berdiri di depan pintu kamar. mereka tersenyum ramah. namun ia lebih terkejut ketika menarik selimut, ia melihat pakaiannya sudah berganti.
"selamat pagi Nona, tidur anda sangat nyenyak. mari kami bantu". para pelayan maju mendekati Maria.
Maria memukul kepala nya, berusaha mengingat apa yang ia alami.
"saya dimana?"
para pelayan tersenyum ramah, "anda di rumah tenang tuan Diaz nona, semalam para penjaga dan pelayan pribadi tuan Diaz yang mengantar anda kemari."
Maria akhirnya ingat apa yang terjadi padanya, tentang bagaimana ia akan di jual dan bagaimana ia bertemu dengan Diaz pertama kali.
"ayah? hari ini sudah seharusnya ayah di bawa ke kota. aku harus mencari cara bagaimana keluar dari rumah ini" gumam Maria dalam hati
para pelayan kemudian membantu Maria bersiap, pakaian, riasan. mereka membantu Maria sampai tuntas. salah satu pelayan kemudian membawa bouquet mawar besar untuk di berikan pada Maria.
"nona selamat datang, semoga anda senang tinggal di rumah ini" pelayan itu tersenyum ramah, Maria kemudian mengambil bouquet mawar itu.
"terima kasih" jawab Maria tulus.
para pelayan kemudian mengajak Maria turun ke bawah untuk sarapan. Maria takjub melihat sekeliling rumah, tak kalah jauh dari kamar tempatnya tadi. saat menuruni anak tangga, terlihat sangat jelas bagaimana luasnya rumah lain milik Diaz ini.
saat sampai di ruang makan, Maria melihat Diaz sedang sarapan, ia duduk di kursi di ujung meja. Maria refleks menghentikan langkah kakinya. ia menatap Diaz ketakutan.
"nona?" ucap pelayan di belakang Maria.
"aku ingin keluar dari sini, aku ingin pulang. kamu tidak berhak menahan ku begini. kamu penculik" teriak Maria pada Diaz.
para pelayan ter belanga karena ucapan dan tindakan Maria kepada Diaz. sebab sebelumnya tak pernah ada dan tak akan pernah ada yang berani berbicara pada Diaz seperti itu.
"no.. nona, tolong jaga ucapan anda pada tuan Diaz nona" ucap pelayan di belakang ketakutan.
"tuan, aku harus pulang sekarang. aku sangat berterima kasih karna kamu sudah membantuku kemarin malam, tapi bukan berarti bisa... " Diaz memotong tiba-tiba sebelum Maria menyelesaikan ucapannya.
"tidak tahu Terima kasih" Diaz bangkit dari tempat duduk dan berjalan ke arah maria
"jangan coba coba pergi dari sini, kalau aku sampai kehilangan anak perusahaan hanya karena menyelamatkan tikus jalanan seperti kamu. aku akan mencari kamu kemana pun. kamu akan tahu bagaimana akibatnya" bisik Diaz pada Maria.
Maria terdiam, Diaz kemudian pergi meninggalkan Maria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
maria pasti kepikiran ayahnya. apa kabar ya?
2024-08-18
1
Wani Ihwani
aku suka kalau visual nya begini daripada wajah asli
2024-06-30
1
Ret Coo
ceritanya seru
2023-11-20
0