Jebakan Nay

Luke menjauhkan Nay dari pangkuannya. "Jangan bicara sembarangan! Aku ini pamanmu! Kita pulang sekarang, pakailah jasku!" tukas Luke kepada Nay, ia melemparkan jasnya untuk Nay.

Nay memberengutkan wajahnya. "Paman! Aku serius dengan ucapanku. Kenapa aku tidak boleh menyukaimu?" tanya Nay. Napasnya masih terdengar memburu.

Luke berbalik dan menatap Nay lelah. "Aku pamanmu, carilah pria yang baik, yang sesuai untukmu dan cintailah dia. Tapi bukan aku, Nay. Kalau kamu mau pulang bersamaku, cepatlah!"

"Aku pulang sendiri! Nanti aku akan minta supir untuk menjemput mobilku di rumah Bibi Alma," tukas Nay. Ia berjalan mendahului Luke dan bergegas pergi tanpa menoleh ke arah pamannya itu.

Nay berjalan menuju ruangan karyawan, masih banyak orang yang bekerja disana. Nay segera masuk dan menghampiri meja kerja Kai.

"Kai, kamu sedang apa?" tanya Nay melipat kedua tangannya dan menatap Kai yang tenggelam di antara tumpukan dokumen.

"Bekerja, ini namanya lembur, Nona Rivers. Karena kami tidak seperti Anda, yang bisa bebas pulang jam berapa saja dan karena kami tidak seperti Anda, melakukan ini hanya untuk gajian di akhir bulan," jawab Kai tanpa melihat ke arah Nay.

Nay berdecak kesal. "Antar aku pulang sekarang!" titah Nay.

"Mana mobilmu? Pulang saja sendiri, aku masih banyak pekerjaan," jawab Kai, masih tetap fokus pada pekerjaannya.

Seorang pegawai pria menawarkan Nay untuk pulang bersamanya. "Maaf Nona Rivers, saya bisa mengantar Anda pulang. Kebetulan saya juga mau pulang,"

"Kamu naik apa?" tanya Nay angkuh.

"Motor, Nona," jawabnya.

Nay menoleh lagi ke arah Kai. "Kai! Kupotong setengah gajimu kalau kamu tidak mengantarku pulang sekarang!" perintah Nay. Ia mengibaskan tangannya kepada pegawai pria yang menawarinya pulang itu.

"Aarrgghh! Brengsek!" cerca Kai, yang kemudian merapikan semua dokumennya dan memasukannya ke dalam tas.

Dengan cepat, ia menyambar lengan Nay dan menariknya untuk pulang. "Langsung pulang, tidak kemana-mana!" sahut Kai.

***

Keesokan paginya, Nay kembali berkunjung ke rumah Bibi Alma.

"Nay, pamanmu sudah jalan katanya mau entertaint bersama seseorang pagi ini," kata Bibi Alma.

Nay tersenyum dan memberikan sekotak roti pao untuk bibinya. "Tidak apa-apa, Bi. Aku mampir untuk memberikan ini kepada Bibi. Titipan papa," kata Nay berkilah.

"Kak Otis ini suka merepotkan. Terima kasih yah Nay sudah diantar," ucap Bibi Alma.

Pagi itu, Nay mengecek jadwal pegawainya dan tidak ada acara apapun di luar. Dan benar saja, setibanya Nay di kantor ia melihat Paman Luke sedang berada di ruangannya.

"Selamat pagi," sapa Nay.

Hanya beberapa orang saja yang menjawab, bahkan Paman Luke tidak menjawab sapaan Nay. Sepanjang pagi itu Nay terus melirik ke arah Paman Luke, akan tetapi pria itu sama sekali tidak melihat ke arahnya.

Hal itu tentu saja membuat Nay kesal. Saat makan siang, Otis mengajak Nay untuk makan siang bersama. Tadinya Nay ingin menolak ajakan ayahnya, tapi begitu ia melihat Paman Luke akan ikut bersama mereka maka Nay berubah pikiran.

Nay berusaha untuk menarik perhatian pamannya yang sedang duduk berhadapan dengannya

Ia berjalan bolak-balik hanya untuk mengambil kecap atau saus. Atau terkadang dengan sengaja ia membungkukkan tubuhnya hanya untuk memperlihatkan kepada Luke apa yang bisa pamannya itu dapatkan jika bersama dengan Nay, bahkan Nay berani menempelkan tubuhnya kepada Paman Luke. Hal ini, tentu saja membuat Luke jengah.

Dalam makan siang itu, Otis membicarakan tentang Alma. "Alma itu hanya memiliki aku, begitu pula denganku. Ketika Alma izin untuk menikah, aku senang sekali. Apalagi calonnya seorang pengusaha hebat seperti kamu, Luke. Hahaha. Karena itu, aku berharap pernikahan kalian berhasil dan segera dapat momongan supaya kamu memiliki penerus. Seperti Nay ini, hanya dialah yang kupunya untuk aku limpahkan Rivers Group," ucap Otis.

Sesaat Nay ingin membuang Luke dari hatinya, tapi kala ia melihat respon Luke saat ayahnya berbicara tentang Alma membuat Nay mengurungkan niatnya.

Ia menyusun sebuah rencana untuk mendapatkan Luke. Ia tau apa yang diinginkan pria yang berusia jauh di atasnya itu.

Beberapa minggu kemudian, Nay mengirimkan email proposal meeting di luar perusahaan kepada Luke. Tak lama, Luke memanggil Nay ke ruangannya.

"Meeting dimana? Apakah Tuan Rivers sudah setuju?" tanya Luke.

Nay mengangguk. "Sudah. Tadi malam aku sud-,"

"Gunakan bahasa resmi, Nona Rivers. Walaupun Anda adalah atasan saya, rasanya tidak pantas memakai aku kamu saat jam kerja," tegas Luke.

Nay menggertakan giginya menahan kesal. "Baik. Maafkan saya Tuan Wallace," Nay menegaskan nama Wallace sebagai nama Luke untuk membedakan kalau Nay adalah seorang atasan, dan Luke bawahan Nay.

"Seperti yang sudah tertulis kalau meeting perusahaan ini diadakan untuk menjalin kerjasama dan kekompakan setiap divisi yang ada di Rivers Group ini. Untuk lokasinya, saya sudah minta bantuan tim marketing untuk survey ke beberapa tempat," ucap Nay menjelaskan.

Luke membaca print out email tersebut dan menandatanganinya tanpa ragu. "Silahkan diperbanyak, Nona Rivers,"

"Terima kasih, Tuan Wallace," balas Nay dan ia bergegas keluar. Ia sengaja menggerakkan pinggulnya saat berjalan, sehingga tidak mungkin Luke tidak melihat bongkahan daging yang tercetak di rok ketat Nay yang berwarna merah menyala itu.

Hari itu, Nay bertekad meruntuhkan dinding yang dibangun oleh Luke. Ia memakai pakaian yang mengundang setiap mata pria untuk memandang ke arahnya. Bahkan ia memakai make up berwarna terang hanya untuk membuat Luke melihatnya.

Usaha Nay tidak sia-sia. Ia bersorak girang ketika melihat Luke mengendurkan dasi biru yang ia pakai dan menelan salivanya saat Nay berjalan keluar.

Nay kembali ke ruangannya dan kali ini ia tidak bersorak dalam hati, "Yes! Yes! Yes!" sambil menciumi proposal tipuan yang telah ditandatangani oleh Luke.

Tujuh hari kemudian, Nay menjalankan rencananya. "Tuan Wallace, apakah Tuan Rivers sudah menghubungi perihal acara hari ini?" tanya Nay dengan gaya profesional.

Kedua alis mata Luke saling bertautan dan ia mengerutkan dahinya. "Tuan Rivers belum memberikan info apapun kepada saya. Ada apa? Bukankah acaranya hari ini?" tanya Luke.

"Tuan Rivers mengalami sakit pinggang tadi pagi karena suatu hal, dan beliau meminta kita untuk datang kesana lebih dulu untuk mengecek tempat dan mempersiapkan segalanya. Sekretaris dan yang lainnya sedang bersiap-siap juga," kata Nay memberitahu.

Luke memandang ke luar ruangan kerjanya, dan memang semua karyawan Rivers Group tampak sibuk sekali hari ini. "Baiklah,"

'Yes' hati Nay berteriak senang.

"Kalau begitu kita bertemu disana yah. Saya duluan, Tuan Wallace," ucap Nay lagi dan baru saja ia hendak keluar ruangan, Luke memanggilnya.

"Nay, berangkat saja bersamaku,"

Nay pun memutar tubuhnya dan tersenyum sangat manis. "Dengan senang hati, Paman," jawab Nay.

Setelah 4 jam perjalanan akhirnya mereka sampai ke sebuah cottage yang dikelilingi oleh hutan pinus yang indah. Cottage itu memiliki undakan, jarak dari cottage yang satu ke cottage yang lain cukup jauh dan harus menuruni beberapa undakan.

"Benar disini tempatnya, Nay?" tanya Luke.

Nay mengangguk. Dengan memasang wajah cemas, ia mengambil ponselnya dan pura-pura menghubungi seseorang. "Aku tidak memiliki sinyal. Apakah Paman dapat sinyal ponsel disini?"

Luke memeriksa ponselnya, tak lama ia menggeleng. "Aku juga tidak dapat. Dimana kita akan menunggu yang lain?" tanya Luke.

Nay mengangkat bahunya, lalu ia kembali memeriksa ponselnya untuk membuka notes dan mengecek kamar mana yang sudah ia booking.

"Ayo kita kesana. Kemarin timku sudah memberitahukan kepadaku tempat dimana kita akan meeting. Hanya saja sekarang aku tak tau dimana mereka," ucap Nay sambil menarik tangan Luke untuk mengikutinya.

Sesampainya disana, Nay meletakkan tas ranselnya dan duduk di salah satu ranjang. Karena Nay tidak mau Luke curiga, maka ia menyusun rencananya itu dengan rapi. Ia memesan cottage besar dengan beberapa ranjang di dalamnya dan ia mengatakan kepada Luke kalau ia telah memesan 5 cottage untuk hari ini.

"Aku lapar. Paman sudah makan?" tanya Nay, ia menuju dapur dan membuka setiap laci yang ada disana. Orang suruhannya sudah menyimpan beberapa makanan kemas dan olahan didalamnya. Nay pun menyunggingkan senyumnya.

"Aku akan menunggu yang lain. Kalau kamu lapar, makanlah lebih dulu," jawab Luke.

Hari sudah semakin petang, tetapi tidak ada tanda-tanda kedatangan mereka. Luke mulai gelisah, tapi tidak dengan Nay. Ia tampak santai sekali, dan bahkan ia bisa mengemil cantik petang itu.

"Pulang saja, Nay," ajak Luke.

"Makan dulu saja, aku lapar sekali, Paman," jawab Nay.

Akhirnya Luke setuju. Nay mempersiapkan segalanya, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Selesai mereka makan, Nay membuka botol Vodka yang sudah ia bawa dari rumah.

Nay menuangkan segelas Vodka ke dalam gelas wine yang sudah tersedia disana. Dalam diam, Nay mencampur obat tidur ke dalam gelas Vodka Luke.

"Aku membawa ini dari rumah. Tadinya untuk berpesta setelah meeting tapi tidak ada yang datang. Menyebalkan!" seru Nay menyesap Vodkanya.

Berbeda dengan Luke, ia menenggak minuman keras beralkohol tinggi itu dengan sekali tenggak. Efek obat tidur yang diberikan Nay mulai beraksi setelah Luke menenggak gelas keempat.

Luke mulai membuka kemejanya, dan sekarang hanya tinggal kaus tipis yang menempel di tubuh tegapnya. Nay beringsut mendekati Luke.

"Nay, jangan dekati aku! Kamu keras kepala sekali! Aku merasa panas, dan aku takut melukaimu. Kamu pewaris tunggal, bagaimana kalau nanti kamu kenapa-kenapa? Siapa yang akan mewarisi kerajaan Rivers? Kak Otis pasti akan memenggal kepalaku," oceh Luke.

Nay membuka kemeja yang ia pakai dan menyisakan sehelai lingerie hitam di tubuhnya. "Papa tidak akan marah kepadamu, Paman. Kita akan baik-baik saja," bisik Nay di telinga Luke.

Luke sedikit mendessah. "Oh, jangan Nay. Aku bisa melakukan sesuatu yang tidak boleh kulakukan. Bagaimana dengan Alma? Aku mau pulang saja,"

Nay menarik tangan Luke dengan cepat dan duduk di pangkuan pamannya itu. "Kita sudah pulang, Paman. Lihatlah aku," Nay mengarahkan wajah Luke sehingga berhadapan dengannya dan dengan lembut Nay mendaratkan bibirnya ke bibir Luke.

Hatinya gembira saat Luke membalas pagutan panasnya dan merengkuh Nay untuk masuk ke dalam dekapannya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Noviyanti

Noviyanti

wah nay nekat sekali, padahal itu luke sudah punya alma.. astaga omg lanjutlah.. hihi

2022-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Paman Luke
2 Jatuh Cinta
3 Jebakan Nay
4 Kemarahan Luke
5 Dilemma
6 Perubahan Sikap Luke
7 Si Pengadu
8 Pengungkapan Cinta
9 Permintaan Kanaya
10 Curiga --- Part 1
11 Curiga --- Part 2
12 Tanda Damai
13 Kejutan Dari Otis
14 Pesta Ulang Tahun
15 Cinta Dan Rahasia
16 Mundur
17 Saling Serang
18 Teror Untuk Kai
19 Mengungkapkan Kebenaran
20 Bukan Salah Cinta
21 Rencana Otis
22 Janji
23 Perpisahan dan Hadiah Untuk Kai
24 Felix North
25 Berusaha Membuatmu Mencintaiku Lagi
26 Cara Untuk Mencintaimu
27 Keputusan Alma
28 Kabar Mengejutkan
29 Kenyataan Yang Terbalik
30 Pengalihan
31 Halo
32 Rindu Yang Terabaikan
33 Bertemu Kembali
34 Pesta Pernikahan
35 Alasan
36 Ajari Aku Untuk Melupakanmu
37 Pertemuan Yang Menyakitkan
38 I Love You, Paman!
39 Menahan Rindu Itu Berat
40 Kesalahan Luke
41 Sebuah Filosofi
42 Sakit
43 Sisakan Cinta Untukku!
44 Ada Apa Dengan Nay?
45 Kembali Dan Berjuang
46 Permintaan Kanaya -- Part 2
47 Gugatan Cerai
48 Kemarahan Alma
49 Antara Kai Dan Luke
50 Kesakitanku
51 Berbesar Hati
52 Sebuah Pesan Dan Ultimatum
53 Wishlist
54 Pengakuan
55 Pulang
56 Ketakutan Otis Dan Keraguan Nay
57 Kepastian
58 Keinginan Pertama
59 Ashley Dan Violetta Rivers
60 Sampai Bertemu Kembali
61 Pengorbanan Kai
62 Mendadak Menikah
63 Kisah Bahagia Alma
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Paman Luke
2
Jatuh Cinta
3
Jebakan Nay
4
Kemarahan Luke
5
Dilemma
6
Perubahan Sikap Luke
7
Si Pengadu
8
Pengungkapan Cinta
9
Permintaan Kanaya
10
Curiga --- Part 1
11
Curiga --- Part 2
12
Tanda Damai
13
Kejutan Dari Otis
14
Pesta Ulang Tahun
15
Cinta Dan Rahasia
16
Mundur
17
Saling Serang
18
Teror Untuk Kai
19
Mengungkapkan Kebenaran
20
Bukan Salah Cinta
21
Rencana Otis
22
Janji
23
Perpisahan dan Hadiah Untuk Kai
24
Felix North
25
Berusaha Membuatmu Mencintaiku Lagi
26
Cara Untuk Mencintaimu
27
Keputusan Alma
28
Kabar Mengejutkan
29
Kenyataan Yang Terbalik
30
Pengalihan
31
Halo
32
Rindu Yang Terabaikan
33
Bertemu Kembali
34
Pesta Pernikahan
35
Alasan
36
Ajari Aku Untuk Melupakanmu
37
Pertemuan Yang Menyakitkan
38
I Love You, Paman!
39
Menahan Rindu Itu Berat
40
Kesalahan Luke
41
Sebuah Filosofi
42
Sakit
43
Sisakan Cinta Untukku!
44
Ada Apa Dengan Nay?
45
Kembali Dan Berjuang
46
Permintaan Kanaya -- Part 2
47
Gugatan Cerai
48
Kemarahan Alma
49
Antara Kai Dan Luke
50
Kesakitanku
51
Berbesar Hati
52
Sebuah Pesan Dan Ultimatum
53
Wishlist
54
Pengakuan
55
Pulang
56
Ketakutan Otis Dan Keraguan Nay
57
Kepastian
58
Keinginan Pertama
59
Ashley Dan Violetta Rivers
60
Sampai Bertemu Kembali
61
Pengorbanan Kai
62
Mendadak Menikah
63
Kisah Bahagia Alma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!