Keesokan harinya, Adelia, Lu Xiang serta adik-adiknya bersiap untuk pergi ke kota Cheng memakai kereta lembu paman Tang.
"Adelia, kau juga ingin ke kota?" Warga yang ikut menumpang kereta paman Tang menyapa Adelia.
"Ya tante Li. Lu Cheng dan Lu Shan belum pernah ke kota. Kami ingin melihat suasana kota" Jawab Adelia ramah.
Tatapan tante Li yang berwajah tirus itu berubah menjadi remeh. Ia melihat Adelia yang kampungan karena tidak pernah ke kota. "Sebaiknya jangan lama-lama di kota. Bagaimana kalau nanti Lu Cheng dan Lu Shan meminta ini dan itu. Kan kasihan kalau tidak dibelikan"
Raut wajah Adelia sedikit berubah namun ia tersenyum. "Lu Cheng dan Lu Shan adalah anak yang baik, mereka tau mana yang harus dibeli dan mana yang hanya cuma bisa dilihat. Aku dengar anak tante Li dua hari lalu menangis karena ingin dibelikan mainan. Apa tante Li membelinya?"
Seketika wajah tersenyum palsu tante Li menghilang, orang-orang yang hadir di sana menutup mulutnya tersenyum lucu ke arah tante Li membuat wanita 40 tahun itu mendengus gusar dan menjauh dari Adelia. Dalam hati ia memaki gadis kecil yang punya mulut licik itu.
Wajah Lu Xiang yang awalnya murung berubah lembut melihat raut wajah menang dan seringai licik istrinya. Ia menaikkan adik-adiknya ke kereta yang baru sampai dan mempersilahkan Adelia untuk duduk bagian dalam sebelum dirinya.
Adelia tersenyum lembut melihat Lu Xiang yang berdesakan dengan orang lain agar dapat memberi ruang yang nyaman untuknya.
Lu Shan memandang kesana kemari tampak begitu antusias tidak sabar ingin melihat keadaan kota yang ramai. Kereta itu berjalan pelan dan baru sampai hampir satu jam kemudian.
"Aku akan menunggu kalian berkumpul pada jam 3. Jangan sampai terlambat" Ucap paman Tang mengingatkan.
"Baik paman Tang"
Para warga masuk ke dalam kota yang ramai akan orang-orang yang berjualan ataupun orang yang ingin membeli apa yang mereka inginkan.
Adelia memegang tangan Lu Cheng sedangkan Lu Xiang menggendong Lu Shan agar tidak bertabrakan atau hilang di keramaian. Mereka pergi ke restoran Fuyuan yang selalu ramai dengan pelanggan.
"Selamat datang. Untuk berapa orang tuan" Seorang pelayan laki-laki menyapa ramah keluarga Lu Xiang tanpa memandang baju lusuh yang mereka pakai.
"Kami bukan ingin makan. Bisakah kami bertemu dengan manajer Xu? Katakan saja Lu Xiang ingin menjual sesuatu"
Pelayan laki-laki itu tertegun dan sesaat menilai penampilan Lu Xiang lalu menjadi ragu namun ia tetap mengangguk. "Tunggu sebentar"
Sesaat kemudian pelayan laki-laki itu kembali muncul dengan seorang laki-laki gemuk berjenggot.
"Oh Lu Xiang. Ada kau kemari? Apa kau ingin menjual buruan mu lagi?" Laki-laki paruh baya itu menyambut Lu Xiang dengan sedikit senyum namun tidak terlihat meremehkan.
"Paman Xu. Aku ingin menjual memperlihatkan sesuatu padamu"
Alis paman Xu terangkan naik. "Masuk lah, kita akan bicarakan di dalam".
Paman Xu menuntun Lu Xiang dan Adelia ke ruangan samping.
" Apa yang ingin kau perlihatkan?" Tanya paman Xu tidak ingin berbasa-basi basi.
"Boleh paman Xu ambilkan sendok dan mangkuk kecil?" Kali ini Adelia yang menjawab.
Paman Xu semakin penasaran. Ia mengisyaratkan pelayan untuk membawakan sendok dan mangkuk kecil.
Adelia membuka penutup wadah tempat coklat cair di simpan dan meletakkan dia sendok penuh ke dalam mangkuk kecil lalu menyodorkan kepada ke hadapan paman Xu.
"Apa ini?" Warna coklat tua dan gelap membuat Paman Xu mengernyit tidak suka.
"Ini adalah coklat. Paman Xu bisa mencicipinya"
Paman Xu melihat Adelia lalu Lu Xiang yang hanya diam membiarkan lalu mencicip coklat cair itu dengan perasaan ragu karena melihat warna coklat yang seperti tanah liat lalu sesaat kemudian matanya melebar.
"Ini sangat manis. Ini terbuat dari apa?!" Tanya paman Xu kaget.
Adelia hanya tersenyum simpul. "Apa paman Xu tertarik. Dari coklat ini paman Xu bisa membuat coklat panas atau beberapa minuman lainnya, aku bisa menjual resepnya jika paman Xu tertarik".
Paman Xu berubah serius lalu mengangguk setuju. Adelia pergi ke dapur membuat beberapa minuman yang terkenal di dunia modern yang terbuat dari bahan utama coklat seperti coklat panas dan coklat milkshake dengan whipped krim dan coklat diatasnya.
"Kau juga bisa melumuri coklat dengan puding atau kue paman" Adelia meletakkan coklat panas dan coklat milkshake untuk paman Xu coba.
Paman Xu takjub akan melihat tampilan coklat milkshake yang sangat menarik dan menggugah selera. Ia lalu menyendok whipped krim dan mencicipinya, cukup manis kemudian mencoba rasa coklat milkshake serta coklat panas. Pikirannya bergerak cepat, minuman coklat ini akan lebih maksimal jika di jual di ibu kota atau kota besar lainnya.
"Gadis kecil. Aku ingin bekerjasama denganmu tapi kau hanya bisa menjual coklat cair ini padaku" Paman Xu menyipitkan mata dan berwajah serius.
Adelia mengangguk setuju lalu menatap Lu Xiang penuh bangga yang dibalas dengan senyuman lembut.
"Berapa harga yang kau tawarkan untuk satu wadah coklat cair?"
Adelia berpikir sesaat dan melemparkan kembali pertanyaan itu ke paman Xu. "Menurut paman, berapa harga yang pantas untuk coklat? Paman harus tadi bahan utama dari coklat ini tidaklah manis, aku hanya menambah gula yang cukup banyak untuk membuatnya sangat manis dan kental".
Paman Xu semakin tertarik kepada Adelia, gadis itu sangat lihai menunjukkan poin penting tanpa memperlihatkan poin penting itu sendiri, ia pikir ia akan dapat mengetahui bahan dari coklat ini.
"Bagaimana dengan dua koin perak untuk satu wadah. Kau tau sendiri aku tidak bisa menjual mahal minuman ini disini"
"Tapi di ibukota belum tentu". Adelia tersenyum misterius.
Paman Xu tertawa keras. Gadis pintar.
"Baik paman. Aku menerima tawaran dua koin perak per wadah. Tapi paman Xu harus tau, coklat ini hanya bisa bertahan seminggu jika diletakkan di ruangan biasa namun bisa bertahan hingga enam bulan jika menyimpan dalam gudang es"
Paman Xu bernapas lega ketika mendengar ucapan terakhir Adelia. Keduanya pun membuat kontrak dengan beberapa poin ketentuan.
Adelia tidak terlalu bisa membaca huruf kuno yang lebih komplek daripada zaman modern yang sudah di sederhanakan, ia meminta bantuan Lu Xiang untuk membaca poin yang harus diikuti lalu menambah beberapa poin yang ia sangat kenal dalam membuat kontrak.
Baik paman Xu dan Lu Xiang tertegun, terlebih paman Xu. Ia mengira bahwa Adelia hanya gadis desa buta huruf yang berpikiran pendek dan naif namun dugaannya salah besar. Gadis itu bahkan lebih pandai dan lihai dari pebisnis lainnya, tidak terlihat seperti gadis yang tidak punya skill dan pengalaman apapun. Setelah menyesuaikan syarat yang harus diikuti, keduanya pun meninggalkan sidik jari serta tandatangan.
"Berapa banyak coklat yang kau bawa?" Paman Xu bertanya tidak sabar.
"Aku membawa 8 wadah".
Paman Xu membayar 22 koin perak kepada Adelia. "Selebihnya untuk resep yang kau berikan tadi".
Adelia berpikir sesaat, awalnya ia tidak mau memberitahu tentang buah coklat kepada paman Xu namun ia tau bahwa ia tidak bisa menghasilkan banyak coklat jika hanya mengandalkan hutan yang ada di desa Miao. Dengan bantuan paman Xu maka akan lebih mudah mengumpulkan buah coklat.
"Paman Xu. Sejujurnya coklat ini terbuat dari buah lonjong asam, di desa Miao tidak banyak pohon lonjong asam itu".
Mata paman Xu berkilat. Ia tau seperti apa buah lonjong asam itu namun tidak menyangka buah asam manis itu dapat menghasilkan coklat yang sangat nikmat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments